• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Eksplorasi PT. Benamakmur Selara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Eksplorasi PT. Benamakmur Selara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DESA TENGKAPAK

KECAMATAN TANJUNG PALAS TIMUR KABUPATEN MALINAU

PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2016

(2)

Rencana Reklamasi Tahap Eksplorasi

PT. .Benamakmur Selaras Sejahtera

Kata Pengantar

ii

KATA PENGANTAR

PT. Benamakmur Selaras Sejahtera telah mendapatkan penyesuaian KP Eksplorasi

berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bulungan Nomor: 467.1/K-IV/540/2010 ( IUP

Eksplorasi tanggal 29 April 2010 seluas 3.544 Ha di wilayah Kecamatan Tanjung Selor,

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Penyusunan Laporan Eksplorasi ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor : 7 tahun 2014, 6 Maret 20014 dan didukung oleh

persyaratan lain, seperti Laporan : Kegiatan Eksplorasi dan Rencana Kerja dan Anggaran

Biaya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu dalam

penyusunan dokumen Rencana Reklamasi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga dokumen ini dapat tersusun tepat pada waktunya.

Harapan kami semoga laporan ini dapat diterima dan menjadi bahan pertimbangan bagi

instansi terkaituntuk selanjutnya bisa ditingkatkan menjadi IUP Operasi Produksi.

Bulungan, …………. 2016

PT. Benamakmur Selaras Sejahtera

(3)

DAFTAR GAMBAR

BAB II TATANAN GEOLOGI

2.1. Keadaan Geologi Regional ……… II – 1

2.1.1. Struktur Geologi ……….……….…….. II – 2

(4)

2.2. Keadaan Geologi Daerah Penyelidikan ……….. II – 5

2.2.1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan ………... II – 6

2.2.2. Struktur Geologi Daerah Penyelidikan ………. II – 6

2.3. Penyelidik dan Penyelidikan Terdahulu ……… II – 6

BAB III KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Sebelum Ke lapangan ……… III – 1

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Geologi ……….... IV – 1

4.1.1. Keadaan dan Penyebaran Seam Batubara ………. IV – 1

4.1.2. Kualitas Endapan Batubara ……… IV – 3

(5)

4.6. Estimasi Sumber Perhitungan Endapan Batubara ………. IV – 7

4.6.1. Sumberdaya Batubara ………... IV – 7

4.6.2. Cadangan Batubara ……… IV – 9

4.7. Hidrogeologi, K3 dan Lainnya ………. IV – 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan ……… V – 1

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I – 1 Lokasi Proyek dan Kesampaian Daerah ………..….……….……… I – 4

Gambar I – 2 Kenampakan Satuan Dataran (a) dan Satuan Perbukitan (b) ………. I – 6

Gambar I – 3 Kenampakan Satuan Perbukitan (a) dan Satuan Perbukitan Landai (b) …… I – 7

Gambar II – 1 Peta Geologi Regional Wilayah IUP PT. Buana Sarana Tama …………... II – 2

Gambar II – 2 Peta Fisiografi Cekungan Kalimantan (Nuey, et, al 1987) ………. II – 3

Gambar II – 3 Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan ……… II – 6

Gambar III – 1 Sumur Uji Dengan Kedalaman 1,6 M ……….. III – 4

Gambar III – 2 Kegiatan Pemboran di Wilayah IUP PT. BST ………. III – 5

Gambar IV – 1 Peta Lokasi Sebaran Batubara ……… IV – 3

Gambar IV – 2 Sampling Batubara PT. Benamakmur Selaras Sejahtera ………... IV – 4

Gambar IV – 3 Saluran Trapesium ……….... IV – 18

Gambar IV – 4 Saluran Segitiga ……… IV – 18

(7)

Tabel I – 3 Banyaknya Curah Hujan Menurut Bulan (2005-2009) ... I – 6

Tabel I – 4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi PT. BST ... I – 8

Tabel IV – 1 Data Singkapan Batubara ……… IV – 2

Tabel IV – 2 Hasil Analisa Conto Batubara ……….… IV – 4

Tabel IV – 3 Rekapitulasi Kegiatan Pemboran ……… IV – 6

Tabel IV – 4 Potensi Sumberdaya Batubara PT. Benamakmur Selaras Sejahtera ……… IV – 9

Tabel IV – 5 Perhitungan Cadangan Batubara Berdasarkan Metode Penampang ……… IV – 10

(8)

PT.

BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

BAB I

(9)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksplorasi Batubara telah banyak dilakukan di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir ini, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Batubara di Indonesia merupakan salah satu sumber energi andalan dan harapan utama sebagai sumber energi alternatif, mengingat endapan batubara tersedia cukup banyak terutama di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau Irian dan Pulau Jawa.

Cekungan Tarakan di Provinsi Kalimantan Utara merupakan salahsatu cekungan di Indonesia yang mempunyai potensi endapan batubara cukup potensial.Selama ini penyelidikan batubara yang telah dilakukan pihak pemerintah maupun swasta pada cekungan tersebut belum menghasilkan informasi batubara yang memadai dan terpadu. Oleh karena itu, pemerintah melalui Pusat Sumber Daya Geologi melakukan suatu program penyelidikan batubara bersistem pada Cekungan Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Daerah yang diselidiki adalah Daerah Tengkapak, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bulungan No.

467.1/K-IV/540/2010, PT. Benamakmur Selaras Sejahtera diberikan Izin Usaha Pertambangan eksplorasi Batubara yang ditetapkan pada tanggal 29 April 2010 dengan luas 3.544,740 Ha (Tiga Ribu Lima Ratus Empat Puluh Empat Koma Tujuh Ratus Empat Puluh) di daerah Desa Tengkapak, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

(10)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 2

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari eksplorasi batubara ini adalah untuk mengetahui luas sebaran di bawah permukaan tanah, jumlah lapisan batubara, jenis batuan, jumlah sumberdaya, dan sarana/infrastruktur yang sudah tersedia sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam perencanaan eksploitasi penambangan dan konstruksi desain tambang. Tujuannya adalah untuk membuat rencana kerja tambang yang sesuai dengan jumlah sumberdaya terukur batubara yang dapat dieksploitasi sehingga pada tahapan ini dapat membantu pembuatan master plan kawasan tambang yang efisien dan ekonomis serta ramah lingkungan.

1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan

Wilayah IUP Tahap Eksplorasi bahan galian batubara yang akan ditingkatkan ke tahap operasi produksi secara administratif terletak di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara. Lokasi daerah penyelidikan, secara geografis dibatasi oleh garis Bujur Timur 1170 25’ 53,5” di bagian Barat sampai

dengan 1170 31’ 47,6” di bagian Timur, serta garis Lintang Utara 20 49’ 43,7” pada

bagian Selatan sampai dengan 20 48’ 50,3” pada bagian Utara, dengan areal seluas

3.544,740 Ha.

TABEL I I - 1

Koordinat Geografis Pt. Benamakmur Selaras Sejahtera

1 117 25 53.5 2 49 43.7

(11)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 3

1.4 KESAMPAIAN DAERAH

Desa yang terdapat di dalam wilayah penyelidikan yang merupakan Wilayah Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, yaitu Desa Tengkapak dan sekitarnya

Lokasi Penyelidikan dapat dicapai dengan rute sebagai berikut :

• Dari Jakarta menggunakan pesawat terbang menuju Balikpapan selama ± 1

jam 55 menit penerbangan.

