• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Harga Pokok Produksi Kerupuk dengan Metode Full Costing

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi UMKM Kerupuk Cap Laksa

4.3.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Kerupuk dengan Metode Full Costing

Menghitung harga pokok produksi yaitu akumulasi biaya-biaya yang dibebankan pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah metode full costing. Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap.

Penelitian yang dilakukan pada UMKM Kerupuk Cap Laksa selama bulan Januari 2015 perusahaan mampu memproduksi 24.000 bungkus kerupuk. Untuk memproduksi 24.000 bungkus kerupuk, perusahaan membutuhkan bahan baku yaitu tepung tapioka 1200kg, tepung terigu 700kg, ikan sarden 350kaleng. Perincian pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi kerupuk adalah tepung tapioka, tepung terigu dan ikan sarden. Harga tepung tapioka, tepung terigu dan ikan sarden pada bulan Januari 2015 sebesar Rp. 8.500, Rp. 9.000 dan Rp 7.500. Untuk rincian biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi kerupuk selama bulan Januari 2015 disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Pengeluaran Biaya Bahan Baku Kerupuk Selama Bulan Januari 2015

Keterangan Pemakaian (kg) Harga (Rp) Total Biaya (Rp) Tepung Tapioka 1.200 8.500/kg 10.200.000 Tepung Terigu 700 9.000/kg 6.300.000

Ikan Sarden 350 7.500/kaleng 2.625.000

Jumlah 19.125.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Berdasarkan tabel 4.2 UMKM Kerupuk Cap Laksa memproduksi kerupuk selama bulan Januari 2015 yang terdapat 25 hari masa kerja membutuhkan 1200kg tepung tapioka, 700kg tepung terigu dan 350kaleng ikan sarden. Dari perhitungan tersebut keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membeli tepung tapioka, tepung terigu dan ikan sarden dalam waktu satu bulan sebesar Rp 19.125.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya balas jasa yang diberikan kepada tenaga kerja yang secara langsung turut ikut mengerjakan produksi kerupuk. UMKM Kerupuk Cap Laksa mempunyai karyawan sebanyak 10 orang. Jam kerja UMKM Kerupuk Cap Laksa dimulai dari pukul 07.00-18.00. Sedangkan masa kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari kerja, hari minggu libur. Rincian biaya tenaga kerja langsung disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Biaya Tenaga Kerja Langsung Selama Bulan Januari 2015

Jumlah TKL

Gaji Pokok Per Bulan (Rp)

Total Biaya (Rp)

10 Orang 1.000.000 10.000.000

Jumlah 10.000.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Berdasarkan tabel 4.3 biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama bulan Januari sebesar Rp. 10.000.000 jadi tiap karyawan mendapatkan gaji sebesar Rp. 1.000.000 tiap bulan.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead pabrik adalah keseluruhan biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Macam-macam biaya overhead pabrik yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan selama proses produksi kerupuk di UMKM Kerupuk Cap Laksa adalah sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. Bahan penolong dalam produksi kerupuk antara lain adalah bawang putih, garam, minyak dan kayu. Rincian biaya bahan penolong disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Biaya Bahan Penolong Selama Bulan Januari 2015

Keterangan Harga (Rp) Pemakaian Total Biaya (Rp) Bawang Putih 16.000/kg 30 kg 480.000 Garam 3.000/kg 25 kg 750.000 Minyak 9.500/kg 216kg 2.052.000

Kayu 300.000/mobil 5mobil 1.500.000

Jumlah 4.782.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

b. Biaya Listrik

Listrik digunakan oleh UMKM Kerupuk Cap Laksa untuk mendukung kegiatan produksi. Listrik biasanya digunakan sebagai penerangan dan mengoperasikan mesin. Biaya listrik yang dikeluarkan UMKM Kerupuk Cap Laksa pada bulan Januari sebesar Rp 350.000. Rincian biaya listrik disajikan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Biaya Listrik Selama Bulan Januari 2015

Keterangan

Total Biaya (Rp)

Biaya Listrik 350.000

Jumlah 350.000

c. Biaya Pemakaian Air

Air biasanya digunakan sebagai campuran dalam pembuatan adonan kerupuk, selain itu juga digunakan sebagai sarana kebersihan para karyawan seperti untuk mencuci tangan. Biaya pemakaian air yang dikeluarkan UMKM Kerupuk Cap Laksa pada bulan Januari sebesar Rp 125.000. Rincian biaya pemakaian air disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Biaya Pemakaian Air Selama Bulan Januari 2015

Keterangan

Total Biaya (Rp)

Biaya Pemakaian Air 125.000

Jumlah 125.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015. d. Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin

