• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pergaulan Teman Sebaya

berpengaruh, artinya siswa mampu bergaul dan membangun persahabatan, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu menjalin kerjasama dan memiliki sikap empati; (2) pergaulan teman sebaya dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul memiliki hubungan yang saling berpengaruh, artinya siswa yang terampil dan berorientasi pada prestasi akademik; dan (3) kecerdasan emosional dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul memiliki hubungan yang saling berpengaruh, artinya siswa memiliki motivasi tinggi dalam belajar, keuletan, disiplin; dan (4) terdapat hubungan saling berpengaruh antara pergaulan teman sebaya dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar mata pelajaran IPS, artinya siswa mampu mengendalikan emosi dengan baik serta bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Kata kunci: Pergaulan Teman Sebaya, Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS

viii

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pergaulan Teman Sebaya dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa SMP

Negeri 2 Bantul”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta

pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terimakasih kepada:

1. Rektor Univeristas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1 di Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin melakukan penelitian sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam

menyelesaikan studi di Prodi Pendidikan IPS.

4. Bapak Sudrajat, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang berkenan

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga penulisan skripsi

x

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 10

1. Pergaulan Teman Sebaya ... 10

a. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya ... 10

b. Fungsi Pergaulan Teman Sebaya ... 13

c. Dampak Pergaulan Teman Sebaya ... 16

d. Bentuk-bentuk Kegiatan Pergaulan Teman Sebaya ... 19

2. Kecerdasan Emosional ... 21

a. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 21

b. Komponen Kecerdasan Emosional ... 23

c. Cirri-ciri Kecerdasan Emosional ... 26

3. Hasil Belajar MataPelajaran IPS ... 27

a. Pengertian Hasil Belajar... 27

b. Pengertian Mata Pelajaran IPS ... 30

c. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS ... 32

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 37

C. Kerangka pikir... 39

xi

1. Pergaulan Teman Sebaya ... 44

2. Kecerdasan Emosional ... 44

3. Hasil Belajar ... 45

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 46

F. Metode Pengumpulan Data ... 48

1. Angket ... 48

2. Dokumentasi ... 48

G. Instrumen Penelitian ... 49

H. Uji Coba Instrumen ... 51

1. Uji Validitas Instrumen ... 52

2. Uji Reliabilitas... 55

I. Teknik Analisis Data ... 57

1. Analisis Deskriptif ... 57

a. Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi ... 57

b. Tebel Distribusi Frekuensi ... 58

1) Menentukan Kelas Interval... 58

2) Menghitung Rentang Data ... 68

3) Menentukan Panjang Kelas ... 59

4) Histrogram ... 59

5) Tabel Kecenderungan Variabel ... 59

2. Uji Prasyaratan Analisis... 60

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Linearitas ... 60

c. Uji Multikolinearitas ... 61

3. Uji Hipotesis... 62

a. Analisis Korelasi Product Moment ... 62

b. Analisis Regresi Ganda ... 62

1) Koefisien Korelasi Ganda (R y.x1x2) ... 62

2) Mencari Persamaan Garis Regresi Dua Prediktor ... 63

3) Uji Keberartian Regresi Ganda ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65

a. Analisis Deskriptif ... 65

1) Variabel Pergaulan Teman Sebaya ... 66

2) Variabel Kecerdasan Emosional ... 72

3) Variabel Hasil Belajar ... 78

xii

2) Uji Hipotesis 2 ... 86

3) Uji Hipotesis 3 ... 87

4) Uji Hipotesis 4 ... 88

a) Pengujian Signifikansi Regresi Ganda ... 89

b) Koefisien Determinasi ... 90

B. Pembahasan ... 90

1. Hubungan antara Pergaulan Teman Sebaya dengan Kecerdasan Emosional Siswa SMP Negeri 2 Bantul ... 90

2. Hubungan antara Pergaulan Teman Sebaya dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa SMP Negeri 2 Bantul ... 92

3. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa SMP Negeri 2 Bantul ... 95

4. Hubungan antara Pergaulan Teman Sebaya dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa SMP Negeri 2 Bantul ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

xiii

Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban ... 50

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pergaulan Teman Sebaya ... 50

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional... 51

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Pergaulan Teman Sebaya ... 53

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Emosional ... 54

Tabel 7. Item Instrumen yang Digunakan Pada Penelitian ... 55

Tabel 8. Pedoman Interprestasi Nilai r ... 56

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas ... 57

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Pergaulan Teman Sebaya ... 67

