• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pengolahan Data

4.2.4 Peramalan Permintaan Tiap Customer

4.2.4.3 Perhitungan Nilai MSE

Berdasarkan metode peramalan yang digunakan dicari nilai MSE terkecil

dari metode peramalan, dengan nbilai MSE untuk masing-masing metode dapat

dilihat pada tabel 4.25 sebagai berikut :

Tabel 4.25 Nilai MSE dari 3 Metode Peramalan

Agency Moving Average Single Exponetil Smoothing Double Exponential Smoothing Agen 1 7346,636 7151,54 7121,218 Agen 2 4963 4872,186 4997,619 Agen 3 1477 664,832 657,867 Agen 4 54277 42667,81 42021,24 Agen 5 12413 13549,44 14826,01 Agen 6 85770 72989,74 73308,26 Agen 7 31365 97494,34 84164,61 Agen 8 26059 20784,8 20556,27 Agen 9 458854 451196,9 452039,6 Agen 10 1409295 728505,4 691131,3 Agen 11 1534621 745400,1 667321,4 Agen 12 5909 2659,329 2631,47 Agen 13 266590 264353,5 267026 Agen 14 404775 408296,1 418627,1

4.2.4.4 Pemilihan Nilai MSE Terkecil

Dari perhitungan nilai MSE kemudian dicari nilai MSE Terkecil

berdasarkan metode peramalan yang digunakan, dengan hasil nilai MSE terkecil

Tabel 4.26 Nilai MSE Terkecil dan Metode Yang digunakan

Agen Metode Peramalan Nilai MSE Agen 1 Double exponential smoothing 7121,218 Agen 2 Single exponential smoothing 4872,186 Agen 3 Double exponential smoothing 657,867 Agen 4 Double exponential smoothing 42021,24 Agen 5 Moving Average 12413 Agen 6 Single exponential smoothing 72989,74 Agen 7 Moving average 31365 Agen 8 Double exponential smoothing 20556,27 Agen 9 Single exponential smoothing 451196,9 Agen 10 Double exponential smoothing 691131,3 Agen 11 Double exponential smoothing 667321,4 Agen 12 Double exponential smoothing 2631,47 Agen 13 Single exponential smoothing 264353,5 Agen 14 Moving average 404775

4.2.4.5 Melakukan Uji MRC dari Metode Peramalan yang Digunakan Setelah mencari nilai MSE terkecil dari metode peramalan permintaan

tersebut dilakukan uji MRC, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data

permintaan terkontrol atau tidak berdasarkan metode peramalan yang digunakan.

MOVING RANGE CHART (MRC)

pom bensin vila bukit mas

-200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Periode Er ro r 12 UCL = 151,184 A = 100,79 B = 50,395 -B = -50,395 -A = -100,79 LCL = -151,184

Hasil dari Uji MRC untuk customer selanjutnya dapat dilihat pada lampiran C

4.2.4.6 Peramalan Permintaan Untuk Tahun 2010

Berdasarkan hasil uji MRC dilakukan peramalan permintaan untuk tahun

2010 menggunakan Software WINQSB dengan hasil Peramalan dapat dilihat pada

lampiran D

Hasil Peramalan untuk tiap customer untuk Tahun 2010, kemudian

digunakan untuk menentukan besarnya order size dari masing-masing customer.

Perhitungan order size untuk tiap-tiap customer, contoh perhitungan order size

adalah : 12 24 ... 15 14 13     Hasilperamalanperiode ordersize

Misal order size untuk Pom Bnesin bukit mas regency:

Order size 462,1 12 1 , 462 ... 1 , 462 1 , 462    

= 462,1 eksemplar/kirim (Hasil dibulatkan keatas semua)

Tabel 4.27 Rata-rata Besarnya Order Size per bulan untuk tahun 2010

Agen Order size (Eksemplar) Pembulatan keatas

Agen 1 462,1 463 Agen 2 586,6 587 Agen 3 763,6 764 Agen 4 1230,3 1231 Agen 5 310 310 Agen 6 706,9 707 Agen 7 1860 1860 Agen 8 1992,2 1993 Agen 9 3081,2 3082 Agen 10 3265,8 3266 Agen 11 2174,7 2175 Agen 12 1527,2 1528 Agen 13 1545,4 1546 Agen 14 155 155

