• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Perhitungan Komponen CAMEL PT BPR KBM Gresik

1. Permodalan (Capital)

CAR =

R x 100%

Contoh perhitungan rasio CAR pada tahun 2011

CAR 2011 =

R x 100%

= . .

. .

x 100%

= 24,15%

Nilai Kredit Komponen = R

, %

+ 1

= , %

, %

+ 1

= 242,5

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 100 x 30% = 30

Tabel V.10

Tabel Hasil Perhitungan Rasio CAR Tahun 2011 s/d 2014

Tahun CAR Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 24,15% 242,5 30 Sehat 2012 24,47% 245,7 30 Sehat 2013 22,28% 223,8 30 Sehat 2014 20,73% 208,3 30 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Dari hasil perhitungan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) diatas,

dapat dilihat bahwa PT. BPR KBM Gresik sejak tahun 2011-2014 memiliki

CAR sebesar 24,15% dan pada tahun 2012 terjadi kenaikan sedikit menjadi

sebesar 24,47%. Akan tetapi pada tahun berikutnya, PT. BPR KBM Gresik

mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi sebesar 22,28% dan tahun

2014 menjadi sebesar 20,73%. Dari semua hasil rasio CAR yang diperoleh

telah memenuhi standar kewajiban KPMM, akan tetapi PT. BPR KBM Gresik

harus tetap menjaga kestabilan dari rasio CAR tersebut agar tidak semakin

menurun di tahun berikutnya.

2. Kualitas Aktiva (Asset)

a. Rasio KAP : Rasio Aktiva produktif Yang Diklasifikan (APYD) terhadap

aktiva produktif

Tabel V. 11

Tabel Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Tahun 2011 s/d 2014 Keterangan Nominal (Jutaan Rp) Bobot Persentase APYD (Jutaan Rp) Tahun 2011 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 6.272.350 39.685 5.213 161.527 0% 50% 75% 100% 0 19.843 3.910 161.527 Jumlah 185.279 Tahun 2012 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 7.485.349 4.066 93.892 56.915 0% 50% 75% 100% 0 2.033 70.419 56.915 Jumlah 129.367 Tahun 2013 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 8.823.822 17.430 19.912 89.814 0% 50% 75% 100% 0 8.715 14.934 89.814 Jumlah 113.463 Tahun 2014 Lancar Kurang Lancar 10.798.088 33.748 0% 50% 0 16.874

Keterangan Nominal (Jutaan Rp) Bobot Persentase APYD (Jutaan Rp) Diragukan Macet 16.534 146.320 75% 100% 12.401 146.320 Jumlah 175.595

Sumber: Data laporan keuangan dan data diolah

KAP = Y Y x 100%

Contoh perhitungan rasio KAP pada tahun 2011

KAP 2011 = Y x 100%

= .

. . x 100% = 2,62%

Nilai Kredit Komponen = , %−

, %

x 1

= , %− , %

, %

x 1

= 132,53

Nilai Kredi Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 100 x 25% = 25

Tabel V. 12

Tabel Hasil Perhitungan Rasio KAP Tahun 2011 s/d 2014

Tahun KAP Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 2,62% 132,53 25 Sehat 2012 1,58% 139,47 25 Sehat 2013 1,20% 142,00 25 Sehat 2014 1,45% 140,33 25 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Perubahan yang teradi pada rasio KAP yang dimiliki PT. BPR KBM

2011 sebesar 2,62%, akan tetapi jumlah rasio KAP tersebut masih

dikategorikan pada posisi sehat. Penurunan signifikan terjadi pada tahun 2012

menjadi sebesar 1,58%. Pada tahun 2013 terjadi penurunan kembali menjadi

sebesar 1,20%, dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar

1,45%. Dari perhitungan aspek rasio KAP, PT. BPR KBM Gresik memiliki

jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) relatif rendah,

sehingga dapat dikategorikan berada pada kondisi sehat.

b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk terhadap

PPAP yang Wajib Dibentuk

PPAP = y

y x 100%

Contoh perhitungan rasio PPAP pada tahun 2011

PPAP 2011 = y

y x 100%

= .

