• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. HARIAN SURABAYA PAGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. HARIAN SURABAYA PAGI."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT.

HARIAN SURABAYA PAGI

SKRIPSI

Oleh :

RIZAL SEXTOVIANTO

05 32010 134

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

Bismillahirrohmanirrohiim

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN EFFISIENSI PENDISTRIBUSIAN KORAN DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI PALING OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. HARIAN SURABAYA PAGI”. Tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain doa yang tulus sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamya atas segala yang diberikanNya.

Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono. MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. MT.Safirin, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan sebagai pembimbing I

saya..

(3)

6. Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan nasehat-nasehat,

dorongan, doa, dan kasih sayang selama ini.

7. Sahabat-sahabatku Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan ’05

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang

telah diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,

semoga hasil pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi

setiap pembaca pada umumnya.

Surabaya, Juni 2010

(4)

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI……….. ..iii

DAFTAR TABEL……….. ..vii

DAFTAR GAMBAR………...…..ix

DAFTAR LAMPIRAN………..x

ABSTRAKSI...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...…1

1.2 Rumusan Masalah ………...2

1.3 Batasan Masalah .………3

1.4 Asumsi...……….3

1.5 Tujuan Penelitian ...………..4

1.6 Manfaat Penelitian ……….……….…4

1.7 Sistematika Penulisan ……….….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan distribusi...………...7

2.2 Metode Savings Matrix……….13

2.2.1Pengertian Metode Savings Matrix………..13

(5)

2.3.2Beberapa Sifat Hasil Peramalan………...21

2.3.3Prosedur Peramalan………..21

2.4 Metode Time Series………..27

2.4.1 Metode yang digunakan dalam time series ……….29

2.4.2 Ukuran akurasi dari peramalan………31

2.4.3 Pola Permintaan………...33

2.5 Efisiensi penjadwalan jalur distribusi..……….35

2.6 Analisa keputusan ...36

2.6.1 Langkah – langkah dalam analisa keputusan ...37

2.7 Penelitian terdahulu ...38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………...41

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel……….41

3.2.1 Variabel bebas ...41

3.2.2 Variabel Terikat ...42

3.3 Metode Pengumpulan Data………...42

3.4 Metode Pengolahan Data………...…………...43

3.5 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah………45

(6)

4.1.3 Data Rute Awal………...58

4.1.4 Data Biaya Transportasi Awal………59

4.2 Pengolahan Data………..61

4.2.1 Menghitung Jarak Koordinat Lokasi Customer ………...……...61

4.2.2 Mengalokasikan Permintaan Customer Tahun 2009 Pada Rute Awal……….64

4.2.2.1 Penentuan Alokasi customer Pada Rute Awal berdasarkan Permintaan Tahun 2009...64

4.2.2.2 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode Savings Matrix Berdasarkan Permintaan Tahun 2009...66

4.2.3 Mengalokasikan Permintaan Customer Tahun 2009 pada Rute Baru (Penerapan Metode Savings Matrix)…………...68

4.2.3.1 Mengalokasikan Permintaan customer dengan Metode Savings Matrix………....…...…...68

4.2.3.2 Biaya Transportasi Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix Berdasarkan Permintaan Tahun 2009...85

4.2.4 Peramalan Permintaan Tiap Customer ...87

4.2.4.1 Ploting Data Permintaan Tahun 2008...87

4.2.4.2 Penetapan Metode Peramalan...88

(7)

yang Digunakan...90

4.2.4.6 Peramalan Permintaan Tahun 2010...91

4.2.5 Rute Baru (Penerapan Metode Savings Matrix)

Berdasarkan Permintaan Tahun 2010...92

4.2.6 Perhitungan Biaya Transportasi Rute Baru Untuk tahun 2010...93

4.2.7 Rekomendasi Jalur Distribusi Untuk Tahun 2010...95

4.3 Analisa dan Pembahasan ...95

4.3.1 Analisa Penentuan dan Urutan Kunjungan pada

Jalur Distribusi...95

4.3.2 Analisa Perbandingan Rute atau Jalur Distribusi Sebelum

dan Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix……..………..98

4.3.3 Perbandingan Biaya Transportasi Sebelum dan

Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix ………..…..100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...102

5.2 Saran………..………103

(8)

Tabel 2.1 Lokasi Tujuan dan Ukuran order………..14

Tabel 2.2 Matrik Jarak dari Pabrik ke customer dan antar customer………15

Tabel 2.3 Matrik Penghematan Jarak dengan menggabungkan dua rute

yang berbeda..……….17

Tabel 2.4 Langkah Awal Semua Customer Memiliki Rute Terpisah…………...17

Tabel 2.5 Semua Customer Memiliki Rute Terpisah……….…………...18

Tabel 2.6 Customer 4 Masuk ke Rute a dan Customer 3 Masuk

ke Rute……….………....18

Tabel 3.1 Matrik Jarak Dari Pabrik ke Customer dan Antar Customer…………50

Tabel 3.2 Matrik Penghematan Jrak dengan Menggabungkan

2 Rute yang Berbeda………51

Tabel 3.3 Semua Customer Memiliki Rute Terpisah………51

Tabel 3.4 Customer 4 Masuk ke Rute a dan Customer 3 Masuk ke Rute c……..52

Tabel 4.1 Data Permintaan Koran (exemplar)

Selama Tahun 2009………..56

Tabel 4.2 Rata-rata besarnya Order Size perbulan Tiap Customer

Untuk Tahun 2009………57

Tabel 4.3 Kapasitas Alat Angkut………...58

Tabel 4.4 Rute Awal Pendistribusian Koran dari Pabrik ke Customer…...58

Tabel 4.5 Jarak Total Perjalanan dan Beban Order Pendistribusian

Koran dari Pabrik ke Customer pada Rute Awal…...…………..59

(9)

Koordinat Dan Satuan km………...………63

Tabel 4.9 Matrik Jarak....………...69

Tabel 4.10 Savings Matrix……….71

Tabel 4.24 Matriks Rekapitulasi iterasi 1 sampai 12……….78

Tabel 4.25 Nilai MSE dari 3 Metode Peramalan...89

Tabel 4.26 Nilai MSE Terkecil dan Metode Yang Digunakan...90

Tabel 4.27 Rata-rata Besarnya Order Size Perbulan Untuk 2010...92

Tabel 4.28 Urutan Kunjungan Untuk Rute Awal………...96

Tabel 4.29 Urutan Kunjungan Untuk Rute Baru………...96

Tabel 4.30 Rute Awal dan Total Jarak Tempuh………98

Tabel 4.31 Rute Baru dan Total JarakTempuh………..99

Tabel 4.32 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode Savings Matrix…..100

(10)

Gambar 2.1 Perubahan yang terjadi dengan menggabungkan customer1

dan customer 2 ke dalam satu rute………16

Gambar 2.2 Trend component ( pola permintaan )………33

Gambar 2.3 Seasonal component ( pola musiman )………...34

Gambar 2.4 Cyclical component ( pola siklus )……….34

Gambar 2.5 Random component ( pola acak)………35

Gambar 2.6 Siklus analisa keputusan ………37

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah……….46

(11)

Lampiran A : Gambaran Umum Perusahaan

Lampiran B : Plot Data Permintaan Tahun 2009

Lampiran C : Hasil Uji MRC

Lampiran D : Jarak sesungguhnya

Lampiran E : Perhitungan Matrik Jarak

Lampiran F : Perhitungan Savings Matrix

(12)

untuk dapat menghadapi persaingan secara baik dan siap dengan segala resiko yang akan dihadapi. Salah satu jaminan yang harus dipenuhi perusahaan kepada pelanggan adalah pengiriman produk sesuai dengan permintaan pelanggan secara tepat waktu dan efisien. Sehingga proses distribusi yang dilaksanakan tidak mengakibatkan pemborosan segi waktu, jarak, dan tenaga.