4.2.5 Rute Baru (Penerapan Metode Savings Matrix) Berdasarkan Permintaan Tahun 2010

Berdasarkan peramalan permintaan tahun 2010, untuk permintaan dari tiap

customer dialokasikan pada rute baru (penerapan metode Savings Matrix), karena metode savings matrix memberikan penghematan jarak tempuh maupun biaya

transportasi, sehingga besarnya besarnya permintaan dari tiap customer langsung

dialokasikan pada rute baru. Dengan besarnya order size untuk tiap-tiap rute

sebagai berikut :

a. Rute A = C7

Beban rute A = 1860 Eksemplar

Armada : Pick up

b. Rute B = C10, C11, C12, C13, C14

Beban rute B = 8670 Eksemplar

c. Rute C = C9

Beban rute C = 3082 Eksemplar

Armada Pick up

d. Rute D = C3, C5, C8

Beban rute D = 3067 Eksemplar

Armada Pick up

e. Rute E = C1, C2, C4, C6

Beban rute E = 2988 Eksemplar

Armada Pick up

4.2.6 Perhitungan Biaya Transportasi Rute Baru Untuk Tahun 2010 Untuk menghitung apakah biaya transportasi lebih kecil setelah penerapan

metode Savings Matrix, maka kita melakukan perhitungan biaya transportasi

setelah penerapan metode Savings Matrix berdasarkan Permintaan Tahun 2010

dengan melihat Tabel 4.6 Daftar Harga Untuk Biaya Transportasi awal dapat

dihitung besarnya biaya transportasi setelah penerapan metode Savings matrix

adalah :

Untuk rute yang menggunakan armada pick up :

1. Rute A (C7)

Biaya transportasi = Total jarak tempuh x 1/10 x harga bahan bakar

(Premium) + ongkos supir + retribusi

= 248,576 km x 1/10 x Rp. 4500,- + Rp.28333 +

Rp.40000

2. Rute C (C9)

Biaya transportasi = Total jarak tempuh x 1/10 x harga bahan bakar

(Premium) + ongkos supir + retribusi

= 56,578 km x 1/10 x Rp. 4500,- + Rp.28333 +

Rp.10000

= Rp.63793 /Perjalanan

3. Rute D (C3,C5,C8)

Biaya transportasi = Total jarak tempuh x 1/10 x harga bahan bakar

(Premium) + ongkos supir + retribusi

= 75,472 km x 1/10 x Rp. 4500,- + Rp.28333 +

Rp.10000

= Rp. 72295 /Perjalanan

4. Rute E (C1,C2,C4,C6)

Biaya transportasi = Total jarak tempuh x 1/10 x harga bahan bakar

(Premium) + ongkos sopir

= 31,592 km x 1/10 x Rp. 4500,- + Rp.28333

= Rp. 42549 /Perjalanan

Untuk rute yang menggunakan truk box

2. Rute B (C10,C11,C12,C13,C14)

Biaya transportasi = Total jarak tempuh x 1/6 x harga bahan bakar (Solar)

+ ongkos supir

= 318,28 km x 1/6 x Rp. 4500,- + Rp.33333

Jadi, biaya total transportasi untuk rute baru, adalah :

= Biaya transportasi Rute A + Rute B + Rute C + Rute D + Rute E

= Rp. 180192 /perjalanan + Rp. 262494 /perjalanan + Rp. 63793

/perjalanan + Rp. 72295 /perjalanan + Rp. 42549 /perjalanan

= Rp. 621323 / perjalanan

4.2.7 Rekomendasi Jalur Distrtibusi Untuk Tahun 2010 Biaya Transportasi Rute Awal = Rp. 707636 / Perjalanan

Biaya Transportasi Rute Baru = Rp. 621323 / perjalanan

Berdasarkan perhitungan Biaya Transportasi dari besarnya permintaan

tahun 2009 pada rute awal dan rute baru diatas didapat penghematan sebesar :

= Rp. 707636 /Perjalanan - Rp. 621323 / perjalanan

= Rp. 86313 atau penghematan sebesar 29,53 %, maka Rute baru (dengan

penerapan Metode Savings Matrix) dapat direkomendasikan sebagai rute baru

untuk pengiriman permintaan customer untuk tahun 2010 dengan besarnya biaya

transportasi untuk tahun 2010 sebesar Rp. 621323 / perjalanan

4.3 Analisa Dan Pembahasan

4.3.1 Analisa Penentuan dan Urutan Kunjungan pada Jalur Distribusi

Jalur distribusi atau rute awal yang digunakan berdasarkan permintan

customer tahun 2009 dalam pendistribusian koran memiliki jumlah rute sebanyak 7 rute, yaitu :

Tabel 4.28 Urutan Kunjungan Untuk Rute Awal (Rute Perusahaan)

Rute Nama Customer Kode Armada

I Pabrik – pom bensin – bank mandiri-pabrik G – C1 – C2 - G Pick up II Pabrik – JMP – Pelabuhan tanjung