. x 100% = 136,92%

Nilai Kredit Komponen =

%

= , %

% = 136,92

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel V. 13

Tabel Hasil Perhitungan Rasio PPAP Tahun 2011 s/d 2014

Tahun PPAP Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 136,92% 136,92 5 Sehat 2012 103,37% 103,37 5 Sehat 2013 113,10% 113,10 5 Sehat 2014 114,17% 114,17 5 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Sejak tahun 2011, PT. BPR KBM Gresik memiliki rasio PPAP yang

fluktuatif. Rasio PPAP yang tertinggi diperoleh pada tahun 2011 sebesar

136,92%. Kemudian rasio PPAP terendah diperoleh pada tahun 2012 sebesar

103,37%, meski demikian tingkat kondisi kesehatan masih dikategorikan

sehat karena diatas 81%. Dari rasio PPAP yang diperoleh, PT. BPR KBM

Gresik telah membentuk cadangan/PPAP yang lebih besar dari pada PPAP

yang wajib dibentuk sehingga dapat menutup kerugian atas kredit yang tidak

tertagih.

3. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana kinerja manajemen PT. BPR KBM Gresik dalam mengelola

kegiatan ekonomi sehingga dana yang diterima dapat digunakan dengan baik

dan efisien.. Berikut ini tabel nilai kredit aspek manajemen PT. BPR KBM

Gresik dari tahun 2011 s/d 2014.

Tabel V. 14

Tabel Nilai Kredit Aspek Manajemen Tahun 2011 s/d 2014

Tahun Nilai Bobot Aspek Manajemen

Nilai Kredit

Faktor Predikat 2011 77 20% 15,40 Cukup Sehat

Tahun Nilai Bobot Aspek Manajemen Nilai Kredit Faktor Predikat 2012 79 20% 15,80 Cukup Sehat 2013 80 20% 16,00 Cukup Sehat 2014 80 20% 16,00 Cukup Sehat Sumber : Hasil Olahan Data

Secara umum kualitas manajemen PT. BPR KBM Gresik dalam

keadaan cukup sehat. Nilai manajemen yang diperoleh mengalami kenaikan

sejak tahun 2011 dari 77, kemudian pada tahun 2012 menjadi sebesar 79.

Pada tahun 2013 dan 2014 memiliki nilai yang sama sebesar 80. Kinerja

manajemen PT. BPR KBM Gresik masih harus ditingkatkan agar mencapai

kategori yang sehat dengan melakukan pelatihan agar tercipta sumber daya

manusia yang handal di bidangnya.

4. Rentabilitas (Earnings)

a. ROA : Membandingkan antara laba dengan total aktiva

ROA = x 100%

Contoh perhitungan rasio ROA pada tahun 2011

ROA 2011 = x 100%

= .

. . x 100% = 5,35%

Nilai Kredit Komponen = R

, %

x 1

= , %

, %

x 1

= 356,67

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

= 100 x 5% = 5

Tabel V. 15

Tabel Hasil Perhitungan Rasio ROA Tahun 2011 s/d 2014

Tahun ROA Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 5,35% 356,67 5 Sehat 2012 6,18% 412,00 5 Sehat 2013 5,40% 360,00 5 Sehat 2014 5,24% 349,33 5 Sehat

Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

PT. BPR KBM Gresik memiliki rasio ROA yang stabil. Peningkatan

secara signifikan terjadi pada tahun 2012, yang sebelumnya pada tahun 2011

sebesar 5,35% meningkat menjadi sebesar 6,18%. Pada tahun berikutnya

menurun menjadi sebesar 5,40% dan pada tahun 2014 menjadi sebesar

5,24%. Dalam rasio ROA ini, PT. BPR KBM Gresik memiliki kategori yang

sehat, dimana rasio yang didapat selalu berada diatas 1,215%.

b. BOPO : Membandingkan antara beban operasional dengan pendapatan

operasional

BOPO = x 100%

Contoh perhitungan rasio BOPO pada tahun 2011

BOPO 2011 = x 100%

= . .

