TINJAUAN PUSTAKA
3.3 Pelaksanaan Penelitian .1Studi Pustaka .1Studi Pustaka
3.3.4 Perhitungan Prediksi Volume Erosi dengan Metode USLE
Menghitung prediksi volume erosi yang terjadi dihitung dengan metode USLE. Langkah-langkah untuk menghitung prediksi volume erosi dengan metode USLE adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Faktor Erosivitas Hujan (R)
Mengumpulkan data-data curah hujan kemudian tentukan
persebaran curah hujan dengan menggunakan teknik Polygon Thiesen.
Adapun langkah-langkahnya:
Perlu diketahui koordinat stasiun curah hujan yang ingin kita tinjau.
Menentukan titik koordinat stasiun curah hujan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Google Earth “Add Placemark” untuk menentukan titik koordinat curah hujan dan kemudian di “save” dalam format KML.
Buka data yang telah disimpan dengan format KML tadi dengan perangkat lunak Global Mapper V.15. Proyeksi ke dalam sistem koordinat, pertama buka menubar tools, kemudian pilih configure, ubah projection ke Geographic
(Lattitude/Longitude), ubah datumnya WGS84, Planar
Units ARC DEGREES.
Kemudian export ke dalam bentuk shapefile, dengan
memilih pada menu bar file, export, export vector format,
pilih tempat dimana akan di save dan ketik nama yang
diinginkan lalu klik save.
Buka data file .shp titik koordinat curah hujan dan polygon DAS yang ingin di bagi dalam Polygon Thiesen pada perangkat lunak ArcGis, buka ArcMap, kemudian add data yang diinginkan.
Setelah data terbuka, buka ArcToolbox, kemudian pilih Analysis Tools, proximity, kemudian double klik pada
Create Thiessen Polygon, masukkan input feature adalah
titik koordinat dan pilih tempat yang ingin disimpan pada Output Feature Class, pada kolom Output fields (optional)
pilih All, lalu pilih OK.
Kemudian potong hasil Polygon Thiessen dengan
menggukan Clip pada ArcToolbox, dengan membuka Analysis Tools pada ArcToolbox, lalu Extract, pilih Clip, di
dalam Input Features pilih data yang ingin dipotong, dalam Clip Features pilih data untuk bentuk yang akan dipotong,
pada Output Feature Class pilih tempat dan nama yang
diinginkan untuk menyimpan.
Setelah hasil Polygon Thiessen didapat maka hitung luasan
Polygon Thiessen berdasarkan area curah hujan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap, pertama buka tabel dengan klik kanan pada data Polygon Thiessen dalam layer Open Attribute Table, kemudian buat field baru dengan Add
Field kemudian atur field dalam perhitungan luas dan beri
nama Hectare, klik kanan di atas field Hectare kemudian Calculate Geometri, dalam kolom Property pilih Area,
centang dalam kolom Use coordinat system of the data
frame, dalam kolom Units pilih Hectares.
Setelah mendapatkan luasan menurut stasiun curah hujan,
kemudian menganalisa data curah hujan rata-rata bulanan pada Sub-DAS Bah Bolon dengan mentabulasikan jumlah curah hujan yang terjadi pada setiap bulannya untuk setiap stasiun pengamatan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2010.
Berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan, faktor erosivitas hujan (R) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.2).
2. Menghitung erodibilitas tanah (K)
Erodibilitas tanah diperoleh berdasarkan kajian jenis tanah. Peta digital jenis tanah diperoleh dari BPDAS Wampu-Sei Ular. Dengan adanya informasi mengenai jenis tanah ini maka dapat ditentukan nilai erodibilitas tanah (K).
3. Perhitungan faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)
Untuk membuat peta panjang lereng adalah sebagai berikut:
Buka Global Mapper V.15, pilih Open Your Own Data Files
Atur proyeksi pada menubar Tools, kemudian Configure, pilih projection, isi projection dengan geographic
(latitude/longitude), Datum WGS84, Planar Units ARC
DEGEES
Potong data SRTM sesuai dengan tempat yang diinginkan.
Adapun tahapannya dalah sebagai berikut:
Buka Open Control Center pada Toolbar
Tutup data SRTM
Kemudian pilih Feature Info Tool pada Toolbar
Klik pada area yang akan di potong
Munculkan kembali data SRTM pada Overlay Control Center
Export data SRTM, pilih File pada Toolbar, Export, Export elevation grid Format, pilih Arc ASCII Grid,
kemudian OK, dalam kolom General ubah Vertical
Units menjadi METERS, dalam kolom Export Bounds
centang pada Crop to Selected Area Feature(s),
kemudian OK, setelah itu simpan dengan nama yang
diiginkan, setelah itu Save
Buka kembali data SRTM yang telah dipotong dan atur
proyeksi seperti tahapan diatas
Buka data SRTM yang telah dipotong sesuai batas dengan perangkat lunak ArcGis 10
Ubah proyeksi pada layer, buka Insert pada menubar, Data Frame Properties, coordinate system
Buat Slope Degree, buka menu Spatial Analyst pada
ArcToolbox, Slope
Setelah dilakukan analisis kemiringan lereng (slope) maka akan muncul format Grid. Perlu diketahui setiap pixel dalam format grid memiliki informasi spasial sendiri
Setelah di dapatkan grid kemudian setiap pixel kemudian lakukan klasifikasi grid dengan cara 3D analyst, kemudian
Reclasssify
Lakukan klasifikasi dengan klik classify, Pilih metode manual, dengan kelas yang diinginkan. Interval yang biasa dipakai yaitu: (0 – 8) % (8 – 15) % (15 – 25) % (25 – 45) % > 45 %
Ubah data Raster menjadi Vektor untuk mendapatkan luas kelas kemiringan, buka Conversion Tools pada ArcToolbox,
pilih from raster, kemudian Raster to Polygon.
Hitung luasan dari setiap kemiringan. Buka tabel dengan klik kanan pada data Polygon Thiessen dalam layer Open Attribute
Table, kemudian buat field baru dengan Add Field kemudian
atur field dalam perhitungan luas dan beri nama Hectare, klik
dalam kolom Property pilih Area, centang dalam kolom Use
coordinat system of the data frame, dalam kolom Units pilih
Hectares.
4. Perhitungan faktor penggunaan dan pengolahan lahan (CP)
Penentuan faktor penggunaan dan pengelolaan lahan (CP) ini ditentukan dengan menganalisis data sekunder berupa peta digital penutup lahan yang diperoleh dari BPDAS Wampu-Sei Ular dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ArcGis 10.
5. Perhitungan prediksi volume erosi yang terjadi (A)
Setelah mendapat nilai faktor yang mempengaruhi prediksi volume erosi metode USLE, nilai tersebut dhitung dengan menggunakan persamaan 2.1, sebagai berikut:
A = R x K x LS x CP Dimana:
A = perkiraan besarnya jumlah erosi (ton/ha/tahun) R = faktor erosivitas curah hujan tahunan rata-rata (mm) K = indeks erodibilitas tanah
LS = indeks panjang dan kemiringan lereng C = indeks pengelolahan lahan
P = indeks upaya konservasi tanah atau lahan