Perak-pabrik

G – C3 – C5 - G Pick up

III Pabrik – Sumanto agency – perwakilan sidoarjo-pabrik

G – C4 – C6 - G Pick up

IV Pabrik – Agency Suroso-pabrik G – C7 - G Pick up V Pabrik – agency Indra – Terminal

Lamongan-pabrik

G – C9 – C8 –G Truck box

VI Pabrik – biro malang – Terminal Jember-pabrik

G – C10 – C11 - G Truck box

VII Pabrik – Sriwijaya Air – Merpati Air – Citilink juanda- pabrik

G – C12 – C13 – C14 – G

Pick up

Sedangkan Jalur distribusi atau rute baru yang digunakan berdasarkan

permintan customer tahun 2010 dalam pendistribusian koran memiliki jumlah rute

sebanyak 5 rute, yaitu :

Tabel 4.29 Urutan Kunjungan Rute Baru (penerapan metode Savings Matrix)

Rute Urutan Kunjungan Kode Jenis

Armada A Pabrik - Agency suroso – Pabrik (G-C7-G) Pick Up B Pabrik – Sriwijaya Air – Merpati Air –

Citilink – biro Malang – terminal Tawang Jember – Pabrik

(G-C12-C13-C14-C10-C11-G) Truck box

C Pabrik - Indra agency–Pabrik (G-C9-G) Pick up D Pabrik – JMP – Pelindo – Terminal

Lamongan – Pabrik

(G-C3-C5-C8-G) Pick up

E Pabrik–Sumanto Agency – Perwakilan Sidoarjo – pom bensin bukit mas – bank mandiri Darmo–Pabrik

Jalur distribusi dari rute awal (Rute dari perusahaan) berubah menjadi 5

rute baru, dimana 5 rute baru ini didapat setelah penerapan metode savings matrix.

Jalur distribusi awal dari perusahaan yang memiliki 7 rute distribusi menjadi 5

rute distribusi disebabkan karena sebagian besar pada rute awal yang dimiliki

perusahaan, pengiriman koran dilakukan adalah satu armada pengiriman

dilakukan pada satu customer. Sedangkan setelah penerapan metode savings

matrix pengiriman koran dapat dilakukan penghematan perjalanan dengan penghematan jarak yaitu dengan melakukan pengiriman satu kali pengiriman atau

perjalanan dapat dilakukan untuk beberapa customer dimana pemilihan customer

untuk tiap rute dengan mempertimbangkan banyaknya permintaan tiap customer,

kapasitas alat angkut, dan lokasi customer, sehingga berdasarkan rute awal diatas

Perusahaan memiliki 7 rute awal dengan pengalokasian pada Tujuh jenis armada

yang ada yaitu pick up (5), dan truk box (2). Tujuh jenis armada tersebut

dialokasikan dengan ketentuan Rute I sampai IV, dan VII menggunakan armada

Pick up, rute V sampai VI menggunakan armada Truk Box.

Dengan banyaknya rute yang harus dilalui armada pada rute awal tersebut,

maka mencoba melakukan penghematan jarak tempuh, dalam hal ini

menggunakan metode savings matrix dalam penerapannya dan didapat 5 rute baru

(rute A, rute B, rute C, rute D, rute E), dengan masing-masing customer dan

urutan kunjungan sebagai berikut :

Rute A dengan urutan kunjungan dari Pabrik – Agency Suroso – Pabrik

dan Armada yang digunakan 1 buah Pick up. Rute B dengan urutan kunjungan

dari Pabrik – Sriwijaya Air – Merpati Air – Citilink – biro Malang – Terminal

dengan urutan kunjungan dari Pabrik – Agency Indra – Pabrik dan Armada yang

digunakan 1 Pick up. Rute D dari Pabrik – JMP – Pelindo – Terminal Lamongan

– Pabrik dan Armada yang digunakan 1 buah Pick up. Rute E dengan urutan

kunjungan dari Pabrik – Sumanto Agency – Perwakilan Sidoarjo – Pom bensin

Bukit Mas – Bank Mandiri Darmo – Pabrik dan Armada yang digunakan 1 buah

Pick Up.