Biaya perawatan mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan agar lebih tahan lama. Terdapat 2 mesin yang digunakan dalam kegiatan produksi diantaranya mesin adon (2unit), mesin pencetakan (2 unit). Biaya perawatan mesin yang dikeluarkan antara lain biaya pembelian pelumas. Rincian biaya perawatan mesin disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Selama Bulan Januari 2015

Keterangan Total Biaya (Rp) Mesin Adon 50.000 Mesin Pencetakan 40.000 Jumlah 90.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

e. Beban Penyusutan Mesin, Peralatan dan Bangunan

Dalam menentukan umur ekonomis penulis menggunakan UU No 36 Tahun 2008 Pasal 11 ayat 8 dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.03/2009. Penyusutan dari peralatan, mesin, dan bangunan inilah yang mengakibatkan adanya suatu biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Dalam kegiatan produksi penggunaan peralatan, mesin dan bangunan akan mengalami penyusutan dengan nilai sisa 10% dari perusahaan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rincian beban penyusutan mesin, peralatan dan bangunan disajikan pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.

Tabel 4.8

Beban Penyusutan Mesin, Peralatan dan Bangunan Per Tahun

Keterangan Total (Unit) Harga Per Unit (Rp) Total Harga Beli (Rp) Nilai Sisa (10%) Umur Ekonomis (Tahun) Beban Penyusutan Per Tahun (Rp) Mesin Adon 2 25.000.000 50.000.000 5.000.000 8 5.625.000 Mesin cetakan 2 25.000.000 50.000.000 5.000.000 8 5.625.000 Dandang Pengukus 1 1.000.000 1.000.000 100.000 4 225.000 Bangunan 1 200.000.000 200.000.000 20.000.000 20 9.000.000

Jumlah beban penyusutan per tahun 20.475.000

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Tabel 4.9

Beban Penyusutan Mesin, Peralatan dan Bangunan Per Bulan

Keterangan Beban Penyusutan Per Tahun (Rp) Beban Penyusutan Per Bulan (Rp) Beban penyusutan mesin,

peralatan dan gedung

20.475.000 1.706.250

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 diketahui bahwa beban penyusutan mesin, peralatan dan bangunan selama satu tahun sebesar Rp 20.475.000. Jadi beban penyusutan mesin, peralatan dan bangunan per bulan sebesar Rp 1.706.250. Selama bulan Januari 2015 UMKM Kerupuk Cap Laksa mengeluarkan biaya penyusutan sebesar Rp 1.706.250.

Jadi, total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan Januari adalah jumlah dari biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya pemakaian air, biaya perawatan dan pemeliharaan mesin serta biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Biaya Overhead Pabrik Januari 2015

Keterangan

Total Biaya (Rp)

Biaya Bahan Penolong 4.782.000

Biaya Listrik 350.000

Biaya Pemakaian Air 125.000

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin 90.000 Biaya Penyusutan Mesin, Peralatan dan Bangunan 1.706.250

Jumlah 7.053.250

Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Setelah diketahui besarnya biaya bahan penolong dan biaya overhead pabrik maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi per bungkus kerupuk. Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Januari 2015

Keterangan Total Biaya (Rp)

Biaya Bahan Baku 19.125.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 10.000.000

Biaya Overhead Pabrik 7.053.250

Total Biaya 36.178.250

Jumlah Produksi 24.000

Harga Pokok Produksi per bungkus Kerupuk 1.507,43 Sumber: Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per bungkus kerupuk sebesar Rp 1.507,43 yang diperoleh dari total biaya dibagi dengan jumlah produksi. 4.4 Perhitungan Harga Jual Menggunakan Metode Perusahaan dan Metode

Full Costing

Tabel 4.12

Perhitungan Harga Jual Menurut Metode Perusahaan Januari 2015

Keterangan Total Biaya

Biaya Produksi Rp 34.532.000 Presentase Laba 30% Rp 10.359.600 Total Biaya Rp 44.891.600 Jumlah Produksi 24.000 Harga Jual Rp 1.870,48

Tabel 4.13

Perhitungan Harga Jual Menurut Metode Full Costing Januari 2015

Keterangan Total Biaya

Biaya Produksi Rp 36.178.250 Presentase Laba 30% Rp 10.853.475 Total Biaya Rp 47.031.725 Jumlah Produksi 24.000 Harga Jual Rp 1.959,66

Sumber : Data diolah UMKM Kerupuk Cap Laksa, 2015.

Dari Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan harga jual dari kedua metode perhitungan harga pokok produksi antara metode perusahaan dan metode Full Costing. Perhitungan Harga Jual menggunakan metode perusahaan sebesar Rp 1.870,48 dan perhitungan harga jual menggunakan metode Full Costing sebesar Rp 1.959,66.

4.5 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan

Dokumen terkait