• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Faktor Pembobotan Alternatif untuk Setiap Kriteria

Karena kriteria memiliki ordo 4 (kriteria ada sebanyak 4) maka indeks konsistensinya adalah:

Untuk n = 4, maka RI = 0,9000 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah:

Karena CR < 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa kriteria kemudahan dalam pembuatan memiliki bobot tertinggi yaitu 0,3418 atau 34,18%, lalu kriteria ketersediaan alat produksi dengan bobot 0,3168 atau 31,68%, berikutnya adalah kriteria kemudahan dalam memperoleh bahan baku dengan bobot 0,2334 atau 23,34%, dan yang terakhir adalah kriteria lama produksi dengan bobot terendah yaitu 0,1080 atau 10,80%.

3.3 Perhitungan Faktor Pembobotan Alternatif untuk Setiap Kriteria

Berikut akan diberikan perhitungan faktor pembobotan untuk setiap alternatif dari setiap kriteria pemilihan konsep produk.

31

3.3.1 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam Pembuatan

Perbandingan berpasangan antar alternatif (konsep produk) untuk kriteria kemudahan dalam pembuatan adalah:

Tabel 3.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan

Konsep A Konsep B Konsep C Konsep A 1

Konsep B 3 1 3

Konsep C 2 1

Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan yang Disederhanakan

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 0,3333 0,5

Konsep B 3 1 3

Konsep C 2 0,3333 1

6 1,6666 4,5

Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan yang Dinormalkan

Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,1667 0,2 0,1111 0,1593 Konsep B 0,5 0,60 0,6667 0,5889 Konsep C 0,3333 0,2 0,2222 0,2519

Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni:

Karena permasalahan memiliki ordo 3 (alternatif ada sebanyak 3) maka indeks konsistensinya adalah:

Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah:

Karena CR < 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria kemudahan pembuatan yakni, konsep B memiliki bobot tertinggi yaitu 0,5889 atau 58,89%, lalu konsep C dengan bobot 0,2519 atau 25,19%, dan yang terakhir adalah konsep A dengan bobot terendah yaitu 0,1593 atau 15,93%.

3.3.2 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam Memperoleh Bahan Baku

Perbandingan berpasangan antar alternatif (konsep produk) untuk kriteria kemudahan dalam memperoleh bahan baku adalah:

Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 2 4

Konsep B 1 3

33

Tabel 3.8 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku yang Disederhanakan

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 2 4

Konsep B 0,5 1 3

Konsep C 0,25 0,3333 1

1,75 3,3333 8

Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku yang Dinormalkan

Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,5714 0,6 0,5 0,5571 Konsep B 0,2857 0,3 0,375 0,3202 Konsep C 0,1429 0,1 0,125 0,1226

Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni:

Karena permasalahan memiliki ordo 3 (alternatif ada sebanyak 3) maka indeks konsistensinya adalah:

Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah:

Karena CR < 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria

kemudahan memperoleh bahan baku yakni, konsep A memiliki bobot tertinggi yaitu 0,5571 atau 55,71%, lalu konsep B dengan bobot 0,3202 atau 32,02%, dan yang terakhir adalah konsep C dengan bobot terendah yaitu 0,1226 atau 12,26%.

3.3.3 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Ketersediaan Peralatan Produksi

Perbandingan berpasangan antar alternatif (konsep produk) untuk criteria ketersediaan peralatan produksi adalah:

Tabel 3.10 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Ketersediaan Peralatan Produksi

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 3 5

Konsep B 1 3

Konsep C 1

Tabel 3.11 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Ketersediaan Peralatan Produksi yang Disederhanakan

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 3 5

Konsep B 0,3333 1 3

Konsep C 0,2 0,3333 1 1,5333 4,3333 9

Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini:

35

Tabel 3.12 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Ketersediaan Peralatan Produksi yang Dinormalkan

Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,6522 0,6923 0,5556 0,6333 Konsep B 0,2174 0,2308 0,3333 0,2605 Konsep C 0,1304 0,0769 0,1111 0,1062

Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni:

Karena permasalahan memiliki ordo 3 (alternatif ada sebanyak 3) maka indeks konsistensinya adalah:

Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah:

Karena CR < 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria ketersediaan peralatan produksi yakni, konsep A memiliki bobot tertinggi yaitu 0,6333 atau 63,33%, lalu konsep B dengan bobot 0,2605 atau 26,05%, dan yang terakhir adalah konsep C dengan bobot terendah yaitu 0,1062 atau 10,62%.

3.3.4 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Lama Produksi

Perbandingan berpasangan antar alternatif (konsep produk) untuk kriteria lama produksi adalah:

Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Lama Produksi

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 3 4

Konsep B 1 3

Konsep C 1

Tabel 3.14 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Lama Produksi yang Disederhanakan

Konsep A Konsep B Konsep C

Konsep A 1 3 4

Konsep B 0,3333 1 3

Konsep C 0,25 0,3333 1 1,5833 4,3333 8

Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.15 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Lama Produksi yang Dinormalkan

Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,6316 0,6923 0,5 0,6080 Konsep B 0,2105 0,2308 0,3750 0,2721 Konsep C 0,1579 0,0769 0,1250 0,1199

Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni:

37

Karena permasalahan memiliki ordo 3 (alternatif ada sebanyak 3) maka indeks konsistensinya adalah:

Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah:

Karena CR < 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria lama produksi yakni, konsep A memiliki bobot tertinggi yaitu 0,6080 atau 60,80%, lalu konsep B dengan bobot 0,2721 atau 27,21%, dan yang terakhir adalah konsep C dengan bobot terendah yaitu 0,1199 atau 11,99%.

3.3.5 Perhitungan Total Rangking

Dari perhitungan di atas dapat diperoleh hubungan antara kriteria dan alternatif, seperti ditunjukkan pada matriks di bawah ini:

Tabel 3.16 Matriks Hubungan Antara Kriteria dan Alternatif Kemudahahan Pembuatan Kemudahan Bahan Baku Ketersediaan Peralatan Lama Produksi Konsep A 0,1593 0,5571 0,6333 0,6080 Konsep B 0,5889 0,3202 0,2605 0,2721 Konsep C 0,2519 0,1226 0,1062 0,1199

Total rangking diperoleh dengan mengalikan nilai faktor evaluasi masing-masing alternatif dengan nilai faktor evaluasi kriteria, yakni:

Sehingga diperoleh bahwa dalam pemilihan konsep produk dengan menggunakan Metode AHP konsep A memiliki bobot tertinggi yaitu 0,4507 atau 45,07%, kemudian konsep B dengan bobot 0,3879 atau 38,79% dan yang terendah adalah konsep C dengan bobot 0,1613 atau 16,13%. Jadi konsep produk yang layak dikembangkan dengan Metode AHP adalah konsep A.

Setelah melakukan perhitungan dengan Metode AHP selanjutnya yaitu perhitungan dengan menggunakan pendekatan Fuzzy AHP.

Dokumen terkait