• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Perilaku belajar.

Perilaku belajar adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan

yang teijadi melalui latihan atau pengamatan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai

yang diberikan oleh guru35. Dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku

belajar adalah: reaksi yang terjadi terhadap mata pelajaran dimana

penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai

perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.

Proses mengajar dan belajar harus bersifat positif, memberikan

kepuasan dan pengalaman yang menyenangkan. Banyak sumber tersedia

bagi guru yang ingin membantu mengembangkan sikap yang sehat baik

terhadap sekolah dan pelajaran maupun citra-diri yang positif 36 37. Untuk

membuat siswa berkelakuan sesuai dengan apa keinginan kita, kita tidak

perlu memakai senjata ketakutan pada hukuman. Interaksi yang positif.

dengan siswa akan menghasilkan perubahan perilaku yang menyenagkan

T*T

dan tahan lama .

35 Team Penyusun Kamus, 1998, Kamiis Besar Bahasa Indonesia, Jakarta , Debdikbud,, Him. 700

36 Mallary M. Collins, 1992, Mengubah Perilaku Siswa, Jakarta, PT BPK Gunung Mulia, Him. 98

Perilaku itu hams dianalisis. Menganalisis sasaran yakni, perilaku yang akan ditingkatkan atau dibatasi. Menganalisis perilaku sangat penting

karena akan menentukan jenis catatan yang disusun. Memilih konsekuensi

yang penting bagi anak.

Sering kali gangguan belajar anak dinyatakan dengan kata-kata, “la

malas.” “Ia tidak mau sekolah,” “la tidak mau bekeija,” dan seterusnya.

Namun, banyak alasan lain mengapa anak menemui kesulitan dalam

pekeijaan sekolahnya. Namun sebelum dinyatakan siswa mengalami

masalah dalam belajar perilakunya hams dikendalikan. Hampir semua

anak yang mempunyai masalah dalam belajar akhinya juga mempunyai

kesulitan dalam perilaku. Anak mungkin mulanya hanya mempunyai

masalah belajar, tetapi setelah beberapa bulan atau tahun ia tidak berhasil

mencema bahan pelajarannya. Akibatnya, ia akan berada dalam situasi

tidak dapat mengerti pelajaran di dalam kelas. Selain itu, ia juga

mengalami banyak kegagalan, fmstasi dan perhatian negatif, hingga

akhimya dinyatakan ia mempunyai masalah perilaku.

Oleh karena itu, dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur

sebagai keberhasilan siswa hendaknya menyangkut tiga aspek yakni aspek

kognitif, afektif dan aspek psikomotor, sehingga hasilnya benar-benar

mempakan perwujudan prestasi yang sebenamya, sebab prestasi yang

sebenamya mengandung komplektisitas yang menyangkut berbagai

macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajamya.

2. Aspek-aspek perilaku belajar

Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan

pengetahuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar38. Dengan

demikian jenis prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini adalah

berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan

proses belajar mengajar. Hasil belajar aspek kognitif ini adalah sebagai

hasil perubahan dimana anak yang semula tidak tahu menjadi tahu dan

semula tidak bisa menjadi bisa terhadap pelajaran yang telah diajarkan.

b. Aspek Afektif

Yang dimaksud aspek afektif adalah suatu perubahan batin atau

rohani anak didik yang menyangkut bidang nilai sikap dan keyakinan

terhadap suatu pengetahuan yang telah mereka terima dari seseorang

pendidik39. Aspek ini meliputi aspek-aspek kejiwaan atau psikologi

dan mencakup berbagai jenis ragam kehidupan atau kawasan yang

melekat pada perorangan maupun kolektif serta dalam sifat nilai-nilai

instrinsik.

c. Aspek Psikomotorik

Sebagaimana telah diketahui bahwa basil belajar siswa yang

berbentuk aspek psikomotorik ini berupa suatu keterampilan (skill)

yang nyata diperlihatkan siswa setelah mereka mengikuti proses

belajar mengajar40.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar

38 H. Martinis Yamin, 2005, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Bandung, Gaung Persada, Press, Hlm.27

39 Ibid, Hlm.32 40 Ibid, Him. 37

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

1) Kesehatan Jasmani dan Rohani

Pemilihan kesehatan sangat penting baik fisik maupun mental agar

badan tetap kuat pikiran selalu segar dan bersemangat dalam

melaksanakan kegiatan belajar.

2) Intelegensi Siswa

Tingkat Kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa41. Ini bermakna semakin tinggi

kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar

peluangnya untuk meraih snkses sebaliknya semakin rendah

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk meraih sukses.

3) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (responden

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap orang, barang

dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif42. sikap siswa

yang positif pada mata pelajaran merupakan pertanda awal yang

baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif

siswa terhadap mata pelajaran dan diiringi kebencian dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

4) Bakat Siswa

41 Muhibbin Syah, 2000, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, Him. 134

42

Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang unutk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang43. Dengan

demikian setiap orang pasti memilki bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing.

5) Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesnatu44. Minat dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang studi tertentu. Sehingga minat belajar yang besar

cenderung menghasilkan prestasi yang rendah.

