• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan nilai Intrinsik Saham Price Earning Ratio (PER)

Dalam dokumen I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 29-43)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 SIDO PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk 6 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk

4.2 Analisis Data

4.2.1 Perhitungan nilai Intrinsik Saham Price Earning Ratio (PER)

1. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g). Berikut tabel hasil perhitungan Dividend Growth dengan pendekatan PER.

Tabel 8. Dividen Growth (g) Pendekatan PER

No Kode Saham Dividen Growth (g) 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 0.0860 0.1082 0.0753 0.0996 0.1272 2 KLBF 0.1162 0.1162 0.1034 0.0981 0.0931 3 KAEF 0.1181 0.0977 0.0954 0.0806 -0.0009 4 MERK 0.0699 0.1980 0.0808 0.6329 0.0793 5 SIDO 0.0695 0.0828 0.0873 0.0855 0.0622 6 TSPC 0.0970 0.0925 0.1176 0.1138 0.0465 Rata-rata 0.1881 0.1159 0.0933 0.1851 0.0679

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan dividend growth (g) masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 6 pertumbuhan dividen tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 0.6420 pada tahun 2015, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut MERK memiliki nilai ROE dan DPR yang tinggi. Tingkat pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh SIDO sebesar 0.0695 karena meiliki nilai ROE dan DPR yang rendah. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Deviden

Growth dipengaruhi oleh nilai ROE dan DPR.

2. Menentukan Estimasi Earning per Share yang diharapkan. Berikut tabel hasil perhitungan Estimasi EPS yang diharapkan.

Tabel 9. Estimasi EPS Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham Estimasi EPS (EPS

1) 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 99.80 145.06 145.29 152.23 217.69 2 KLBF 47.11 54.02 55.79 56.63 57.57 3 KAEF 49.67 52.68 64.07 43.59 (2.24) 4 MERK 433.29 407.66 345.51 320.09 180.56 5 SIDO 29.86 33.09 36.80 46.15 55.13 6 TSPC 115.99 127.17 132.38 101.76 54.42 Rata-rata 1,266.35 136.61 129.97 120.07 93.86 Sumber : lampiran 2 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 7 Tingkat estimasi EPS terendah dimiliki oleh KAEF sebesar -2.24 pada tahun 2019 karena memiliki nilai EPS dan Deviden Growth yang rendah. Estimasi EPS tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 7255.70 karena memiliki nilai EPS dan Deviden Growh yang tinggi. Estimasi EPS ini dipengaruhi oleh tingkatan nilai EPS dan Deviden Growth.

3. Menentukan Tingkat Pengembalian (k) yang diharapkan. Berikut tabel

Required of Return dengan pendekatan PER.

Tabel 10. Required of Return (k) Pendekatan PER

No Kode Saham Required of Return (k)

2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 0.0860 0.1082 0.0753 0.0996 0.1272 2 KLBF 0.1162 0.1162 0.1034 0.0981 0.0931 3 KAEF 0.1181 0.0977 0.0954 0.0806 -0.0009 4 MERK 0.1158 0.1980 0.0808 0.6329 0.0793 5 SIDO 0.0695 0.0828 0.0873 0.0855 0.0622 6 TSPC 0.0970 0.0925 0.1176 0.1138 0.0465 Rata-rata 0.1881 0.1159 0.0933 0.1851 0.0679

Maksimum 0.1158 0.1980 0.1176 0.6329 0.1272 Minimum 0.0695 0.0828 0.0753 0.0806 -0.0009

Sumber : lampiran 3 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 8 Tingkat pengembalian yang diharapkan tertinggi dimiliki oleh MERK sebesar 0.1158 pada tahun 2015, karena pada tahun tersebut MERK memiliki nilai DPS tertinggi, nilai Deviden

Growth tinggi, dan harga saham yang cenderung lebih rendah dengan tahun

setelahnya. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian dipengaruhi oleh nilai DPS, Harga saham, serta Deviden Growth. Semakin tinggi DPS dan Deviden

Growth maka semakin tinggi tingkat pengembalian, namun semakin tinggi harga

saham maka semakin rendah tingkat pengembalian.

