• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan laju erosi potensial (Ea) pada Sub DAS Saddang Hulu Perhitungan laju erosi dilakukan dengan menggunakan metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Perhitungan laju erosi potensial (Ea) pada Sub DAS Saddang Hulu Perhitungan laju erosi dilakukan dengan menggunakan metode

MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation). Yang di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu erosivitas (Rm), nilai erodibilitas (K), nilai panjang dan kemiringan lereng (LS) dan faktor tindakan khusus konservasi tanah (CP). Sehingga laju Erosi (Ea) dengan metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) dapat di hitung dengan mengguanakan persamaan 1 :

41 a). nilai faktor erosivitas (Rm)

Untuk lokasi 1 daerah makale untuk jenis penggunaan lahan kopi Rm = 11.8 (Vq x Qp)0.56

Untuk menghitung volume limpasan ( Vq) adalah : Vq = R x EXP(-Rc / Ro )

= 248.34 x EXP(-7.56 / 16.88)

= 158.7 mm

Menghitung kapasitas penyimpangan lengas tanah (Rc) adalah:

Diketahui:

MS = 0.45 (tektstur tanah liat)

BD = 0.028 m RD = 60 cm = 0.6 m Et/Eo = 1

Rc = 1000 x MS x BD x RD x (Et/Eo)0.5

=1000 x 0.45 x 0.028 x 0.6 x (1)0.5

= 7.56

Menghitung jumlah hari hujan (Ro) adalah:

Diketahui:

R = 248.34 mm (tabel 18)

Rn = 14.71 hari (tabel 18) Ro = R / Rn= 248.34 / 14.71 = 16.88

Mengitung debit aliran puncak:

Diketahui :

42

C = 0.16 + 0.16 + 0.11 = 0.43 (tabel 2)

F = 201.831km2 (luas Sub DAS)

CHmax = 160 mm/jam (hujan max sta. tandung Nanggala) L = 273.51 km (panjang sungai utama)

Qp = 0.278 x C x I x F

= 0.278 x 0.43 x 2.78 x 201.831

= 67.072 m3/dtk

Menghitung intensitas curah hujan : I = 𝑅

24 x

(

24𝑑𝑐

)

2/3

= 160

24 x

(

88.09124

)

2/3

= 2.78 mm/jam Ξ”H dihitung dengan :

Ξ”H = πΈπ‘™π‘’π‘£π‘Žπ‘ π‘– π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘– βˆ’πΈπ‘™π‘’π‘£π‘Žπ‘ π‘– π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘π‘Ž β„Ž 𝐿

Ξ”H = 2,550.0βˆ’775.0

273.51 = 6.3

Waktu konsetrasi dihitungan dengan : Tc = {0.869 x L3}0.385 / Ξ”H

Tc = {0.869 x (273.51)3}0.385 / 6.3 = 88.091 jam

Maka nilai erosivitas untuk penggunaan lahan kopi

43 Rm = 11.8 (Vq x Qp)0.56

= 11.8 (158.69 x 67.072) 0.56

= 2,123.5 mm b). Faktor erodibilitas (K)

Untuk nilai erodibilitas tanah (K) di butuhkan kandungan bahan organik dan persentase pasir, debu dan liat serta seberapa besar kemampuan tanah dapat meloloskan air maka dilakukan pengujian lab dari sampel tanah yang telah diambil dilapangan, untuk jenis tanah pada lokasi 1 memiliki penggunaan lahan kopi. Diperoleh data-data sebagai berikut :

Diketahui : M = 46.75 O = 0.0363

S = granuler halus (1 – 2 mm) = 2 (tabel 5) P = nilai permeabilitas 1.6 maka kode permeabilitasnya 2 (tabel 6) K = { 2.713 x 10-4 (12 – OM) M1,14 + 3.25 (S – 2) + 2.5 x(Pβˆ’3)

100

K = 0.000271 (12 – 0.0363 x 46.75)46.751,14 + 3.25 (2 – 2) + 2,5 x (1.6 – 3)/100

K = 0.22 (cara analitis )

K = 0.24 (cara grafik)

Nilai K = 0.22+0.24

2 = 0.23

44

Jadi nilai erodibilitas tanah (K) pada lokasi 1 untuk penggunaan lahan kopi adalah 0.23

c). Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka nilai panjang dan kemiringan lereng dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

S = 9.72 % L = 2500 m m = 0.5

LS = [(65.41 x s2)/(s2 + 10000)+(4.56 x s)/(s2 + 10000)-2+ 0.07][l/72.5)m]

LS = [(65.41 x 9.722)/(9.722 + 10000)+(4.56 x 9.72)/(9.722 + 10000)-2+ 0.07][2500/72.5)0.5]

LS = 18.73 m

Jadi nilai LS setelah dilakukan interpolasi berdasarkan kemiringan lereng dan panjang lereng adalah 1.017 m

d). Faktor tanaman dan vegatasi penutup lahan (CP)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan di peroleh nilai (CP) = 0.02 (tabel 12) yang termasuk tindakan khusus konservasi tanah kebun-talununtuk penggunaan lahan kopi.

e).Laju erosi potensial (Ea)

Untuk menghitung nilai laju erosi potensial jenis penggunaan lahan kopi.