PT. Harian Surabaya Pagi merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri Percetakan surat kabar. PT. Harian Surabaya Pagi Baru memiliki permasalahan dalam proses distribusi, dimana dalam satu kali pengiriman produk hanya dilakukan pada satu customer, sehingga mengakibatkan jalur pengiriman yang ditempuh semakin panjang tanpa melihat terlebih dahulu kapasitas dari kendaraan dan jarak yang akan ditempuh serta mengakibatkan biaya tranportasi yang mahal.

Kegiatan distribusi ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien, jika perusahaan merencanakan penjadwalan dan urutan-urutan rute dalam transportasi. Penjadwalan dan penentuan jalur transportasi dapat diselesaikan dengan metode Savings Matrix.

Dari pengolahan data dan pembahasan permasalahan jalur distribusi menggunakan metode Savings Matrix didapat 5 rute baru yang meliputi rute A sebesar 248,576 Km, rute B sebesar 318,28 Km, rute C sebesar 56,578 Km, rute D sebesar 75,472Km, dan rute E sebesar 31,592 Km. Dengan total jarak sebesar 730,498 Km. Penghematan jarak dan efisiensi biaya yang diperoleh dari 7 rute dengan total jarak sebesar 734,764 Km menjadi 5 rute dengan total jarak sebesar 730,498 Km, sehingga penghematan total jarak tempuh sebesar 4,266 km atau sebesar 29,53 %. Serta Penghematan Biaya Transportasi dari rute awal sebesar Rp. 707.636 menjadi Rp. 621.323 pada rute baru. Maka penghematan biaya sebesar Rp.86.313 atau penghematan Biaya Transportasi sebesar 27 %.

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha semakin meningkat

tajam. Kemudahan dalam memperoleh informasi melalui berbagai media

mengakibatkan dunia usaha dituntutsemakin berkompetitif. Perusahaan tidak

hanya dituntut untuk mempertahankan kinerja yang sudah diraihtapi juga harus

meningkatkan tingkat permintaan yang sudah ada dalam memenuhi permintaan

konsumen dan memenangkan persaingan. Dalam memenuhi permintaan

konsumen, selain dilihat dari proses produksi juga ada satu faktor yang perlu

diperhatikan, yaitu pendistribusian produk dari perusahaan ke konsumen yang

tepat waktu dan efektif. Pendistribusian memegang faktor penting, dikarenakan

tanpa adanya pola pendistribusian yang tepat, maka proses ini juga akan memakan

biaya tinggi dan mengakibatkan pemborosan dari segi waktu, jarak dan tenaga

Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk dapat

melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan

pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki dasar penjadwalan dan

penentuan rute secara tepat, sehingga customer yang akan dikunjungi menerima

produk dalam kondisi baik.

Agar kegiatan distribusi ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien,

perusahaan melibatkan pembentukan jadwal dan urutan-urutan rute dalam

transportasi. Penjadwalan dan penentuan jalur transportasi dapat diselesaikan

dengan metode Savings Matrix. Metode Savings Matrix merupakan metode yang

(14)

digunakan dalam menentukan jalur/rute disribusi produk ke outlet dengan cara

menentukan jalur yang harus dilalui dan jumlah alat angkut berdasarkan kapasitas

dari alat angkut tersebut agar diperoleh jalur terpendek dan biaya transportasi

yang optimum.

PT. Harian Surabaya Pagi merupakan perusahaan yang bergerak dalam

industry percetakan koran. Sasaran distribusi PT. Harian Surabaya Pagi adalah

dapat melakukan waktu pengiriman produk dengan biaya yang efisien, dan

pelayanan yang baik. Sehingga PT. Harian Surabaya Pagi dituntut untuk dapat

merancang kinerja pengiriman yang reliabel. Sedangkan dalam pemenuhan

sasaran tersebut ada beberapa keterbatasan dari perusahaan, kurangnya

perencanaan pengiriman dan pendistribusian barang yang tepat untuk menentukan

jalur distribusi ke customer, sehingga mengakibatkan jalur pengiriman yang

ditempuh semakin panjang tanpa melihat terlebih dahulu kapasitas dari kendaraan

dan jarak yang akan ditempuh, sehingga mengakibatkan biaya tranportasi yang

mahal.

Berdasarkan permasalahan perusahaan tersebut, maka perusahaan

membutuhkan suatu usulan penjadwalan dan penentuan jalur distribusi secara

tepat untuk mengurangi pemborosan dalam segi jarak, dan tenaga sehingga

mendapatkan biaya transportasi yang lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan berkaitan dengan

pengiriman produk surat kabar ( Koran ), maka dirumuskan permasalahan

(15)

“ Bagaimana meningkatkan effisiensi pendistribusian Koran di PT. HARIAN

SUARABAYA PAGI dengan menentukan jalur distribusi paling optimal dengan

metode saving matrix ”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya dilakukan pada produk koran

2. Rute distribusi diartikan adalah jalur yang dilalui armada sampai ke

masing-masing customer yaitu di daerah Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo,

Mojokerto, Lamongan, Jember, Malang, Madura)

3. Biaya Transporasi meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, serta

biaya retribusi (Tol dan lain-lain).

1.4 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kondisi kendaraan diasumsikan dalam kondisi stabil, tidak ada rusak, tidak

terjadi bencana alam selama perjalanan.

2. Biaya retribusi, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar diasumsikan tetap

selama penelitian dilakukan.

(16)

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menentukan jalur distribusi produk yang akan dilayani berdasarkan kapasitas

alat angkut.

2. Mendapatkan penghematan biaya transportasi setelah dilakukan perbaikan

jalur distribusi.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah :

1. bagi mahasiswa,

 Dapat memberikan pengalaman penelitian dalam masalah distribusi.  Agar dapat membandingkan teori yang didapat dikampus dengan

keadaan sebenarnya dilapangan.