. . x 100% = 85,97%

Nilai Kredit Komponen = %−

= %− , %

, % = 175,37

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 100 x 5% = 5

Tabel V. 16

Tabel Hasil Perhitungan Rasio BOPO Tahun 2011 s/d 2014

Tahun BOPO Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 85,97% 175,37 5 Sehat 2012 84,21% 197,37 5 Sehat 2013 84,11% 198,62 5 Sehat 2014 85,55% 180,62 5 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Sejak tahun 2011 hingga tahun 2014, rasio BOPO PT. BPR KBM

Gresik menunjukkan angka yang stabil. Pada tahun 2012 terjadi penurunan

sebesar 84,21% yang pada tahun sebelumnya sebesar 85,97%. Dan pada

tahun 2014 terjadi kenaikan dari 84,11% menjadi sebesar 85,55%. Dari rasio

BOPO ini, PT. BPR KBM Gresik dikategorikan kondisi yang sehat karena

rasio berada pada posisi dibawah 93,52%.

5. Likuiditas (Liquidity)

a. Cash Ratio : perbandingan antara alat likuid terhadap hutang lancar

Cash Ratio =

� � x 100%

Contoh perhitungan Cash Ratio pada tahun 2011

Cash Ratio 2011 =

= .

. . x 100% = 11,53%

Nilai Kredit Komponen = �� ℎ �� ��

, %

x 1

= , %

, %

x 1

= 230,52

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 100 x 5% = 5

Tabel V. 17

Tabel Hasil Perhitungan Cash Ratio Tahun 2011 s/d 2014 Tahun Cash Ratio Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 11,53% 230,6 5 Sehat 2012 12,88% 257,6 5 Sehat 2013 17,46% 349,2 5 Sehat 2014 16,70% 334,0 5 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

PT. BPR KBM Gresik sejak tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami

kenaikan cash ratio, meski pada tahun 2014 mengalami penurunan. Pada

tahun 2011, cash ratio memiliki angka sebesar 11,53% mengalami kenaikan

pada dua tahun berikutnya yaitu tahun 2012 menjadi sebesar 12,88% dan

tahun 2013 menjadi sebesar 17,46%. Kemudian pada tahun 2014 mengalami

penurunan menjadi sebesar 16,70%. Berdasarkan perhitungan tersebut, PT.

BPR KBM Gresik dapat menjaga cash ratio tetap berada diatas 4,05%

b. Loan to Deposit Ratio (LDR): perbandingan antara kredit terhadap dana

yang diterima BPR.

LDR = y

� � � � x 100%

Contoh perhitungan rasio LDR pada tahun 2011

LDR 2011 = y

� � � � x 100%

= . .

. . x 100% = 93,82%

Nilai Kredit Komponen = %− R

%%

x 4

= %− , %

%

x 4

= 84,74

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 84,74 x 5% = 4,24

Tabel V. 18

Tabel Hasil Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) Tahun 2011 s/d 2014

Tahun LDR Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 93,82% 84,72 4,24 Sehat 2012 97,14% 71,44 3,57 Cukup Sehat 2013 89,13% 103,48 5,00 Sehat 2014 92,94% 88,24 4,41 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Dari tabel hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dilihat

bahwa, PT. BPR KBM Gresik memiliki rasio LDR yang fluktuatif. Pada

2012 terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,14%. Penurunan terjadi pada

tahun 2013 menjadi sebesar 89,13% dan kembali terjadi kenaikan pada tahun

2014 menjadi sebesar 92,94%. Dari jumlah rasio LDR tersebut, PT. BPR

KBM Gresik memiliki tingkat kesehatan yang dikategorikan sehat meski

pada tahun 2012 memiliki tingkat kesehatan pada kategori cukup sehat.

C.Pembahasan

Setelah menghitung rasio aspek komponen CAMEL PT. BPR BAS

Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dari tahun 2011 – 2014, maka berikut ini pembahasan perbandingan kategori tingkat kesehatan BPR per tahun.