45

Untuk kehilangan tanah per cm/thn 1 ha = Ea x BD x 20 cm x 100 x 100

= 9.96 x 0.0000028 x 20 x 100 x 100

= 5.57 cm/thn

Untuk perhitungan laju erosi potensial penggunaan lahan ubi jalar dan coklat dapat di lihat pada tabel 15 berikiut ini:

Tabel 15. Laju erosi petensial pada Sub DAS Saddang Hulu Kab. Tana Toraja pada penggunaan lahan kopi, ubi jalar, coklat

Lokasi

Sumber : hasil perhitungan

Ket : *) dihitung dengan persamaan 2 ***) dihitung dengan persamaan 8 **) dihitung dengan persamaan 7 ****) diambil dari tabel 11 & 12

46

Berdasarkan hasil dari perhitungan erosi laju potensial untuk masing-masing jenis penggunaan lahan di pengaruhi oleh beberapa faktor:

a. Faktor erosivitas

Nilai laju erosi yang terjadi pada setiap jenis penggunaan lahan berbeda – beda. Untuk jenis penggunaan lahan kopi nilai erosivitasnya 2123.5 mm, untuk jenis penggunaan lahan ubi jalar sebesar 1815.27 mm dan untuk jenis penggunaan lahan coklat sebesar 1148.64 mm.

Berdasarkan perhitungan jenis penggunaan lahan ubi jalar memiliki nilai erosivitas yang paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh tanaman ubi jalar yang memiliki daun yang lebar dan tidak mampu menahan energi kinetik air hujan partikel-partikel menjadi terdispersi dan diangkut oleh air permukaan. Selain itu tanaman ubi jalar merupakan tanaman musiman yang memiliki masa tenggang atau jedah dari jarak penanaman pertama ke penanaman kedua dan pada saat itu lahan terbuka.

Dan untuk jenis penggunaan lahan coklat memiliki nilai erosivitas paling rendah ini di sebabkan tanaman coklat yang memiliki daun yang lebar sehingga air tertahan pada daun-daun tanaman coklat dan air hujan yang jatuh ke tanah hanya dalam bentuk tetesan kecil dan daya kinetiknya juga berkurang.

b. Faktor erodibilitas

47

Nilai erodibilitas yang tertinggi sebesar 0.23 pada jenis penutup lahan tanaman kopi dan yang terendah 0.13 pada jenis penutup lahan tanaman ubi jalar.

Kedalaman efektif sangat berpengaruh terhadap permeabilitas tanah, walaupun kedalaman akar pada tanaman kopi lebih panjang tetapi dilihat lagi pada tekstur tanahnya. Jenis penutupan tanaman kopi mengandung liat paling sedikit di banding jenis penutupan tanah yang lain.

Semakin kecil presentase liatnya maka semakin besar nilai kandungan partikel tanahnya sehingga semakin besar nilai erodibilitas dan mengakibatkan nilai erosi semakin meningkat.

c. Faktor kemiringan dan panjang lereng

Berdasarkan keadaan topografi daerah yang kami lakukan penelitian. Ada tiga titik daerah yang kami ambil dengan kemiringan lereng yang berbeda – beda. Untuk jenis penutupan lahan tanaman kopi memiliki nilai LS paling tinggi ini disebabkan kemiringan lerengnya 350 termasuk terjal sehingga limpasan air permukaan semakin cepat dan partikel – pertikel tanah yang terlepas akibat pukulan air hujan akan terbawa arus, untuk jenis penutupan lahan ubi jalar 20 termasuk landai ini sebabnya nilai yang dimiliki paling rendah karena tidak adanya kecepatan limpasan permukaan yang terjadi kalaupun ada itu sangat kecil. Pada jenis penutup lahan coklat yang memiliki kemiringan lereng 250 yang termasuk miring.

Meskipun berada pada daerah kemiringan nilai LSnya masih lebih rendah dari kopi, ini disebakan pada lahan tanaman coklat memiliki tumbuhan

48

bawah sehingga selain tanaman bawah dapat meredam energy juga dapat memperlambat laju permukaan air.

d. Faktor penutup lahan (CP)

Untuk perkiraan nilai faktor penutup, lahan kita mengacu pada tabel 11 dengan memperhatikan jenis penutup lahan dan tindakan konservasi yang terjadi dilapangan

e. Laju erosi potensial (Ea)

Untuk nilai laju erosi potensial pada penggunaan lahan kopi sebesar 9.96 ton/ha/th, untuk penggunaan lahan ubi jalar sebesar 12.86 ton/ha/th, dan untuk penggunaa lahan coklat sebesar 3.26 ton/ha/th. Kopi dan ubi jalar laju erosi potensialnya tinggi disebabkan pada penggunaan lahan kopi berada pada kemiringan terjal dan tidak memiliki penutup tanah dibawah hanya daun-daun yang tidak tertata dengan bagus sehingga pekah terhadap limpasan permukaan, utntuk penggunaan lahan ubi jalar merupakan tanaman musiman yang memiliki masa tenggang atau jedah penanaman pertama ke penanaman kedua dan pada saat itu lahan terbuka. Sedangkan penggunaan lahan coklat laju erosi potensialnya lebih rendah di banding dengan kopi dan ubi jalar karena tanaman coklat memiliki daun yang lebar sehingga air hujan tertahan pada daun-daunnya dan tidak langsung jatuh ke tanah hanya dalam bentuk tetesan kecil yang jatuh ke permukaan tanah.

Dokumen terkait