4.3.2 Analisa Perbandingan Rute atau Jalur Distribusi sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix

Perbandingan antara Rute atau Jalur Distribusi sebelum dan Sesudah

Penerapan Metode Savings Matrix. dengan membandingkan jumlah keseluruhan

jarak tempuh dari semua rute pada rute awal dan jumlah keseluruhan jarak tempuh

dari semua rute pada rute baru. Rute awal dalam pengiriman produk ke customer

memiliki total jarak tempuh, sebagai berikut :

Tabel 4.30 Rute awal (Rute dari perusahaan) dan Total jarak Tempuh

Rute Armada Rute Pengiriman dari gudang ke customer Jarak tempuh (km) I Pick Up G – C1 – C2 – G 10,924 II Pick Up G – C3 – C5 - G 28,41 III Pick Up G – C4 – C6 – G 19,7 IV Pick Up G – C7 – G 248,576 V Truk Box G – C9 – C8 –G 93,346 VI Truk Box G – C10 – C11 – G 309,112 VII Pick Up G – C12 – C13 – C14 – G 24,696

Rute Baru dalam pengiriman produk ke customer memiliki total jarak

tempuh, sebagai berikut :

Tabel 4.31 Rute Baru (Setelah penerapan metode Savings Matrix)

dan Total jarak Tempuh

Rute Armada Rute Pengiriman ke customer Jarak tempuh (km)

A Pick Up (G-C7-G) 248,576

B Truk Box (G-C12-C13-C14-C10-C11-G) 318,28

C Pick Up (G-C9-G) 56,578

D Pick Up (G-C3-C5-C8-G) 75,472

E Pick Up (G-C4-C6-C1-C2-G) 31,592

Total Jarak Tempuh pada Rute Baru 730,498

Dari Tabel 4.30 Rute awal dan Total jarak Tempuh dan Tabel 4.31 Rute

baru dan Total jarak Tempuh dapat dilihat pada rute awal (rute dari perusahaan)

terdapat Dua jenis armada yaitu pick up, truk Box, dimana untuk armada pick up

dialokasikan pada rute I dengan total jarak tempuh 10,924 km , rute II dengan

total jarak tempuh 28,41 km, rute III dengan total jarak tempuh 19,7 km, rute IV

dengan total jarak tempuh 248,576 km, dan rute VII dengan total jarak tempuh

24,696 km. Sedangkan pada rute baru (setelah penerapan metode Savings Matrix)

jenis armada pick up dialokasikan pada rute A dengan total jarak tempuh 248,576

km, rute C dengan total jarak tempuh 56,578 km, rute D dengan total jarak

tempuh 75,472 km, dan rute E dengan jarak tempuh 31,592 km.

Sedangkan untuk armada truk box pada rute awal dialokasikan pada rute V

dengan total jarak tempuh 93,346 km, dan rute VI dengan total jarak tempuh

309,112 km, sedangkan pada rute baru (setelah penerapan metode Savings Matrix)

jenis armada Truk box dialokasikan pada rute B dengan total jarak tempuh

Sehingga setelah penerapan metode Savings Matrix diperoleh

penghematan rute dari 7 rute menjadi 5 rute dan penghematan total jarak tempuh

dari 734,764 km menjadi 730,498 km dengan penghematan sebesar 4,266

km.dengan persentase sebesar 29,53%

4.3.3 Perbandingan Biaya Transportasi sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix

Perbandingan Biaya Transportasi sebelum dan Sesudah Penerapan Metode

Savings Matrix. Yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan Biaya Transportasi sebelum (rute awal) dan Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix

(rute baru) untuk permintaan customer tahun 2009.

Biaya Transportasi dalam pengiriman produk ke customer memiliki total

Biaya Transportasi, sebagai berikut :

Tabel 4.32 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode Savings Matrix

Rute Customer pada Rute Awal Biaya Transportasi I G – C1 – C2 – G Rp. 33248 II G – C3 – C5 - G Rp. 41117 III G – C4 – C6 – G Rp. 37198 IV G – C7 – G Rp. 180192 V G – C9 – C8 –G Rp. 110542 VI G – C10 – C11 – G Rp. 265893 VII G – C12 – C13 – C14 – G Rp. 39446 Total Biaya Transportasi pada rute Awal Rp. 707636

Biaya Transportasi dalam pengiriman produk ke customer memiliki total

Tabel 4.33 Biaya Transportasi Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix

No Rute Baru Biaya Transportasi

A (G-C7-G) Rp. 180192 B (G-C12-C13-C14-C10-C11-G) Rp. 262494 C (G-C9-G) Rp. 63793 D (G-C3-C5-C8-G) Rp. 72295 E (G-C4-C6-C1-C2-G) Rp. 42549 Total Biaya Transportasi pada rute Baru Rp. 621323

Dari Tabel 4.32 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode Savings

Matrix diperoleh total biaya transportasi pada rute awal sebesar Rp. 707636 dan Tabel 4.33 Biaya Transportasi Sesudah Penerapan Metode