2. bagi universitas,

 Dapat memberikan refrensi tambahan di bidang industri khususnya

tentang transportasi dan distribusi.

 Menjadi acuan bagi mahasiswa lain untuk menambah dan

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang teori saving matrix.

3. bagi perusahaan, Perusahaan mendapatkan masukan dalam penghematan

(17)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan

penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan

dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah

dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun

tidak langsung yaitu teori tentang distribusii, penjadwalan dan

penentuan jalur dalam transportasi dan Savings Matrix.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan

penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan

data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang

dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian selama

pelaksanaan penelitian.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,

kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan

dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat

memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan ataupun

perbaikan bagi pihak perusahaan.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Transportasi

Salah satu faktor yang memegang peranan utama dalam penetapan lokasi

industri atau kegiatan ekonomi lainnya adalah besar biaya transportasi. Hal

tersebut disebabkan karena biaya transportasi merupakan salah satu komponen

biaya produksi. Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya

produksi lebih rendah dan harga produk lebih rendah, sehingga menambah daya

saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran.

Transportasi Cost/km = Jarak

st TranportCo

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang

dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terlihat ada 2 unsur yang

tepenting yaitu (Salim,2002) :

a. Pemindahan / pergerakan (movement).

b. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke

tempat lain.

Adapun definisi lain transportasi merupakan pemindahan produk dari satu

lokasi ke lokasi lain mulai rantai pasok pertama sampai ke tangan konsumen.

Transportasi memainkan peran penting dalam tiap-tiap rantai pasok sebab produk

jarang diproduksi dan dikonsusmsi pada tempat yang sama. (Chopra,Meindl,

2001).

(20)

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen

mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat

waktu, tepat pada tempat yang ditentukan dan barang dalam kondisi baik.

2.1.2 Persoalan Transportasi

Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas

atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan

(destination,demand), dengan tujuan meminimalkan ongkos pengangkutan yang

terjadi.

Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah (Salim,2002) :

1. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan

yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

2. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,

besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.

3. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya

tertentu.

2.1.3 Metode yang Digunakan Dalam Memecahkan Persoalan Transportasi Metode transportasi merupakan suatu model yang digunakan untuk

mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang utama ke

tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur

sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber

(21)

Untuk menyelesaikan persoalan transportasi, harus dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut (Dimyati, 1992) :

1. Tentukan solusi fisibel basis awal.

2. Tentukan entering variabel dari variabel-variabel nonbasis. Bila semua

variabel sudah memenuhi kondisi optimum, STOP. Bila belum, lanjutkan ke

langkah 3.

3. Tentukan leaving variabel diantara variabel-variabel basis yang ada, kemudian

hitung yang baru. Kembali kelangkah ke 2.

Dalam memecahkan masalah transportasi ini penelitian menggunakan

metode Penentuan Rute dengan memepertimbangkan kapasitas kendaraan

(Vehiele Routing Problem).

2.1.4 Distribusi

Pengertian distribusi menurut Frank H. Woodward (1996) dalam bukunya

yang berjudul “Managing the Transport Service Function” dijelaskan didalam

industri, distribusi telah diterima sebagai pencapaian dari semua aktivitas bisnis

melibatkan penggerakan barang-barang dari titik memproses atau membuat

langsung atau penjualan kepada pelanggan dan termasuk warehousing,

pengendalian persediaan barang yang telah jadi, penanganan material dan

pengemasan, dokumentasi dan pengiriman, lalu lintas dan transportasi, dan

(22)

2.1.5 Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan suatu

produk dari produsen ke konsumen (konsumen akhir atau pemakai produk

industri). Fungsi saluran distribusi adalah (Salim,2002) :

1. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan

memudahkan pertukaran.

2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi mengenai tawaran.

3. Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.

4. Mengusahakan perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga dan

ketentuan lainnya mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.

5. Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.

6. Mengatur distribudi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.

7. Menerima resiko dalam hubungan dengan pelaksana pekerjaan saluran

pemasaran.

2.1.6 Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi

Secara tradisional kita mengenal manajemen distribusi dan trasnportasi

dengan berbagai sebutan. Sebagian perusahaan istilah manajemen logistic,

disebagian lagi menggunakan istilah distribusi fisik (physical distribution).

Kegiatan distribusi dan transportasi biasa dilakukan perusahaan

manufaktur dengan membentukan bagian distribusi atau transportasi diserahkan

kepada pihak ketiga. Dalam upayanya memenuhi tujuan-tujuan diatas, siapa pun

(23)

Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan

sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari (Salim,2002):

1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.

Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada

revenue perusahaan sangat bervariasi dan karakteristik pelanggan biasanya sangat

berbeda antara satu dengan yang lain. Dari revenue, sering kali hukum pareto

20/80 berlaku disini. Artinya hanya sekitar 20% dari pelanggan atau area

penjualan menyumbangkan sejumlah 80% dari pendapatan yang diperoleh

perusahaan. Perusahaan tidak biasa menomorsatukan semua pelanggan. Dengan

mengalami perbedaan karakteristik dan kontribusi pelanggan atau area distribusi,

perusahaan biasa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan

pelayanan.

2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.

Transportasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai

keunggulan dan kelemahan yang berbeda juga, sebagai contoh : transportasi laut

memiliki keunggulan dari segi biaya yang rendah ; namun lebih lambat jika

dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus bisa

mengirimkan dan mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan

kombinasi dua atau lebih model transportasi tentu bisa atau bahkan harus

dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.

3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.

Konsolidasi merupakan kata kunci sangat penting dewasa ini. Tekanan

untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama

(24)

konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional

distribusi center oleh sentral warehouse untuk pembuatan jadwal pengiriman.

Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan menyatukan

permintaan beberapa toko yang berbeda dalam satu truk. Dengan cara ini truk bisa

berjalan lebih sering tanpa harus membebankan biaya lebih kepada pelanggan

atau klien yang mengirimkan produk tersebut.

4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman.

Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau

distributor adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana

yang harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan apabila

jumlah pelanggan sedikit keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang.

Namun perusahaan yang memiliki puluhan ribu toko atau tempat penjualan yang

harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan

yang sangat sulit dan kekurangan ketepatan dalam mengambil dua keputusan

tersebut bisa berimplikasi pada biaya pengiriman yang tinggi.

5. Memberikan pelayanan nilai tambah.

Disamping mengirimkan produk kepelanggan, jaringan distribusi semakin

banyak dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai

tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik/manufactur. Beberapa proses nilai

tambah yang bisa dikerjakan oleh adalah pengepakan, pemberian barcode, dan

sebagainya. Untuk mengakomodasi kebutuhan lokasi yang lebih baik, seperti

industri printer, memindahkan proses konfigurasi akhir dari produknya ke

distributor ke tiap-tiap Negara. Ini meningkatkan fleksibilitas produk sehingga

(25)

6. Menyimpan persediaan.

Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik

disuatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk

tersebut dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dari manajemen

pergudangan.

