RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENANGANAN GANGGUAN TERPADU SE JATIM BERBASIS WEB PADA PT. PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JATIM.
Oleh :
Nama : SLAMET PURWANTO NIM : 97.41010.4171
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFOMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Halaman ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Manajemen Penanganan Gangguan Terpadu ... 7
2.2.Analisa dan Perancangan Sistem ... 11
2.3 Database Management System ... 15
2.4 Interaksi Manusia dan Komputer ... 19
2.5 Microsoft SQL Server2000 ... 19
2.6 Structure Query Language (SQL) ... 20
2.7 ODBC ... 21
2.8 Hypertext Markup Language (HTML) ... 22
2.10 Java Script ... 23
2.11 Microsoft Visual Basic 6.0 ... 24
2.12 Power Designer ... 25
BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 26
3.1 Analisis Sistem ... 26
3.2 Hasil Analisis ... 28
3.3 Perancangan Sistem ... 30
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 69
4.1Kebutuhan Peralatan ... 69
4.2Penjelasan Pemakaian Program ... 72
4.3Evaluasi dan Hasil Pengujian Sistem ... 90
BAB V PENUTUP ... 94
5.1Kesimpulan ... 94
5.2Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi “kebutuhan” pokok bagi perusahaan. Terutama pada perusahaan yang memiliki fungsi layanan terhadap pelanggan, dimana sistem informasi memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu perusahaan dan layanan kepada pelanggan atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan adanya kebutuhan akan informasi, maka secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dari teknologi informasi itu sendiri, dimana manusia berusaha membuat suatu cara agar dapat memanipulasi data menjadi sebuah informasi yang lebih berguna dalam membantu manusia untuk lebih mengetahui tentang suatu hal, dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
2
didunia teknologi Informasi dan bisnis, yaitu teknologi internet. Dengan adanya Internet maka dapat di bangun sebuah sistem informasi untuk memantau gangguan diharapkan informasi gangguan dapat segera mungkin diperoleh sehingga penanganan dapat segera dilakukan dengan demikian pelayanan terdahap pelanggan dapat maksimal dan tidak membuang-buang waktu.
Saat ini sistem pengaduan gangguan (trouble call) yang ada di PT. PLN pada umumnya belum memiliki aplikasi untuk pengelolaan informasi ataupun laporan gangguan secara terpadu. Pengaduan gangguan dari pelanggan saat ini diterima dan dicatat pada buku piket oleh petugas piket melalui telepon lokal atau agent melalui Call Center 123 dan informasi tersebut diteruskan ke seluruh unit pelayanan dengan cara broadcast melalui radio HT, belum memanfaatkan komunikasi data. Dengan demikian manajemen gangguan sulit dilakukan dengan baik, karena tidak adanya informasi setiap tahapan penanganan gangguan yang dilakukan secara terus menerus, pemantauan kinerja jaringan, kinerja penanganan gangguan sulit di monitor secara real time dan konsolidasi laporan dari unit-unit tidak dapat disajikan dengan cepat dan akurat.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat suatu aplikasi berbasis web yang dapat memantau informasi Penanganan gangguan secara terpadu dan real time.
2. Bagaimana membuat suatu aplikasi yang mampu melayani proses pengaduan dengan memanfaatkan teknologi SMS (short message service).
3. Bagaimana membuat suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi statistik gangguan sehingga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang terdapat pada Aplikasi Sistem Informasi Penanganan Gangguan Listrik ini adalah :
1. Sistem ini nantinya akan mencatat semua informasi gangguan mulai dari waktu terjadi gangguan, jenis gangguan, tempat terjadi gangguan sampai kapan gangguan di selesaikan
2. Sistem informasi penanganan gangguan ini nantinya meliputi area seluruh jawa timur, tetapi pada aplikasi ini contoh yang dibahas hanya area Metropolis (Surabaya, Gresik, Sidoarjo).
3. User atau pemakai dari sistem informasi ini adalah petugas piket gangguan atau agent Call Center.
4
5. Sistem pengaduan dari pelanggan dilakukan melalui telepon ke agent Call Center atau melalui SMS (short message service) dengan memanfaatkan teknologi Global System for Mobile Communication (GSM).
6. Pada tugas akhir ini tidak dibahas secara khusus tentang protokol pengiriman dan penerimaan SMS secara hardware.
7. Dapat berjalan dengan baik dengan kondisi normal pada jaringan GSM, dan tidak ada masalah teknis dalam hal pengiriman dan penerimaan SMS.
1.4 Tujuan
Berdasarkan dari uraian-uraian diatas, tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu ini, adalah :
1 Membangun suatu aplikasi berbasis web yang mampu menyediakan informasi mengenai penanganan gangguan listrik, mulai dari status belum selesai sampai terselesaikan.
2 Membangun suatu aplikasi yang memungkinkan pertukaran dan pengolahan data secara cepat dan akurat dan terintegrasi.
3 Membangun suatu aplikasi yang mampu memberikan kemudahan hal penyampaian pengaduan melalui fasilitas SMS (short message servive).
4. Membangun suatu aplikasi yang mampu menyediakan data statistik mengenai informasi gangguan listrik dan perhitungan jumlah gangguan dan rata-rata lama gangguan sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 5. Membangun suatu aplikasi yang dapat membantu para top level management
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam 5 (lima) bab dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub-bab. Sebagai gambaran yang jelas atas Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan, permasalahan secara umum, perumusan masalah, batasan-batasan masalah dan tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung dan berhubungan dalam pembuatan tugas akhir ini, serta analisa permasalahan sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini menguraikan rancangan sistem yang akan dibuat, meliputi analisis sistem , hasil analisis, perancangan sistem yang meliputi pembuatan system flow, context diagram, diagram berjenjang, data flow diagram, entity relational diagram, struktur database dan desain input output.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
6
telah dibuat dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen penanganan gangguan terpadu
Manajemen penanganan gangguan terpadu adalah semua aktifitas dalam mengelola sumber daya dan mengintegrasikan semua proses untuk merespon keluhan pelanggan dalam bentuk pemulihan gangguan yang cepat, mudah dan tepat bagi upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan. Selain berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan turunnya frekuensi dan durasi (lama) gangguan, juga berpengaruh langsung pada peningkatan kWh jual dan rupiah pendapatan perusahaan.
Melalui penanganan managemen penanganan gangguan terpadu dapat dilakukan administrasi dan operasional penanganan gangguan yang melibatkan seluruh pihak yang terkait secara simultan dan real time sehingga dapat berjalan secara optimal. Selain itu integrasi sistem manjemen penanganan gangguan terpadu menghasilkan report dan histories kejadian yang sangat dibutuhkan manajemen dalam melakukan analisa dan evaluasi baik kejadian gangguan dan penanganannya sehingga dapat terus dilakukan upaya perbaikan pada sistem dimasa yang akan datang.
8
memiliki fokus dalam mendukung peningkatan pelayanan pelanggan melalui 3 (tiga) prinsip yaitu :
1. Time Management yang memiliki fokus pada respon pengaduan dan proses pemulihan gangguan.
2. Asset Management yang memiliki fokus pada unjuk kerja jaringan melalui optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
3. Data gangguan tersentralisasi yang diakses melalui komunikasi data berbasis Web.
Selain itu manajemen penanganan gangguan terpadu merupakan sumber informasi pendukung yang sangat penting yang diakses oleh sistem pelayanan pelanggan lainnya seperti customer call atau Call Center bersama sistem back office lainnya.
2.1.1 Metode Breadth-First Search (BFS)
Pada metode ini, pencarian dilakukan pada semua node dalam setiap level secara berurutan dari kiri ke kanan. Jika pada satu level belum ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada level berikutnya. Demikian seterusnya sampai ditemukan solusi. Dengan strategi ini, maka dapat dijamin bahwa solusi yang ditemukan adalah yang paling baik (Optimal). Tetapi BFS harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan. Hal ini harus dilakukan untuk penelusuran balik jika solusi sudah ditemukan.
