BAB IV HASIL PENYELIDIKAN
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA BERDASARKAN METODE PENAMPANG
No Seam Cadangan Batubara (ton) SR Overburden (bcm)
Terbukti Tertambang 1 A 248,484.60 223,636.14 1:02,20 546,666.12 2 B 368,750.72 331,875.65 1:02,20 811,251.58 3 C 64,161.72 57,745.55 1:02,20 141,155.78 4 D 204,708.90 184,238.01 1:02,20 450,359.58 5 E 2,852,124.00 2,566,911.60 1:02,20 6,274,672.80 6 F 176,647.68 158,982.91 1:02,20 388,624.90 7 G 286,385.33 257,746.80 1:02,20 630,047.73 8 H 87,116.47 78,404.82 1:02,20 191,656.23 9 I 208,706.40 187,835.76 1:02,20 459,154.08 Total Cadangan 4,497,085.82 4,047,377.24 9,893,588.80
PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 11
4.7 Hidrogeologi, K3, dan lain Sebagainya.
Penelitian hidrogeologi bertujuan untuk mengidentifikasikan lapisan akuifer atau lapisan pembawa air tanah yang berpotensi mempengaruhi kegiatan penambangan. Analisis tentang hidrogeologi daerah tambang didasarkan data litologi, karakteristik batuan dan struktur geologi.
Berdasarkan penampang bor dan interpretasinya, litologi di wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera terdiri dari dua satuan batuan, yaitu batulempung dan batupasir. Posisi stratigrafi kedua lapisan batuan tersebut letaknya berselang-seling. Selain itu, kadang-kadang batupasir membentuk lensa-lensa yang berada pada lapisan claystone dan sebaliknya lensa-lensa claystone berada dalam batupasir.
Apabila susunan batuan yang berada pada tiap lubang bor dikorelasikan, maka kedudukan stratigrafi batupasir dan batulempung menjadi simpang siur. Kedudukan seam-seam batubara dapat terletak di dalam lapisan batulempung atau di dalam lapisan batupasir.
Penelitian hidrogeologi oleh PT. Benamakmur Selaras Sejahtera, meliputi :
• Penelitian kondisi air tanah tertekan & tidak tertekan pada sumur bor dan
sumur gali.
• Penyelidikan geolistrik untuk mengetahui konfigurasi akuifer.
• Uji pemompaan (pumping test) untuk mengetahui parameter akuifer.
• Pengukuran beberapa sifat fisik dan kimia air, seperti warna, rasa, DHL,
temperatur dan pH yang dilakukan di lapangan dan laboratorium.
1. Konfigurasi Sistim Akuifer
Secara umum sistim akuifer dibagi menjadi dua, yaitu sistim akuifer tak tertekan yang terdapat pada permukaan dan akuifer tertekan yang berada di bawah permukaan. Penelitian akuifer tak tertekan dilakukan pada sumur galian, sedangkan untuk akuifer tertekan dikerjakan pada lubang bor. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara uji pemompaan untuk mengetahui nilai parameter akuifer (permeabilitas). Pengujian yang dilakukan pada sumur galian dan lubang bor masing-masing menghasilkan angka permeabilitas sekitar 0,86 m³/hari dan 2,51 m³/hari.
LAPORAN EKSPLORASI 2016
PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 12
Untuk mengetahui kondisi lapisan-lapisan akuifer bawah permukaan, dilakukan pengukuran dengan cara geolistrik menggunakan metode Schlumberger. Hasil penyelidikan ini dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tahan jenis batuan dengan litologi akuifer bawah permukan. Keterkaitan antara tahanan jenis dan litologi tersebut dapat diperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
• Bagian atas memiliki tahanan jenis 7,87 – 1402,02 Ω m, yang
mengindikasikan lapisan batuan dibentuk oleh tanah penutup dan material lepas yang umumnya berukuran pasir sampai kerakal bercampur lempung. • Tahanan jenis batuan kurang dari 15,567 Ω m, ditafsirkan sebagai
batulempung yang mengandung batulanau, sisipan batulempung dan batubara.