• dari Balikpapan dengan menggunakan pesawat terbang selama + 50 menit

menuju Tarakan.

• Dari Kota Tarakan dengan pesawat kecil menuju Kota Bulungan selama 25

menit.

• Dari Kota Bulungan dilanjutkan dengan perjalanan darat + 15 km dengan

kondisi jalan + 13 km beraspal dan sisanya pengerasan jalan dan tanah.

(12)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 4

1.5 Keadaan Lingkungan

Uraian tentang kondisi umum daerah kegiatan ekslorasi meliputi kondisi

sosial ekonomi, iklim dan curah hujan, flora dan fauna, serta tataguna lahan, adalah seperti berikut ini.

1.5.1.

Kondisi Sosial Ekonomi

Pada saat sekarang ini pengusahaan lahan pertanian di lokasi dekat aktifitas penambangan dilakukan masyarakat dengan motivasi untuk menguatkan kepemilikan dan penguasaan atas lahan tersebut. Apabila nanti lahan tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan penambangan batubara, maka penduduk akan memperoleh dana konpensasi.

Berdasarkan informasi langsung dari masyarakat di sekitar wilayah penyelidikan, nilai atau harga tanah dan sumberdaya alam lain sangat bervariasi tergantung dari posisi tanah dan kandungan lahan tersebut.

1.5.2

IKLIM

Daerah penyelidikan yang dekat dengan khatulistiwa mempunyai karakteristik iklim yang sedikit berbeda dengan daerah Indonesia pada umumnya, meskipun pada dasarnya terdiri atas dua musim, yakni musim hujan dan kemarau. Musim hujan terdiri dari musim hujan kecil yang jatuh pada bulan April – Mei dan Oktober – Nopember serta musim hujan besar yang jatuh antara bulan Januari – Maret dan Nopember – Desember. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara

26 – 33O C, dengan perbedaan temperatur siang dan malam kurang lebih 5O C.

(13)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 5

TABEL I - 2

BANYAKNYA HARI HUJAN MENURUT BULAN (2010-2015)

Th

Banyaknya Hari Hujan Per Bulan

Jml

BPS Kabupaten Bulungan, 2015

TABEL I-3

BANYAKNYA CURAH HUJAN MENURUT BULAN (2005-2015)

Th

Banyaknya Curah Hujan Per Bulan (mm)

Jml

BPS Kabupaten Bulungan, 2015

(14)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 6

1.5.3

MORFOLOGI

Daerah penyelidikan pada umumnya ditempati oleh satuan perbukitan bergelombang lemah hingga sedang dengan ketinggian berkisar 30 – 100 meter

di atas permukaan air laut. Kemiringan lereng berkisar 10O – 15O. Proses

geomorfologi yang bekerja adalah pelapukan dan erosi. Proses pelapukan berlangsung cukup intensif, hal ini ditandai dengan tebalnya top soil, sehingga batuan jarang dijumpai. Singkapan batuan hanya dapat ditemukan pada alur-alur sungai dan bukit yang telah mengalami proses erosi. Secara umum, morfologi ini disusun oleh batupasir, batupasir lepas dan batupasir kuarsa.

Aliran sungai di daerah penyelidikan mempunyai pola sub-dendritik, hal ini didukung oleh keadaan morfologi yang relatif rendah dengan batuan yang relatif homogen

Gambar 1.2.

(15)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 7

Gambar 1.3.

Kenampakan Satuan Perbukitan Bergelombang (a) dan Satuan Perbukitan Landai (b)

1.5.4

FLORA DAN FAUNA

Keadaan flora dan fauna di daerah penyelidikan sangat bervariasi namun dapat digolongkan dalam kelompok paleotropis yang umumnya dijumpai di Indonesia.

- Flora yang dijumpai di daerah penyelidikan antara lain : nipah, rumbia,

rumput-rumputan dan ilalang, rotan, karet, kelapa, petai, cempedak, kelapa sawit, nangka, rambutan dan durian.

- Sedangkan fauna yang dijumpai adalah : babi hutan, kijang, payau, biawak,

kura-kura sungai, monyet, ular, berbagai jenis burung, ikan sungai, itik,

ayam, kambing, sapi dan kerbau.

1.5.5

TATA GUNA LAHAN

Wilayah daerah penyelidikan yang mencakup bagian Wilayah Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur, secara umum masih merupakan kawasan non budidaya kehutanan.

(16)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 8

Kawasan non-budidaya berupa : ruang upaya konservasi, penelitian, rehabilitasi, obyek wisata lingkungan dan sejenisnya. Sedangkan kawasan budidaya adalah bentuk-bentuk pengaturan pemanfaatan ruang seperti eksploitasi pertambangan, kehutanan, pertanian dan kegiatan pembangunan permukiman, industri, pariwisata, perkebunan dan sebagainya.

Berdasarkan interpretasi, wilayah penyelidikan dulu tertutupi hutan primer, saat ini wilayah penyelidikan banyak ditumbuhi tanaman heterogen khas wilayah hutan dan semak belukar. Secara umum di wilayah penyelidikan terdapat tanaman ilalang, perdu dan akasia. Perkebunan berkembang, sehingga luas hutan yang tersisa semakin berkurang. Tanah pertanian hanya terbatas pada daerah yang berhubungan langsung dengan perkampungan. Sawah yang ditanami padi dan kebun sayuran terdapat di sepanjang lembah sungai.

I.6. Waktu

Pelaksanaan Kegiatan eksplorasi potensi batubara dari persiapan sampai pembuatan laporan berlangsung kurang lebih selama 4 (Empat) bulan seperti pada tabel 1.2 dibawah ini :

(17)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA i- 9

I.7 Metoda dan Peralatan

Metode yang digunakan dalam kegiata Eksplorasi adalah pemetaan geologi termasuk didalamnya pemetaan singkapan batubara,pembuatan sumur uji,pemboran dengan metode open hole dan coring serta pemetaan topografi.

Pemetaan geologi dilakukan dengan menggunakan peta geologi regional skala 1:50.000, sedangkan pemetaan seam batubara dilakukan dengan skala 1:10.000, dengan cara menelusuri alur-alur sungai, bukaan-bukaan jalan, bukit terpotong untuk mencari singkapan-singkapan batubara maupun singkapan batuan lainnya. Pengamatan dan pencatatan dilakukan pada semua singkapan batuan termasuk didalamnya pengukuran jurus dan kemiringan lapisan, ketebalan lapisan batubara yang dikoreksi terhadap kemiringannya

Peralatan yang dipergunakan dalam Kegiatan eksplorasiini terdiri dari :

- GPS 2 buah, kompas geologi 2 buah, palu geologi 2 buah, loupe 2 buah,

peta topografi skala 1 : 52.161 20 lembar, pita ukur 2 buah, tongkat Jacob’s 2 buah, kamera 2 buah dan peralatan tulis

- Jackro 175 ( 2 Unit )

- Alat penggali seperti : cangkul, linggis, blincong masing-masing 3 buah

- Parang, gergaji dan alat-alat potong masing-masing 3 buah

- Mobil Strada Triton 1 Unit

I.8 Pelaksana

Dalam melakukan kegiatan penyelidikan, melibatkan tenaga kerja terdiri atas :

(18)

PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

BAB II

(19)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 1

BAB II

TATANAN GEOLOGI

2.1

Keadaan Geologi Regional

Wilayah Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum PT.Benamakmur Selaras Sejahtera termasuk dalam Peta Geologi Regional Lembar Tanjung Redeb, skala 1 : 250.000 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (PPPG), tahun 1994.