Tabel 11. Distribusi Kategorisasi Variabel Pergaulan Teman Sebaya ... 71

Tabel 12. Persentase Indikator Pergaulan Teman Sebaya ... 71

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ... 73

Tabel 14. Distribusi Kategorisasi Variabel Kecerdasan Emosional ... 75

Tabel 15. Persentase Indikator Kecerdasan Emosional ... 77

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ... 79

Tabel 17. Distribusi Kategorisasi Variabel Hasil Belajar ... 81

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas ... 83

Tabel 19. Hasil Uji Linearitas ... 84

Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas ... 84

Tabel 21. Distribusi Silang Kategorisasi Pergaulan Teman Sebaya dengan Kecerdasan Emosional... 92

Tabel 22. Distribusi Silang Kategorisasi Pergaulan Teman Sebaya dengan Hasil Belajar ... 94

Tabel 23. Distribusi SilangLategorisasi Kecerdasan Emoosional dengan Hasi Belajar ... 96

xiv

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ... 41

Gambar 2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pergaulan Teman Sebaya ... 67

Gambar 3. Pie Chart Pergaulan Teman Sebaya ... 70

Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional ... 73

Gambar 5. Pie Chart Kecerdasan Emosional ... 76

Gambar 6. Diagram batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ... 79

xv

Lampiran 2. Instrumen Penelitian... 112

Lampiran 3. Pernyataan Validator Instrumen ... 116

Lampiran 4. Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen... 117

Lampiran 5. Rekapitulasi Data Penelitian ... 120

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Coba ... 139

Lampiran 7. Hasil Analisis Deskriptif ... 147

Lampiran 8. Draf Data Kategorisasi ... 148

Lampiran 9. Data Kategorisasi ... 150

Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas... 158

Lampiran 11. Hasil Uji Linearitas ... 159

Lampiran 12. Hasil Uji Multikolinearitas ... 163

Lampiran 13. Hasil Uji Hipotesis 1 ... 164

Lampiran 14. Hasil Uji Korelasi Product Moment ... 165

Lampiran 15. Hasil Uji Regresi Ganda ... 166

Lampiran 16. Dokumentasi ... 167

1

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi

diri manusia. Melalui pendidikan dapat menghasilkan generasi muda yang

berkualitas guna memajukan suatu bangsa. Maka dari itu kualitas

pendidikan harus ditingkatkan, guna mencetak generasi-generasi yang

bermutu. Menjadi suatu kewajiban pendidikan Nasional mencetak generasi

muda yang bermutu, seperti halnya yang dimuat dalam Undang-undang

SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan memiliki

fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan bangsa,

serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia berkahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

manusia yang demokratis serta bertanggung jawab (Republik Indonesia,

2003: 5-6).

Berbagai upaya dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan

Nasional sebagai upaya mencapai keberhasilan dalam proses pendidikan,

seperti pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, serta

perbaikan sarana dan prasarana. Namun hasilnya masih banyak

kesenjangan, dimana masih banyak sekolah yang tertinggal. Kebanyakan

sekolah yang tertinggal berada di perdesaan yang mayoritas sarana dan

prasarana masih seadanya. Hal ini berbeda dengan sekolah yang berada di

Kunci keberhasilan dalam proses pendidikan juga terletak pada

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di

sekolah merupakan kegiatan pokok dalam mencetak siswa yang

berpengetahuan. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila

siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran terdapat perubahan

yang sifatnya positif seperti bertambahnya pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diajarkan. Guna mengetahui berhasil atau tidaknya

kegiatan pembelajaran dan sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan perolehan hasil belajar

siswa.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa sangat beragam

karena untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal bukanlah suatu hal

yang mudah bagi sebagian siswa. Hal ini terjadi karena terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi yang kemudian berpengaruh terhadap besar

kecilnya hasil belajar siswa. Faktor meliputi faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah

satu fatkor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu

pergaulan teman sebaya.

Pergaulan teman sebaya menjadi sangat penting dalam perkebangan

anak karena dengan bergaul anak belajar untuk mengenai lingkungannya.

Lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Hurlock (1997: 252) mengemukakan bahwa pergaulan siswa bersama

pada aktivitas kelompok, seperti aktivitas untuk melakukan permainan

atau berkelompok. Interaksi yang terjalin dalam pergaulan teman sebaya

merupakan interaksi antar individu yang memiliki karakteristik yang sama,

seperti usia yang sama serta tujuan memiliki tujuan yang sama. Adanya

karakteristik yang sama dalam pergaulan menyebabkan munculnya

kelompok-kelompok dalam pergaulan anak. Siswa cenderung akan ditolak

dalam lingkungan pergaulan apabila minat serta tujuannya berbeda.