7. Menangani pembelian (return).

Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan

kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain.

Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu

penjualan habis, seperti produk-produk makanan, sayuran, buah, dan sebagainya.

Kegiatan pengembalian ini bisa terjadi pada produk-produk kemasan seperti botol,

yang akan digunakan kembali dalam proses produksi atau harus diolah kembali

untuk menghindari pencemaran lingkungan. Proses pengembalian ini lumrah

dengan sebutan reverse logistic.

2.2 Metode Saving Matrix

2.2.1 Pengertian Metode Savings Matrix

Savings Matrix merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

menjadwalkan sejumlah terbatas kendaraan dari suatui fasilitas dan jumlah

kendaraan dalam armada ini dibatasi dan mereka mempunyai kapasitas

maksimum yang berlainan. Tujuan metode ini adalah untuk memilih penugasan

(26)

Metode Savings Matrix adalah metode untuk meminimumkan jarak atau

waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.

(Pujawan, 2005: 180).

2.2.2 Langkah-Langkah Metode Savings Matrix

Sebelum melakukan perhitungan Savings Matrix, terlebih dahulu

menentukan titik koordinat jarak dari pabrik / gudang ke tiap-tiap customer

(Pujawan, 2005: 180) :

Tabel 2.1 Lokasi Tujuan dan Ukuran Order

Customer Tujuan Koordinat x Koordinat y Ukuran Order

Customer 1 1 y1 A Unit

Customer 2 2 y2 B Unit

Customer 3 3 y 3 C Unit

Customer 4 4 y4 D Unit

. . . Customer n

. . . n

. . . n y

. . . N Unit Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

Kemudian melakukan perhitungan dalam meminimumkan jarak yang

ditempuh menggunakan Metode Savings Matrix, terdapat beberapa

langkah-langkah dalam meminimumkan jarak yang ditempuh, yaitu :

1. Mengidentifikasi Matrix Jarak

Pada langkah ini perlu jarak antara pabrik ke masing-masing customer.

sehingga mengunakan lintasan terpendek sebagai jarak antar lokasi. Jadi

dengan mengetahui koordinat masing-masing lokasi maka jarak antar dua

(27)

Tabel 2.2 Matrik Jarak dari Pabrik ke Customer dan antar Customer

Pabrik/Guda ng

Custome r 1

Custome r 2

Custome r 3

Custome r 4

…Custom er n Custome

r 1 Custome

r 2 Custome

r 3 Custome

r 4 . . . Custome

r n

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

Misalkan dua lokasi masing-masing dengan koordinat

1, y1

dan

2,y2

maka Perhitungan matrik jarak dua lokasi tersebut adalah (Pujawan,

2005: 181) :

J

  

1,2  12

 

2 y1y2

2

Hasil perhitungan jarak ini digunakan untuk menentukan matrik penghematan

(Savings Matrix) yang akan dikerjakan pada langkah berikutnya.

2. Mengidentifikasi Matrik Penghematan (Savings Matrix)

Savings matrix mempresentasikan penghematan yang dapat

direalisasikan dengan menggabungkan dua pelanggan ke dalam satu rute.

Misalkan menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute

maka jarak yang akan dikunjungi adalah dari gudang ke Customer 1 kemudian

(28)

Gudang Gudang

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

Customer 1 Customer 2 Customer 1 Customer 2

Gambar 2.1 Perubahan yang terjadi dengan menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute.

Dari gambar diatas terjadi perubahan jarak adalah sebesar jarak kiri

dikurangi total jarak kanan yang besarnya adalah (Pujawan, 2005: 182):

 

G J

       

G

J G J J G

J ,1 2 ,2 ,1 1,2 2,

2    

     

G,1 J G,2 J 1,2

J  

dengan jarak

   

x,yy,x

       

x y J G x J G y J x y

S ,  ,  ,  ,

dimana :

 

x y

S , Penghematan jarak (Savings) yang diperoleh dengan

menggabungkan rute x dan y menjadi satu

 

G x

J , Jarak dari gudang ke customer x

 

G y

J , Jarak dari gudang ke customer y

 

x y

J , Jarak dari customer x ke customer y

kemudian dibuat tabel matrik penghematan jarak dengan menggabungkan

(29)

Tabel 2.3 matrik penghematan jarak dengan menggabungkan dua rute yang berbeda

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005 Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4 ….Customer n Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4 . . . Customer n

Tabel 2.4 Langkah awal semua customer memiliki rute terpisah

Pabrik/Guda ng Custome r 1 Custome r 2 Custome r 3 Custome r 4 …Custom er n Custome r 1 Rute a Custome r 2

Rute b

Custome r 3

Rute c

Custome r 4

Rute d

. . . Custome r n Rute z

Order A B C D …N Unit

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

3. Mengalokasikan customer ke kendaraan atau rute

Pada langkah ini melakukan alokasi customer ke kendaraan atau

rute. dalam penggabungan rute customer, digabungkan sampai pada batas

(30)

terbesar pada tabel matrix penghematan jarak.Misalkan didapat matrik

[image:30.595.123.499.165.329.2]

penghematan jarak sebagai berikut :

Tabel 2.5 semua customer memiliki rute terpisah

Pabrik/Gudang Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4 Customer 1

Rute a 0.0

Customer 2

Rute b 14.8 0.0

Customer 3

Rute c 12.5 8.2 0.0

Customer 4

Rute d 24.9 12.9 12.6 0.0

Order 320 85 300 150

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

dari tabel diatas didapat penghematan terbesar pada customer 1 dan 4

sebesar 24.9

sehinga customer 4 bergabung ke rute a (diasumsikan kapasitas truk

[image:30.595.124.500.488.649.2]

memadai)

Tabel 2.6 Customer 4 masuk ke Rute a dan Customer 3 masuk ke Rute c

Pabrik/Gudang Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4 Customer 1

Rute a 0.0

Customer 2

Rute b 14.8 0.0

Customer 3

Rute c 12.5 12.9(2) 0.0

Customer 4

Rute a 24.9(1) 8.2 12.6 0.0

Order 320 85 300 150

Sumber : supply chain management, I Nyoman Pujawan.2005

selanjutnya dicari penghematan terbesar kedua didapatkan 12.9 (Customer 2

dan 4) masuk ke rute b, dan begitu seterusnya hingga customer ke-n. Jika

(31)

kemudian didapatkan jumlah rute sesuai dengan kapasitas armada yang ada

dan penghemtan jarak alokasi dari pabrik ke customer.(Pujawan, 2005:

183-185).

