• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.6 Perhitungan Algoritma Profile Matching

Pada metode Profile Matching proses pertama yang dilakukan metode ini yaitu menentukan profile standar yang digunakan perusahaan dan menentukan aspek/kriteria yang digunakan perusahaan tersebut. Pada kasus ini antar aspek/kriteria sama seperti yang dilakukan pada metode AHP. Dalam metode ini terdapat 3 hal penting yaitu : penetuan aspek/kriteria karyawan dan penentuan standar profile perusahaan, penetuan bobot karyawan serta perankingan.

3.6.1. Penentuan Aspek/Kriteria Karyawan dan profile

Aspek/kriteria pada tabel 3.31 berikut merupakan hasil yang diperoleh dari perusahaan untuk menetukan perankingan karyawan/kurir yang akan direkrut.

Tabel 3.31 Tabel Data Aspek Karyawan

Nama PW KK Pend Kep PK

K0001 85 Ada Diploma 3 Baik ada

K0002 90 ada Sma/SLTA Baik Tidak

K0003 70 Tidak Sma/SLTA Sangat Baik Tidak

K0004 80 Ada Diploma 3 Baik Tidak

K0005 80 Ada Sma/SLTA kurang baik ada

Kemudian data pada tabel diatas dirubah kedalam bentuk range angka agar dapat dilakukan penentuan nilai GAP dan dapat bobot yang diperlukan. Dimana nilai 1….5

terbaik/maksimal dalam data karyawan tersebut. Berikut data aspek/kriteria yang disajikan pada tabel 3.32

Tabel 3.32 Tabel Data Aspek Karyawan Dalam angka

Karyawan PW KK Pend Kep PK

K0001 4 5 5 4 5

K0002 5 5 4 4 3

K0003 3 3 4 5 3

K0004 4 5 5 4 3

K0005 4 5 4 2 5

Kemudian setelah diperoleh data aspek karyawan maka langkah selanjutnya menetukan standar profile perusahaan yang dimana akan disajikan dalam tabel 3.33

Tabel 3.33 Tabel Standar Profile Perusahaan

Aspek PW KK Pend Kep PK

Profile 5 5 5 5 5

3.6.2.Penentuan Nilai GAP dan Pembobotan

Perhitungan ini dilakukan untuk mencari nilai bobot dari masing-masing aspek/kriteria, adapun rumus yang digunakan untuk melakukan pembobotan adalah sebagai berikut : profil yang telah dipilih (tabel 3.32) – profil pribadi (tabel 3.33). Seperti pada rumus berikut ini :

GAPpw = (Kpw1… Kpwn) - Ppw GAPkk = (Kkk1… Kkkn) – Pkk

GAPpend = (Kpend1… Kpendn) – Ppend GAPkep = (Kkep1… Kkepn) – Pkep GAPpk = (Kpk1… Kpkn) – Ppk Keterangan:

Kpw1 = Data karyawan 1 kriteria Penguasaan Wilayah Kkk1 = Data karyawan 1 kriteria Kepemilikan Kendaraan Kpend1 = Data karyawan 1 kriteria Pendidikan

Kkep1 = Data karyawan 1 kriteria Kepribadian Kpk1 = Data karyawan 1 kriteria Pengalaman Kerja

Ppw = Data profile Penguasaan wilayah Pkk = Data profile Kepemilikan Kendaraan Ppend = Data profile Pendidikan

Kkep = Data profile Kepribadian Ppk = Data profile Pengalaman kerja

Tabel 3.34 Tabel GAP Aspek Karyawan

Karyawan PW KK Pend Kep PK

K0001 4 5 5 4 5

K0002 5 5 4 4 3

K0003 3 3 4 5 3

K0004 4 5 5 4 3

K0005 4 5 4 2 5

Aspek PW KK Pend Kep PK

Profile 5 5 5 5 5 K0001 -1 0 0 -1 0 K0002 0 0 -1 -1 -2 K0003 -2 -2 -1 0 -2 K0004 -1 0 0 -1 -2 K0005 -1 0 -1 -3 0

Kemudian Setelah Memperoleh nilai GAP maka langkah selanjutnya di peroleh bobot berdasarkan ketentuan pada tabel bobot berikutini dan hasil pembototan masing masing aspek karyawan seperti pada tabel 3.35.