4. Menghitung Price Earning Ratio (PER). Berikut tabel perhitungan Price

Earning Ratio perusahaan subsektor farmasi.

Tabel 11. Price Earning Ratio Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham PER

2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 13.50 12.92 13.53 13.31 11.16 2 KLBF 30.87 30.90 32.98 29.01 30.31 3 KAEF 19.42 57.11 45.89 29.62 -550.66 4 MERK 1.06 26.79 25.84 1.40 16.32 5 SIDO 18.86 16.23 15.31 18.98 23.68 6 TSPC 15.09 16.53 14.89 14.82 25.91 Rata-rata 16.47 26.75 24.74 17.86 21.47 Sumber : lampiran 4 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan PER masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 9 diketahui Saham KLBF, dan SIDO di tahun 2015-2019 memiliki nilai PER di atas rata-rata saham farmasi lain nya, dan ditunjukan dengan konsistensinya harga pasar dan return yang meningkat di setiap tahun nya. Nilai PER yang fluktuatif menandakan bahwa performa perusahaan yang kurang stabil untuk di rekomndasikan dalam investasi jangka panjang.

5. Menghitung Nilai Intrinsik. Berikut tabel hasil perhitungan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER.

Tabel 12. Nilai Intrinsik dengan Pendekatan PER

No Kode Saham Nilai Intrinsik (Rp) 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 1,346.85 1,874.81 1,965.64 2,026.24 2,429.30 2 KLBF 1,454.37 1,669.10 1,839.75 1,643.04 1,744.88 3 KAEF 964.34 3,008.94 2,939.98 2,794.47 1,233.83 4 MERK 7,248.31 10,921.52 8,926.90 446.75 2,946.01 5 SIDO 563.21 537.08 563.60 875.85 1,305.26 6 TSPC 1,750.00 2,102.30 1,971.72 1,508.21 1,409.84 Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai intrinsik masing-masing perusahaan subsektor farmasi menggunakan pendekatan PER pada tabel 10 diketahui nilai intrinsik perusahaan subsektor farmasi selama rentang lima tahun (2015-2019) ada yang mengalami kenaikan dan ada pula yang mengalami fluktuasi. Nilai intrinsik terendah selama rentang tahun 2015-2019 dimiliki oleh SIDO yaitu dengan nilai terendah 537.08 pada tahun 2016, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut memiliki nilai PER dan EPS yanga cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tahun ainnya. Dengan demikian selama periode 2015-2019 SIDO berada pada kondisi

undervalued. Nilai intrinsik tertinggi selama rentang tahun 2015-2019 dimiliki oleh

MERK yaitu sebesar 10,921 pada tahun 2016, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut MERK memiiki nilai PER dan EPS yang tinggi dibandingkan dengan tahun lainnya. Dengan demikian selama periode 2015-2019 MERK berada pada kondisi

undervalued terkecuali di 2018 berada pada kondisi overvalued.

6. Membandingkan nilai intrinsik PER dengan harga pasar. Berikut tabel perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER.

Tabel 13 Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Intrinsik Pendekatan PER Tahun 2015

Kode Harga Tahun 2015

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 1300 1346.85 Undervalue KLBF 1320 1454.37 Undervalue KAEF 870 964.34 Undervalue MERK 6775 7248.31 Undervalue SIDO 550 563.21 Undervalue TSPC 1750 1750.00 Fairvalue Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan tabel 11 hasil perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER pada tahun 2015, diketahui bahwa 6 saham perusahaan Farmasi yang dianalisis diantaranya saham DVLA, KLBF, MERK, dan SIDO memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian 5 saham perusahaan tersebut berada dalam kondisi undervalued atau murah. Akan tetapi saham TSPC memiliki harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya atau fairvalued Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA, KLBF, MERK dan SIDO, ataupun menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut.

Tabel 14 Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Intrinsik Pendekatan PER Tahun 2016

Kode Harga Tahun 2016

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 1755 1874.81 Undervalue KLBF 1515 1669.10 Undervalue KAEF 2750 3008.94 Undervalue SCPI 9200 10921.52 Undervalue SIDO 520 537.08 Undervalue TSPC 1970 2102.30 Undervalue Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan tabel 12 hasil perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER pada tahun 2016, diketahui bahwa 6 saham perusahaan Farmasi yang dianalisis diantaranya saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai

intrinsiknya. Dengan demikian 6 saham perusahaan tersebut berada dalam kondisi

undervalued atau murah. Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya

dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC ataupun menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut.