Sebagai contoh untuk tree dibawah ini : a
/ \ b c / / | \ d f g h / \
i j
Representasi data diatas dilakukan dalam lisp dengan menggunakan properti dari symbol sebagai berikut :
(setf (get 'a 'child) '(b c) (get 'b 'child) '(d) (get 'c 'child) '(f g h) (get 'd 'child) '(i j) )
Buat fungsi dengan nama 'breadthFirst' yang melakukan searching suatu node yang dimasukkan user. Fungsi akan menghasilkan tracing isi dari node-queue pada saat searching, node yang dikunjungi dan menentukan apakah node goal ditemukan atau tidak.
10
F (G H I J) G (H I J) Found G
Metode Breadth-First Search ini juga dapat diimplementasikan dengan memanggil Algoritma General-Search.
Function BREADTH-SEARCH(problem) return a solution or failure Return GENERAL-SEARCH(problem, ENQUEUE-AT-END) Algoritma General-Search :
Function GENERAL-SEARCH(problem,strategy) return a solution or failure Initialise the search tree using the initial state of problem
Loop do
If there are no candidates for expansion then return failure Choose a leaf node for expansion according to strategy
If the node contains a goal state then return the corresponding solution Else expand the node and add the resulting nodes to the search tree End
2.2 Analisa dan perancangan sistem
Dalam analisa dan perancangan sistem terdapat beberapa pokok pembahasan, diantaranya :
2.2.1 Analisa Sistem
Analisa Sistem(System Analysist) merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
2.2.2 Perancangan Sistem
12
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
Adapun tujuan dari desain sistem adalah : 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik lain yang terlibat.
A. System Flow
System Flow adalah suatu bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem dan biasanya dalam membuat system flow sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sub sistem.
B. DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya telepon, surat, dan lainnya) atau lingkungan fisik dimana data itu akan disimpan (misalnya kartu, hard disk, diskette, dan lain sebagainya). DFD dapat menggambarkan arus data dalam sistem dengan terstruktur dan jelas sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik.
Simbol-simbol yang dipakai dalam DFD adalah :
dari sistem. External entity terdapat pada bagian luar batas dari sistem. Elemen ini menyediakan sistem dengan input data dan menerima output data. External entity dapat berupa seseorang, manajer misalnya yang menerima laporan dari sistem. External entity juga dapat berupa suatu organisasi sebagai bagian lain dari struktur inti organisasi awal atau organisasi yang lain. Dan terakhir, external entity dapat juga berupa sistem lain yang menggunakan interface dari sistem yang kita gunakan.
2. Data Flow (Arus Data), Arus data dalam DFD diberi simbol suatu panah. Arus data mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Process (Proses), adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
4. Simpanan Data (data store), adalah simpanan data dapat berupa suatu file, arsip, buku dan sebagainya.
Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD
Nama Symbol Keterangan
External Entity Simbol ini menggambarkan entity-entity yang terdapat diluar sistem tetapi entity tersebut memiliki hubungan dengan sistem yang sedang dibangun. External entity dapat berupa objek atau dapat juga berupa sistem lain
14
Aliran Data Data Flow menunjukkkan aliran
data dari suatu entity atau data storage ke proses ataupun dari suatu proses ke entity ke data storage. Aliran data berisi data-data yang akan diproses dan setiap aliran data harus melalui suatu proses.
Proses Data yang dimasukkan akan
diproses, dalam hal ini
menggambarkan bagaimana data diolah dan menjadi suatu output. Dalam proses minimal harus terdapat sebuah input serta sebuah output.
Data Store Menggambarkan suatu tempat yang
digunakan oleh sistem untuk menyimpan data. Data store akan digunakan oleh sistem
untukmenyimpan data yang merupakan hasil output atau mengirimkan data sebagai input kedalam suatu proses.
2.2.3. Implementasi Sistem
Setelah sistem siap untuk disajikan maka tahap berikutnya adalah implementasi sistem. Tahap implementasi sistem terdiri dari :
1. Menerapkan rencana implementasi, dimana rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari implementasi sistem, yang dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi.
2. Melakukan kegiatan implementasi dimana kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a. Pemilihan dan pelatihan personil. b. Pemilihan tempat dan perangkat lunak. c. Pemograman dan pengetesan program. d. Pengetesan sistem.
e. Konversi sistem
3. Tindak lanjut implementasi, dalam tahap ini sistem yang baru akan mengalami tahap pengetesan penerimaan sistem, yaitu dengan mengimplementasikan sistem dengan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Setelah itu pihak manajemen dapat menetukan apakah sistem tersebut dapat diterima atau masih harus dipakai lagi.
2.3 Database management system
Database Management Sistem penggunaannya lebih banyak difokuskan untuk keperluan yang berhubungan dengan pengelolaan data, perawatan, pengambilan dan pembacaan data. Database Management Sistem (DBMS) sendiri merupakan sekumpulan program-program yang memungkinkan seorang user untuk mendefinisikan, membangun, dan memanipulasi suatu basis data.
16
adalah fungsi yang digunakan untuk melakukan proses pengisian data, penghapusan dan perubahan dari suatu data yang dilakukan oleh pengguna terhadap basis data yang telah dibangun.
Gambar 2.1 Lingkungan Sistem Database
Database Manajemen Sistem digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi sehubungan dengan perancangan suatu sistem basis data beberapa keuntungan dari DBMS adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) 3. Keakuratan Data (Accuracy)
4. Ketersediaan (Availability) 5. Kelengkapan (Completeness) 6. Keamanan (Security)
7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database sistem. Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang
Database Sistem
Application program /Queries
DBMS Software
Software to process Query/Programs
mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi data-data tersebut dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi untuk diimplementasikan menjadi informasi.
2.3.1 Normalisasi data
Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam mendesain basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan berkaitan dengan model data, tapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.
Dalam perspektif normalisasi, basis data dapat dikatakan baik jika setiap tabel yang menjadi unsure pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Suatu tabel dikatakan baik atau normal jika telah memenuhi persyaratan :
1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless-Join Decomposition).
2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation).
3. Tidak melanggar Boyce Code Normal Form (BCNF).
Suatu file yang terdiri dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang ini disebut dengan normalisasi (normalization).
18
a. NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar tidak terjadi adanya pengulangan atribut (non repectitive atrribute). Bentuk ini terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute) atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama. b. 2 NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar semua atribut
biasa hanya bergantung pada primary key (key field) secara keseluruhan atau tidak terjadi ketergantungan parsial (partial independence). Bentuk normal tahap kedua ini terpenuhi jika sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.
c. 3 NF : Menormalisasi file database dengan tujuan agar semua atribut biasa tidak bergantung pada atribut biasa atau tidak terjadinya ketergantungan transitif (transitif independence).
2.3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data (database) dapat dinyatakan secara grafis melalui sebuah ER-Diagram. Adapun komponen dalam penyusunan ERD, adalah sebagai berikut :
1. Entity Merupakan beberapa obyek atau kejadian tentang dimana dapat mencocokkan koleksi data sebagai sebuah entity. Entity juga dapat berupa sebuah kejadian atau unit dari satu waktu.
2. Relationship Merupakan hubungan antara entity, adapun tipe-tipe dari
relationship antara lain (1) one to one (1:1), (2) one to many (1:M), dan (3) many to many (M:N).