Geologi Kalimantan pada umumnya adalah merupakan hasil interaksi lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik. Geologi di daerah ini biasanya didasari oleh batuan

Pra-Tersier dari kerak benua yang dikenal dengan Sundaland. Pada kala Paleosen

akhir atau Eosen. Awal terjadinya pemekaran besar-besaran di bagian timur

Sundaland yang menjadikan terbentuknya cekungan-cekungan Tersier di

Kalimantan.

Cekungan Kutai adalah merupakan cekungan Tersier yang terpenting di Kalimantan dan terkenal karena kaya akan minyak bumi dan batubaranya. Secara geografis cekungan ini di sebelah barat dibatasi oleh Tinggian Kuching dan di timur oleh Selat Makasar. Antara cekungan Kutai dan cekungan Tarakan di utara dibatasi oleh punggungan Mangkalihat. Sedangkan dengan cekungan Barito, Asam-asam dan Pasir di selatan dibatasi oleh pegunungan Meratus.

Namun dengan dilakukannya pemetaan geologi oleh Pusat Penelitian Geologi 1995, kerancuan mengenai satuan stratigrafi ini telah dapat diatasi dengan melakukan penyeragaman yang bisa diterima oleh pihak perusahaan minyak bumi, batubara dan perusahaan pertambangan lainnya. Dan berdasarkan pada Peta Geologi Lembar

Tanjung Redeb skala 1 : 250.000 oleh R.L. Situmorang dan G. Burhan, maka

(20)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 2

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Wilayah IUP PT.BST

2.1.1

Struktur Geologi

Struktur geologi yang terdapat di Lembar Tanjung Redeb adalah sinklin, antiklin, sesar mendatar dan sesar naik. Kegiatan tektonik di daerah ini dimulai sejak paleosen yang menghasilkan perlipatan yang sangat kuat pada batuan sedimen kelompok embaluh. Perlipatan tersebut memperlihatkan arah sumber hampir utara – selatan, yang diikuti oleh sesar naik yang searah dengan sumbu lipatan dan sesar mendatar mengiring (sinistral) dengan arah barat laut – tenggara. Sesar-sesar tersebut diantaranya mensesarkan batuan sekis paking dan batuan ultrabasa terhadap batuan Kelompok Embaluh.

(21)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 3

Gambar 2.2 Struktur Geologi Regional Kalimantan

2.1.2

Stratigrafi

Daerah penyelidikan secara regional merupakan bagian dari Cekungan Tarakan. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Tanjung Redeb skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penyelidikan Dan Pengembangan Geologi (1989), urutan stratigrafi dari yang termuda sampai ke yang tua adalah :

ALLUVIUM (Qa) : Lumpur, lanau, krikil, krakal dan gambut berwarna kelabu

sampai kehitaman ,tebalnya lebih dari 40 cm.

BATU GAMPING TRUMBU (Ql) : Trumbu, koral dan breksi koral berwarna putih

(22)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 4

FORMASI SAJAU (TQps) : Perselingan batulempung, batulanau, batupasir,

kolongmerat, disisipi lapisan batubara, mengandung moluska, kuarsit dan mika; menunjukkan struktur silang siur dan laminasi, lapisan batubara (20 – 40 cm). Berwarna hitam, coklat, tebal satuan batuan lebih kurang 775 m diendapkan dalam lingkungan fluviatil dan delta.

FORMASI SINJIN (Tps): Perselingan tuf,aglomerat,tufa lapili,lava andesit

prikosen,tuf terkersikkan,batu lempung tufaan dan kaolin,mengandung lignit,kuarsa,feldspar dan mineral hitam.Tebal satuan lebih kurang 500 m.

FORMASI DOMARING (Tmpd) : Batugamping terumbu, batugamping kapuran,

napal dan sisipan batubara muda diendapkan dalam lingkungan rawa litoral; tebalnya mencapai 1000 m.Umurnya Miosen Akhir – Pliosen.

FORMASI LABANAN : Perselingan kolongmerat aneka bahan,batu pasir,

batulanau, batulempung dan disisipi batugamping dan batubara (20 – 150 cm),berwana hitam, coklat, tebal satuan lebih kurang 450 m;diendapkan dalam lingkungan flufiatil .Umurnya Miosen Akhir – Pliosen.

FORMASI TABUL : Terdiri dari batu pasir, batulempung konglomerat dan sisipan

batubara mengandung Operculina sp., tebal satuan lebih kurang 1050 m satuan batuan merupakan endapan regresif delta. Umurnya miosen akhir.

FORMASI LATIH : batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan batubara

dibagian atas ,dan bersisipan serpih pasiran dan batu gamping dibagian bawah. Lapisan batubara (0.2 – 5.5 m) berwarna hitam, coklat, tebal satuan batuan lebih kurang 800 m, diendapkan dalam lingkungan delta, estuarin dan laut dangkal ; mengandung fosil antara lain pra orbulina glomerosa, praorbulina transitoria, umurnya miosen awal – miosen tengah.

BATUAN GUNUNG API JELAI : Breksi gunung api, batu pasir tufaan dan tuf

setempat bersisipan dengan batubara menunjukkan struktur lapisan bersusun dan silang- siur diterobos retas –retas batuan beku bersusunan andesit, tebal satuan batuan antara 100 dan 200 m.

FORMASI BIRANG : Perselingan napal, batu gamping, dan tuf dibagian atas, dan

(23)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 5

globigerinoides sacculifer, pra orbulina transitoria, uvegirina sp, dan cassidulina sp., kisaran umur oligo – miosen.

Gambar 2.3 Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan.

2.2

Keadaan Geologi daerah Penyelidikan

Di daerah penyelidikan Wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera, terdapat dua formasi, yaitu : Formasi Malinau (Tema) berumur Eosen – Miosen Awal terendapkan pada lingkungan darat. Formasi ini tertindih secara tidak selaras oleh Formasi Langap berdasarkan kedudukan stratigrafinya. Satuan ini terdiri atas

batulempung berbutir, graded bedding, mengandung kuarsa dan sedikit mineral

hitam, struktur sedimen silang siur (crossbedding), laminasi, dengan tebal lapisan sampai 5 meter. Formasi ini tersebar di seluruh daerah penyelidikan. Umumnya endapan batubara pada formasi ini ditemukan pada alur-alur sungai dimana aktifitas

erosi terjadi. Batubara umumnya berlapis baik dengan kemiringan antara 11O ampai

20O dengan arah jurus relatif dari Utara - Selatan.