Ditolaknya dalam pergaulan akan menimbulkan perasaan kesepian, dan

kurang nyaman berada pada lingkungan pergaulan tersebut. Apabila siswa

mengalami peristiwa tersebut secara terus-menerus akan berpengaruh

terhadap perkembangan anak dan menurunnya hasil belajar.

Pergaulan teman sebaya dapat bersifat positif dan negatif. Santrock

(2007: 206) budaya pergaulan teman sebaya merupakan sebagian pengaruh

buruk yang melemahkan nilai dan kontrol dari orang tua. Hubungan

pergaulan teman sebaya dapat mengenalkan anak pada perilaku yang

menyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dari lingkungan

pergaulan begitu besar dalam perkembangan anak.

Dewasa ini terdapat beberapa kasus yang berkaitan dengan

pergaulan teman sebaya yaitu kenakalan remaja. Berdasarkan beberapa

sumber berita menginformasikan bahwa banyak terjadi kasus kenakalan

remaja di Yogya termasuk di Bantul. Seperti berita tentang “konvoi bawa senjata tajam, puluhan pelajar di Sleman di tangkap” (Sunartono: 2016) edisi 12 Juni 2016. Berdasarkan berita yang dimuat tersebut menjelaskan

bahwa puluhan anggota geng pelajar tingkat SMP ditangkap petugas

Polsek Sleman ketika akan melaksanakan tawuran di Dusun Temon,

Pedowoharjo, Sleman. Pelaku yang terlibat tawuran merupakan siswa dari

berbagai sekolah di Kota Yogya dan Bantul. Selain itu siswa yang terlibat

tawuran tidak sedikit yang membawa senjata tajam. Peristiwa tersebut

terjadi tidak lain merupakan pengaruh dari pergaulan yang kurang sehat.

Pergaulan yang tidak sehat selain menjerumuskan anak panda tindak

perilaku menyimpang dapat juga menurunkan kualitas pendidikan anak.

Anak yang terlibat dalam tindak kriminal biasanya tidak memprioritaskan

pendidikannya, mereka lebih sering membolos dan mengabaikan tugas

yang diberikan guru. Kebiasaan tersebut dapat menurunkan kualitas

belajarnya berkurang yang kemudian berdampak pada hasil belajar yang

rendah.

Lingkungan pergaulan bersifat positif dapat memberikan dapak

positifpula terhadap perilaku dan kualitas pendidikan anak. Seperti anak

yang bergaul dengan teman yang rajin belajar kemungkinan akan

termotivasi untuk belajar yang kemudian berdampak pada perolehan hasil

belajar yang meningkat. Crosnoe, dkk (Santrock, 2011: 404)

mengemukakan bahwa seorang siswa yang bergaul dengan teman yang

secara sosial terampil, mendukung, dan berorientasi pada prestasi

akademik maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Sekolah hedaknya dapat menciptakan lingkungan pergaulan yang sehat,

Agar siswa tidak mudah terpengaruh terhadap dampak negatif

pergaulan teman sebaya yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang

dan hasil belajar kurang maksimal maka diperlukan kecerdasan emosional

guna mengontrol emosi diri. Kecerdasan emosional merupakan salah satu

faktor internal yang layak diperhatikan yang berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Hal ini disebabkan karena ternyata kecerdasan emosional

memiliki peranan penting bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar

yang maksimal. Siswa dengan kecerdasan emosional tinggi mampu

memotivasi diri serta mengendalikan emosi, sehingga memiliki tanggung

jawab yang baik terhadap tugasnya. Siswa dengan kecerdasan emosional

tinggi cenderung lebih mampu menjalin kerjasama. Sehingga dapat dengan

mudah untuk bergaul dengan teman sebayanya.

Goleman (2000: 404) mengemukakan bahwa dengan kecerdasan

emosional yang cukup menjadikan siswa lebih bertanggung jawab, mampu

memusatkan perhatian pada tugas yang tengah dikerjakan, dan nilai-nilai

pada tes yang diperoleh meningkat. Sebaliknya siswa dengan kecerdasan

emosional rendah cenderung sulit mengontrol diri sehingga mudah

terbawa emosi, dan gampang menyerah. Hal inilah yang kemudian

menyebabkan terjadinya peristiwa dimana siswa mengabaikan tugas yang

diberikan oleh guru, terjadinya tindak kekerasan dikalangan pelajar serta

perilaku negatif lainnya yang kemudian berimbas pada menurunnya hasil

belajar siswa. Peran aspek kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

bahwa keberhasilan siswa dalam belajar ternyata lebih banyak ditentukan

oleh faktor-faktor emosi, antara lain daya tahan, keuletan, ketelitian,

disiplin, rasa tanggung jawab, kemampuan menjalani kerjasama, motivasi

yang tinggi serta beberapa dimensi emosional lainnya.