4. Record Merupakan suatu kumpulan dari item-item data yang secara umum merupakan penjelasan umum dari entity.
2.4 Short Message Service
Short Message Service (SMS) adalah pesan berita singkat dengan maksimal 160 karakter, yang mana pengiriman dan pembacaan SMS dapat dilakukan dengan menggunakan ponsel GSM. Agar suatu jenis ponsel dapat memanfaatkan fasilitas SMS, kartu SIM yang digunakan harus telah dilengkapi dengan fasilitas SMS aktif dan ponsel harus di setup dulu servicenya ke service center SMS yaitu +628100000 atau nomor lain sesuai dengan providernya. Pengaturan menu setting service center berbeda-beda, tergantung dari merk atau tipe ponsel yang digunakan. SMS di bedakan menjadi dua macam, yaitu : Mobile Originated (MO) dan Mobile Terminated (MT). MO berarti bahwa GSM modem atau telepon selular tersebut bertindak sebagai pengirim pesan. MT berarti GSM modem atau telepon selular sebagai penerima pesan.
2.5 Microsoft SQL server 2000
20
pakai file maupun objek kerja. Canggih karena ada fasilitas pemrogramannya, sehingga kita dapat menciptakan hal baru yang belum ada dalam fasilitasnya.
2.6 Structure query language (SQL)
Structure Query Language (SQL) merupakan suatu bahasa standart yang digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. SQL merupakan bahasa non procedural yang tergolong dalam keluarga 4GL yang diartikan sebagai perintah-perintah yang dituliskan merupakan deskripsi dari hasil keluaran yang diharapkan user. Perintah-perintah SQL dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Data Query Language, digunakan untuk menampilkan data-data yang yang tersedia dalam basis data.
2. Data Manipulation Language, berfungsi untuk memanipulasi data.
3. Transaction Proccessing Language, digunakan untuk pengesahan transaksi pada tabel yang telah diperbarui dengan perintah Data Manipulation Language(DML).
4. Data Control Language, digunakan untuk menentukan hak akses individu, group atau penyedia dalam menggunakan database.
5. Data Definition Language, digunakan untuk membuat tabel (CREATE TABLE) baru dalam database, menambah file (CREATE INDEX) indeks, pada tabel, menghubungkan 2(dua) buah tabel, pemberian constraint (Primary Key, Foreign Key, References) serta memodifikasi, menghapus, tabel dan indeks (DROP TABLE DAN DROP INDEX).
Dari fungsi-fungsi yang sederhana yang disediakan banyak pengembang perangkat lunak menggunakan database dengan fungsi-fungsi SQL. Pemrograman aplikasi database standard dengan perangkat lunak seperti C++, Dbase, Delphi, Foxpro, Pascal memasang fungsi-fungsi tersebut untukmenjaga kompatibilitas. Demikian juga antarmuka database yang bersifat terbuka mengandalkan SQL untuk standar bahasanya.
2.7 ODBC
Open Database Connection(ODBC) merupakan komponen dari Windows Open System Architecture(WOSA). ODBC menyediakan sebuah interface bagi program aplikasi (Application Program Interface atau API) yang merupakan kumpulan fungsi untuk memudahkan pengembang atau pembangun aplikasi didalam menghubungkan berbagai database dengan format yang berbeda-beda. Oleh karena penggunaannya yang standar sehingga fungsi dan perintah yang diberikan untuk mengakses informasi dari berbagai format database yang ada jelas sekali tidak berbeda.
22
Open Database Connection (ODBC) dikembangkan untuk menyediakan suatu metode standar dalam mengakses database dan dapat menyederhanakan proses koneksi. Keuntungan dari ODBC adalah sebagai berikut :
1. Dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi pada saat dibutuhkan pengaksesan basis data dalam suatu aplikasi.
2. Dapat memproteksi aplikasi dan mencegah perubahan data yang tidak sah yang dilakukan user pada data yang terdapat dalam database dan meningkatkanm penggunaan standar SQL.
2.8 Hypertext markup language (HTML).
Secara sederhana, struktur bahasa HTML dapat dilihat sebagai paragraph, daftar urutan, pembuka, penutup, tanda blok, penghubung dan lain-lain. Dengan cara ini setiap browser akan mudah mengidentifikasinya serta menampilkannya dalam format yang umum dan dapat dibaca dengan mudah. Dokumen HTML berisi teks dan tag (tanda Khusus) yang dapat digunakan untuk menandai struktur dokumen tersebut. Seluruh tag yag ada akan memberikan arti, baik untuk memodifikasi teks, maupun untuk melakukan sejumlah intruksi. Bila ada tag-tag yang tidak dikenal maka tidak diabaikan.
2.9 Active server page (ASP)
Halaman yang ditampilkan di browser hanya html saja atau beserta skrip yang ingin kita jalankan di client. Sedangkan kode ASP akan tersembunyi rapi dan terbebas dari sentuhan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Dengan ASP, developer akan mendapatkan kemudahan dalam membuat aplikasi web. Pilihan bahasa skrip yang digunakan adalah VBScript sebagai default dan JavaScript. Namun developer juga dapat menggunakan add in skrip yang lain.
ASP merupakan bagian dari active platform yang berbasiskan teknologi
Component Object Model (COM). Dengan teknologi ini, ASP menjadi sangat efisien dalam segi konektivitas maupun penanganan aplikasi untuk transaksi yang jumlahnya sangat banyak. Hal ini dimungkinkan dengan pemakaian Microsoft
Transaction Server (MTS) yang akan kita dapatkan setelah kita melakukan instalasi PWS atau Personal Web Server untuk komputer berbasis Windows 98 dan IIS atau Internet Information Sistem untuk komputer berbasis Windows NT sebagai pendukung aplikasi ASP.
Penulisan dengan menggunakan ASP script diapit dengan tanda tag <% dan %> dan penulisannya menyatu dengan kode HTML.
2.10 Javascript
24
JavaScript kenyataannya mirip dengan Java, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mengira JavaScript sama dengan bahasa Java. Namun pada dasarnya JavaScript adalah JavaScript yang mudah dipelajari dan lepas dari kompleksitas pemrograman, sedangkan Java adalah bahasa pemrograman yang jauh lebih kompleks.
Perbedaan mendasar lainnya adalah Java merupakan bahasa yang berbasiskan pada compiler, yaitu setiap kode yang ditulis dalam Java harus diolah oleh compiler supaya dapat dipahami oleh mesin.Sedangkan JavaScript tidak memerlukan compiler Java lagi untuk membuat program Java, karena script Java tersebut langsung dimasukkan pada dokumen HTML. JavaScript adalah script sederhana untuk menyusun aplikasi-aplikasi Internet baik untuk Cliet maupun untuk Server.
2.11 Microsoft visual basic 6.0
Merupakan Development Software (Microsoft visual Studio) yang mendukung OLE, COM, dan ActiveX (OCX). Terdapat di dalamnya fitur yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web dan akses ke hardware. Dengan kemudahan dalam pembuatan program yang disertai banyaknya file ocx yang beredar di internet baik secara freeware maupun shareware membuat Visual Basic sebagai bahasa pemrograman yang tepat untuk membuat suatu aplikasi secara cepat. Selain itu visual basic memiliki beberapa tool, diantaranya :
a. Data Access Component
b. ActiveX Technology
Melalui tool ini user dapat menggunakan fungsi dari suatu aplikasi, seperti : Word Processor pada MS. Word, Spredsheet pada MS. Excel, dan aplikasi windows lainnya.
c. Internet Capabilities
Melalui tool ini memudahkan untuk akses ke suatu dokumen atau aplikasi di Internet atau Intranet dimana dokumen atau aplikasi tersebut berada, atau membuat suatu aplikasi yang berjalan di server internet.
