Mengenai projek•projek lapangan terbang dan perlengkapan-perlengkapan lapangan terbang tidak ada perbedaan diantara Rentjana
Pembangunan Lima Tahun dan.putusan Musjawarah Nasional Pem- bangunan.
Selain projek-projek tersebut Musjawarah Nasional Pembangunan membahas beberapa persoalan jang tidak tertjantum dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun jang pada hakekatnja dapat dianggap se bagai suatu perluasan dan perbaikan.
Persoalan-persoalan tersebut ialah: a. Pokok-pokok kebidjaksauaan. b. Personil dan Pendidikan. c. Materiil.
d. Perhubungan udara, Sub d ini dibagi dalam: I. lnterinsulair division.
2. International division. 3. Regional division.
4. Special Operation division. 5. Perawatan.
6. S.A.R. (Pentjari. dan Penolong). Bab, 10.
Sumber-sumber tenaga kerdja.
Hasil-hasil Musjawarah Nasional Pembangunan mengenai hal Lni umumnja tidak berbeda dengan Rentjana Pembangunan Lima Tahun. Perbedaan jang prinsipiil ialah:
I. Musjawarah Nasional Pembangunan berpendapat
bahwa Penem
patan tenaga djuga perlu didjadikan tudjuan dari pembangunan (employment target).
2. Rentjana Pembangunan Lima Tahun bertudjuan anlara lain:
Memperluas kesempatan bekerdja bagi seluruh penduduk.
Pemerintah berpendapat, bahwa apa jang diputuskan
pada Musja
warah Nasional Pembangunan itu (employment target)
akan diusaha
kan dilaksanakan pada Rentjana-rentjana Pembangunan jang berikut.
Bab. II.
Hubungan Perburhant. Tidak ada perobahan dan/atau tambahan.
Bab 12
Pendidikan
Keputusan-keputusan Musjawarah Nasional Pembangunan dibidang pendidikan dapat dipersatukan
dengan tudjuan dan kebidjaksanaan
jang telah diutarakan didalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
Usaha-usaha pendidikan ditudjukan pada memenuhi kebutuhan masjarakat dan pembangunan. Sekarang untuk lebih dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan pembangunan, dirasakan perlu titik berat pe-njelenggaraan pendidikan diletakkan kepada penjempurnaan usaha pendidikan dari pada perluasan
usaha pendidikan: Dalam hubungan
ini andjuran untuk menindjau kembali struktur dan sistim pendidikan
supaja lebih selaras dengan kebutuhan negara jang sedang membangun, akan diperhatikan. Selain dari itu sesuai dengan andjuran Musjawarah Nasional Pembangunan untuk memperbaiki achlak serta membangun mentaal bangsa Indonesia, usaha
pendidikan pun akan memperhati
kan pendidikan watak dan budi pekerti, sehingga dengan demikian
terpelihara pula pendidikan mengenai segi kedjiwaan
warga negara
kita.
Bab. 13.
Keselurtan:
Keputusan-keputusan Musjawarah Nasional Pembangunan dibidang kesehatan tidak menundjukkan
perbedaan jang prinsipiil dengan Ran
tjana Pembangunan Lima Tatum. Mengenai penjelenggaraannja Musjawarah Nasional Pembangunan mengandjurkan supaja d a l a m melak-sanakan kebidjaksanaan kesehatan, usaha-usaha prepentip lebih diintensifir disamping usaha-usaha kuratip untuk mentjapai keseimbang-an, hal mana dapat diterima.
Nasional Pembangunan supaja untuk mentjapai
keseimbangan, usaha usaha prepen
tip lebih diintensifkan disamping usaha-usaha kuratip.
Bab 14 dan 15.
Kesedjahteraan sosial dan Djaminan sosial serta Perumahan.
Mengenai pokok ini Musjawarah Nasional Pembangunan tidaklah memberikan keputusan-keputusan jang terperintji. Hanja disana sini sadja, seperti didalam pembitjaraan mengenai kepegawaian dan
perburuhan Musjawarah Nasional Pembangunan telah menjiuggung masalah ini.
Oleh karena itu Bab 14 dan Bab 15 tetap didjadikan pedoman.
Selandjutnja perlu diterangkan bahwa mengenai masalah datang bulan (Bab 14 B Djaminan Sosial, Sub
d
hal. 222) sudah tjukup diatur
didalam Undang-undang Kerdja No. 1 tahun 1951, berhubungan dengan Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1951 fasal 1 ajat (2), jang pada pokoknja menjatakan bahwa buruh wanita tidak boleh diwadjibkan bekerdja pada hari pertama dan kedua waktu haidh, sedangkan disamping itu madjikan dianggap tidak mengetahui
keadaan haidh
buruh wanita itu, bilamana jang berkepentingan tidak
memberi tahu
kan hal itu kepada madjikannja.