(24)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA ii- 6

2.2.1

Stratigrafi Geologi Lokal

Stratigrafi dan litologi daerah penyelidikan diketahui berdasarkan hasil pemetaan geologi secara langsung di lapangan. Berdasarkan variasi dan ciri litologinya, maka litologi daerah penyelidikan dapat dikelompokan kedalam Formasi Sebakung,Formasi Dumaring,Formasi Sajau dan Alluvial.

Formasi Sajau (TQps) memiliki litologi yang terdiri dari :Perselingan batulempung,

batulanau, batupasir, kolongmerat, disisipi lapisan batubara, mengandung moluska, kuarsit dan mika; menunjukkan struktur silang siur dan laminasi, lapisan batubara (20 – 40 cm). Berwarna hitam, coklat, tebal satuan batuan lebih kurang 775 m diendapkan dalam lingkungan fluviatil dan delta. Formasi ini menempati 30 % daerah penyelidikan. Umumnya endapan batubara pada formasi ini ditemukan pada alur-alur sungai dimana aktifitas erosi terjadi di ketinggian > 90 m dpl.

Endapan batubara umumnya berlapis baik dengan kemiringan antara 11O sampai

15O dengan arah jurus relatif dari Barat laut - Tenggara.

2.2.2

Struktur Geologi Lokal

Pengamatan struktur geologi didasarkan pada kedudukan lapisan batuan dan morfologi daerah penyelidikan. Berdasarkan kedudukan lapisan batuan diketahui

bahwa di daerah penyelidikan pada umum jurus lapisan batuan, yaitu N 60O E

dengan arah kemiringan 11O. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah penyelidikan

tidak mempunyai struktur geologi

2.3

Penyelidik dan Penyelidikan Terdahulu

(25)
(26)

PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

BAB III

(27)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 1

BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1

Penyelidikan Sebelum Kelapangan

Kegiatan ini berupa persiapan sebelum ke lapangan yang meliputi studi literatur geologi daerah peninjauan dari peneliti terdahulu serta penyediaan peta topografi dengan skala 1 : 50.000 dan peta geologi regional daerah penyelidikan untuk kegiatan lapangan dengan skala 1 : 250.000.

3.2

Penyelidikan Lapangan

Tahap Kerja Lapangan dengan metode pemetaan permukaan (surface mapping)

Batubara yaitu dengan mengamati ciri-ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan

lapisan, ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga

dilakukan penelitian roof, floor, parting dan key bed untuk mengetahui pelamparan

batubara. Ketebalan batubara dapat diukur langsung dilapangan jika roof dan floor

diketahui, sedangkan yang tidak tersingkap semua dilakukan test pit dan trenching

untuk mengetahui roof dan floor serta ketebalannya. Survey dilakukan dengan

menyusuri aliran-aliran sungai dan jalan untuk mencari singkapan-singkapan batubara (outcrop).

Pemetaan Geologi permukaan juga dilakukan dengan tujuan mendapatkan variasi dan sebaran litologi serta struktur geologi. Data Geologi ini akan membantu dalam

penentuan seam dan korelasi singkapan batubara serta berguna dalam kegiatan

eksplorasi dan eksploitasi batubara di daerah ini selanjutnya.

Data hasil Eksplorasi diolah dan di evaluasi untuk mengetahui pola penyebaran

seam batubara, cadangan batubara yang selanjutnya dapat digunakan untuk

penentuan areal prospek (Prospecting Area) untuk permohonan atau usulan daerah

(28)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 2

3.2.1

Pemetaan Geologi

Pemetaan Geologi permukaan juga dilakukan dengan tujuan mendapatkan variasi dan sebaran litologi serta struktur geologi. Data Geologi ini akan membantu dalam

penentuan seam dan korelasi singkapan batubara serta berguna dalam kegiatan

eksplorasi dan eksploitasi batubara di daerahiniselanjutnya.

Data hasil Eksplorasi diolah dan di evaluasi untuk mengetahui pola penyebaran

seam batubara, cadanganbatubara yang selanjutnya dapat digunakan untuk

penentuan areal prospek (Prospecting Area) untuk permohon peningkatan usulan

daerah Kuasa Pertambangan (IUP) Izin Usaha Produksi.

Peta dasar yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah peta topografi skala 1 : 50.000 dari BAKOSURTANAL, sedang pengukuran posisi singkapan batubara, lokasi sumur uji / parit uji, dilakukan dengan alat ukur GPS.

Tujuan utama dari kegiatan pemetaan geologi adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan geologi/jumlah seam dan untuk menentukan titik pemboran. Semua singkapan yang ditemukan dideskripsi, khusus untuk singkapan batubara dideskripsi lebih detail yang meliputi kedudukan lapisan (jurus dan kemiringan lapisan), tebal sebenarnya, jenis roof dan floor, serta jenis parting. Peralatan yang dipergunakan dalam pemetaan geologi diantaranya

kompas geologi, palu geologi, GPS, roll meter, pita stasiun pengamatan, alat tulis dan peta dasar skala 1:10.000.

Selanjutnya untuk melakukan pengamatan terhadap singkapan batubara, kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Pengamatan sifat fisik batubara (warna, kilap, gores, kekerasan, cleat,

pengotor, tingkat pelapukan)

2. Pengamatan roof , floor , parting dan interburden batubara.

3. Pengukuran kedudukan lapisan batubara.

4. Pengukuran ketebalan batubara, roof, floor, parting dan interburden

batubara.

5. Pengukuran ketebalan pelapukan vertikal dan horizontal batubara.

(29)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 3

3.2.2

Penyelidikan Geokimia

Penyelidikan Geokima bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur kimia yang ada di daerah penyelidikan. Namun dalam hal ini penyelidikan Geokimia tidak dilakukan. Ini dikarenakan, pada tahap ini team eksplorasi lebih terfokus pada kegiatan pemetaan geologi dan pemetaan batubara.

3.2.3

Penyelidikan Geofisika

Penyelidikan yang dimaksudkan adalah penggunakan metode well logging untuk menentukan ketebelan lapisan batubara ,batas atas dan bawah serta membuat atau gambara umum mengenai urutan litologi batuan pada setiap lubang bor.Hasil penyelidikan well logging memberikan gambaran sangat jelas urutan litologi pada setiap lubang bor.

Kontras yang paling jelas untuk mendeteksi lapisan batubara terlihat dari hasil pengukuran logging gamma ray,maka metode ini harus diprioritaskan terlebih dalulu dalam pengukuran dilapangan.

Pada tahap penyelikan umum PT. Benamakmur Selaras Sejahtera, tidak melakukan penyelidikan geofisika (well logging) karena cukup full coring.

3.2.4

Pembuatan Sumur Uji dan Parit Uji

Pada beberapa lokasi singkapan batubara yang tertutup tanah akan dilakukan pembuatan sumur uji (test pit) atau parit uji (trenching). Pembuatan sumur uji dan parit uji dapat menggunakan alat berat atau dengan peralatan sederhana seperti cangkul, ganco, belincong, linggis dan ember.

(30)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 4

Sumur uji yang dibuat berukuran 1 m x 1 m dengan kedalama mencapai batubara > 1.6m .Lokasi pembuatan sumur uji dipilih yang tepat dan mewakili.Umumnya sumur uji dibuat tidak jauh dari lokasi singkapan dan di lokasi yang berlereng sehingga penggalian tidak terlalu dalam (Foto 3.1).