2.12 Power designer.
Power Designer merupakan perangkat lunak CASE (Computer Aided Software Engineering) tools yang berbasis kamus data yang berfungsi untuk membantu pengembangan sistem yang menggunakan analisa terstruktur, struktur sistem, perancangan dan pemodelan dari data dan informasi.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem diperlukan untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi. Analisis terhadap suatu sistem merupakan suatu langkah penting dalam pemahaman permasalahan yang ada sebelum dilakukannya pengambilan keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada analisis sistem ini dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalahan yang ada dengan melakukan survey,wawancara dan pengumpulan data.
Survey dilakukan ke unit gangguan untuk melihat langsung kondisi pelaksanaan manajemen gangguan. Data-data yang didapat berupa data gangguan, keluhan atau pengaduan pelanggan, data pemadaman listrik karena pemeliharaan dan lain-lain yang dapat dijadikan masukan dalam pengembangan sistem SIPGT.
Wawancara dilakukan pada petugas piket gangguan untuk mengetahui bagaimana penanganan gangguan dilapangan. Disamping itu juga mewawancarai Bpk. Ir.Pandji selaku Ahli teknis muda dan Bpk Ir. Zulkifli selaku Manager yang berada pada bagian Teknologi Informasi PLN, untuk menanyakan sistem baru yang dibutuhkan.
Selain melakukan survey ke bagian unit-unit pelayanan gangguan juga melakukan pengumpulan data-data gangguan yang biasanya dicatat di buku gangguan atau form-form pengaduan yang ada pada bagian operator gangguan.
(Persero) Unit Bisnis Distribusi pada umumnya belum memiliki aplikasi untuk pengelolaan informasi ataupun laporan gangguan secara terpadu.
Gambar 3.1 Model sistem penanganan gangguan
3.2 Hasil analisis
Dari analisis sistem pengaduan yang sudah berjalan dapat dilihat bahwa sistem tersebut dirasakan kurang efisien jika diterapkan pada era teknologi saat ini, dan masih banyak kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem lama, maka perlu adanya pengembangan dibidang teknologi informasi perusahaan.
Kelemahan-kelemahan dari sistem lama antara lain :
- Kurang efisien waktu dalam memberikan respon penanganan gangguan.
- Pemantauan kinerja penanganan gangguan sulit dimonitor secara real time.
Pengaduan Gangguan * Pelanggan
I nformasi - Status Gangguan - Pemadaman
dan akurat.
Dari uraian tersebut diatas maka yang diperlukan adalah sistem informasi terpadu yang mampu mengintergrasikan kebutuhan dalam manajemen gangguan listrik yang memiliki output response penanganan gangguan yang cepat, mudah dan tepat sehingga berpengaruh langsung pada penurunan jumlah gangguan dan lama gangguan yang terjadi serta meningkatkan kWh jual dan pendapatan perusahaan.
Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu adalah sistem Informasi yang berfungsi untuk memantau atau monitoring gangguan dan penanganannya. Sistem ini mencatat kapan gangguan terjadi dan kapan gangguan tersebut diselesaikan. Cara kerja dari sistem sebagai berikut: bagian pengaduan menerima pengaduan berdasarkan pengaduan-pengaduan, baik pengaduan yang datang langsung maupun menghubungi melalui telepon oleh pelanggan PLN. Informasi pengaduan tersebut akan diterima operator gangguan maupun agent Callcenter dan kemudian akan dientrykan pada aplikasi sistem informasi gangguan dalam hal ini SIPGT, agar informasi gangguan tersebut dapat dilihat atau dimonitor oleh piket pelaksana yang bertugas untuk melakukan pengecekan sekaligus pemulihan jika terjadi gangguan pada alat listrik tersebut, kemudian piket pelaksana akan memberikan laporan kepada bagian operator gangguan bahwa telah dilakukan pemulihan gangguan, kemudian operator gangguan akan merubah status gangguan tersebut dari status belum selesai menjadi selesai.
menuliskan ID pelanggan (IDPEL) kemudian permintaan, yang format penulisan permintaan sudah ditentukan terlebih dahulu, kemudian informasi pengaduan tersebut akan diterima oleh SMS server dan diolah sesuai dengan permintaan/request pelanggan.
Tujuan dibuatnya sistem informasi penanganan gangguan terpadu (SIPGT) ini yaitu untuk menyediakan informasi mengenai penanganan gangguan listrik, mulai dari status belum selesai sampai status selesai, kemudian memberikan kemudahan dalam hal penyampaian pengaduan melalui fasilitas SMS (short message service), kemudian dapat membantu para top level manajemen dalam mengontrol kinerja bawahannya.
3.3 Perancangan Sistem
Dari hasil analisis sistem diatas kemudian dibuat rancangan sistem baru yang terlihat pada gambar 3.2
Keterangan :
Pada gambar 3.2 dijelaskan bahwa input data diperoleh dari pengaduan melalui telepon dan melalui SMS. Pengaduan dari telepon diterima oleh operator
Telepon
Gambar 3.2 Model Perancangan sistem
kedua proses data pengaduan tersebut akan masuk pada satu database yaitu database Gangguan yang nantinya akan diolah untuk menghasilkan output.
Perancangan sistem diuraikan secara berurutan meliputi : Sistem Flow, Context Diagram, Diagram Berjenjang, Data Flow Diagram(DFD), Entity Relation Diagram (ERD), Struktur database dan Desain input output.
3.3.1 Sistem flow
A. Sistem Flow Pengaduan Gangguan via telepon
PELANGGAN CALLCENTER/ UPJ/SubUPJ UPDS
PESAN
Gambar 3.3 Sistem Flow Pengaduan Gangguan via telepon Keterangan :
PENGADUAN
PELANGGAN SERVER SMS TEKNISI
DATA
Gambar 3.4 Sistem Flow Pengaduan Gangguan Via SMS Keterangan :
C. Sistem Flow Pemadaman terencana
UPJ/SubUpj/UPDS Teknisi Manajemen
Start
Informasi Persiapan Pemadaman
Gardu Induk
Trafo GI
Penyulang
Gardu Distribusi Pemadaman
Data Pemadaman
Data Pemadaman Data Pemadaman
Gangguan
END
Gambar 3.5 Sistem Flow Pemadaman terencana Keterangan :
Gambar 3.6 Sistem Flow update Gangguan Keterangan :
Proses pelaksanaan perbaikan gangguan dilakukan oleh bagian teknisi, kemudian data perbaikan gangguan akan diserahkan pada operator gangguan yang ada di SubUPJ dan bagian operator gangguan akan mengupdate status gangguan tersebut menjadi selesai, dan datanya akan disimpan dalam database gangguan.
3.3.2 Context Diagram
Context Diagram
Pada gambar 3.7 atau context diagram terdapat enam external entity yang mengikuti proses utama dari sistem informasi penanganan gangguan terpadu, yaitu pelanggan, teknisi, UPJ, Sub UPJ, UPDS, Manajemen. Pertama pelanggan melakukan pengaduan melalui telepon atau via SMS, kemudian data pengaduan tersebut diproses untuk diteruskan ke UPJ, SubUPJ yang kemudian bagian teknisi yang berada di bagian UPJ dan Sub UPJ tersebut bertugas untuk menyelesaikan gangguan dilapangan. Pelaksanaan pemadaman terencana dapat dilakukan oleh UPJ, Sub UPJ dan UPDS berdasarkan permintaan pemadaman yang ditujukan pada salah satu bagian tersebut. Sedang bagian manajemen bisa memantau gangguan-gangguan yang belum dan sudah diselesaikan, sehingga bisa memantau kenerja bawahan.
3.3.3 Diagram Berjenjang
4
Gambar 3.8 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu
3.3.4 Data flow diagram (DFD)
DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.