Tabel 13 Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Intrinsik Pendekatan PER Tahun 2017

Kode Harga Tahun 2017

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 1960 1965.64 Undervalue KLBF 1690 1839.75 Undervalue KAEF 2700 2939.98 Undervalue SCPI 8500 8926.90 Undervalue SIDO 545 563.60 Undervalue TSPC 1800 1971.72 Undervalue Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan tabel 13 hasil perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER pada tahun 2017, diketahui bahwa 6 saham perusahaan Farmasi yang dianalisis diantaranya saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian 7 saham perusahaan tersebut berada dalam kondisi

undervalued atau murah. Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya

dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC ataupun menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut.

Tabel 15 Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Intrinsik Pendekatan PER Tahun 2018

Kode Harga Tahun 2018

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 1940 2026.24 Undervalue KLBF 1520 1643.04 Undervalue KAEF 2600 2794.47 Undervalue MERK 4300 446.75 Overvalue SIDO 840 875.85 Undervalue TSPC 1390 1508.21 Undervalue Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan tabel 14 hasil perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER pada tahun 2018, diketahui bahwa saham farmasi

yang dianalisis diantaranya saham DVLA, KLBF, KAEF, SIDO dan TSPC memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian 5 saham perusahaan tersebut berada dalam kondisi undervalued atau murah dan 1 saham perusahaan farmasi yang dianalisis yaitu MERK memiliki harga pasar saham yang lebih besar dari nilai intrinsiknya. Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC dan menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut.

Tabel 16. Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Intrinsik Pendekatan PER Tahun 2019

Kode Harga Tahun 2019

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 2250 2429.30 Undervalue KLBF 1620 1744.88 Undervalue KAEF 1250 1233.85 Overvalue SCPI 2850 2946.01 Undervalue SIDO 1275 1305.26 Undervalue TSPC 1395 1409.84 Undervalue Sumber : lampiran 5 (2020)

Berdasarkan tabel 15 hasil perbandingan harga pasar dengan nilai intrinsik menggunakan pendekatan PER pada tahun 2019, diketahui bahwa 5 saham perusahaan farmasi yang dianalisis diantaranya saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya dan 1 saham perusahaan farmasi yang dianalisis yaitu KAEF memiliki harga pasar saham yang lebih besar dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC berada dalam kondisi undervalued atau murah dan saham BBRI berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA, KLBF, MERK, SIDO dan TSPC dan menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut serta tidak membeli saham KAEF dan menjual saham bagi investor yang memiliki saham KAEF.

Discounted Cash Flow (DCF)

Tabel 17. Rata-Rata DPR Perusahaan Subsektor Farmasi No Kode Saham DPR (%) 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 67.48 51.55 98.02 73.41 53.07 2 KLBF 44.43 44.87 48.78 49.63 48.64 3 KAEF 18.84 20.00 30.01 36.93 -6.00 4 MERK 53.43 29.12 79.03 83.26 74.42 5 SIDO 85.73 81.15 81.48 81.34 90.99 6 TSPC 43.11 41.96 33.10 42.65 92.85 Rata-rata 52.17 44.77 61.74 63.20 58,90