Foto 3.1 Sumur Uji dengan kedalam 1.5 M Belum tembus bottom

3.2.5

Pemboran

Tujuan utama pemboran adalah untuk mengetahui secara pasti ketebalan batubara, variasi ketebalan, jumlah lapisan batubara, dan urutan litologi yang ada di daerah penyelidikan. Perencanaan titik pemboran dilakukan berdasarkan data hasil pemetaan geologi lokal terutama pada posisi singkapan batubara sehingga dapat ditentukan jumlah dan penyebaran titik bor.

(31)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 5

Foto 3.2 Kegiatan Pemboran Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT.BSS

3.2.6

Penyelidikan Lain

(Hidrogeologi,K3,dan Lain Sebagainya)

Penelitian hidrogeologi bertujuan untuk mengidentifikasikan lapisan akuifer atau lapisan pembawa air tanah yang berpotensi mempengaruhi kegiatan penambangan. Analisis tentang hidrogeologi daerah tambang didasarkan data litologi, karakteristik batuan dan struktur geologi.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suata pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,dan manusia pada umumnya,hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

3.3

Penyelidikan Laboratorium

3.3.1

Analisa Kimia

(32)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 6

contoh batubara yang diambil dalam keadaan segar, kemudian dibungkus dengan plastik dengan perekat/lakban agar tidak terpengaruh udara luar. Berat contoh batubara diambil ± 5 kg, kemudian diberi label, nomor, kedalaman dan tanggal pengambilan.

Analisa contoh batubara yang diambil dilakukan pada laboratorium Surveyor CCI

Samarinda dengan beberapa parameter : Proximate (Moisture, Ash, Volatile Matter,

Fixed Carbon), TotalMoisture, Total Sulphur, Berat Jenis dan Calorivic Value

dalam kondisi udara kering (adb) dengan standard ASTM.

kualitas batubara yang dianalisis diantaranya :

- Total Moisture (% AR)

- Gross Caloric Value (Kcal/Kg ADB)

Seluruh parameter kualitas di atas merupakan parameter dasar untuk mengevaluasi sifat-sifat dan mutu batubara

3.3.2

Analisa Fisika

Uji sifat mekanik atau keteknikan diperlukan untuk mengetahui ketahanan tanah atau batuan di bawah tekanan statik atau dinamik. Untuk tekanan satu (1) dimensi

digunakan Uji Kuat Tekan atau Unconfined Compressive Strength. Untuk tekanan

dua (2) dimensi adalah Uji Geser Langsung dan untuk tekanan tiga (3) dimensi adalah Uji Triaxial. Untuk Uji Geser Langsung akan menghasilkan Nilai Kohesi (C) dan Sudut Geser Dalam (Ф).

3.4

Pengolahan Data

3.4.1

Pengolahan Data Geologi

(33)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iii- 7 menjadi pedoman dalam pemodelan tambang dan perhitungan estimasi dari segi ekonomi yang pada akhirnya akan menjadi suatu data kesatuan yang akan menjadi tolak ukur dalam perhitungan layak tidaknya untuk di tindak lanjuti.

3.4.2

Pengolahan Data Geofisika

(34)

PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

BAB IV

(35)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 1

BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

4.1

Geologi

4.1.1 Keadaan Dan Penyebaran Seam Batubara

Satuan batuan pembawa batubara (bearing formations) di wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera adalah Formasi Sajau (TQps). Penyebaran singkapan batubara tersebut di bagian barat wilayah IUP, yakni tersebar sepanjang sayapnya. Batubara pada bagian ini mempunyai penyebaran yang relatif menerus dengan arah jurus (strike) relatif Barat laut – Tenggara, sedangkan ketebalan lapisan batubaranya bervariasi, berkisar antara 1 – 7meter. Sudut kemiringan/dip

yang landai antara 9O - 12O dengan kemiringan ke arah Timur Laut, sehingga

diperkirakan cukup mudah untuk dilakukan penambangan nantinya.

Dari hasil temuan 13 singkapan di wilayah IUP tersebut, setelah dilakukan analisa mengenai karakteristik ketebalan, jurus dan kemiringannya serta interpretasi penyebarannya, maka dapat diperkirakan bahwa jumlah lapisan (seam) batubara di daerah ini sebanyak 7 (empat) seam, yaitu Seam 1, Seam 2, Seam 3,Seam 4,Seam 5,Seam 6 dan Sampai Seam 9.

Seam 1 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 2,5 meter, Seam 2 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 1 meter, Seam 3 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 1 meter, Seam 4 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 2,5, Seam 5 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 7, Seam 6 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 1,2 meter meter meter dan Seam 7 mempunyai ketebalan lapisan rata-rata 2,65 meter.

Seluruh temuan batubara memperlihatkan karakteristik yang hampir sama, yaitu :

o Berwarna hitam kecoklatan, kusam, berlembar/berlaminasi, lunak.

o Ketebalan lapisan batubara umumnya regular dan cukup konstan, penipisan

(36)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 2

pemancungan akibat proses erosi atau secara geologi akibat pengaruh channel.

TABEL IV - 1

(37)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 3

Gambar 4.1 Peta Lokasi Sebaran Batubara

4.1.2

Kualitas Endapan Batubara

Dari hasil pengamatan di lapangan pada beberapa singkapan batubara dan hasil dari pemboran dapat diketahui, bahwa karakteristik batubara pada seluruh blok yang ada pada wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera mempunyai karakteristik yang sama, yaitu : hitam kusam, berlembar/berlaminasi, keras, maka dapat disimpulkan bahwa batubara daerah penyelidikan merupakan batubara berkualitas lignite.

Analisa contoh batubara yang diambil dilakukan pada laboratorium Surveyor CCI

Samarinda dengan beberapa parameter : Proximate (Moisture, Ash, Volatile Matter,

Fixed Carbon), Total Moisture, Total Sulphur, Berat Jenis dan Calorivic Value

(38)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 4

TABEL IV -2

HASIL ANALISA CONTO BATUBARA

Melihat hasil di atas menunjukkan kalori berkisar antara 4600 – 5103 kcal/kg (adb) dengan kandungan sulfur berkisar dari 0,12 %.

(39)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 5

4.2

Geokimia

Pada tahap penyelidikan dikonsesi PT.Benamakmur Selaras Sejahtera tidak berkonsentari pada pemeniralan karena hanya mencari penyebaran batubara untuk meningkatkan proses tahap perizinan ketahap berikutnya.

4.3

Geofisika

Pada tahap penyelidikan diarea konsesi PT.Benamakmur Selaras Sejahtera tidak menggunaka metode geofisika yang membuat catatan rinci mengenai formasi geologi yang di tembus oleh lubang bor,sehingga data geothermal tidak dapat disajikan pada laporan akhir penyelidikan umum

4.4

Pemboran

Pemboran dilakukan untuk mengetahui kondisi dan posisi keberadaan batubara termasuk ketebalan, kedalaman dan penyebaran batubara secara horizontal dan

vertikal. Pemboran secara vertikal dilakukan dengan metode “touch coring”,

dimanapengambilan inti pemboran (core) hanya dilakukan pada lapisan batubara

sedangkan lapisan batuan lain dibor dengan sistem ‘open hole. Pengamatan batuan

dan batubara dilakukan berdasarkan jenis pecahan batuan “cutting” yang diangkut sirkulasi air pembilas pemboran yang ditampung di dalam bak-bak dan pada setiap

lapisan batubara dilakukan pemboran inti (coring).