6) Motivasi Siswa

Motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang

mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang

khas45. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk mencapai masa depan. Seseorang yang belajar

dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan

belajamya dengan sungguh-sungguh, sebaliknya belajar dengan

motivasi yang rendah akan malas mengeijakan tugas yang berikut

dengan pelajaran.

b. Faktor ekstemal (yang berasal dari luar diri)

1) Keluarga

43 Ibid, Hlm.135 44 Ibid Him. 136

pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak

sampai umur tertentu46. Pendidikan anak pada dasamya tanggung

jawab orang tua, tinggi rendahnya pendidikan orang tua, cukup

memperhatikan dan bimbingan orang tua, akrab tidaknya hubungan

orang tua dengan anak serta faktor keadaan rumah mempengaruhi

keberhasilan belajar.

2) Sekolah

Kualitas guru, metode belajar, sarana dan jumlah murid perkelas

dan sebagainya juga mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat dilihat dan segi orang- orang yang

berpendidikan juga mempengaruhi perilaku belajar.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan

lalu lintas, iklim dan sebagainya juga mempengaruhi perilaku

belajar.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Disamping faktor-faktor internal dan ekstemal siswa sebagaimana

yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga

mempengaruhi terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa

tersebut47.

46 Zakiyah Daradjat, op. cit, Him. 41 47 Muhibbin Syah, op. cit, Him. 139

Faktor ini dipahami sebagai segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang dalam efektifitas dan efesiensi

proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti

seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa

untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

4. Prinsip-prinsip Belajar

a. Belajar selalu dimulai dari sesuatu masalah dan berlangsung sebagai

usaha untuk memecahkan masalah itu.

b. Proses belajar selalu merupakan usaha untuk memecahkan suatu

masalah secara sungguh-sungguh dengan menangkap atau memahami

hubungan antara bagian-bagian masalah itu.

c. Belajar itu berhasil bila didasari telah ditemukan tanda atau hubungan

di antara unsur-unsur. Dalam masalah itu sehingga diperoleh insight

atau wawasan. Insight dapat timbul dengan tiba-tiba dapat pula secara

berangsur-angsur atau dengan susah payah48.

5. Langkah pembelajaran

Supaya berhasil tiap-tiap kegiatan pengajaran harus merangkum

enam langkah pokok, yaitu:

a. Motivasi Siswa

b. Memelihara perhatian sepenuhnya.

c. Memajukan kegiatan mental (perpikir).

d. Menciptakan gambaran yang jelas dan bahan-bahan yang akan di

pelajari.

48 A.Tabran Rusyan dkk. 1989, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Karya, Hlm.83

e. Mengembangkan pengertian tentang arti pertalian-pertaliannya dan

penerapan praktis dan bahan-bahan yang disajikan.

f. Mengulang kelima langkah di atas sampai tujuan belajar itu

tercapai.

C. Hubungan perilaku ihsan dengan perilaku belajar

Islam tidak mengajarkan manusia untuk melakukan perbuatan yang

tercela tetapi sebaliknya, Islam mengajarkan manusia untuk berbuat terpuji

yaitu dengan akhlak yang mulia. Pendidikan agama mempunyai kedudukan

yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk

memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke deraj at yang

tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya49. Pendidikan agama

juga mencetak anak-anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka

untuk berbuat pekeijaan yang mulia.

Menurut Zakiyah Darajat yaitu: Kepribadian seseorang dan tingkah

laku seseorang banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama50.

Seperti intisari nasihat Luqman adalah tentang pembinaan iman (tauhid), amal

saleh (ibadah), akhlak terpuji dan kepribadian yang sehat, kuat dan penuh

kepedulian terhadap masyarakat51.

Di dalam ajar an Islam akhlak tidak dapat dipisahkan dan iman. Iman

merupakan pengakuan hati, dan akhlak adalah pantulan iman itu pada

perilaku, ucapan dan sikap. Iman adalah maknawi sedangkan akhlak adalah

bukti keimanan dalam perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran karena

49 Mahmud Yunus, 1965, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta, Hidakarya Agung, Him. 7

50 Zakiah Daradjat, op.cit., 1995, Him. 63 51 Ibid. Him. 64

Allah semata52. Sebagaimana di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang

mendorong manusia untuk beiman dan beramal saleh dengan berbagai janji, di

antaranya terdapat dalam Q.S Surat Al-Fath ayat 29:

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan

mengeijakan amal-amal saleh diantara mereka ampunan dan pahala yang

besar53.

Janji Allah terhadap orang yang beriman dan mengeijakan amal saleh

itu kita tinjau dan sudut pandang psikologi, semuanya membawa kepada

ketentraman batin dan kesehatan mental54. Kaitannya dengan masalah ini

berarti para siswa dibimbing dan diarahkan agar memilki akhlak yang mulia

atau perilaku Ihsan, karena eratnya hubungan agama dan akhlak dapat

dianalisis dari seluruh agama. Dengan kebiasaan berperilaku baik, di hati

siswa dapat tertanam sifat-sifat yang baik dan akan terbiasa melaksanakan

perbuatan yang baik pula. Sehingga perilaku ihsan yang dilakukan di sekolah

maupun di rumah sangat berpengaruh terhadap perilaku belajar siswa.

52 Ibid, Him. 67

53 Depag RI, o p.cit, Hlm.843 54 Zakiah Daradjat, op. cit, Him. 69

A. Gambaran Umum MI Tajuk

Dokumen terkait