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 2 Bantul menununjukkan

bahwa pergaulan siswa SMP Negeri 2 Bantul merupakan pergaulan yang

kondusif untuk mendorong siswa berprestasi. Selain itu minat dan motivasi

belajar siswa tinggi, hal ini dapat dilihat dari prestasi SMP Negeri 2 Bantul

yang mendapat peringkat pertama sekabupaten Bantul dalam Ujian

Nasional tahun ajaran 2015/2016. Kontrol emosi siswa yang stabil, hal ini

terlihat dari tidak adanya tindak kriminalitas di sekolah, dan tidak adanya

tindak kekerasan atau tindak bullying, jikapun ada itu hanya sebagian

kecil. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP

Negeri 2 Bantul guna mengetahuai “Hubungan antara Pergaulan Teman

Sebaya dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Siswa SMP

Negeri 2 Bantul”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Pergaulan menyebabkan munculnya kelompok-kelompok

berdasarkan karakteristik dan faktor tertentu.

2. Meningkatnya angka kriminalitas pada anak akibat dari buruknya

3. Perilaku anak yang menyimpang

4. Membolos dan mengabaiakan tugas yang diberikan oleh guru.

5. Kontrol emosi anak rendah yang mengkibatkan anak gampang

menyerah dan terlibat dalam perkelahian.

6. Rendahnya hasil belajar akibat pergaulan yang tidak sehat dan emosi

yang tidak terkontrol.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian serta

agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih fokus, maka peneliti hanya

akan mengkaji pada masalah:

1. Munculnya kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik dan

faktor tertentu.

2. Meningkatnya angka kriminalitas pada anak akibat dari buruknya

kualitas pergaulan.

3. Kontrol emosi anak rendah yang mengkibatkan anak gampang

menyerah dan terlibat dalam perkelahian.

4. Rendahnya hasil belajar akibat pergaulan yang tidak sehat dan emosi

yang tidak terkontrol.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasaan masalah di atas, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Adakah hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan kecerdasan

2. Adakah hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan hasil

belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul?

3. Adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar

mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul?

4. Adakah hubungan antara pergaulan teman sebaya dan kecerdasan

emosional dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP

Negeri 2 Bantul?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan kecerdasan

emosional siswa SMP Negeri 2 Bantul.

2. Hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan hasil belajar mata

pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul.

3. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mata

pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul.

4. Hubungan antara pergaulan teman sebaya dan kecerdasan emosional

dengan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa SMP Negeri 2 Bantul.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian dapat menjadi referensi penelitian-penelitian

b. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran

mengenai hubungan pergaulan teman sebaya dan kecerdasan

emosional dengan hasil belajar IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian dapat memberikan gambaran pendidik

untuk memperhatikan hal-hal lain diluar kegiatan pembelajaran

yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa seperti pergaulan

teman sebaya dan kecerdasan emosional.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian dapat digunakan siswa sebagai bahan

evaluasi diri dalam bergaul dengan teman sebayanya serta

sebagai masukan agar lebih mampu mengelola emosi sehingga

siswa lebih mudah dalam menempatkan diri.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan

wawasan, serta pengetahuan yang berkaitan dengan pergaulan

10

1. Pergaulan Teman Sebaya

a. Pengertian Pergaulan Teman Sebaya

Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi

dengan individu satu dan individu lain disekitarnya, karena

manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Interaksi yang terjalin antara individu satu dengan individu lain

tersebut disebut sebagai pergaulan (Abdullah Idi, 2011: 83).

Pergaulan memegang peranan penting bagi manusia karena

melalui pergaulan manusia banyak belajar dari pengalaman baik

pengalaman pribadi maupun pengalaman yang dialami temannya.

Abdullah Idi (2011: 83) mengemukakan bahwa pergaulan

mempunyai manfaat yaitu: (1) memungkinkan terjadinya

pendidikan; (2) sebagai sarana untuk wawasan diri; (3)

menumbuhkan cita-cita; dan (4) memberikan pengaruh baik

ataupun buruk secara diam-diam. Guna menghindari pengaruh

negatif pergaulan bagi anak maka pergaulan anak perlu dikontrol.