Tabel V. 19

Tabel Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT.BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik

Tahun 2011

Sumber: Data Laporan Keuangan diolah

Sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia, suatu BPR dikategorikan

cukup sehat jika memenuhi skor antara 66 - < 81 dan sehat jika memenuhi skor

81 – 100. Pada tahun 2011, tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta adalah sebesar 74,18 dengan kategori cukup sehat sedangkan PT. BPR KBM Gresik

Rasio Nilai Kredit Komponen

NKF Rasio Nilai Kredit Komponen NKF Capital CAR 30% 40.41% 100.00 30.00 24.15% 100.00 30.00 a. KAP 25% 13.75% 58.33 14.58 2.62% 100.00 25.00 b. PPAP 5% 100.00% 100.00 5.00 136.92% 100.00 5.00 M. Umum + M. Resiko a. ROA 5% -0.36% 0.00 0.00 5.35% 100.00 5.00 b. BOPO 5% 101.19% 0.00 0.00 85.97% 100.00 5.00 a. Cash Ratio 5% 29.42% 100.00 5.00 11.53% 100.00 5.00 b. LDR 5% 73.77% 100.00 5.00 93.82% 84.74 4.24 Jumlah Total 100% 74.18 94.64 Predikat Asset Management Earning Liquidity 15.40

CUKUP SEHAT SEHAT

77.00

20% - 73.00 14.60 -

sebesar 94,64 dengan kategori sehat. Tabel perbandingan di atas menunjukkan

selisih skor yang dimiliki kedua BPR. Perbedaan tersebut terdapat pada

komponen KAP, manajemen, ROA, BOPO, dan LDR.

PT. BPR KBM Gresik mendapatkan nilai rasio KAP sebesar 2,62%

dengan nilai kredit faktor 25 dan dikategorikan pada kriteria sehat sedangkan

PT. BPR BAS Yogyakarta mendapat rasio 13,75% dengan nilai kredit faktor

14,58 dikategorikan pada kriteria kurang sehat. Perbedaan ini menunjukkan

bahwa aktiva produktif yang diklasifikasikan yang dimiliki oleh PT. BPR BAS

Yogyakarta relatif cukup besar sehingga dikategorikan kurang sehat.

PT. BPR KBM Gresik mendapatkan nilai kredit faktor manajemen

sebesar 15,40, sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta mendapatkan nilai kredit

faktor sebesar 14,60. Sehingga PT. BPR KBM Gresik dan PT. BPR BAS

Yogyakarta dikategorikan pada kriteria cukup sehat meskipun keduanya

memiliki nilai kredit faktor yang berbeda.

Pada rasio ROA, PT. BPR KBM Gresik mendapatkan kategori sehat

dengan rasio sebesar 5,35% dengan nilai kredit faktor 5, sedangkan PT. BPR

BAS Yogyakarta mendapatkan kategori tidak sehat dengan nilai kredit faktor

yang diperoleh 0. Hal ini dikarenakan PT. BPR BAS Yogyakarta tidak

memperoleh laba pada tahun 2011.

Pada rasio BOPO, PT. BPR KBM Gresik dikategorikan sehat dengan

nilai kredit faktor 5 sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorikan tidak

dan kemampuan PT. BPR BAS Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya masih buruk bila dibandingkan dengan PT. BPR KBM Gresik.

PT. BPR BAS Yogyakarta mendapatkan rasio LDR sebesar 73,77%

dengan nilai kredit faktor 5, sedangkan PT. BPR KBM Gresik mendapatkan

rasio LDR sebesar 93,82% dengan nilai kredit faktor sebesar 4,24. Dalam hal ini

PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dikategorikan pada

kriteria sehat meskipun keduanya memiliki nilai kredit faktor yang berbeda.

Tabel V. 20

Tabel Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan

PT.BPR BAS Yogyakarta Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik Tahun 2012

Sumber: Data Laporan Keuangan diolah

Pada tahun 2012, PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh kategori cukup

sehat dengan skor 66,05. PT. BPR KBM Gresik memperoleh kategori sehat

dengan perolehan skor 94,37. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan perolehan

skor pada komponen rasio KAP, ROA, BOPO, LDR, dan aspek manajemen.