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan DPR masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 16 didapat rata-rata DPR tahun 2015 adalah 52%. Pada tahun 2016 rata-rata DPR adalah 44.77%. Pada tahun 2017 rata-rata DPR adalah 61.74%. Pada tahun 2018 rata-rata DPR adalah 63.20%. Pada tahun 2019 rata-rata DPR adalah 58.90%. DPR terendah pada tahun 2015-2019 dimiliki oleh KAEF yaitu sebesar 18.84%, 20%, 30.01%, 36.93%, dan -6%. DPR tertinggi tahun 2015-2016 dimiliki oleh SIDO yaitu sebesar 85.73%, dan 81.15%, tahun 2017 dimiliki oleh DVLA yaitu sebesar 98.02%, tahun 2018 dimiliki oleh MERK yaitu sebesar 83.26%, serta tahun 2019 dimiliki oleh TSPC yaitu 92.85%. Dapat dilihat bahwa semua perusahaan mengalami penurunan DPR di tahun 2019 karena saham tersebut memiiki kenaikan nilai EPS pada tahun tersebut terkecuali TSPC yang justru naik secara signifikan, hal ini diarenakan TSPC mengalami penurunan nilai EPS pada tahun tersbut. DPR yang tinggi menggambarkan perusahaan yang sudah stabil sehingga menjadi daya tarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Tabel 18. Rata-Rata EPS Growth Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham

EPS Growth (%) Rata

-rata Konversi Teknik Mizrahi 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 0.41 0.07 0.01 0.38 0.22 0.15 2 KLBF 0.15 0.05 0.02 0.02 0.06 0,10 3 KAEF 0.07 0.22 -0.31 -0.94 -0.24 0,10 4 MERK -0.95 -0.04 8.36 - 0.94 1.61 0.15 5 SIDO 0.10 0.11 0.24 0.22 0.17 0,15 6 TSPC 0.03 0.01 -0.22 -0.43 -0.15 0,10

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Earning per Share Growth masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 17 diketahui rata-rata EPS Growth yang dikonversi sebagaimana teknik Charles S. Mizrahi Jika EPS Growth > 0.15, maka digunakan angka 0.15, Jika EPS Growth < 0.15, maka digunakan angka 0.10. Rata-rata EPS Growth DVLA tahun 2015-2019 adalah sebesar 0.15. Rata-rata EPS

Growth KLBF tahun 2015-2019 adalah sebesar 0.10. Rata-rata EPS Growth KAEF

tahun 2019 adalah sebesar 0.10. Rata-rata EPS Growth MERK tahun 2015-2019 adalah sebesar 0.15. Rata-rata EPS Growth SIDO tahun 2015-2015-2019 adalah sebesar 0.15. Rata-rata EPS Growth TSPC tahun 2015-2019 adalah sebesar 0.10.

Tabel 19. Rata-Rata PER Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham PER Rata-rata Konversi Teknik Mizrahi 2015 2016 2017 2018 2019 1 DVLA 13.50 12.92 13.53 13.31 11.16 12.88 12.00 2 KLBF 30.87 30.90 32.98 29.01 30.31 30.81 17.00 3 KAEF 19.42 57.11 45.89 64.10 -550.66 -72.83 12.00 4 MERK 1.06 26.79 25.84 1.40 16.32 14.28 12.00 5 SIDO 18.86 16.23 15.31 18.98 23.68 18.61 12.00 6 TSPC 15.09 16.53 14.89 14.82 25.91 17.45 12.00

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Price Earning Ratio (PER) masing-masing perusahaan subsektor Farmasi pada tabel 18 diketahui rata-rata PER yang dikonversi sebagaimana teknik Charles S. Mizrahi sebagai berikut: 1) Jika rata-rata

PER > 20, maka digunakan angka 17.2) Jika rata-rata PER < 20, maka digunakan angka 12. Rata-rata PER DVLA tahun 2015-2019 adalah sebesar 12. Rata-rata PER KLBF tahun 2015-2019 adalah sebesar 17. Rata-rata PER KAEF tahun 2015-2019 adalah sebesar 12. rata PER MERK tahun 2015-2019 adalah sebesar 12. Rata-rata PER SIDO tahun 2015-2019 adalah sebesar 12. Rata-Rata-rata PER TSPC tahun 2015-2019 adalah sebesar 12.