Melalui pergaulan anak akan mendapat banyak teman. Teman

bagi anak sangatlah penting. Teman dijadikan anak sebagai

tempat untuk mencurahkan perasaannya, menjadi tempat anak

belajar menghargai orang lain, dan tempat untuk belajar bekerja

Papalia dkk (2009: 513-514) mengemukakan bahwa teman

merupakan seseorang yang mana anak merasa afeksi, nyaman

dengannya, suka melakukan hal-hal dengannya, serta dapat

berbagi perasaan dan rahasia dengannya. Definisi sebaya itu

sendiri adalah orang dengan tingkat usia dan kedewasaan yang

kira-kira sama (Santrock, 2007: 205). Kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan hubungan

pertemanan yang dilatar belakangi oleh kesamaan minat dan

tujuan, serta adanya rasa nyaman untuk melakukan kegiatan

bersama dan biasanya mereka memiliki tingkat usia dan

kedewasaan yang sama.

Pertemanan selain terjalin berdasarkan minat dan tujuan

yang sama, pertemanan di latar belakangi oleh kesamaan budaya,

serta keadaan ekonomi. Hal ini sejalan dengan pendapat Lusi

Nuryanti (2008: 68) yang mengemukakan bahwa teman adalah

sekelompok individu yang terdiri dari beberapa anak yang

memiliki kesamaan ras, asal etnis, dan status sosial ekonomi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hetrerington dan Parker

(Desmita, 2009: 145) yang mendefinisikan teman sebaya sebagai

semua orang yang memiliki kesamaan sosial atau yang memiliki

kesamaan ciri-ciri seperti kesamaan tingkat usia.

Hubungan pertemanan yang terjalin secara intens akan

memiliki kesamaan usia, hobi, status, minat, serta kabiasaan yang

sama. Selaras dengan pendapat Theodorson dan Theodorson (Abu

Ahmadi, 2007: 191) mengemukakan bahwa “Peer group. A primary group, that is, a close, intimate group, composed of members who have roughly equal status”. Pendapat lain dinyatakan pula oleh Moore (2001: 139) bahwa “the peer group consists of the other people of the same age who are seen as the correct people to judge our behavior against”.

Pendapat Moore (2001: 139) tersebut dapat dimaknai bahwa

kelompok teman sebaya merupakan kumpulan seseorang yang

memiliki kesamaan usia, dan hanya anggotannyalah yang

dipandang sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan berhak

menilai perilaku dari sesama anggota kelompok tersebut.

Berbagai pendapat tentang pergaulan teman sebaya maka dapat

disimpulkan bahwa pergaulan teman sebaya merupakan interaksi

yang terjalin antara individu satu dengan individu lain yang

memiliki kesamaan usia, kebiasaan, minat, dan status. Interaksi

tersebut kemudian dapat menciptakan kelompok-kelompok,

dimana sesama anggota kelompok memiliki tingkat kepercayaan

yang tinggi satu sama lain.

Definisi pergaulan teman sebaya tersebut masih sangat luas

maka pada penelitian ini hanya dibatasi pada pergaulan teman

sebaya dapat diartikan sebagai interaksi pergaulan dengan teman

yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti tingkat usia yang relatif

sama, lingkungan sekolah yang sama, serta mendapat materi

pembelajaran yang sama.

b. Fungsi Pergaulan Teman Sebaya

Kelompok sebaya kaitannya dengan pergaulan teman

sebaya berdasarkan pendapat M. Sahlan Syafei (2006: 66)

mempunyai fungsi penting yaitu: (1) sebagai tempat pengganti

keluarga; (2) sumber untuk mengembangkan kepercayaan kepada

diri sendiri; (3) sumber kekuasaan yang melahirkan standar

tingkah laku; (4) perlindungan dari paksaan orang dewasa; (5)

tempat untuk menjalankan sesuatu dan mencari pengalaman; serta

(6) model untuk pengembangan moral dan kesadaran.

Melalui hubungan pertemanan anak memperoleh banyak

pengalaman seperti menjadi tahu kebudayaan temannya, belajar

untuk mandiri dengan tidak bergantung pada orang tuanya,

belajar untuk menghargai orang lain, belajar untuk patuh terhadap

norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, selain itu

melalui hubungan pertemanan anak akan memperoleh beragam

informasi yang menarik. Selaras dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2007: 193-195) yaitu teman

sebagai tempat anak untuk belajar bergaul, tempat untuk

peran sosial, serta tempat untuk anak belajar patuh terhadap

aturan sosial yang berlaku.

Fungsi persahabatan kaitannya dengan pergaulan teman

sebaya dikemukakan pula oleh Gottman dan Parker (Agoes

Dariyo, 2008: 130-132), antara lain:

1) Pertemanan (companionship)

Teman dalam persahabatan berarti seseorang yang

selalu bersedia menyediakan dan mengorbankan diri dari

segi waktu, tenaga, dan mungkin saja biaya secara sukarela

demi kebaikan bersama, sehingga dimanapun dan kapanpun

Dokumen terkait