Pengambilan data pemboran dilakukan sebagai berikut :

 Pengambilan data kedalaman pemboran dilakukan setiap saat pemboran

berlangsung, terutama pada saat perputaran mesin bor mengalami perubahan, yang menunjukkan perubahan litologi, juga pada saat air pembilas yang keluar dari lubang bor berkurang, menunjukkan adanya struktur geologi.

 Pendiskripsian batuan yang tertembus mata bor pada saat pemboran non

coring dilakukan dengan mendiskripsi cutting hasil pemboran. Sedang

(40)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 6

 Pemotretan inti bor, pengukuran ketebalan batubara, deskripsi variasi

litologi pengotor (parting) dilakukan terhadap conto batubara yang terambil saat pemboran coring.

Kegiatan pemboran yang telah dilakukan di wilayah IUP sebanyak 14 titik bor,

dimana koordinat lokasi dan kedalaman pemboran ditunjukkan pada di bawah ini. Seluruh titik bor (diberi kode DH-BSS) terletak di wilayah IUP, dimana jarak / spasi antara titik pemboran berkisar dari 100 meter hingga 300 meter.

TABEL IV-3

REKAPITULASI KEGIATAN PEMBORAN

4.5

Pemineralan

(41)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 7

4.6

Estimasi Perhitungan Endapan Batubara

Dalam perhitungan cadangan geologi batubara dihitung secara manual dengan

dasar klasifikasi standar dari USGS (United States of Geological Survey), sebagai

berikut:

4.6.1

Sumberdaya Batubara (Coal Resource)

Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi.

Klasifikasi Sumberdaya Batubara (Coal Resource) sebagai berikut :

Sumberdaya Tereka (Inferred Coal Resource) adalah sumberdaya

batubara yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Awal. Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap

Eksplorasi Pendahuluan. Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan

adalah :

- Daerah pengaruh yang digunakan adalah 500 – 1000 m dari

masing-masing titik bor dengan acuan dasar adalah garis sebaran (cropline) batubara.

- Ketebalan batubara sama untuk satu daerah pengaruh titik bor dan

dihitung sebagai potensi sumberdaya batubara. -

Sumberdaya Tertunjuk (Indicated Coal Resource) adalah sumberdaya

(42)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 8

Eksplorasi Pendahuluan. Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan

adalah :

- Daerah pengaruh yang digunakan adalah 250 – 500 m dari

masing-masing titik bor dengan acuan dasar adalah garis sebaran (cropline) batubara.

- Ketebalan batubara dianggap sama untuk satu daerah pengaruh titik bor

dan dihitung sebagai potensi sumberdaya batubara. -

Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resource) adalah

sumberdaya batubara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci. Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan adalah :

- Daerah pengaruh yang digunakan adalah 0 - 250 m dari masing-masing

titik bor dengan acuan dasar adalah garis sebaran (cropline) batubara.

- Ketebalan batubara dianggap sama untuk satu daerah pengaruh titik bor

dan dihitung sebagai potensi sumberdaya batubara.

Untuk perhitungan sumberdaya batubara, data-data yang digunakan sebagai acuan adalah :

 Peta singkapan batubara (outcrops mapping)

 Data-data ketebalan batubara pada hasil pemboran yang telah dilakukan.

 Survey Topografi daerah penyelidikan.

 Peta daerah pengaruh masing-masing titik bor.

Lapisan batubara yang digunakan untuk perhitungan sumberdaya adalah batubara yang mempunyai ketebalan > 0.2 meter.

Sumberdaya batubara dihitung dengan menggunakan rumus :

Tonnage = Ts x L X S x R

Dimana :

• Ts = Ketebalan semu rata-rata batubara,

(43)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 9

• S = Densitas batubara (1,3 ton/m3)

• R = Recovery (90%, geological losses 10 %)

Jumlah sumberdaya batubara setiap blok ada dalam Tabel di bawah ini :

TABEL IV-4

POTENSI SUMBERDAYA BATUBARA PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

4.6.2

Cadangan Batubara (Coal Reserve)

Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas dan kualitasnya yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.

Beberapa pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Ketebalan batubara didasarkan pada ketebalan lubang bor pada daerah

pengaruh dengan metode poligon,

 Batubara yang dihitung adalah batubara Seam 1, Seam 2, Seam 3, sampai

Seam 9, serta mempunyai ketebalan ≥ 0,20 m,

 Batubara yang dihitung hanya pada daerah dengan klasifikasi sumberdaya

measured.

 Kemiringan lapisan (untuk penentuan true thickness) yang digunakan

adalah 10° - 21°, sesuai dengan kemiringan lapisan batubara.

 Perhitungan cadangan tertambang berdasarkan batasan dari kajian

(44)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 10

1. Cadangan Terbukti

Metode perhitungan yang digunakan adalah metode penampang, yaitu penentuan luas overburden dan batubara dilakukan pada masing-masing penampang. Cadangan batubara terbukti di wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera

adalah sebesar 4.497.085,82 ton. Besarnya cadangan batubara terbukti pada

masing-masing seam dapat dilihat pada Tabel III- 21 di bawah ini.

2. Cadangan Tertambang

Metode perhitungan yang digunakan adalah metode penampang, yaitu penentuan luas overburden dan batubara dilakukan pada masing-masing penampang.

Cadangan batubara tertambang sebesar 4,047,377.24 ton dan volume tanah penutup

yang akan digali dan dipindahkan sebesar 9,893,588.80 bcm, sehingga nilai

Stripping Ratio sebesar 2,20: 1

TABEL IV-5

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA BERDASARKAN METODE PENAMPANG

(45)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 11

4.7 Hidrogeologi, K3, dan lain Sebagainya.

Penelitian hidrogeologi bertujuan untuk mengidentifikasikan lapisan akuifer atau lapisan pembawa air tanah yang berpotensi mempengaruhi kegiatan penambangan. Analisis tentang hidrogeologi daerah tambang didasarkan data litologi, karakteristik batuan dan struktur geologi.

Berdasarkan penampang bor dan interpretasinya, litologi di wilayah IUP PT. Benamakmur Selaras Sejahtera terdiri dari dua satuan batuan, yaitu batulempung dan batupasir. Posisi stratigrafi kedua lapisan batuan tersebut letaknya berselang-seling. Selain itu, kadang-kadang batupasir membentuk lensa-lensa yang berada pada lapisan claystone dan sebaliknya lensa-lensa claystone berada dalam batupasir.

Apabila susunan batuan yang berada pada tiap lubang bor dikorelasikan, maka kedudukan stratigrafi batupasir dan batulempung menjadi simpang siur. Kedudukan seam-seam batubara dapat terletak di dalam lapisan batulempung atau di dalam lapisan batupasir.