2. Menghitung Future Value EPS. Berikut tabel Future Value EPS perusahaan subsektor Farmasi.

Tabel 20. Future Value EPS Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham Future Value EPS (tahun ke-)

1 (2020) 2 (2021) 3 (2022) 4 (2023) 5 (2024) 1 DVLA 250.34 287.89 331.07 380.74 437.85 2 KLBF 63.33 69.66 76.63 84.29 92.72 3 KAEF -2.46 -2.71 -2.98 -3.28 -3.61 4 MERK 207.65 238.80 274.62 315.81 363.18 5 SIDO 63.40 72.91 83.84 96.42 110.88 6 TSPC 59.87 65.85 72.44 79.68 87.65 Sumber : lampiran 7 (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan Future Value EPS masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 19 diketahui Future Value EPS tertinggi tahun 2020-2024 (lima tahun ke depan, setelah tahun 2019) adalah DVLA berturut-turut yaitu sebesar Rp250.34 pada tahun 2020, Rp287.89 pada tahun 2021, Rp331.07 pada tahun 2022, Rp380.74 pada tahun 2023, dan Rp437.85 pada tahun 2024, hal ini dikarenakan nilai EPS DVLA yang tinggi pada tahun 2019. Future

Value EPS terendah tahun 2020-2024 (lima tahun ke depan, setelah tahun 2019)

adalah KAEF berturut-turut memiliki angka minus yaitu sebesar -Rp2.46 pada tahun 2020, -Rp2.71 pada tahun 2021, -Rp2.98 pada tahun 2022, -Rp3.28 pada tahun 2023, dan -Rp3.61 pada tahun 2024, hal ini dikarenakan KAEF memiliki nilai EPS yang rendah pada tahun 2019 dan pada tahun tersebut KAEF mengalami kerugian.

3. Menghitung Future Value Harga Saham. Berikut tabel Future Value Harga Saham tahun 2024 perusahaan subsektor farmasi.

Tabel 21. Future Value Harga Saham Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham Future Value Harga Saham

1 DVLA 5254.14 2 KLBF 1576.20 3 KAEF -43.30 4 MERK 4358.15 5 SIDO 1330.58 6 TSPC 1051.78

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan Future Value Harga Saham pada tahun 2024 masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 20 diketahui Future Value Harga Saham DVLA sebesar Rp5254.14. Future Value Harga Saham KBLF sebesar Rp1576.20. Future Value Harga Saham KAEF memungkinkan untuk merugi. Future Value Harga Saham MERK sebesar Rp4358.15. Future Value Harga Saham SIDO sebesar Rp1330.58. Future Value Harga Saham BJBR sebesar Rp3084.64. Future Value Harga Saham BJTM sebesar Rp1051.78. Nilai Future

Value ini didapatkan dari nilai Future Value EPS dengan konversi nilai PER.

Semakin tinggi nilai Future Value EPS maka semakin tinggi pula nilai Future Value harga saham.

4. Menghitung Akumulasi Dividen. Berikut tabel Akumulasi Dividen perusahaan subsektor Farmasi.

Tabel 22. Akumulasi Dividen Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham

Akumulasi Dividen (tahun ke-)

Total 1 (2019) 2 (2020) 3 (2021) 4 (2022) 5 (2023) 1 DVLA 172.00 197.80 227.47 261.59 300.83 1159.67 2 KLBF 29.94 32.93 36.22 39.84 43.83 182.76 3 KAEF 2.74 3.01 3.31 3.64 4.01 16.70 4 MERK 132.59 152.47 175.35 201.65 231.89 893.95 5 SIDO 53.34 61.34 70.54 81.13 93.30 359.65 6 TSPC 30.37 33.41 36.75 40.42 44.47 185.42

Berdasarkan hasil perhitungan akumulasi dividen masing-masing perusahaan subsektor farmasi pada tabel 21 diketahui akumulasi dividen tertinggi tahun 2020-2024 (lima tahun ke depan, setelah tahun 2019) adalah DVLA berturut-turut yaitu sebesar Rp172 pada tahun 2020, Rp197.80 pada tahun 2021, Rp227.47 pada tahun 2022, Rp261,59 pada tahun 2023, dan Rp300.83 pada tahun 2024, hal ini dikarenakan DVLA memiliki nilai Future Value EPS yang cenderung lebih tinggi dbandingkan dengan lainnya. Akumulasi dividen terendah tahun 2020-2024 (lima tahun ke depan, setelah tahun 2019) adalah KAEF berturut-turut yaitu sebesar Rp2.74 pada tahun 2020, Rp3.01 pada tahun 2021, Rp3.01 pada tahun 2022, Rp3.64 pada tahun 2023, dan Rp4.01 pada tahun 2024, hal ini dikarenakan KAEF memiliki nilai Future Value EPS yang cenderung lebih rendah dbandingkan dengan lainnya. 5. Menghitung Future Value Total. Berikut tabel Future Value Total tahun

ke-5 (2024) perusahaan subsektor Farmasi.