4. Mengurutkan Customer (Tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan urutan

kunjungan, namun pada penelitian ini menggunakan metode Nearest

Neighbor. Metode Nearest Neighbor merupakan metode pengurutan

kunjungan yang menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan

customer yang akan dikunjungi terakhir. Misalnya diketahui 3 customer dalam

rute a, customer 1 memiliki jarak terdekat dengan gudang / pabrik dengan

jarak 6.4, kemudian cari jarak customer terdekat dengan customer 1 didapat

customer 3 dengan jarak 6.7 dan terakhir yang dikunjungi adalah customer 2

kemudian kembali ke gudang..

(Gudang-Customer1-Customer3-Customer2-Gudang). Jika kebetulan menghasilkan rute dengan jarak yang sama maka

dipilih total jarak yang minimum. (Pujawan, 2005: 185-186).

Dengan dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut menggunakan

metode savings matrix, maka dapat dihasilkan jalur disribusi yang optimal

dengan biaya transportasi yang lebih efisien.

2.3 Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan

dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu

dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun

(32)

Sedangkan peramalan permintaan merupakan tingkat permintan

produk-produk yang diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa

yang akan datang. Peramalan permintaan ini digunakan untuk meramalkan

permintaan dari produk yang bersifat bebas (tidak tergantung), seperti peramalan

produk jadi.(Nasution, 2003: 26)

Metode peramalan dibagi dua, yaitu :metode peramalan Time Series dan

metode peramalan non time series. dalam penelitian ini mengunakan metode

peramalan time series, yang merupakan metode peramalan secara kuantitatif

dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

2.3.1 Peramalan dalam Horizon Waktu

Dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan maka kita dapat

mengklasifikasikan peramalan tersebut dalam 3 kelompok (Nasution, 2003: 26) :

1. Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini

digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.

2. Peramalan jangka menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini

lebih mengkhususkan dinandingkan peramalan jangka panjang, biasanya

digunakan untuk menentukan aliran khas, perencanaan produksi, dan

penentuan anggaran.

3. Peramalan jangka pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini

digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur,

(33)

Dalam penelitian ini menggunakan peramalan jangka menengah yang

umumnya dilakukan 1 atau 2 tahun yang digunakan untuk menentukan jalur

distribusi paling optimal berdasarkan data permintaan sebelumnya.

2.3.2 Beberapa Sifat Hasil Peramalan

Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan maka

ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu (Nasution, 2003: 29) :

1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa

mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak akan menghilangkan

ketidakpastian tersebut.

2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran

kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kasalahan maka

penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang

mungkin terjadi.

3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka

panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek,

fakto-faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sedangkan

semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadinya perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

2.3.3 Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdapat beberapa prosedur, yaitu (Nasution,

(34)

1. Tentukan pola data permintaan

dilakukan dengan cara memplotkan data secara grafis dan menyimpulkan

apakah data berpola trend, musiman, siklikal atau siklus, eratik / random.

Trend / kecenderungan (T) adalah sifat dari permintaan dimasa lalu

terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik,

turun atau konstan. Siklus (C) merupakan pola permintaan suatu produk

yang berulang secara periodik biasanya lebih dari satu tahun, sehingga

tidak perlu dimasukkan dalam peramalan jangka pendek. Musiman (S)

adalah pola permintaan suatu produk yang naik atau turun disekitar garis

trend dan biasanya berulang setiap tahun. disebabkan factor cuaca, musim

libur panjang, dan lain-lain. Random (R) merupakan pola permintaan suatu

produk yang mengikuti pola bervariasi secara acak karena factor bencana

alam, bangkrutnya perusahaan, dan lain-lain. pola ini dibutuhkan dalam

menentukan persediaan pengamatan untuk mengantispasi kekurangan

persediaan bila terjadi lonjakan permintaan..

2. Mencoba beberapa metode time series sesuai dengan pola permintaan

tersebut untuk melakukan peramalan.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba.

Tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba, tingkat

kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE. Ukuran akurasi

hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan (error) permintaan,

merupakan tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan

(35)

Dalam peramalan Time Series, metode peramalan terbaik adalah

metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan, kriteria ini adalah,

yaitu (Nasution, 2003: 30-31) :

a) Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode

tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau

lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD

dirumuskan sebagai berikut :

n F A

MAD  tt

Dimana :

A = permintaan aktual pada periode – t

Ft = hasil peramalan (forecast) pada periode – t

n = jumlah periode peramalan yang terlibat

b) Rata-rata Kuadarat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan.

Peramalan pada tiap periode dan membaginya dengan jumlah periode

peramalan. Secara sistematis MSE dirumuskan sebagai berikut :

n

F A

MSE t t

2

c) Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage

Error = MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya

lebih berarti bila dibandingkan MAD Karena MAPE menyatakan

(36)

selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase

kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara sistematis sebagai

berikut : 

       t t t A F A n MAPE 100

4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba.

Metode terbaik akan memberikan tingkat kesalahan terkecil

dibanding metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah

tingkat kesalahan yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam Time Series, yaitu :

a. Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving Average)

Dalam metode rata-rata bergerak memberikan timbangan

yang sama bagi seluruh data pengamatan, walaupun data yang

paling akhir lebih penting dan perlu dipertimbangkan dalam

penyusunan ramalan sedangkan dalam metode rata-rata bergerak

tertimbang memberikan timbangan yang berbeda atau data

tersebut, dengan peranan atau pentingnya data tersebut pada

penyusunan ramalan pada periode berikutnya (Ariyani, 2008: 33)

Formula metode Weighted Moving Average adalah (Baroto, 2002:

38) :

 

t c ft c ft cmft m

f1 12 2 ^

dimana :

ramalan permintaan (real) untuk peride t t f ^  t

(37)

1

c = bobot masing-masing data yang digunakan

,

ditentukan secara subyektif

1

1 

c

m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan

(Subyektif)

Pada periode WMA peramalan permintaan untuk setiap

periode mendatang diasumsikan sama.

b. Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Eksponential

Smoothing)

Kelemahan metode Moving Average dalam kebutuhan akan

data-data masa lalu yang cukup banyak dapat diatasi dengan

metode pemulusan eksponensial.(Ariyani, 2008: 34)

Formula untuk metode Single Eksponential Smoothing (SES)

adalah (Baroto, 2002: 39) :

1

^ ^

1

t t

t f f

f  

dimana :

t

f ^

perkiraan permintaan pada peride t

 suatu nilai

0 1

yang ditentukan secara

subyektif

t

f permintaan aktual pada periode t

 1 ^

t

f perkiraan permintaan pada peride t-1

metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk

(38)

c. Metode Pemulusan Eksponansial Ganda (Double Eksponential

Smoothing)

Dasar pemikiran dari metode pemulusan eksponensial yang

linier ini adalah baik nilai pemulusan eksponensial tunggal maupun

ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada itu

adalah trend. Disamping itu untuk menyesuaikan trend, maka

nilai-nilai pemulusan eksponensial tunggal ditambahkan nilai-nilai-nilai-nilai

pemulusan eksponensial ganda. (Ariyani. 2008: 36)

Formula Double Eksponential Smoothing adalah (Baroto, 2002: 40) :

t t a at e F"  0  1 

dimana adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan

dari 0 dan sebuah variasi .