Penelitian hidrogeologi oleh PT. Benamakmur Selaras Sejahtera, meliputi :

• Penelitian kondisi air tanah tertekan & tidak tertekan pada sumur bor dan

sumur gali.

• Penyelidikan geolistrik untuk mengetahui konfigurasi akuifer.

• Uji pemompaan (pumping test) untuk mengetahui parameter akuifer.

• Pengukuran beberapa sifat fisik dan kimia air, seperti warna, rasa, DHL,

temperatur dan pH yang dilakukan di lapangan dan laboratorium.

1. Konfigurasi Sistim Akuifer

(46)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 12

Untuk mengetahui kondisi lapisan-lapisan akuifer bawah permukaan, dilakukan pengukuran dengan cara geolistrik menggunakan metode Schlumberger. Hasil penyelidikan ini dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tahan jenis batuan dengan litologi akuifer bawah permukan. Keterkaitan antara tahanan jenis dan litologi tersebut dapat diperlihatkan hal-hal sebagai berikut :

• Bagian atas memiliki tahanan jenis 7,87 – 1402,02 Ω m, yang

mengindikasikan lapisan batuan dibentuk oleh tanah penutup dan material lepas yang umumnya berukuran pasir sampai kerakal bercampur lempung. • Tahanan jenis batuan kurang dari 15,567 Ω m, ditafsirkan sebagai

batulempung yang mengandung batulanau, sisipan batulempung dan batubara.

• Tahanan jenis batuan antara 46,72 – 151,27 Ω m, ditafsirkan sebagai lapisan

batupasir yang mengandung sisipan batulempung, batulanau dan batubara.

Berdasarkan hasil analisis sebaran litologi akuifer bawah permukaan tersebut diatas, maka sistim akuifer di wilayah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Sistem akuifer umumnya termasuk dalam akuifer tertekan (confined

aquifer) dan semi tertekan (semi confined aquifer) serta bagian lainnya berupa akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer).

2) Pembentuk akuifer tidak tertekan adalah lapisan batupasir lempungan yang

bersifat lepas sampai semi tertekan adalah batupasir dan batulanau pasiran.

2. Parameter Akuifer

Penelitian terhadap parameter akuifer merupakan upaya untuk mengetahui karakteristik hidraulik akuifer. Penilaian parameter akuifer ini didasarkan atas analisis data uji pemompaan yang dilakukan pada beberapa lokasi terpilih secara langsung di lapangan, baik terhadap sistim akuifer tidak tertekan maupung tertekan.

(47)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 13 Uji pemompaan pada sumur bor (diameter 6 inchi) dengan sistim akuifer tertekan (berdasarkan data sumur bor dan geolistrik) dilakukan pada SMR 1. Berdasarkan hasil uji pemompaan, maka parameter akuifer pada sistim akuifer tak tertekan mempunyai nilai permeabilitas 0,86 m³/hari. Sedangkan pada sistim akuifer tak tertekan/semi tertekan diketahui nilainya rata-rata 2,51 m³.

3. Kualitas Air Tanah

Sifat kimia dan fisika air tanah daerah penelitian diketahui dari hasil pemeriksaan beberapa unsur kimia dan fisika tertentu dari air tanah secara langsung di lapangan, yakni meliputi warna, bau, rasa, daya hantar listrik (DHL), temperatur dan derajat keasaman (pH), kemudian dilakukan pengumpulan per conto dari sumur gali, sumur bor dan mata air di lokasi yang tertentu untuk keperluan analisis unsur kimia/fisika air tanah secara lengkap di laboratorium.

Sifat kimia dan fisika air tanah di daerah penyelidikan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama menyangkut kondisi litologi dan lingkungannya, dimana air tanah tersebut berada, yaitu :

• Jenis litologi akuifer, tempat terakumulasinya air tanah.

• Kondisi batuan dan lingkungan lainnya, dimana pergerakan air tanah

berlangsung.

• Jarak dari daerah resapan, dimana pembentukan air tanah mulai berlangsung.

Berdasarkan hasil pemeriksaan unsur kimia dan fisika air tanah dari sejumlah per conto yang dikumpulkan dari beberapa lokasi tertentu, analisis mengenai komposisi kimia/fisika air tanah serta mutu air tanah untuk keprluan air minum, baik berasal dari akuifer tidak tertekan, akuifer tertekan dan mata air.

4. Mutu Air Tanah Untuk Keperluan Air Minum

(48)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 14

Hasil analisis air tanah ini dapat memenuhi standar untuk keperluan air minum. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tersebut sebaiknya penggunaan air minum harus direbus lebih dahulu.

Untuk menghidari terjadi hal-hal yang tidak di inginkan pada saat pelaksanaan kegiatan penyelidikan maka sebelum melaksanakan kegiatan management PT.Benamakmur Selaras Sejahtera terlebih dahulu mengadakan sosiallisasi kepada tokoh – tokoh pemuka masyarakat yang masuk didaerah penelitian,serta team lapangan mempersiap pengamanan perlengkapan kerja (helem,jas hujan,sepatu boat dan lain – lain).

Hidrologi

Penyaliran Tambang

Bentuk umum dari bukaan tambang adalah berupa cekungan (pit), maka operasi penambangan akan selalu dihadapkan pada masalah air. Air tersebut dapat berupa air tanah, air sungai maupun air hujan. Jika daerah penambangan tergenang air, maka alat-alat akan sulit beroperasi dengan baik. Kemantapan lereng pun akan terganggu bila lereng selalu dalam keadaan basah. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu sistim penyaliran yang baik.

Berdasarkan kajian hidrogeologi diketahui bahwa air tanah tidak akan mempengaruhi daerah penambangan. Air dari aliran sungai akan ditangani dengan cara mengalihkan aliran yang mungkin masuk ke tambang ke lokasi lain yang lebih rendah.

Masalah air hujan ditangani dengan dua cara, yaitu :

1). Air hujan yang jatuh di luar pit diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalir ke dalam pit dengan membuat paritan/saluran di sekeliling pit atau di lereng pit untuk mengalirkan air tersebut ke daerah lain yang lebih rendah.

2). Air yang jatuh ke dalam pit akan ditangani dengan menggunakan sistim

penyaliran open sump. Ini adalah suatu metode penyaliran dengan cara

(49)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 15 Sistim penyaliran open sump ini dilakukan dengan cara membuat paritan di dekat kaki jenjang (toe) untuk mengalirkan air menuju ke sumuran serta mencegah genangan air di daerah jenjang. Paritan-paritan ini merupakan paritan yang bersifat sementara yang akan berubah kedudukannya sesuai dengan kemajuan tambang. Sumuran berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara sebelum dipompa ke luar daerah tambang. Agar daerah penggalian tidak tergenang air maka elevasi sumuran dibuat lebih rendah dari elevasi daerah penggalian, sehingga semua air akan mengalir ke dalam sumuran. Untuk menjaga agar tidak terjadi genangan air pada lereng (yang dapat menyebabkan terganggunya kemantapan lereng), maka lantai jenjang dibuat miring dan pada sisi jenjang dibuat paritan. Paritan ini akan mengalirkan air langsung ke luar daerah tambang. Air yang tidak mungkin dialirkan langsung keluar daerah tambang akan dialirkan ke sumuran yang terdapat pada lantai tambang. Selanjutnya air akan dipompa ke luar pit kemudian diendapkan dalam kolam pengendap yang ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu, sebelum dialirkan ke sungai-sungai di sekitar daerah tambang.

a). Rancangan Penyaliran

Penanganan terhadap air yang masuk ke dalam tambang dilakukan dengan membuat beberapa saluran penyaliran di beberapa tempat. Saluran penyaliran yang direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Saluran penyaliran di sekeliling tambang

Saluran penyaliran ini berfungsi untuk mencegah air yang berasal dari luar tambang masuk ke dalam tambang. Dalam pembuatan saluran ini perlu diperhatikan keadaan topografi sekitar tambang, sehingga dapat ditentukan daerah tangkapan hujan secara tepat.