PT. BPR KBM Gresik dengan rasio KAP 1,58% jauh lebih sehat

daripada PT. BPR BAS Yogyakarta sebesar 17,67% yang mana menunjukkan

bahwa jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) yang dimiliki PT.

BPR BAS Yogyakarta relatif besar.

Rasio Nilai Kredit Komponen

NKF Rasio Nilai Kredit Komponen NKF Capital CAR 30% 30.77% 100.00 30.00 24.47% 100.00 30.00 Asset a. KAP 25% 17.67% 32.22 8.05 1.58% 100.00 25.00 b. PPAP 5% 100.00% 100.00 5.00 103.37% 100.00 5.00 Management M. Umum + M. Resiko Earning a. ROA 5% -12.47% 0.00 0.00 6.18% 100.00 5.00 b. BOPO 5% 142.64% 0.00 0.00 84.21% 100.00 5.00

Liquidity a. Cash Ratio 5% 24.13% 100.00 5.00 12.88% 100.00 5.00

b. LDR 5% 82.62% 100.00 5.00 97.14% 71.43 3.57

Jumlah Total 100% 66.05 94.37

Predikat

Uraian Komponen Bobot PT. BPR BAS Yogyakarta PT. BPR KBM Gresik

15.80

20% -

CUKUP SEHAT SEHAT

Dari komponen ROA, PT. BPR KBM Gresik mendapatkan kategori

sehat dengan rasio sebesar 6,18%, sedangkan PT. BAS Yogyakarta

mendapatkan kategori tidak sehat dengan nilai rasio (12,47%). Dari rasio

tersebut, dapat diketahui bahwa PT. BPR BAS Yogyakarta tidak memperoleh

laba pada tahun 2012.

Pada rasio BOPO, PT. BPR KBM Gresik memperoleh kategori sehat

dengan nilai faktor 5 sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorikan tidak

sehat dengan nilai kredit faktor 0. Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan

bahwa tingkat efisiensi dan kemampuan PT. BPR BAS Yogyakarta dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya masih buruk.

Untuk rasio LDR, PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh kategori sehat

dengan rasio sebesar 82,62% dan nilai kredit faktor sebesar 5. Sedangkan PT.

BPR KBM Gresik memperoleh kategori cukup sehat dengan rasio sebesar

97,14% dan nilai kredit faktor 3,57.

Pada aspek manejemen, PT. BPR KBM Gresik dikategorikan cukup

sehat dengan nilai kredit faktor 15,80 sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta

dikategorikan kurang sehat dengan nilai kredit faktor 13,00, hal ini disebabkan

Tabel V. 21

Tabel Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan

PT.BPR BAS Yogyakarta Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik Tahun 2013

Sumber: Data Laporan Keuangan diolah

Tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar

71,68 dikategorikan cukup sehat sedangkan PT. BPR KBM Gresik

dikategorikan sehat dengan total skor 96,00. Perbedaan antara kedua BPR

terdapat pada rasio komponen KAP, ROA, BOPO, dan aspek manajemen.

Rasio KAP PT. BPR BAS Yogyakarta sebesar 13,81% dengan nilai

kredit faktor 14,48 yang dikategorikan kurang sehat. Sedangkan PT. BPR KBM

Gresik mendapatkan rasio sebesar 1,20% dengan nilai kredit faktor 25.

Rasio ROA PT. BPR BAS Yogyakarta sebesar (1,07%) sedangkan PT.