A. DFD level 0 subproses sistem informasi penanganan gangguan terpadu
pemadaman terencana
B. DFD level 1 subproses Pengaduan
Pengaduan via SMS
Data pengaduan via SMS
Data pengaduan via SMS Data pengaduan via telepon
Data pengaduan via SMS
[Data Gangguan]
[Informasi Data pengaduan] [Data Gangguan]
data Pengaduan via Telepon
[konfirmasi via SMS]
Gambar 3.10 Subproses Pengaduan (DFD Level 1)
Keterangan :
proses rekam pengaduan dan dimasukkan dalam database gangguan.
C. DFD level 1 subproses penanganan gangguan
penanganan Data perbaikan
Data Gangguan
Data perbaikan
Data Gangguan
Data Gangguan
Data Gangguan Data Gangguan
Sub UPJ
UPJ UPDS
Manajemen
1 Gangguan 1
Proses Perbaikan Gangguan
2 Update Status
Gangguan Teknisi
Gambar 3.11 Subproses Penanganan gangguan (DFD Level 1)
Keterangan :
D. DFD level 1 Subproses Pemadaman
3 Data Tarfo GI
4 Penyulang
5 Gardu Distribusi
3
Pemadaman Distribusi
Gambar 3.12 Subproses Pemadaman (DFD Level 1)
Keterangan :
Laporan Statistik Laporan Data Gangguan
Data gangguan
Data gangguan Data gangguan
Data gangguan Data gangguan
Manajemen 1 Laporan
Statistik
1 Gangguan
2 Laporan Gangguan
Gambar 3.13 Subproses Laporan manajerial (DFD Level 1)
Keterangan :
Pada gambar 3.13 atau DFD level 1 subproses laporan manajerial terdapat proses laporan statistik dan laporan gangguan yang datanya diperoleh dari database gangguan dan nantinya di laporkan ke bagian manajemen.
3.3.5 Entity Relation Diagram (ERD)
A. Conceptual Model
IDPEL = IDPEL
KD_UPJ = KD_UPJ
KD_GD = KD_GD
KODE_MT RL = KODE_MTRL AREA = AREA
KD_UPJ = KD_UPJ AREA = AREA
3.3.6 Struktur Database
Perancangan Sistem Informasi Penanganan Gangguan Terpadu ini membutuhkan database untuk menyimpan data-data keluhan atau pengaduan baik itu pengaduan via telepon atau via SMS. Database yang digunakan dalam pembuatan aplikasi SIPGT ini adalah Microsoft SQL Server 2000. Adapun struktur database dari sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Nama Tabel : PELANGGAN Primary key : IDPEL
Foreign key : kd_UPJ,Kd_gd
Fungsi : Untuk menyimpan data Pelanggan
Tabel 3.1 PELANGGAN
Nama Field Type Lebar Keterangan
IDPEL Char 12 IDPelanggan
Nama Nvarchar 25 Nama Pelanggan
Alamat Nvarchar 50 Alamat Pelanggan
Daya Float 8 Daya
Tarip Char 4 Tarip
Area Char 3 Area Pelayanan
Kd_UPJ Nvarchar 3 Kode Unit Pelayanan
Nopel Char 9 Nomer Pelanggan
Kd_gd Varchar 11 Kode gardu distribusi
2. Nama Tabel : PENGADUAN Primary key : No_urut
Foreign key : IDPEL,statusid
Nama Field Type Lebar Keterangan
No_urut Int 4 Nomer urut
Tgl_entry Datetime 8 Tanggal Entry
IDPEL Varchar 12 ID Pelanggan
Nama_pelapor Varchar 25 Nama_pelapor
Lokasi Varchar 200 Lokasi
StatusID Varchar 2 Status Gangguan
Tgl_kejadian Datetime 8 Tgl_kejadian
Keterangan Varchar 2000 Keterangan
tipe_keluhan Varchar 25 Tipe keluhan
3. Nama Tabel : PDM_TERENCANA Primary Key : No_Padam
Foreign key : StatusID, ReguID, KD_upj, KD_GI, KD_TRF, KD_Penyulang KD_GD.
Fungsi : Untuk menyimpan data pengaduan dan pemadaman.
Tabel 3.3 PDM_TERENCANA
Nama Field Type Lebar Keterangan
No_padam Int 4 Nomer Padam
Tgl_entry Datetime 8 Tanggal Entry
Lokasi Varchar 200 Lokasi
StatusID Varchar 2 Status Gangguan
Tgl_kejadian Datetime 8 Tgl_kejadian
Perkiraan_selesai Datetime 8 Perkiraan_selesai
Tgl_selesai Datetime 8 Tgl_selesai
ReguID Char 2 ReguID
Jenis_pekerjaan Varchar 50 Jenis_pekerjaan
Kode_gangguan Varchar 4 Kode_gangguan
KD_upj varchar 3 Kode unit pelayanan
KD_GI varchar 5 Kode Gardu Induk
KD_TRF varchar 7 Kode Trafo GI
KD_Penyulang varchar 9 Kode Penyulang
4. Nama Tabel : GI (Gardu Induk) Primary key : Kd_gi
Foreign key : kd_area
Fungsi : Untuk menyimpan data Gardu Induk
Tabel 3.4 GI
Nama Field Type Lebar Keterangan
kd_GI varchar 5 Kode Gardu Induk
kd_area varchar 3 Kode Area
Nama_gi varchar 50 NamaGardu Induk
5. Nama Tabel : TRAFO_GI Primary key : Kd_Trf Foreign key : Kd_gi
Fungsi : Untuk menyimpan data trafo GI
Tabel 3.5 TRAFO_GI
Nama Field Type Lebar Keterangan
kd_Trf varchar 7 Kode Trafo GI
Nama_Trf varchar 50 Nama Trafo Gi
Kd_gi varchar 5 Kode Gardu Induk
6. Nama Tabel : PENYULANG Primary key : Kd_penyulang Foreign key : Kd_trf
Fungsi : Untuk menyimpan data penyulang Tabel 3.6 PENYULANG
Nama Field Type Lebar Keterangan
Kd_penyulang varchar 9 Kode Penyulang
Nama_penyulang varchar 50 Nama Penyulang
Primary key : Kd_GD Foreign key : Kd_Penyulang
Fungsi : Untuk menyimpan data gardu distribusi
Tabel 3.7 GD
Nama Field Type Lebar Keterangan
Kd_GD varchar 11 Kode Gardu Dist.