2. Saluran penyaliran di atas jenjang

Saluran penyaliran ini berfungsi untuk mengalirkan air yang berada di atas jenjang menuju lantai tambang, sehingga tidak terjadi genangan air di atas jenjang yang dapat mempengaruhi kemantapan lereng.

(50)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 16

tambang dan memompakannya ke luar. Didalam pembuatan saluran-saluran tersebut, maka hal-hal yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengalirkan debit yang direncanakan.

2. Kecepatan air sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan terjadinya

pendangkalan di dalam saluran.

3. Kemudahan dalam pembuatan saluran tersebut dengan menggunakan peralatan

tambang konvensional yang ada.

Dalam menentukan dimensi saluran maka digunakan rumus Manning sebagai berikut :

N = koefisien Manning, yang menunjukkan kekasaran dinding saluran.

Koefisien kekasaran Manning yang digunakan dalam perhitungan adalah sebesar 0,02 – 0,03.

Untuk rancangan penyaliran ini digunakan dua macam penampang, yaitu :

a. Penampang trapesium, dengan kemiringan sisi 70°, dengan dimensi

(51)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 17

kemiringan sisi = Z = 0,577

lebar dasar = B = 1,74 h

luas penampang basah = L = 2,317 h²

jari-jari hidraulik = R = 0,5 h

Penampang ini adalah untuk saluran-saluran yang berumur relatif panjang, seperti saluran di sekeliling tambang. Berdasarkan perhitungan debit air, maka kedalaman saluran berkisar antara 0,56 sampai 0,86 m.

b. Penampang segitiga, khususnya untuk saluran diatas jenjang

Dimensi untuk penampang segitiga adalah sebagai berikut :

• Sudut tengah = 90°

Berdasarkan hasil perhitungan debit air, maka kedalaman saluran berkisar antara 0,36 sampai 0,56 m.

(52)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 18

Gambar 4.3 Saluran Trapesium

Gambar 4.4 Saluran Segitiga SALURAN TRAPESI UM

h = KedalamanSaluran

Z = Kemiringan

B = Lebar Dasar Saluran

Penampang Trapesium dengan kemiringan sisi 70 dengan dimensi sebenarnya sbb :

- Kemiringan sisi (Z) = 0,577

SALURAN SEGI TI GA

h = KedalamanSaluran

Sudut tengah = 90o

L = h2

L = Luas penampang basah (m2)

P = Keliling basah (m)

(53)

PT.BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA iV- 19

TABEL IV-6

DEBIT LIMPASAN DAN DIMENSI SALURAN PENIRISAN OPEN PIT

PIT SALURAN

DATA-DATA DIMENSI SALURAN

A

(54)

PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

BAB V

(55)

PT.BUANA SARANA TAMA V- 1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Secara umum pada hasil penelitian di wilayah konsesi PT. Benamakmur Selaras Sejahtera di daerah Desa Tengkapak dan sekitarnya, Kecamatan Tanjung Palas timur, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Utara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Secara geomorfologi daerah ini merupakan perbukitan bergelombang rendah

sampai gelombang sedang dengan control litologi batulempung, batulanau, batupasir kuarsa dan batupasir kuarsa lepas-lepas.

2) Kandungan batubara hampir seluruhnya terdapat di Formasi Sajau dengan

terdapat 6 seam dengan ketebalan bevariasi.

3) Cadangan tertambang total dari berbagai klasifikasi cadangan Vertikal Ratio 1

: 2,2 sebesar 4,047,377.24 MT.

4) Secara Umum mempunyai kualitas antara 5359- 4894 kkal/kg dengan Kelas

lignite coal.

V.2 Saran-saran

Dalam rencana pengembangan wilayah, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

1) Kondisi Batubara, meliputi tebal batubara, kualitas batubara dan ada tidaknya

parting.

2) Kondisi Topografi sebagai overburden yang menutupi lapisan batubara.

3) Kondisi Kontrol Struktur meliputi posisi strike, dip dan struktur batuan lain.

4) Kondisi litologi bagian atas/penutup batubara, batupasir lepas-lepas atau

batulempung

5) Kondisi kemudahan pengembangan, yaitu jalan penghubung, pembebasan

(56)

LAPORAN EKSPLORASI

2016

PT.BUANA SARANA TAMA V- 2

Untuk menunjang rencana pengembangan tersebut perlu adanya beberapa tahapan Eksplorasi Detail yakni sebagai berikut:

1) Pemboran Detail pada daerah yang dianggap prospek.

2) Pada pemboran tersebut ditujukan pula untuk analisa kualitas batubara secara

(57)

PT.

BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

LAMPIRAN

(58)

PT. BENAMAKMUR SELARAS SEJAHTERA

Jl. Cempedak RT 96 No. 43

Tanjung Selor

Kabupaten Bulungan – Kalimantan Utara

LAMPIRAN

Gambar

TABEL II - 1
Gambar 1.1 Lokasi Proyek dan Kesampaian Daerah
TABEL I - 2
Gambar 1.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan diawali dengan menghitung sumberdaya batubara guna mendapatkan cadangan yang diinginkan, berdasarkan bentuk lapisan yang berhasil didata melalui

Dari hasil penyelidikan lapangan di kedua blok yaitu Blok Sago - Lumpo dan Kayu Aro tidak bisa dilakukan perhitungan sumberdaya batubara, mengingat batubaranya

Empanang merupakan Batuan terobosan Sintang, dengan luas sebaran 1.200 ha dengan ketinggian 75 m didapat sumberdaya hipotetik 750.000.000 ton, dari hasil pengamatan

Analisis resistivitas menghasilkan Model sebaran lapisan batuan pembawa air panas bawah permukaan secara vertikal berupa batupasir dengan nilai resistivitas antara 20-95 

Sedangkan jumlah volume untuk sebaran batubara yaitu sebesar 712.612,71 m 3 3 Lokasi aktivitas kegiatan penambangan serta menentukan arah eksplantasi daerah konsesi Lokasi

Dari hasil penyelidikan lapangan di kedua blok yaitu Blok Sago - Lumpo dan Kayu Aro tidak bisa dilakukan perhitungan sumberdaya batubara, mengingat batubaranya

Kelebihan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan

Dapat dilihat dari gambar di atas, pada kedalaman 1000-3000 meter sebaran batuan memiliki tahanan jenis 4-32 ohm meter yang ditunjukkan dengan warna merah hingga kuning, diduga batuan