Maka oleh karena itu Sub
d
dikeluarkan dari Program djaminanSosial. Bab. 16.
Pem ba ngunan Masjarakat Desa.
Perihal kebidjalcsanaan perentjanaan Pembangunan Masjarakat
Desa, keputusan Musjawarah Nasional Pembangunan
sedjiwa dengan
apa jang telah diutarakan didalam Rentjana Pembangunan Lima Tabun 1956 — 1960.
Mengenai daerah-daerah perbatasan seperti jang
terdapat di Kali
mantan Barat Timur, Daerah Sangir dan Talaud, Daerah
Timor, Ma
luku Utara/Tengahl/Tenggara akan mendapat perhatian jang lebih utama dalam batas-batas dan rangka kebidjaksanaan jang sudah dirumuskan bagi usaha-usaha Pembangunan Masjarakat Desa. Dalam mempertjepat perluasan pembangunan keseluruh desa-desa di Indonesia diusahakan supaja Biro Desa dari Kementerian Dalam Negeri
mendjalankan pekerdjaan-pekerdjaan persiapan sesuai dengan prinsip-pninsip Pembangunan Masjarakat Desa.
Mengenai penjelenggaraan tugas-tugas tertentu pada tarap desa, memang lurah/kepala daerah jang setingkat itu bukanlah merupakan seorang jang ahli dalam segala lapangan. Dari itu segi-segi teknis penjelenggaraan tidak mungkin ia lakukan, tetapi karena fungsi dan pengaruhnja dilingkungan masjarakat Desa, lurah tidak
akan ditinggal
kan dalam rangka usaha Pembangunan Masjarakat Desa.
Bab.17
Kooperasi
Usaha kooperasi mendapat perhatian jang chusus dari Rentjana
Pembangunan Lima Tahun, dan putusan Musjawarah Nasional Pambangunan mengenai hal ini dapat dianggap adalah merupakan sebagai penegasan.
Bab.18
Transmigrasi.
Kebidjaksanaan terhadap persoalan transmigrasi jang dirumuskan
oleh Musjawarah Nasional Pembangunan adalah sedjadjar dengan Rentjana Pembangunan Lima Tahun. Segi penjelenggaraannja dititik beratkan ke transmigrasi spontaan sedang ikut sertanja pemerintah daerah (baik dalam pengirimanmau pun penampungan) dan pelajanan jang sama
terhadap penduduk asli
dan pendatang dalam proporsi jang sebaik-baiknja, disetudjui sepenuhnja;
Bab.19
Administrasi pemerintahan.
Pada dasarnja tidak ada perbedaan didalam penempatan masalah pokok dalam lapangan administrasi negara sebagaimana dilihat oleh Musjawarah Nasional Pembangunan dan didalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
Demikian pula halnja dengan penelaahan berbagai segi administrasi dan perumusan tudjuan-tudjuan dan kebidjaksanaan-kebidjaksanaan. Boleh dikatakan bahwa sifatnja saling memperlengkap, saling menutupi atau saling mengisi.
Tentang tindakan-tindakan jang diusulkan oleh Musjawarah Nasional Pembangunan kepada
Pemerintah untuk dilaksanakan dalam waktu sesingkat-singkatnja, dapatlah diberikan keterangan sekedarnja sbb:
I. Hal melaksanakan hasil-hasil Musjawarah Nasional I
Panmtia I.
Segera setelah berachirnja Musjawarah Nasional,
telah dibentuk tiga
Panitia ad-hoc Pemerintah, diantaranja Panitia ad-hoc I Urusan Umum
dan Pemerintahan dan Panitia ad-hoc II Urusan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, jang bertugas menindjau keputusan rapat Panitia I dan II Musjawarah Nasional pada tanggal 12 September 1957.
Pendapat-pendapat kedua Panitia ad-hoc itu jang
dewasa ini didja
dikan pegangan dalam melaksanakan putusan-putusan Musjawarah Nasional itu, adalah sedjalan dengan Rentjana Lima Tabun.
II. Hal-hal memperintji, mempertegas dan memperluas soal-soal pokok dalam Bab 19 Garis-garis Besar Rentjana lima Tabun (1956--1960) dengan.