Tabel 23. Future Value Total Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham Future Value Harga Saham Total

1 DVLA 6413.82 2 KLBF 1758.96 3 KAEF -26.60 4 MERK 5252.10 5 SIDO 1690.24 6 TSPC 1237.20

Sumber : IDX (Data Diolah, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan Future Value Harga Saham Total pada tahun 2024 masing-masing perusahaan subsektor Farmasi pada tabel 22 diketahui Future

Value Harga Saham DVLA sebesar Rp6413.82. Future Value Harga Saham KLBF

sebesar Rp1758.96. Future Value Harga Saham KAEF negatif yaitu sebesar -Rp26.60. Future Value Harga Saham MERK sebesar Rp5252.10. Future Value Harga Saham SIDO sebesar Rp1.690,24. Future Value Harga Saham TSPC sebesar Rp1.237,20.

6. Menentukan Tingkat Imbal Hasil/Diskonto (r). Berikut Tingkat Imbal Hasil/Diskonto perusahaan subsektor Farmasi. Pada penelitian ini menggunakan metode CAPM dengan rumus sebagai berikut:

r = r risk free rate + β (r market - r risk free rate)

didasarkan atau diasumsikan bahwa Sertifikat Bank Indonesia sebagai investasi tanpa risiko bagi investor/marginal investor

r market: 12.1% didasarkan dengan resiko pasar saham di indonesia yaitu IHSG

Tabel 24. Tingkat Imbal Hasil (r) Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode Saham r(%) 1 DVLA 6.53 2 KLBF 13.53 3 KAEF 10.75 4 MERK 8.67 5 SIDO 6.59 6 TSPC 7.98 Sumber : lampiran 6 (2020)

7. Menghitung Nilai Harga Wajar. Berikut tabel Present Value perusahaan subsektor Farmasi.

Tabel 25. Present Value Perusahaan Subsektor Farmasi

No Kode

Saham

Present Value (Harga Wajar) tahun ke-

1 (2024) 2 (2023) 3 (2022) 4 (2021) 5 (2020) 6 (2019) 1 DVLA 6021 5652 5306 4981 4676 4389 2 KLBF 1549 1365 1202 1059 933 822 3 KAEF -24 -22 -20 -18 -16 -14 4 MERK 4833 4447 4092 3766 3465 3188 5 SIDO 1586 1488 1396 1309 1228 1152 6 TSPC 1146 1061 983 910 843 780

Sumber : IDX (Data Diolah 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga wajar masing-masing perusahaan subsektor Farmasi menggunakan pendekatan DCF pada tabel 24 diketahui harga wajar perusahaan subsektor Farmasi selama rentang lima tahun (2019-2023) ada yang mengalami kenaikan dan ada pula yang mengalami fluktuasi. Nilai ini dipengaruhi oleh nilai total saham dibagi dengan tingakat imbal hasil (r). Harga wajar saham DVLA tahun 2019 adalah sebesar Rp4389 dengan nilai pasar Rp 2250 artinya DVLA berada pada kondisi undervalued. Harga wajar saham KLBF tahun 2019 adalah sebesar Rp822 dengan nilai pasar Rp1620 artinya KLBF berada pada kondisi overvalued. Harga wajar saham KAEF tahun 2019 adalah sebesar –Rp14 dengan nilai pasar Rp1250 artinya KAEF berada pada kondisi overvalued. Harga wajar saham MERK tahun 2019 adalah sebesar Rp3188 dengan nilai pasar Rp 2850 artinya MERK berada pada kondisi undervalued. Harga wajar saham SIDO tahun 2019 adalah sebesar Rp1152 dengan nilai pasar Rp1275 artinya SIDO berada pada

kondisi Overvalued. Harga wajar saham TSPC tahun 2019 adalah sebesar Rp 780 dengan nilai pasar Rp1395 artinya TSPC berada pada kondisi overvalued.