Nama_GD varchar 50 Nama Penyulang
Kd_Penyulang varchar 9 Kode Penyulang
8. Nama Tabel : JENISGANGGUAN Primary key : KodeGangguan Foreign key : KodeKel
Fungsi : Untuk menyimpan data jenis-jenis Gangguan
Tabel 3.8 JENISGANGGUAN
Nama Field Type Lebar Keterangan
KodeGangguan nvarchar 4 Kode Gangguan
KodeKel nvarchar 2 Kode Kelompok
JenisGangguan nvarchar 200 Jenis Gangguan
9. Nama Tabel : JENISPEKERJAAN Primary key : Jenis_pekerjaan
Fungsi : Untuk menyimpan data jenis-jenis Pekerjaan
Tabel 3.9 JENISPEKERJAAN
Nama Field Type Lebar Keterangan
Jenis_Pekerjaan Varchar 50 Jenis Pekerjaan
10. Nama Tabel : KD_AREA Primary key : Area
Fungsi : Untuk menyimpan data Area Pelayanan
Tabel 3.10 KD_AREA
Nama Field Type Lebar Keterangan
Area Varchar 3 Kode Area
Nama varchar 50 Nama Area
11. Nama Tabel : KD_UPJ Primary key : Area Foreign key : Kd_UPJ
Fungsi : Untuk menyimpan data Unit Pelayanan
Tabel 3.11 KD_UPJ
Nama Field Type Lebar Keterangan
Area varchar 3 Kode Area
Upptr varchar 100 UPPTR
KD_UPJ varchar 3 Kode Unit pelayanan
12. Nama Tabel : KELOMPOKGANGGUAN Primary key : KodeKel
Fungsi : Untuk menyimpan data kelompok Gangguan
Tabel 3.12 KELOMPOKGANGGUAN
Nama Field Type Lebar Keterangan
KodeKel Nvarchar 2 Kode Kelompok
KelompokG nvarchar 200 Kelompok Gangguan
Primary key : kd_mtrl
Fungsi : Untuk menyimpan data Material
Tabel 3.13 MATERIAL
Nama Field Type Lebar Keterangan
Kd_mtrl Varchar 10 Kode Material
Nama varchar 50 Nama Material
Satuan char 10 Satuan Material
14. Nama Tabel : MATERIAL_PAKAI Primary key : GgID
Foreign key : Kd_mrtl
Fungsi : Untuk menyimpan data material yang telah dipakai
Tabel 3.14 MATERIAL_PAKAI
Nama Field Type Lebar Keterangan
GgId Int 4 Gangguan ID
Kd_mtrl Varchar 10 Kode Material
Tanggal Datetime 8 Tanggal Pengambilan
Jumlah Smallint 2 Jumlah Material
AsalGudang varchar 50 Asal Gudang
Regu varchar 50 Nama Regu
PinjamGudang varchar 50 Pinjam Gudang
15. Nama Tabel : REGU Primary key : ReguID
Tabel 3.15 REGU
Nama Field Type Lebar Keterangan
ReguId char 2 ReguID
NamaRegu varchar 25 Nama regu
Keterangan varchar 1000 Keterangan
16. Nama Tabel : STATUS Primary key : StatusID
Fungsi : Untuk menyimpan data Status
Tabel 3.16 STATUS
Nama Field Type Lebar Keterangan
StatusID nvarchar 2 Status ID
Status nvarchar 50 Status
17. Nama Tabel : PASSWORD Primary key : Username
Fungsi : Untuk menyimpan data password
Tabel 3.17 PASSWORD
Nama Field Type Lebar Keterangan
Username Nvarchar 50 Username
Password nvarchar 20 Password
18. Nama Tabel : SMeSInbox Primary key : Id
Nama Field Type Lebar Keterangan
Id Integar 4 Id
Tanggal Datetime 8 Tanggal
NoHP Nvarchar 25 Nomer HP
Perintah Nvarchar 50 Perintah
SMSC Nvarchar 25 SMS Center
19. Nama Tabel : SMeSOutbox Primary key : Id
Fungsi : Untuk menyimpan data SMS yang Keluar.
Tabel 3.19 SMeSOutbox
Nama Field Type Lebar Keterangan
Id Integer 4 Id
Tanggal datetime 8 Tanggal
NoHPTujuan Nvarchar 25 NoHP tujuan
Pesan Nvarchar 50 Pesan
20. Nama Tabel : Petugas Primary key : kd_upj
Fungsi : Untuk menyimpan data kode area dan HP petugas.
Tabel 3.20 Petugas
Nama Field Type Lebar Keterangan
NoHP Nvarchar 25 Nomer HP
3.2.6 Desain Input & Output A. Desain Input
A.1 Desain Interace Input Login
Desain Interface Input Login digunakan user untuk dapat mengakses sistem dan dapat memanipulasi data pada database.
Gambar 3.16 Desain Interface Input Login
A.2 Desain Interface Entry Pengaduan
Desain Interface Maintenance Pengaduan digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data pengaduan gangguan dari pelanggan. Desain Interface Maintenance pengaduan terdiri dari 7 (enam) field masukan data, yaitu : nomer pengaduan (otomatis terisi, untuk mengidentifikasikan nomer urut pengaduan ), pelapor (nama pelapor yang menelpon ke operator gangguan), alamat/lokasi (alamat pelapor), IDPEL (nomer identitas pelapor), keluhan (keluhan yang disampaikan), telepon (nomer telepon pelapor), waktu kejadian (waktu terjadinya gangguan).
< > < >
User
Password
LOGIN
Pelapor
Alamat/Lokasi
IDPEL
< > < > < >
Gambar 3.17 Desain Interface Entry pengaduan
A.3 Desain Interface Maintenance Pemeliharaan(pemadaman)
Desain Interface Maintenance pemeliharaan(pemadaman) digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data jadwal adanya pemadaman yang direncanakan, yang disebabkan karena adanya pemeliharaan atau penggantian material jaringan. Pada desain interface maintenance pemeliharaan terdapat 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer pemadaman, area pelayanan, unit pelayanan, regu, level, jarigan terganggu (GI,Trafo GI, Penyulang, gardu Dist.), sebab gangguan, lokasi pelaksanaan, waktu pemadaman, perkiraan selesai.
Nomer pemadaman berfungsi sebagai identifikasi nomer urut pemadaman, area pelayanan dan unit pelayanan akan otomatis muncul sesuai dengan login user areanya, untuk regu memilih pada listbox sesuai dengan regu yang melakukan pemadaman, untuk level memilih pada listbox jaringan mana yang akan dipadamkan (GI,Trafo GI, Penyulang, Gardu Dist.), untuk sebab
Kejadian :
Tgl Bln Thn Output
ganggguan juga memilih pada listbox (misal karena pemeliharaan jaringan, dan lain-lain), untuk lokasi pelaksanaan dientrykan nama-nama daerah atau jalan yang akan dilakukan pemadaman, waktu pemadaman adalah kapan pemadaman itu akan dilakukan, sedang perkiraan selesai adalah perkiraan kapan pemadaman itu normal kembali atau sudah dipulihkan.
Gambar 3.18 Desain Interface Maintenance pemeliharaan(pemadaman) A.4 Desain Interface Maintenance Update Gangguan
Desain Interface Maintenance Update Gangguan digunakan user atau operator gangguan untuk mengubah status gangguan dari status gangguan dalam proses menjadi status selesai. Pada desain interface maintenance update gangguan terdiri dari 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer pengaduan yang berfungsi sebagai identifikasi nomer urut pengaduan, area pelayanan dan unit
Area Pelayanan :
Regu :
Level :
Jaringan terganggu
Sebab Gangguan :
Output
Lokasi Pelaksanaan : < > Unit Pelayanan : Output
lokasi adalah tempat terjadinya gangguan, kelompok gangguan adalah jenis-jenis kelompok gangguan sedang kode sub adalah sub gangguan dari kelompok gangguan misal, kelompok gangguannya adalah gangguan tiang listrik maka kode sub gangguannya adalah tiang listrik roboh dilanggar kendaraan,tiang listrik roboh karena tua, dan lain-lain. Jenis kejadian adalah jenis kejadian gangguan versi pelapor, gangguan dalam proses dan gangguan selesai maksudnya adalah apabila gangguan tersebut masih dalam proses perbaikan maka yang dipilih button “dlm proses” tapi jika gangguan tersebut sudah normal maka button “selesai” yang dipilih dan nama-nama jaringan seperti GI,trafo GI,penyulang,gardu distribusi akan ditampilkan. Waktu penormalan adalah kapan gangguan tersebut normal kembali atau sudah dipulihkan.
Area Pelayanan
Lokasi
Kel.Gangguan
Kode Sub
Wkt.Kejadian
Output Output
< Output >
Output V
V
No Pengaduan Output
Gambar 3.19 Desain Interface Maintenance update gangguan
A.5 Desain Interface Maintenance Update Gangguan Padam Terencana Desain Interface Maintenance Update Gangguan padam terencana digunakan user atau operator gangguan untuk mengubah status gangguan padam terencana dari status gangguan dalam proses menjadi status selesai. Pada desain interface maintenance update gangguan terdiri dari 10 (sepuluh) field masukan data yaitu : nomer pemadaman, area pelayanan, unit pelayanan, regu, level, sebab gangguan, lokasi, pelaksanaan, perkiraan selesai, waktu selesai.