1 0, a

a

2

e

Misalkan  1 , sehingga :

0 1 1 1 2 1

... f f

f f

Ft  t  t  t 

 

persamaan diatas dapat pula dituliskan ulang sebagai :

0 1 1 0 f f

F i t t

t

i

t   

Double Eksponential Smoothing adalah modifikasi dari Single

Ekspnential Smoothing yang diruuskan sebagai berikut :

 2     2 1

ttt

dimana :

  F t t2  '

 = Peramalan double exponential smoothing

(39)

d. Metode Winter’s

metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang

berpola musiman. (Baroto, 2002: 44)

Formulasi untuk metode Winter’s adalah :

a a t

Ct

t  0,1 1. dengan : a0 a0,2N

 

2N a1

N f f

a 2 1

1     N f f t N t 1 1     N f f N N t t

   2 1 2 2 1 1 2 2 , 0    f a N

a N t t a a f C . 1 0 1 

1 1

N C N

t t

5. Melakukan peramalan dengan metode terbaik yang dipilih

2.4 Metode Time Series

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode time series.

Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan

menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu

peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat

untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode

peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan.

Criteria ini berupa mean absolute deviation (MAD), mean square of error (MSE),

atau mean absolute procentage of error (MAPE).

Peramalan dengan time series memiliki prosedur yang harus dilaksanakan

secara utuh. Bila tidak, maka resiko-resiko berikut akan terjadi (Baroto, 2002) :

(40)

2. Kesulitan mendapatkan/memilih metode peramalan yang akan memberikan

validitas ramalan yang tinggi.

3. Memerlukan waktu dalam melakukan analisis dan peramalan.

Prosedur peramalan permintaan dengan metode time series adalah sebagai berikut

(Baroto, 2002) :

1. Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data

secara grafis dan menyimpulkan apakah data berpola trend, musiman, siklikal,

atau random.

2. Mencoba beberapa metode time series dengan pola permintaan tersebut untuk

melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak semakin baik.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba.

Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE atau yang

lainnya. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (apakah MAD, MSE, MAPE) ini

ditentukan dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan

maksimal dalam peramalan.

4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode

terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding

metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat

kesalahan yang telah diterapkan.

(41)

2.4.1 Metode yang Digunakan dalam Times Series 1. Single Exponential Smoothing

Formula untuk metode Single Exponential Smoothing (SES) adalah (Baroto,

2002) :

1

ˆ 1

ˆ

  

t t

t f f

f  

dimana :

= perkiraan permintaan pada periode t t

 = suatu nilai (0< <1) yang ditentukan secara subyektif

= permintaan actual pada periode t t

f

= perkiraan permintaan pada periode t-1

1

ˆ 

t

f

Metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap periode ke

depan selalu sama.

2. Weighted Moving Average

Formula metode Meighted Moving Average adalah (Baroto, 2002) :

 

t c ft c ft cmft m

fˆ  1 1  2 2 

dimana :

= ramalan permintaan (real untuk periode t) t

= permintaan actual pada periode t t

f

= bobot masing-masing data yang digunakan

1

c

c1 1

, ditentukan secara

subyektif

m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (subyektif)

Pada metode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode mendatang

(42)

3. Double Exponential Smoothing

Formula metode Double Exponential Smoothing adalah (Baroto, 2002) :

t t a at e F'  01

dimana :

adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan

sebuah variasi .

1 , a ao 2 e

Misalkan  1

0 1

1 2

2

... f f

f f

F t t

t t

t     

 

Persamaaan diatas dapat pula ditulis ulang sebagai :

    1 0 0 1 t i t t i

t f f

F   

Double Exponential Smoothing adalah modifikasi dari Single Exponential

Smoothing yang dirumuskan sebagai berikut :

 2    2 1

t X Xt Xt  

dimana :

= F’t = peramalan double exponential smoothing  2

Xt

 = faktor smoothing dan  1

Xt = Ft

4. Winter’s

Metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang berpola

musiman. (Baroto,2002)

Formulasi untuk metode Winter’s adalah :

t t a t C a

(43)

dengan : t t t a a f C . 1 0   N f f a 2 1

1

 

 

1

2 , 0

0 a 2N a

aN

N f f N t N f f N N t t

  2 1 2 t

1 1 1 1 

N C N t t 2 1 1 2 2 , 0  

f a N

a N

2.4.2 Ukuran Akurasi dari Peramalan

Ukuran hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan

permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan, yaitu

(Nasution, 2003 ) :

1. Rata – Rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)

Merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

memperhatikan apakah hasil permalan lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai

berikut :

  n F A

MAD t t

Dimana :

At = Permintaan aktual pada periode-t.

Ft = Peramalan permintaan (Forecast) pada periode-t.

(44)

2. Rata – Rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan

pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

Secara sistematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :

  n F A

MSE t t

2

3. Rata – Rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama

periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak

bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan

menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan

membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE

dinyatakan sebagai berikut :

  n F A

MFE t t

4. Rata – Rata Persentase Kesalahan Mutlak (Mean Absolute Percentage Error =

MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil

peramalan terhadap permintaan actual selama periode tertentu yang akan

memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :

(45)

Dalam hal ini metode peramalan dianggap terbaik bila nilai MAPE memiliki

persentase terkecil. (Nasution, 2003 )

2.4.3 Pola Permintaan

Dalam peramalan time series perlu diketahui dulu pola / komponen time

series. Pola permintaan dapat diketahui dengan membuat “Scatter Diagram”, yaitu

pengeplotan data historis selama interval waktu tertentu. Dalam time series

terdapat empat jenis pola permintaan (Baroto, 2002) :

1. Pola trend

Pola trend adalah bila data permintaan menunjukan pola kecenderungan

gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Bila data berpola trend,

maka metode peramalan yang sesuai adalah metode regresi linier, single

[image:45.595.149.483.448.566.2]

eksponential smoothing atau double eksponential smoothing.

Gambar 2.2 Trend Component ( Pola Trend )

Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N. 2003

2. Pola musiman

Bila data yang kelihatan berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat

berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut berpola

musiman. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman adalah

(46)
[image:46.595.150.499.87.212.2]

Gambar 2.3 Seasonal Component ( Pola Musiman )

Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N. 2003

3. Pola siklikal

Pola siklikal adalah bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang

membentuk pola sinusoid atau gelombang atau siklus. Metode yang sesuai

bila data berpola siklikal adalah metode moving average, weigh moving

average, dan eksponential smoothing.