1. Penjusunan undang-undang dan/atau
peraturau-peraturan Pemerin
tah tentang:
Mengenai djumlah, organisasi dan koordinasi Kementerian-kementerian, Djawatan-djawatan sampai ketingkat Swatantra I, II dan III, maka Pemerintah tetap mempergunakan Laporan Panok (Panitia Negara untuk menjelidiki organisasi kementerian-kementerian) tertanggal 26 April 1954 sebagai pedoman. Akan tetapi sebagaimana dinjatakan dalam Bab 19 ini, didalam mempergunakan laporan tersebut sebagai pedoman dalam penjusunan aparatur pemerintahan jang lebih effisien, parlu diperhatikan perkembangan-perkembangan baru jang berlangsung sesudah laporan itu diselesaikan.
Mengenai kepegawaian, termasuk peradilan pegawai, maka Pemerintah memberikan prioritet pertama kepada pembentukan suatu Panitya Negara jang kompeten dengan tugas menjusun suatu ran-tjangan Undang-undang Pokok Kepegawaian jang harus menjiapkan pekerdjaannja dalam waktu terbatas.
Adalah kebidjasanaan Pemerintah pula untuk setingkat demi setingkat membangunkan suatu
tif jang lengkap.
Mengenai perbendaharaan dan anggaran belandja
jang lebih se
suai, termasuk Undang-Undang Perusahaan Negara,
maka Peme
rintah menginsafi benar bahwa kelantjaran
pelaksanaan pembangun
an tidak sedikit tergantung dari kelantjaran penjelenggaraan admi-
nistrasi anggaran-umum. Maka suatu masalah ialah
setjara bagai
main mendjadikan seluruh aparatur anggaran-umum
dan adminis
trasinja suatu alat pembangunan jang memenuhi
kebutuhan. Di
harapkan bahwa Panitya jang disebutkan dalam Bab 19
ini, ialah
Panitya Interdepartemental Penjusun Undang-Undang Perbenda
haraan lidak lama lagi akan siap dengan rentjananja
tentang peng
urusan keuangan negara jang nanti akan menggantikan I.C.W. (Indonesische Comptabiliteits wet 1925). Adalah selajaknja bahwa
djuga I.B.W. (Indonesische Bedrijven wet 1927) diganti
oleh Un
dang-Undang Perusahaan jang sesuai.
2. Pemeliharaan dan usaha meninggikan mutu dari pada petugas-pe
tugas Pemerintah dengan beberapa tindakan.
Pendidikan dan latihan administratif merupakan suatu
tjabang jang
tak terpisah-pisahkan daripada administrasi
kepegawaian jang balk.
Maka diharapkan bahwa dalam waktu dekat, Lembaga Administrasi
Negara jang dibentuk dengan P.P. No. 30 tahun 1957 sudah akan merupakan suatu kenjataan.
Lembaga itu jang sebagai suatu badan pemerintah
berdiri lang
sung dibawah Perdana Menteri, akan mendjadi pusat kegiatan jang menudju kepenjempurnaan aparatur
pemerintahan serta adminis
trasinja. Salah satu tugasnja jang terpenting ialah menjelenggarakan
dan mengawasi pendidikan dan latihan pegawai negeri
sipil dan/
atau tjalon pegawai negeri sipil, sehingga mendjadi
strasi negara .jang mempunjai keperibadian dan
ketjakapan sesuai
dengan tugasnja.
Untuk melaksanakannja akan diadakan suatu Biro Pendidikan
dengan tugas:
a. mengusahakan segala sesuatu jang diperlukan untuk mendjamin terselenggaranja setjara teratur rentjana
latihan djabatan bagi
pegawai negeri sipil dan/atau tjalon pegawai negeri
sipil dalam
lapangan administrasi negara.
b, memperluas dan memperdalam pengetahuan
pegawai negeri
sipil/atau tjalon pegawai negeri sipil tentang administrasi negara
.
c. mendjalankan koordinasi dan pengawasan kursus-kursus dan Iatihan djabatan dalam administrasi negara jang diselenggarakan oleh kementerian-kementerian dan/atau badan-badan pemerintah lainuja.
Disamping itu perlu pula bahwa Pemerintah-pemerintah Daerah setjara sistematis menjelenggarakan pendidikan kader untuk men-djalankan pemerintahannja, balk untuk pekerdjaan-pekerdjaan administratif maupun teknis.
3. Penempatan dan penerbitan (alokasi) dan realokasi) tenaga-tenaga kerdja administratif dan kedjuruan sesuai dengan kebutuhan Djawatan dan masjarakat daerah-daerah.
Penjelesaian masalah penggunaan tenaga pegawai dengan sebaikbaiknja ini merupakan sebagian daripada penjederhanaan dan rasionalisasi seluruh aparatur pemerintahan, balk di Pusat maupun di Daerah.