Tabel 3.35 Tabel Bobot Nilai

Selisih (Gap) Bobot Nilai Keterangan

0 6 Tidak ada Gap (kompetensi sesuai yang dibutuhkan)

1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1

tingkat/level

-1 5 Kompetensi individu kurang 1 tingkat/level

2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2

tingkat/level

-2 4 Kompetensi individu kurang 2 tingkat/level

3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3

-3 3 Kompetensi individu kurang 3 tingkat/level

4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4

tingkat/level

-4 2 Kompetensi individu kurang 4 tingkat/level

5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 59

tingkat/level

-5 1 Kompetensi individu kurang 5 tingkat/level

Tabel 3.36 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan

Aspek PW KK Pend Kep PK

K0001 5 6 6 6 6

K0002 6 6 5 5 4

K0003 4 4 5 6 4

K0004 5 6 6 5 4

K0005 5 6 5 6 6

3.6.3.Pengelompokan Core Factor, Secondary Factor dan Perankingan

Setelah dihitung nilai gap dan bobot gap untuk setiap aspek, maka setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor :

1. Untuk menghitung nilai Core Factor digunakan rumus : � �� =∑�� �����∑��

Dimana

NRC = Nilai rata-rata core factor tiap aspek NC = Jumlah total nilai core factor tiap aspek IC = Jumlah item tiap aspek

2. Untuk menghitung nilai Secondary Factor digunakan rumus :

Dimana

NSRF = Nilai rata-rata Secondary Factor tiap aspek NS = Jumlah total nilai Secondary Factor tiap aspek IC = Jumlah item tiap aspek

Nilai CF dan SF ditentukan berdasarkan besarnya pengaruh core dan secondary factor terhadap aspek perusahaan . Dalam hal ini persentase core terdiri dari aspek penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan dan diberi bobot 60%, sedangkan secondary terdiri dari aspek kepribadian dan pengalaman kerja dan diberi bobot 40%. Seperti yang terlihat pada tabel 3.33 berikut :

Tabel 3.37 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan

Karyawan Core Factor Karyawan Secondary Factor

K0001 5,67 K0001 5

K0002 5,67 K0002 5,5

K0003 4,33 K0003 5

K0004 5,67 K0004 5

K0005 5,33 K0005 4

Setelah didapat Nilai Core Factor dan Secondary factor langkah selanjutnya mencari nilai total yang juga hasil akhir dari perhitunga metode profile matching dan seperti pada tabel 3.38. yang diperoleh dari rumus:

Nilai TOTAL = 60%(CF) + 40%(SF)

Tabel 3.38 Tabel Hasil Perankingan Karyawan

Karyawan Perangkingan K0001 5,4 K0002 5,6 K0003 4,6 K0004 5,4 K0005 5,4

Dari tabel di atas sifat yang paling karyawan K0002 merupakan karyawan yang direkomendasikan dengan nilai 5,6.

3.7 Flow Chart

Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan pengembang untuk mengimplementasikan algoritma ke dalam bahasa pemrograman. Flowchart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam suatu program yang menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan suatu masalah. Flowchart yang akan dirancang terdiri dari flowchart metode profile matching dan Flowchart AHP (Analytical Hierarchy Process).

Mulai Selesai Login Admin Yes No - Data Karyawan Id nama Alamat Tempat lahir Tanggal lahir Alamat No Hp Data Kriteria : - Penguasaan Wilayah - Kepemilikan Kendaraan - Pendidikan - Kepribadian - Pengalaman Kerja Pilih Metode ranking

Metode AHP Metode PM

Hasil Perankingan AHP

Hasil Perangkingan PM

3.7.1 Flowchart Profile Matching

Algoritma Profile Matching dalam penelitian ini dimulai menentukan standar profile perusahaan dengan memasukkan nilainya. Kemudian nilai kriteria/aspek di inputkan dan dikurangkan dengan nilai standar profile perusahaan. Kemudian diperoleh nilai GAP dan untuk selanjutnya dilakukan pembobotan. Kemudian menjumlahkan nilai core factor dan secondary factor untuk memperoleh nilai hasil perankingan. Gambar 3.7 merupakan flowchart algoritma Profile Matching.