BPR KBM Gresik mendapatkan rasio sebesar 5,40%. Dalam hal ini disebabkan

PT. BPR BAS Yogyakarta masih mengalami kerugian. Rasio BOPO PT. BPR

KBM Gresik sebesar 84,11% sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta sebesar

104,24%, sehingga rasio BOPO PT. BPR KBM Gresik dikategorikan sehat

sedangkan PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorikan tidak sehat. Dalam aspek

manajemen, PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorikan kurang sehat dengan nilai

Rasio Nilai Kredit Komponen

NKF Rasio Nilai Kredit Komponen NKF Capital CAR 30% 28.68% 100.00 30.00 22.28% 100.00 30.00 Asset a. KAP 25% 13.81% 57.93 14.48 1.20% 100.00 25.00 b. PPAP 5% 100.00% 100.00 5.00 113.10% 100.00 5.00 Management M. Umum + M. Resiko Earning a. ROA 5% -1.07% 0.00 0.00 5.40% 100.00 5.00 b. BOPO 5% 104.24% 0.00 0.00 84.11% 100.00 5.00

Liquidity a. Cash Ratio 5% 32.47% 100.00 5.00 17.46% 100.00 5.00

b. LDR 5% 74.28% 100.00 5.00 89.13% 100.00 5.00

Jumlah Total 100% 71.68 96.00

Predikat

PT. BPR BAS Yogyakarta PT. BPR KBM Gresik Uraian Komponen Bobot

20% - 61.00 12.20 - 16.00

CUKUP SEHAT SEHAT

kredit faktor sebesar 12,20 sedangkan PT. BPR KBM Gresik dikategorikan

cukup sehat dengan nilai kredit faktor sebesar 16,00.

Tabel V. 22

Tabel Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan

PT.BPR BAS Yogyakarta Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik Tahun 2014

Sumber: Data Laporan Keuangan diolah

Pada tahun 2014, PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorikan cukup sehat

seperti tahun sebelumnya, sedangkan PT. BPR KBM Gresik dikategorikan sehat.

Perbedaan kembali terdapat pada komponen rasio KAP, ROA, BOPO, LDR dan

aspek manajemen.

Dalam rasio KAP, PT. BPR BAS Yogyakarta dikategorkan cukup sehat

dengan nilai kredit faktor sebesar 15,68, sedangkan PT. BPR KBM Gresik

dikategorikan sehat dengan nilai kredit faktor sebesar 25. Pada aspek

rentabilitas, PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh nilai kredit faktor sebesar 0

dan dikategorikan tidak sehat sedangkan PT. BPR KBM Gresik memperoleh

nilai kredit faktor sebesar 5 dan dikategorikan sehat.

PT. BPR BAS Yogyakarta mendapatkan rasio LDR sebesar 88,78%

dengan nilai kredit faktor 5, sedangkan PT. BPR KBM Gresik mendapatkan

rasio LDR sebesar 92,94% dengan nilai kredit faktor sebesar 4,41. Dalam hal ini

Rasio Nilai Kredit Komponen

NKF Rasio Nilai Kredit Komponen NKF Capital CAR 30% 21.37% 100.00 30.00 20.73% 100.00 30.00 Asset a. KAP 25% 13.09% 62.73 15.68 1.45% 100.00 25.00 b. PPAP 5% 100.00% 100.00 5.00 114.17% 100.00 5.00 Management M. Umum + M. Resiko Earning a. ROA 5% -3.86% 0.00 0.00 5.24% 100.00 5.00 b. BOPO 5% 113.82% 0.00 0.00 85.55% 100.00 5.00

Liquidity a. Cash Ratio 5% 10.88% 100.00 5.00 16.70% 100.00 5.00

b. LDR 5% 88.78% 100.00 5.00 92.94% 100.00 4.41

Jumlah Total 100% 72.88 95.41

Predikat

Uraian Komponen Bobot PT. BPR BAS Yogyakarta PT. BPR KBM Gresik

20% - 61.00 12.20 - 16.00

CUKUP SEHAT SEHAT

PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dikategorikan pada

kriteria sehat meskipun keduanya memiliki nilai kredit faktor yang berbeda.

Untuk aspek manajemen, PT. BPR BAS Yogyakarta mendapatkan kategori

kurang sehat dan PT. BPR KBM Gresik mendapatkan kategori cukup sehat.