Gambar 2.4 Cyclical Component ( Pola Siklis )

Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N. 2003

4. Pola eratik/random

Pola eratik (random) adalah bila fluktuasi data permintaan dalam jangka

panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya. Fluktuasi

permintaan bersifat acak atau tidak jelas. Tidak ada metode peramalan yang

[image:46.595.148.514.401.500.2]
(47)

analis peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan

[image:47.595.145.508.143.233.2]

mengenai pola data.

Gambar 2.5 Random Component ( Pola Acak )

Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N. 2003

2.5 Efisiensi Penjadwalan Jalur Distribusi

Penjadwalan yang efisien dan penyusunan rute yang baik dapat

menghemat waktu pengiriman bagi kendaraan, dan hasilnya jumlah biaya operasi

dapat berkurang. Untuk mencapai tingkat susunan rute dan jadwal perjalanan yang

lebih baik bagi kendaraan ialah dengan menggunakan sistem peta jalan atau jarak

lokasi customer dengan menggunakan skala perbandingan.

Perencanaan rute merupakan bagian penting untuk mencapai angkutan

produk perusahaan dengan biaya minimal. Setiap kendaraan yang meninggalkan

lokasi pabrik harus mnegikuti rute yang sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan sebelumnya. Agar menghasilkan efisiensi biaya dalam jumlah yang

besar. Kendaraan tidak saja harus siap dimuati, tetapi juga siap diservis, pengisian

bahan bakar, sehingga pengemudi dan kendaraa harus dijauhkan dari

kemungkinan kecelakaan. Dengan mempertimbangkan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maka kita dapat melakukan penjadwalan yang

(48)

Dapat dikatakan bahwa Penjadwalan yang efisien dan pengiriman barang

yang optimal jika dapat mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan

tenaga sehingga mendapatkan biaya transportasi yang lebih efisien serta produk

yang dikirim tepat waktu dan dalam kondisi baik. (Hadinoto, 1996: 112-113).

2.6 Analisa Keputusan

Analisa keputusan dapat dipandang sebagai gabungan dari dua disiplin

ilmu yang telah ada lebih dahulu, yaitu Teori Keputusan dan Metodelogi

Pemodelan Sistem.

Teori Keputusan adalah teori yang mempelajari bagaimana sikap fikir

yang rasional dalam situasi yang amat sederhana, tetapi yang mengandung

ketidakpastian, seperti dalam permainan lotre. Karena itu maka peranannya dalam

menghadapi situasi yang kompleks adalah sangat kecil.

Sedangkan Metodelogi Pemodelan Sistem mempelajari bagaimana

memperlakukan aspek yang dinamis dan kompleks dari suatu lingkungan.

Jadi Analisa Keputusan yang merupakan gabungan dari keduanya,

mengkombinasi kemampuan untuk menangani system yang kompleks dan

dinamis, dan kemampuan untuk menangani ketidakpastian dalam satu disiplin

keilmuan.

Karenanya, Analisa Keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis

dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai proses pengambilan

keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan. Dengan

kata lain cara untuk membuat model suatu keputusan memungkinkan dilakukan

(49)

2.6.1 Langkah-langkah Dalam Analisa Keputusan

Tahap

Deterministik Keputusan Tahap

informasional Tahap

Probabilistik

Pengumpulan Informasi

Informasi Baru Informasi BaruPengumpulan

Tindakan Informasi

Awal

[image:49.595.128.514.110.311.2]

Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N. 2003

Gambar 2.6 Siklus Analisa Keputusan

Dari gambar tersebut dapat dlihat bahwa didalam prosedur analisa

keputusan akan terdapat tiga tahapan utama, yaitu (Kuntoro,Trisnadi,1983) :

1. Tahapan deterministik

Dalam tahap ini variable-variabel yang mempengaruhi keputusan perlu

didefinisikan dan saling hubungkan, perlu dilakukan penetapan nilai dan

selanjutnya tingkat kepentingan variable ukur tanpa terlebih dahulu

memperhatikan unsur ketidakpastiannya.

2. Tahapan probabilistik

Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang melingkupi

variabel-variabel yang penting, dan menyatakannya dalam bentuk suatu nilai.

Dalam tahapan ini juga diulakukan penetapan preferensi atas risiko.

(50)

Intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap terdahulu guna menentukan nilai

ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada suatu variabel

yang dianggap penting. Dengan demikian dari tahap ini kita dapat menentukan

apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk dapat

mengurangi ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa nilai

informasi lebih kecil dari ongkos yang dikeluarkan, maka tidak perlu mencari

informasi tambahan, sehingga hasil dari proses pertamalah yang kita jalankan.

2.7Biaya Transportasi

Bahan bakar untuk kendaraan biasanya unsur biaya terpenting untuk

transportasi dan masukan yang berkas – berkasnya biasanya cukup baik. Jika

anda tidak memiliki catatan pengeluaran, konsumsi bahan bakar dapt

diperkirakan berdasarkan kilometter kendaraan. Jika catatan sebenarnya tidak

tersedia untuk semua jenis kendaraan, wawancara pengemudi untuk mengisi

informasi yang kurang dan tanyakan menurut pengalaman mereka, berapa

rata-rata biaya bahan bakar.

Menghitung besarnya biaya transportasi dapat dihitung dengna rumus:

Rata-rata kilometer perjalanan/ jarak tempuh x konsumsi bahan bakar (liter

/ km) x harga per liter bahan bakar

Sumber :http//aim.path.org/ (advanced immunization management, April

(51)

2.8Penelitian Terdahulu

1. Tria Melati, 2008 : PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK

MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI. (Study Kasus di PT. SNS

Garuda Food Group Cabang Banjarmasin)

a. Permasalahan :

Bagaimana menentukan rute pendistribusian produk kepada konsumen

agar memperpendek jarak dan meminimasi jarak dan meminimasi biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Hasil Akhir

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Rute atau jalur distribusi yang dilalui truk sampai kedistributor setelah

diurutkan menggunakan prosedur Nearest Neighbour adalah :

Rute A : (DC-D2-D4-D11-D12-DC) atau (Warehouse, Banjarbaru,

Pelaihari, Batulicin, Kotabaru, Warehouse). Total jarak yang

ditempuh 567 km.

Rute B : (DC-D5-D6-D7-D8-D10-DC) atau (Warehouse,

Marabahan, Rantau, Kandang, Barabal, Tanjung, Warehouse).

Total karak tempuh 504 km.

 Rute C : (DC-D3-D9-DC) atau (Warehouse, Martapura, Amuntai,

Warehouse). Total jarak tempuh 305 km.