Semua field pada desain interface update gangguan padam terencana akan terisi otomatis sesuai dengan record yang dipilih atau yang akan diupdate, dan berdasarkan nomer urut padam sebagai key nya. Sedangkan untuk waktu selesai dipilih pada listbox sesuai waktu penormalan gangguan atau waktu pemulihan pemadaman terencana.
Material terganggu
Output
Selesai
Waktu Penormalan
Tgl Bln
Jam Mnt
Batal Simpan
Thn
Update Status Padam Terencana GI :
Peny. :
Trf GI :
GD :
V V
V V
Gambar 3.20 Desain Interface Maintenance update gangguan padam terencana
A.6 Desain Interface Maintenance Material
Desain Interface Maintenance Material digunakan user atau operator gangguan untuk memasukkan data jenis material apabila ada material yang diganti karena rusak. Pada Desain Interface Maintenance Material terdiri dari 13 (tiga belas) field masukan data yaitu : nomer gangguan, nama pelapor, jenis kerusakan, nama meterial, jumlah, tanggal,bulan,tahun,jam dan menit pengambilan, asal gudang, oleh regu, pinjam gudang.
Nomer gangguan diambil dari nomer urut pengaduan sebagai identifikasi , nama pelapor adalah nama si pelapor yang melakukan pengaduan, jenis kerusakan adalah sebab-sebab gangguan itu terjadi misal, karena pelaksanaan perubahan tegangan rendah, dan lain-lain. Nama material adalah nama material yang akan diganti misal, arester,trafo, dan lain-lain. Jumlah adalah banyaknya
Area Pelayanan
Kembali Simpan
Output
Output
Output
Unit Output
Sebab gangguan
material yag akan diambil, tanggal pengambilan beserta jam dan menitnya adalah waktu pengambilan material, asal gudang adalah tempat mengambil material tersebut, oleh regu adalah nama regu yang mengambil material tersebut, pinjam gudang dipilih apabila material pada asal gudang tidak ada atau habis.
No Gangguan
Nama Pelapor
Nama Material
Jumlah
Tgl Pengambilan
Jam Pengambilan
Asal Gudang
Oleh Regu
Pinjam Gudang
Output
Output
< >
Output
Jns Kerusakan Output
Output
Bln Thn
Mnt
Reset Simpan
Gambar 3.21 Desain Interface Maintenance Material
V V
HELP
IDPEL PERMINTAAN
Desain Interface Form SMS help berfungsi menampilkan format penulisan SMS pengaduan.
Gambar 3.22 Desain Interface Form SMS help A.8 Desain Interface Form SMS Request
Desain Interface Form SMS Request berfungsi menampilkan permintaan SMS.
Gambar 3.23 Desain Interface Form SMS Request
Desain Output
B.1 Desain Interface output view Pengaduan
Desain interface output view pengaduan digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan yang telah dientrykan pada form pengaduan, dengan status gangguan “diterima” yang artinya gangguan belum terselesaikan.
gangguan, surat jalan tersebut nanti akan dikembalikan lagi ke operator gangguan untuk mengupdate status gangguan menjadi selesai.
Gambar 3.24 Desain Interface Output View Pengaduan
B.2 Desain Interface Output Surat Jalan
Desain Interface output surat jalan digunakan untuk teknisi dalam memperbaiki gangguan dilapangan. Dengan adanya surat jalan tersebur maka teknisi dapat mengidentifikasi gangguan mana yang harus diselesaikan kemudian mencatat waktu penyelesaian dan keterangan perbaikan. Apabila pekerjaan teknisi tersebut telah selesai maka surat jalan tersebut diserahkan kembali ke operator gangguan untuk dilakukan perubahan status gangguan, dari status belum selesai menjadi selesai.
No Tgl Lapor Pelapor Masalah Lokasi Status Kejadian Keterangan
1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status
2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status
3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status
4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) Edit status
Cetak Surat Jalan Keluar
Form Pelaksanaan Perbaikan Gangguan
Tanggal
No Pelapor IDPEL Lokasi Masalah Wkt kejadian Wkt selesai Ket. Perbaikan
1 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >
2 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >
3 (output) (output) (output) (output) (output) < > < >
Gambar 3.25 Desain Interface Output Surat Jalan B.3 Desain Interface Output Gangguan Distribusi
Desain interface output gangguan distribusi digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan yang telah direspon dari halaman view pengaduan, daftar gangguan yang ditampilkan pada form ini adalah daftar gangguan dengan status “dalam proses” dan “selesai”. Pada desain interface output gangguan distribusi ini terdapat 10 (sepuluh) kolom yang berisi : No, tgl lapor,unit pelayanan, pelapor, masalah, lokasi, status, kejadian ,selesai, keterangan. Pada kolom keterangan terdapat field status dan bisa di klik yang berfungsi untuk merubah status gangguan dari status dalam proses menjadi status selesai. Selain itu data gangguan yang ditampilkan pada halaman ini juga dapat diprint dengan mengklik tombol print.
Gambar 3.26 Desain Interface Output Gangguan Distribusi
B.4 Desain Interface Output Padam Terencana
Desain interface output padam terencana digunakan user atau operator gangguan untuk melihat daftar-daftar gangguan padam yang direncanakan, dan merupakan output dari form entry pemeliharaan. Pada desain interface output
No Tgl Lapor Unit Pelayanan
Pelapor Masalah Lokasi Kejadian
Status Kejadian Selesai Ket
1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status
2 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status
3 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status
4 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) Status
Wilayah : Output Tgl Output s/d Output
padam terencana ini terdapat 9 (sembilan) kolom yang berisi : No, tgl lapor, unit pelayanan, area padam, pelaksanaan, perkiraan, selesai, status, keterangan. Data padam terencana yang ditampilkan pada halaman ini juga dapat di print dengan mengklik tombol print.
Gambar 3.27 Desain Interface Output Padam Terencana B.5 Desain Interface Output Laporan Gangguan Bulanan
Desain interface output laporan gangguan bulanan digunakan untuk mencetak laporan-laporan gangguan yang belum terselesaikan, dalam proses, maupun gangguan yang sudah diselesaikan . Pada form output laporan bulanan ini terdapat 9 (sembilan) kolom yang terdiri dari : No, tgl lapor, pelapor, IDPEL,
Telepon, masalah, lokasi, kejadian, selesai.
PT PLN Distribusi Jatim
Sistem Informasi Penanganan Gangguan terpadu
LAPORAN GANGGUAN BULAN
padam Pelaksanaan Perkiraan Selesai Status Ket
1 (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output) (output)
Output Thn Output
Unit Pelayanan : Output
Jml Gangguan : Output
Jenis/status gangguan : Output
Terima kasih, gangguan akan segera kami proses.
Desain interface output pesan masuk digunakan user untuk memonitor pesan-pesan yang masuk dari pelanggan. Pada desain interface output pesan masuk terdiri dari tiga kolom yaitu : No HP, User, Perintah. Nomer hp berisi nomer hp dari pelanggan, user berisi identitas pelanggan (Idpel), perintah berisi request atau permintaan dari pelanggan.
Gb. 3.29 Desain Interface Output Pesan Masuk
B.7 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Pelanggan
Desain interface output konfirmasi pesan ke pelanggan adalah pesan balasan yang diterima oleh pelanggan setelah pelanggan mengirimkan pesan gangguan lewat SMS, yang isi pesannya menyatakan bahwa gangguan akan segera diproses, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.30.
Gb. 3.30 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Pelanggan
B.8 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke Petugas
Desain interface output konfirmasi pesan ke petugas adalah pesan balasan yang diterima oleh petugas setelah pelanggan mengirimkan pesan gangguan lewat SMS, yang isi pesannya menyatakan bahwa pengirim gangguan
Pesan Masuk No HP <No hp>
User IDPEL
Perintah <Permintaan>
tersebut atas nama siapa dan dilokasi mana serta pelanggan tersebut ikut gardu distribusi mana, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.31.