• Tahanan jenis batuan antara 46,72 – 151,27 Ω m, ditafsirkan sebagai lapisan
batupasir yang mengandung sisipan batulempung, batulanau dan batubara. Berdasarkan hasil analisis sebaran litologi akuifer bawah permukaan tersebut diatas, maka sistim akuifer di wilayah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Sistem akuifer umumnya termasuk dalam akuifer tertekan (confined
aquifer) dan semi tertekan (semi confined aquifer) serta bagian lainnya berupa akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer).
2) Pembentuk akuifer tidak tertekan adalah lapisan batupasir lempungan yang
bersifat lepas sampai semi tertekan adalah batupasir dan batulanau pasiran.
2. Parameter Akuifer
Penelitian terhadap parameter akuifer merupakan upaya untuk mengetahui karakteristik hidraulik akuifer. Penilaian parameter akuifer ini didasarkan atas analisis data uji pemompaan yang dilakukan pada beberapa lokasi terpilih secara langsung di lapangan, baik terhadap sistim akuifer tidak tertekan maupung tertekan. Dalam pengujian ini pemompaan dilakukan dengan debit tetap sampai muka air tanah turun pada kedalaman tertentu, kemudian pemompaan dihentikan dan diukur pulihnya kembali muka air tanah dengan selang waktu tertentu sampai tercapai kedudukan muka air tanah statis (MAS) seperti semula. Data uji pemompaan yang diperoleh secara langsung di lapangan ini dianalisis dengan metode Bouwer-Rices yang dipandang paling sesuai untuk kondisi sumur berdiameter relatif besar.
PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 13 Uji pemompaan pada sumur bor (diameter 6 inchi) dengan sistim akuifer tertekan (berdasarkan data sumur bor dan geolistrik) dilakukan pada SMR 1. Berdasarkan hasil uji pemompaan, maka parameter akuifer pada sistim akuifer tak tertekan mempunyai nilai permeabilitas 0,86 m³/hari. Sedangkan pada sistim akuifer tak tertekan/semi tertekan diketahui nilainya rata-rata 2,51 m³.
3. Kualitas Air Tanah
Sifat kimia dan fisika air tanah daerah penelitian diketahui dari hasil pemeriksaan beberapa unsur kimia dan fisika tertentu dari air tanah secara langsung di lapangan, yakni meliputi warna, bau, rasa, daya hantar listrik (DHL), temperatur dan derajat keasaman (pH), kemudian dilakukan pengumpulan per conto dari sumur gali, sumur bor dan mata air di lokasi yang tertentu untuk keperluan analisis unsur kimia/fisika air tanah secara lengkap di laboratorium.
Sifat kimia dan fisika air tanah di daerah penyelidikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama menyangkut kondisi litologi dan lingkungannya, dimana air tanah tersebut berada, yaitu :
• Jenis litologi akuifer, tempat terakumulasinya air tanah.
• Kondisi batuan dan lingkungan lainnya, dimana pergerakan air tanah
berlangsung.
• Jarak dari daerah resapan, dimana pembentukan air tanah mulai berlangsung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan unsur kimia dan fisika air tanah dari sejumlah per conto yang dikumpulkan dari beberapa lokasi tertentu, analisis mengenai komposisi kimia/fisika air tanah serta mutu air tanah untuk keprluan air minum, baik berasal dari akuifer tidak tertekan, akuifer tertekan dan mata air.
4. Mutu Air Tanah Untuk Keperluan Air Minum
Penilaian mutu air tanah untuk air minum dilakukan dengan membandingkan hasil analisis kimia per conto air tanah di laboratorium dengan baku mutu air minum yang tertuang dalam bentuk Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.
LAPORAN EKSPLORASI 2016
PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 14
Hasil analisis air tanah ini dapat memenuhi standar untuk keperluan air minum. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tersebut sebaiknya penggunaan air minum harus direbus lebih dahulu.
Untuk menghidari terjadi hal-hal yang tidak di inginkan pada saat pelaksanaan kegiatan penyelidikan maka sebelum melaksanakan kegiatan management PT.Benamakmur Selaras Sejahtera terlebih dahulu mengadakan sosiallisasi kepada tokoh – tokoh pemuka masyarakat yang masuk didaerah penelitian,serta team lapangan mempersiap pengamanan perlengkapan kerja (helem,jas hujan,sepatu boat dan lain – lain).