Rute D : (DC-D1-DC) atau (Warehouse, Banjarmasin,

(52)

2. Kendaraan atau alat angkut yang akan ditugaskan pada tiap-tiap rute

yaitu

 Rute A : Menggunakan 1 buah truk box roda 6

 Rute B : Menggunakan 1 buah truk box roda 6

 Rute C : Menggunakan 1 buah truk box roda 6  Rute D : Menggunakan 1 buah truk box roda 4

3. Dari kondisi awal perusahaan diketahui biaya pengiriman produk

sebesar Rp. 1.539.462 setelah dilakukan perhitungan dengan

menggunakan metode savings matrix diperoleh biaya pengiriman

produk sebesar Rp. 1.189.325 sehingga didapatkan penghematan biaya

pengiriman sebesar Rp. 350.135/hari atau sebesar 22,75%.

2. ONNY SETYONO (2006) : PERANCANGAN SISTEM RUTE DAN

PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG DI PT. KARYA MANDIRI

KENCANA SURABAYA.

a. Permasalahan :

PT. Karya Mandiri Kencana, distributor produk tinta yang memiliki

jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh

Jawa Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang

merupakan permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan

menggunakan Metode Savings Matrik, dapat ditentukan suatu rute yang

optimal sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Rute dan

penjadwalan ini disusun dengan mengeliminasi total perjalanan, yaitu berapa

(53)

b. Hasil Akhir

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Rute A : Truck 1(DC – BJ – AC – AE – BM – AZ – BV – AX – BS

– DC) dengan total muatan sebesar 770 kg dan jarak tempuh 44 km,

sehingga biaya yang timbul sebesar $3.28.

Rute B : Truck 2 (DC – AW – BI –BH– DC) dengan total muatan

sebesar 715 kg dan jarak tempuh 30 km, sehingga biaya yang timbul

biaya pengiriman barang selama bulan Desember adalah sebesar

(54)

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Harian

Surabaya Pagi yang berlokasi di jalan Gunung Sari 11d, Surabaya. Waktu

pengambilan data sekunder dimulai bulan September 2009 sampai selesai.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini akan menentukan variabel-variabel sebagai ukuran

performansi dan masalah yang diteliti. Variabel yang digunakan sebagai berikut :

3.2.1 Variabel Bebas

Yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat,

meliputi :

a) Kapasitas alat angkut

Kapasitas alat angkut merupakan variabel bebas yang

menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh kendaraan atau armada dalam

melakukan pengangkutan barang atau produk.

b) Permintaan Produk

Permintaan produk merupakan variabel bebas yang menunjukkan

banyaknya permintaan koran untuk setiap customer pada periode tertentu.

Dalam penelitian ini merupakan data permintaan koran selama satu tahun.

(55)

c) Rute awal distribusi

Rute awal distribusi merupakan variabel bebas yang menunjukkan

rute awal yang dilalui armada dalam pendistribusian dari pabrik atau

gudang sampai pada lokasi customer.

d) Biaya transportasi ( termasuk biaya restribusi )

Variabel ini menyatakan total biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam setiap pengiriman dari perusahaan ke customer dalam 1

rute.

3.2.2 Variabel Terikat

Yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel

bebas.

Variabel terikatnya yaitu : peningkatan efisiensi dengan menentukan jalur

distribusi yang optimal, dimana penentuan jalur distribusi yang tepat dapat

mengakibatkan efisiensi biaya transportasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

mendapatkan data atau informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi,

adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :

Field Research (Penelitian Lapangan)

Field research adalah metode pengumpulan data yang didapat dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dari obyek yang akan diteliti, metode ini

(56)

1. Observasi atau Penelitian

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang didapat dari observasi

pada obyek penelitian, seperti jenis produk, data produksi, waktu produksi dan

jumlah tenaga kerja.

2. Wawancara

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya

jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, seperti jenis customer,

data biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, biaya retribusi.

3. Dokumentasi

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berupa arsip-arsip atau

catatan yang telah ada, seperti data permintaan produk tiap customer, data jumlah

alat angkut, data jarak masing-masing customer.

Library Research (Penelitian Pustaka)

Pengumpulan data sebagai dasar teoritis yang dipakai pedoman dalam

menganalisa pada obyek yang akan diteliti, dapat diperoleh dari berbagai literatur

3.4 Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini metode-metode yang digunakan dalam pengolahan

data, yaitu :

1. Peramalan Jumlah Permintaan

Peramalan jumlah permintaan untuk 12 periode dengan menggunakan

software WINQSB untuk mengetahui rata-rata permintaan tiap periode pada

masing-masing kota customer berdasarkan data masa lalu (Single

(57)

2. Perhitung MSE, dengan melihat nilai kesalahan peramalan terkecil untuk

beberapa periode mendatang.

3. Pembuatan Matrik Jarak

Pembuatan matrik jarak, dengan terlebih dahulu menentukan koordinat

jarak dari pabrik ke tiap kota customer, kemudian dihitung jaraknya dengan

rumus:

  

 

2

2 1 2 2 1

2 ,

1 y y

J     

sehingga didapat besarnya jarak dari pabrik ke tiap-tiap kota customer

dan jarak dari customer satu ke customer yang lainnya, hasil yang didapat

ditabelkan dalam bentuk matrik jarak.

4. Perhitungan Savings Matrix

Perhitungan Savings Matrix bertujuan untuk untuk menghitung

besarnya penghematan masing-masing kota customer dan kemudian

ditabelkan dalam bentuk Savings Matrix. Dengan rumus perhitungan Savings

Matrix :

       

x y J G x J G y J x y

S ,  ,  ,  ,

5. Penentuan Alokasi Customer ke dalam tiap alat angkut

Penentuan alokasi customer ke dalam tiap alat angkut didasrakan pada

penghemat

Gambar

Tabel 2.5  semua customer memiliki rute terpisah
Gambar 2.2 Trend Component ( Pola Trend ) Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N
Gambar 2.3 Seasonal Component ( Pola Musiman ) Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N
Gambar 2.5 Random Component ( Pola Acak ) Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi, Arman Hakim N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti memfokuskan tentang gambaran strategi akulturasi secara psikologis pada pelaku seni ludruk di THR (Taman Hiburan Rakyat) dan ingin melihat bagaimana

Pengolahan data kepegawaian pada Dinas Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ilir masih menggunakan software Microsoft Office yang fungsinya belum terkhusus untuk pengolahan

Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut disebut teori teleologi Sangat berbeda dengan paham teleologi yang

Rencana stratgis bagian Rehabilitasi medis bandung diperoleh melaui kajian faktor-faktor internal dan eksternal, yang diperoleh nilai dari analisis faktor eksternal antara peluang

Peningkatan skor kemampuan interpersonal rata-rata dari pre-test ke pos-test yaitu sebesar 13,09 poin dan (3) Observasi pada saat pemberian tindakan untuk peningkatan

Papan skor ini menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 sebagai penyimpan dan proses program data kemudian ditampilkan kerangkaian seven-segment, keyboard komputer

Data pokok dosen merujuk dan diambil dari PD-DIKTI ( http://forlap.dikti.go.id/ ), oleh karena itu jika ada data yang belum di update di PD-DIKTI silakan perbaiki terlebih dahulu

[r]