Tabel V. 23

Tabel Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT.BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik

Tahun 2011-2014

Tahun PT. BPR BAS Yogyakarta PT. BPR KBM Gresik Total Skor Predikat Total Skor Predikat 2011 74,18 Cukup Sehat 94,64 Sehat 2012 66,05 Cukup Sehat 94,37 Sehat 2013 71,68 Cukup Sehat 96,00 Sehat 2014 72,88 Cukup Sehat 95,41 Sehat Sumber: Data Laporan Keuangan diolah

Pada tabel perbandingan tingkat kesehatan BPR secara keseluruhan dari

tahun 2011 – 2014, PT. BPR BAS Yogyakarta memiliki tingkat kesehatan yang dikategorikan cukup sehat. Sedangkan PT. BPR KBM Gresik memperoleh

tingkat kesehatan yang dikategorikan sehat.

Jika dilihat secara keseluruhan, PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh

kategori cukup sehat dikarenakan pada komponen KAP, ROA, dan BOPO PT.

BPR BAS Yogyakarta memperoleh predikat yang lebih rendah daripada PT.

BPR KBM Gresik yang memperoleh predikat lebih baik.

Sedangkan pada komponen LDR, PT. BPR KBM Gresik memperoleh

nilai kredit faktor yang lebih rendah daripada PT. BPR BAS Yogyakarta.

Perbedaan yang signifikan terdapat pada tahun 2012, PT. BPR KBM Gresik

memperoleh predikat cukup sehat sedangkan PT. BAS Yogyakarta memperoleh

73

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai perbandingan tingkat

kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dari tahun

2011 – 2014 menggunakan metode CAMEL, disimpulkan bahwa tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta dari tahun 2011-2014 memperoleh

predikat cukup sehat sedangkan PT. BPR KBM Gresik memperoleh predikat

sehat. Nilai kredit CAMEL yang diperoleh PT. BPR BAS Yogyakarta yakni

pada tahun 2011 memperoleh skor 74,18%, lalu menurun pada tahun 2012

sebesar 66,05%. Pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 71,68% dan pada

tahun 2014 meningkat kembali menjadi sebesar 72,88%. Untuk nilai kredit

CAMEL yang diperoleh PT. BPR KBM Gresik tahun 2011 sebesar 94,64%,

tahun 2012 sebesar 94,37%. Pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 96%

dan menurun di tahun 2014 menjadi sebesar 95,41%.

Dari hasil analisis perbandingan tingkat kesehatan BPR antara PT. BPR

BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dengan metode CAMEL tahun

2011-2014, dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya perbedaan terdapat

pada komponen KAP, ROA, BOPO, dan LDR.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan berupa analisis

ini karena penilaian aspek manajemen pada tahun 2014 menggunakan

penilaian tahun 2013 maka penulis berasumsi bahwa kondisi hasil penilaian

aspek manajemen tahun 2014 sama dengan kondisi penilaian aspek manajemen

tahun 2013.

C. Saran

Saran untuk PT. BPR BAS Yogyakarta dalam rangka meningkatkan

tingkat kesehatannya, agar memperbaiki komponen KAP, ROA, dan BOPO.

Sedangkan untuk PT. BPR KBM Gresik agar memperbaiki komponen LDR.

Saran yang diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya yaitu dalam

penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan data yang lengkap sehingga

dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik. Dengan demikian,

penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan sepenuhnya sesuai dengan

75

DAFTAR PUSTAKA

Angraini. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

denganPerbankan Konvensional. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Bank Indonesia. 1992. UU No. 7 tahun 1992, tentang Perbankan, Jakarta.

Bank Indonesia. 1997. Keputusan Direksi BI No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia, Jakarta

Bank Indonesia. 1998. UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan terhadap UU

No. 7 tahun 1992, Jakarta

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Jakarta

Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi ketiga. Salemba Empat, Jakarta

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 1 Revisi 2009, Penyajian Laporan Keuangan.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan

Aplikasi. Edisi pertama. BPFE, Yogyakarta

Susilo, Sri Y,dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep Teknik & Aplikasi + Banking Risk

Assessment. Cetakan pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Taufik, A Dharnaeny. 2012. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Hasa

Mitra dengan Metode CAMEL (Periode 2006-2010). Skripsi. Universitas

Hasanuddin, Makassar

Dokumen terkait