Gb. 3.31 Desain Interface Output Konfirmasi pesan ke petugas
B.9 Desain Interface Output informasi memory
Desain interface output informasi memory berfungsi untuk menginformasikan tentang Phone Memory dan SIM Memory yang tediri dari tiga informasi data yaitu : capacity, number of message, number of number message. dan juga informasi tentang ME Memory Configuration dan informasi tentang Number of parameter in SIM.
Phone Memory
Capacity
Number of number message
SIM Memory
Capacity
Number of message
Number of number message
ME Memory Configuration
Number of parameter in SIM
xxx xxx xxx
xxx xxx xxx
xxx xxx
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Sistem ini dalam implementasinya, berpijak pada konsep disain, didapatkan alur sistem (sistem flow), diagram alur data (data flow diagram), serta diagram relasi antar entity (entity relationship diagram) yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang akhirnya sesuai dengan sistem yang akan dibangun.
Pada bab ini ditunjukkan juga bentuk tampilan dan sistem analisa gangguan terhadap lama dan jumlah gangguan atau pemadaman dalam upaya mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam memberikan pelayanan dalam hal penyediaan suplai istrik terhadap pelanggan. Tampilan disini berupa gambar desain Input Output serta Laporan yang dihasilkan dari proses yang terjadi dalam sistem ini.
4.1 Kebutuhan peralatan
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem ini adalah : a. Sistem Operasi Microsoft Windows 2000 server.
b. Database Microsoft SQL Server 2000.
70
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini adalah : a. Processor minimal Pentium IV 500 Mhz.
b. Memori minimal 512 Mb.
c. Harddisk berkapasitas minimal 80 Gb. d. VGA minimal 128 Mb.
e. Monitor SVGA.
f. Compatible Mouse 2 Button. g. Keyboard win 101 keys.
4.1.3 Cara instalasi Program
Untuk menjalankan aplikasi SIPGT ini dibutuhkan syarat sistem yang harus tersedia atau sudah terinstal pada komputer server, adapun syarat-syarat tersebut adalah :
a. Sistem Operasi Windows 2000 server. b. Instal IIS .
c. Microsoft Visual Basic 6.0. d. Microsoft SQL Server 2000. e. Nokia PC Connectivity SDK2.1 f. Aplikasi SIPGT
g. Aplikasi SMS gangguan
komputer klien tidak perlu ada proses penginstalan aplikasi SIPGT, klien yang berada di bagian Callcenter, UPJ, SubUPJ, UPDS dan bagian manajemen cukup mengakses ke server dengan alamat http://192.168.9.235. dalam uji coba sistem ini digunakan alamat http://localhost/SIPGT. Sedang untuk aplikasi SMS gangguan, instalasi juga dilakukan diserver, dengan cara menjalankan file SMS_gangguan.exe
Dibawah ini adalah gambar blok diagram mekanisme aplikasi SIPGT yang telah diterapkan di masing-masing bagian kantor pelayanan gangguan. Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa proses pengaduan dimulai dari pengaduan pelanggan yang dapat dilakukan melalui telepon maupun fasilitas SMS (short message service) yang kemudian pengaduan yang melalui telepon akan diterima oleh operator gangguan baik itu bagian callcenter maupun operator gangguan yang ada di SubUPJ maupun di UPJ, sedang pengaduan yang melalui SMS akan diterima langsung oleh sever SIPGT, dan pengaduan tersebut akan di teruskan secara otomatis oleh server kepada HP petugas lapangan untuk segera dilakukan perbaikan.
72
4.2 Penjelasan Pemakaian Program
Berikut ini adalah gambar diagram pohon menu dari sistem informasi penanganan gangguan terpadu yang menggambarkan struktur menu-menu perbagian dan sub-sub menu didalamnya.
CALLCENTER
4.2.1 Tampilan Halaman Utama
Gambar 4.3 merupakan tampilan utama dari sistem aplikasi ini, dimana terdapat 5 (lima) bagian yaitu, bagian CallCenter, bagian UPJ, bagian SubUPJ, bagian UPDS, bagian Manajemen.
Gambar 4.3 Tampilan halaman utama
4.2.2 Bagian Callcenter
74
A. Menu login Callcenter
Gambar 4.4 merupakan halaman menu login Callcenter, yang berfungsi sebagai keamanan untuk membatasi hak-hak login per bagian, sehingga diharapkan user atau penguna mengakses aplikasi ini sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Gambar 4.4 Menu login Callcenter
B. Menu entry pengaduan
kosongkan digunakan untuk mengosongkan halaman form dan tombol simpan digunakan untuk menyimpan data pengaduan ke database.
Gambar 4.5 Menu entry pengaduan
C. Menu view pengaduan
Gambar 4.6 merupakan tampilan untuk melihat data gangguan yang telah diinputkan pada menu entry pengaduan atau gambar 4.5. Data gangguan yang ditampilkan pada halaman view pengaduan ini adalah data-data gangguan yang belum ditangani. Pada halaman view pengaduan ini terdapat 9 (sembilan) field data yang ditampilkan yaitu : tanggal entry, unit pelayanan, pelapor, telepon, masalah , lokasi, tanggal kejadian, status, keterangan. Untuk melihat detail gangguan user atau
pengguna dapat mengklik tombol yang berada di sebelah kanan dari tabel gangguan yang ditampilkan dilayar.
76
Gambar 4.6 menu view pengaduan
D. Menu gangguan distribusi
Gambar 4.7 merupakan tampilan untuk melihat data gangguan yang sedang ditangani atau pun data gangguan yang sudah selesai ditangani. Data gangguan yang berwarna kuning menandakan bahwa gangguan tesebut dalam proses penanganan, sedang data gangguan yang berwarna hijau menandakan bahwa gangguan tesebut sudah ditangani atau normal. Pada halaman menu gangguan distribusi ini terdapat 10 (sepuluh) field data yang ditampilkan yaitu : tanggal entry, unit pelayanan, pelapor, telepon, masalah , lokasi kejadian, status, waktu penanganan, waktu selesai, keterangan. Untuk melihat detail gangguan user atau pengguna dapat mengklik
Gambar 4.7 Menu gangguan distribusi E. Menu padam terencana
Gambar 4.8 merupakan tampilan untuk melihat data pemadaman terencana. Pada halaman menu padam terencana terdapat 8 (delapan) field data yang ditampilkan yaitu : tanggal entry, unit pelayanan, area padam, waktu pelaksanaan, perkiraan selesai, status, keterangan. Data gangguan pemadaman yang berwarna merah menandakan bahwa gangguan tersebut masih dalam proses penanganan, sedang data gangguan pemadaman yang berwarna hijau menandakan bahwa gangguan tersebut sudah ditangani atau normal.
78
4.2.3 Bagian UPJ (Unit Piket Jaringan)
Pada bagian UPJ ini nantinya befungsi sebagai piket koordinator yang bertugas meneruskan perintah untuk mengatasi gangguan ke piket pelaksana (SubUPJ). Bagian UPJ ini dapat melihat data gangguan unit-unit pelayanan dibawahnya. Permintaan pemadaman dan pemulihan penyulang juga menjadi kewenangannya, entry pengaduan pelanggan juga bisa dilakukan oleh UPJ.
A. Menu login UPJ
Gambar 4.9 merupakan halaman menu login UPJ, yang berfungsi sebagai keamanan untuk membatasi hak-hak login per bagian, sehingga diharapkan user atau penguna mengakses aplikasi ini sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Gambar 4.9 Menu login UPJ B. Menu view pengaduan