Savings Matrix diperoleh total biaya transportasi pada rute baru sebesar Rp. 621323 sehingga diperoleh penghematan Biaya Transportasi dari Rp. 707636

menjadi Rp. 621323 dengan penghematan sebesar Rp. 86313. dengan persentase

sebesar 27,25%

Karena didapatkan penghematan rute, jarak tempuh maupun biaya

transportasi setelah melakukan penerapan metode Savings matrix maka untuk

tahun 2010, perusahaan dapat menggunakan jalur distribusi dari savings matrix

yaitu rute A sampai E dengan total biaya transportasi sebesar Rp. 621323

5.1 Kesimpulan

Dari pengolahan data dan pembahasan permasalahan pada bab 4 dapat

disimpulkan bahwa rute yang ditentukan meliputi rute A sampai dengan E.

1. Jalur atau rute distribusi yang diperoleh untuk melayani permintaan koran

berdasarkan kapsitas alat angkut dengan penerapan metode Savings Matrix ,

yaitu :

a. Rute A: urutan kunjungan dari Pabrik – Sumenep – Pabrik (G-C7-G),

total jarak perjalanan 248,576 km. Dengan beban rute A = 1860

exemplar. menggunakan armada pick up yg memiliki kapasitas sebesar

3600 exemplar .

b. Rute B: urutan kunjungan dari Pabrik – Sriwijaya Air, Juanda – Merpati

Air, Juanda – Citilink, Juanda – Malang – Jember – Pabrik

(G-C12-C13-C14-C10-C11-G), total jarak perjalanan 318,28 km. Dengan beban rute

B = 8670 exemplar. Menggunakan armada truck box. Dengan kapasitas

truck box sebesar 10.000 exemplar

c. Rute C: urutan kunjungan dari Pabrik – Mojokerto – Pabrik (G-C9-G),

total jarak perjalanan 56,578 km. Dengan beban rute C = 3082 exemplar.

Menggunakan armada pick up yg memiliki kapasitas sebesar 3600

exemplar.

d. Rute D: urutan kunjungan dari Pabrik – JMP, Surabaya – Perak,

Surabaya – Lamongan – Pabrik (G-C3-C5-C8-G), total jarak perjalanan

e. Rute E: urutan kunjungan dari Pabrik – Menanggal, Surabaya –

Buduran, Sidoarjo – Bukit mas, Surabaya – Darmo, Surabaya – Pabrik

(G-C4-C6-C1-C2-G), total jarak perjalanan 31,592 km. Degan beban

rute E = 2988 exemplar. Menggunakan armada pick up yg memiliki

kapasitas sebesar 3600 exemplar.

2. Penghematan jarak dan efisiensi biaya distribusi dengan penerapan metode

Savings Matrix, yaitu : a.. Penghematan Jarak

Penghematan rute dari 7 rute dengan jarak total sebesar 734,764

km menjadi 5 rute dengan jarak total sebesar 730,498 sehingga didapatkn

penghematan total jarak tempuh sebesar 4,266 km. dengan persentase

sebesar 29,53%

b. Penghematan Biaya Transportasi (efisiensi biaya)

Penghematan Biaya Transportasi dari Rp. 707636 menjadi

Rp.621323 dengan penghematan sebesar Rp. 86313. dengan persentase

sebesar 27,25%.

5.2 Saran

Pada akhir penelitian ini dapat diberikan beberapa saran baik bagi PT.

HARIAN SURABAYA PAGI maupun bagi peneliti yang lain, adalah sebagai

1. PT. HARIAN SURABAYA PAGI diharapkan dapat menentukan jalur

distribusi yang tepat dan optimal, sehingga dapat meminimalkan biaya

transportasi.

2. PT. HARIAN SURABAYA PAGI diharapkan dapat menggunakan jalur

distribusi baru, dimana jalur distribusi baru tersebut merupakan hasil dari

Ariyani, Enny. 2008. Buku Ajar Sistem Produksi. Lembaga Penerbitan Fakultas teknologi Indudtri Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia

Bowersox, Donald, J. 1978. Logistical Management 2. Terjemahan A. Hasyim Ali Manajemen Logistik 2. Jakarta: Bumi Aksara. 1986

Dimyati, Tjutju Tarliah. 1992. Operations Research Model-Model Pengambilan Keputusan. Bandung : Sinar Baru Algendo.

Mulyono, Sri. 1991. Operations Research. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi pertama. Jakarta : Guna Widya.

Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management edisi pertama. Surabaya: Guna Widya.

Salim, H. Abbas. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Woodward, Frank, H. 1996. Managing The Transport Service Function Terjemahan P. Hadinoto. Manajemen Transpor. Jakarta: CV. Terna Grafica. 1996.

Dokumen terkait