8. Membandingkan nilai harga wajar DCF dengan harga pasar. Berikut tabel perbandingan harga pasar dengan nilai harga wajar menggunakan pendekatan DCF.

Tabel 26. Perbandingan Harga Pasar dengan Nilai Harga Wajar Pendekatan DCF

Kode Harga Tahun 2019

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan

DVLA 2.250 4.389 Undervalued KLBF 1.620 822 Overvalued KAEF 1.250 -14 Overvalued MERK 2.850 3.188 Undervalued SIDO 1.275 1.152 Overvalued TSPC 1.395 780 Overvalued

Sumber : IDX (Data Diolah 2020)

Berdasarkan tabel 25 hasil perbandingan harga pasar dengan harga wajar saham menggunakan pendekatan DCF pada tahun 2019 diketahui bahwa 3 saham perusahaan farmasi yang dianalisis diantaranya saham DVLA dan MERK memiliki harga pasar saham yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya dan 4 saham perusahaan farmasi yang dianalisis yaitu saham KLBF KAEF SIDO dan TSPC memiliki harga pasar saham yang lebih besar dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian saham DVLA dan MERK berada dalam kondisi undervalued atau murah dan saham KLBF KAEF SIDO dan TSPC berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Pengambilan keputusan investasi yang sebaiknya dilakukan oleh investor adalah membeli saham DVLA dan MERK untuk menambah kepemilikan saham bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut serta tidak membeli saham KLBF KAEF SIDO dan TSPC dan menjual saham bagi investor yang memiliki saham-saham tersebut. 4.2.2 Perbandingan Nilai Intrinsik Saham dan Keputusan Investasi

Berikut tabel perbandingan nilai intrinsik saham perusahaan subsektor farmasi tahun 2019 pengambilan keputusan investasi menggunakan pendekatan PER dan DCF serta perbandingan nilai RMSE.

Tabel 27. Perbandingan Nilai Intrinsik Saham Tahun 2019 Pengambilan Keputusan Investasi Pendekatan PER dan DCF

Kode Harga PER DCF

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan Intrinsik (Rp) Keterangan DVLA 2.250 2429.30 Undervalue 4389 Undervalued

Kode Harga PER DCF

Saham Pasar (Rp) Intrinsik (Rp) Keterangan Intrinsik (Rp) Keterangan KAEF 1.250 1233.85 Overvalue -14 Overvalued

MERK 2.850 2946.01 Undervalue 3188 Undervalued SIDO 1.275 1305.26 Undervalue 1152 Undervalued

TSPC 1.395 1409.84 Undervalue 780 Overvalued

RMSC 9726.36 2148304.33

Sumber : Lampiran 9 (Data Diolah 2020)

Berdasarkan tabel 26 setelah dilakukan perbandingan nilai intrinsik 6 saham perusahaan subsektor farmasi tahun 2019 pengambilan keputusan investasi menggunakan pendekatan PER dan DCF serta perbandingan nilai RMSE dapat diketahui tidak terdapat saham yang berada dalam kondisi correctly value yaitu harga pasar yang sama dengan nilai intrinsiknya. Hasil perhitungan menunjukkan nilai yang sama pada pendekatan DDM dan PER. pendekatan PER menghasilkan nilai intrinsik yang lebih mendekati harga pasarnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai RMSE yang memiliki nilai lebih kecil yaitu sebesar 972636. Dengan demikian pendekatan PER adalah pendekatan yang paling akurat dibandingkan dengan pendekatan pendekatan DCF . Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai RMSE maka semakin akurat pendekatan yang digunakan yang artinya penyimpangan harga wajar terhadap harga pasar saham yang paling kecil dimiliki oleh pendekatan PER.

Sumber : IDX (Data Diolah 2020)

Gambar 7. Return Of Earnings Saham Farmasi di masa Pra Pandemi -10 -5 0 5 10 15 20 25 30

DVLA INAF KAEF KLBF MERK PEHA PYFA SCPI SIDO TSPC

Return of Assets Sektor Farmasi di masa Pra

Dalam dokumen I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 29-43)

Dokumen terkait