4. Normalisasi dan standarisasi dari pada alat-alat perlengkapan Djawatan-djawatan untuk mentjapai efficiency, penjederhanaan dan penghematan.
Bahkan dapat ditambahkan dengan mekanisasi dari Administrasi dimana mungkin mengingat makin meluasnja tugas pemerintahan, sebagaimana
tertjantum dalam Bab 19 ini.
--5 . Diadakannja djaminan-djaminan sosial jang lajak jang mengenai makanan, pakaian dan perumahan
bagi para petugas, disamping
itu supaja diusahakaa adanja penghargaan kepada semua petugas negara jang telah melakukan tugasnja dengan sebaik-baiknja dan dapat dipudji. Dalam batas-batas kemampuan Pemerintah senantiasa akan diusahakan untuk menjempurnakan tjara-tjara mempertinggi moril, kegembiraan bekerdja dan gengsi corps pegawai negeri.
6. Mempergiat, menjempurnakan dan melaksanakan segala tindakantindakan dan peraturan-peraturan
jang sampai sekarang sudah ada dan masih terbengkalai (diantaranja putusan-putusan Panok dan
P.P. No. 30/1957 tentang Lembaga Administrasi Negara).
Perhatian chusus ditjurahkan Pemerintah terhadap hal ini.
B a b 2 0
Pe k e r j a a n m e r e n t j a n a d a n o r g a n i s a s i n j a D a l a m hubungan ini perlu ditindjau putusan Musjawarah Nasional Pembangunan mengenai pembentukan suatu Dewan Perantjang Nasional (National Planning Board) jang bertugas menjusun suatu Rentjana Pembangunan Semesta (National Overall Plan) jang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pemerintah sedang mempertimbangkan sampai dimana dan setjara bagaimana putusan Musjawarah Nasional Pembangunan itu dapat didjalankan. Sebab diinsafi bahwa hal itu perlu dilakukan dalam rangka penjempurnaan organisasi seluruh aparatur perentjanaan negara dan tatatjara kerdjanja.
Dengan demikian akan tertjiptalah kebulatan dan keserasian didalam bekerdjanja aparatur perentjana negara itu.
Selandjutnja dimintakan perhatian terhadap kenjataan bahwa didalam Bab 20 ini perlu diadakan
beberapa perubahan, mengingat adanja
perkembangan-perkembangan dalam masa achir-achir ini.
Pertama-pertama dalam sub a perihal Pembuatan rentjana djangkapandjang dan organisasinja, alinea terachir perlu disesuaikan dengan tekst baru Rantjangan undang-undang pasal 3 sehingga berbunji sebagai berikut:
,,Koordinasi dalam perentjanaan dan pelaksanaan pembangunan dilakukan atas nama Pemerintah oleh Dewan Ekonomi dan Pembangunan. Pelaksanaan pembangunan disektor Pemerintah dilakukan oleh Kementerian-kementerian dan Pemerintah daerah-daerah otonoom jang bersangkutan dan oleh Badan-badan jang chusus ditundjuk oleh Pemerintah untuk
keperluan itu.
Pelaksanaan pembangunan disektor partikelir dan
disektor masja
rakat desa dilakukan oleh partikelir dan masjarakat
desa sendiri
dengan petundjuk, bimbingan dan pengawasan
Kementerian, Peme
rintah daerah atau Badan jang dikuasakan oleh Pemerintah''.
Begitu pula halnja dengan sub c perihal membuat rentjana-tahunan
dan organisasinja, maka sub c tersebut diubab sehingga berbunji
sebagai berikut:
„Telah diuraikan bahwa rentjana-tahunan dan
rentjana djangka
pandjang saling pengaruh-mempengaruhi. Dengan demikian Dewan Ekonomi dan Pembangunan pun mendjadi badan koordinasi didalam perentjanaan dan pelaksanaan rentjana tahunan.
Dalam hubungan ini perlu disebut Panitia Koordinasi Interdepartemental (PAKIN),. jaitu suatu Panitia dengan Direktur-Djenderal Biro Perantjang Negara sebagai anggauta merangkap Ketua dan Wakil-wakil dari beberapa Kementerian sebagai anggauta.
PAKIN bertugas mengadakan koordinasi dalam lapangan ekonomisosial dan segala bantuan luar negeri
jang meliputi berbagai Kemen
terian. Maka oleh karena itu projek.projek pembangunan didalam rentjana-tahunan perlu dibitjarakan terlebih dahulu dalam rapat-rapat. berkala dari PAKIN sebelum disampaikan kepada Dewan Ekonomi