Mulai

GAP = Standar Kriteria Kurir –

Standar Profile Perusahaan

Pembobotan Kriteria Kurir

Nilai Total = Core Factor + Secondary Factor

Selesai Nilai kriteria/ aspek per kurir Standar Profile

Perusahaan

Nilai Total Tertinggi = Kurir Yang Direkomendasikan

3.7.2 Flowchart AHP (Analytical Hierarchy Process)

Penulis membagi algoritma AHP menjadi tiga flowchart yaitu : 1. Penentuan Prioritas Kriteria.

Menentukan kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam memilih kurir terbaik. Memasukkan nilai-nilai matriks tiap kriteria. Kemudian menjumlahkan elemen pada setiap kolom matriks kriteria. Normalisasi matriks kriteria n x n. Setelah dinormalkan mencari nilai prioritas dan lamda maksimum. Menguji konsistensi matriks berpasangan kriteria dan langkah terakhir menghitung rasio konsistensi. Jika nilai rasio konsistensi ≥ 0.1 (10%)

maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten maka pengisian nilai matriks berpasangan kriteria harus diulang. Jika nilai rasio konsistensi < 0.1 (10%) maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Flowchart penentuan prioritas kriteria dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Mulai

Banyak Kriteria n

Nilai Matrix Kriteria n x n

Jumlah Semua elemen kolom matrix kriteria

Normalisasi matrix kriteria n x n

Hitung Nilai Prioritas

Hitung α max Hitung CR CR < 0,1 Hitung α CI Matrix Kriteria Konsisten Selesai

Gambar 3.9 Flowchart Program Penentuan Prioritas Kriteria

2. Penentuan Prioritas Kurir Per Kriteria.

Menentukan Nilai perankingan perkuir dengan memasukkan nilai matriks kurir tiap kriteria. Kemudian menjumlahkan elemen pada setiap kolom matriks kurir tiap kriteria. Normalisasi matriks kurir n x n. Setelah dinormalkan mencari nilai prioritas dan lamda maksimum. Menguji konsistensi matriks berpasangan kurir tiap kriteria dan langkah terakhir menghitung rasio konsistensi. Jika nilai rasio

konsistensi ≥ 0.1 (10%) maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kurir tiap kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten maka pengisian nilai pada matriks berpasangan kurir tiap kriteria harus diulang. Jika

No

nilai rasio konsistensi < 0.1 (10%) maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kurir tiap kriteria yang diberikan konsisten. Flowchart penentuan prioritas kurir per kriteria dapat dilihat pada Gambar 3.9

Mulai

Banyak Kurir n

Nilai Matrix kurir n x n

Jumlah Semua elemen kolom matrix kurir

Normalisasi matrix kurir n x n

Hitung Nilai Prioritas

Hitung α max Hitung CR CR < 0,1 Hitung α CI Matrix Kurir Konsisten Selesai

Gambar 3.10 Flowchart Program Penentuan Prioritas Calon kurir

3. Penentuan Prioritas Global.

Dari hasil nilai prioritas tiap kriteria dan nilai prioritas per kurir dikalikan untuk menghasilkan nilai prioritas global. Kemudian bandingkan nilai prioritas global untuk nilai tertinggi yang akan menjadi kurir yang direkomendasikan. Flowchart penentuan prioritas global dapat dilihat pada Gambar 3.10.

No

Mulai

Nilai Prioritas per kriteria

Nilai Prioritas per kriteria dikali dengan Nilai Prioritas per kurir

Total Nilai Prioritas kriteria dan kurir

Nilai Prioritas Global

Nilai Tertinggi = kurir yang direkomendasikan

Selesai

Gambar 3.11 Flowchart Penentuan Nilai Prioritas Global

Dokumen terkait