• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perilaku Harian Kuntul Besar

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Perilaku Harian Kuntul Besar (Egretta alba) di hamparan lumpur Kawasan Pantai Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang didapatkan perilaku harian yang paling dominan adalah perilaku individu dengan 8 macam sub perilaku, sedangkan perilaku sosial dan perilaku makan masing-masing dengan 3 sub perilaku, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Perilaku Harian Kuntul Besar (Egretta alba) yang Didapatkan di Hamparan Lumpur Pantai Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

No. Perilaku Harian Jumlah (kali)

1. Perilaku Individu : 1) Perawatan diri 2) Kenyamanan tubuh 3) Istirahat 4) Berjemur 5) Minum 6) Peregangan 7) Mandi

8) Buang air besar

222 219 142 68 41 28 5 4 2. Perilaku Sosial : 1) Penyerangan 2) Agonistik 3) Teritorial 37 9 5 3. Perilaku Makan :

1) Berdiri atau mengikuti mangsa

2) Menangkap mangsa di dalam air dari udara 3) Mengganggu dan memburu mangsa

367 168 126

5.1.1 Perilaku Individu :

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, perilaku individu kuntul besar selama waktu pengamatan yang sangat sering dilakukan adalah “Perawatan Diri”, yaitu sebanyak

222 kali yang meliputi menelisik bulu dan menggaruk kepala, “Kenyamanan Tubuh”, yaitu sebanyak 219 kali, yang meliputi mengangkat sayap, mengepak-ngepak sayap, merentangkan sayap, menggoyangkan tubuh, menggerakan kepala, dan “Istirahat” sebanyak 142 kali yang meliputi, berdiri dengan satu kaki, kepala tergolek dileher, berdiri tegak. Kemudian diikuti oleh perilaku individu yang cukup sering dilakukan adalah berjemur sebanyak 68 kali yang meliputi mengembangkan bulu-bulu punggung, mengembangkan bulu-bulu bagian belakang tubuhnya, mengembangkan bulu leher, mengembangkan sayap dan mengangkat bagian ekornya. sedangkan perilaku individu lainnya boleh dikatakan jarang hingga sangat jarang, seperti minum (41 kali), peregangan (28 kali) yang meliputi menganga, dan menggerak-gerakan mandibula, mandi (5 kali) dan buang air besar (4 kali).

Keadaan ini menunjukkan bahwa perilaku perawatan diri, kenyamanan tubuh dan istirahat, serta berjemur merupakan perilaku individu yang sangat penting dilakukan oleh kuntul besar dibandingkan dengan perilaku individu lainnya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Petinggil (1969) bahwa kuntul besar dalam kehidupannya sehari-hari lebih banyak melakukan perilaku individu, seperti perawatan diri, kenyamanan tubuh dan istirahat, serta berjemur. Perilaku perawatan diri berhubungan dengan perawatan bulu, kulit dan bagian-bagian lain terutama yang digunakan untuk terbang atau untuk insulator. Menurut Pasquier (1977) burung akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk perawatan diri, terutama menyangkut kebersihan dan keteraturan bulu, yaitu menyatukan kembali serat-serat bulu yang terpisah dan mengatur helai bulu kembali pada tempatnya.

Perilaku individu yang sering dilakukan menyangkut perawatan diri terlebih ketika burung seharian mencari makan didaerah berlumpur, karena bulu-bulunya menjadi kotor terkena lumpur tempat dia mencari makan. Sehingga penting sekali bagi burung untuk merapikan bulu-bulu yang sudah terkena lumpur.

5.1.2 Perilaku Sosial :

Pengamatan tentang perilaku sosial pada kuntul besar hanya didapatkan tiga macam perilaku, yaitu perilaku ’’penyerangan’’ sebanyak 37 kali perilaku ″Agonistik″

sebanyak 9 kali dan perilaku ″Teritori″ sebanyak 5 kali. Keadaan ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian ini dilakukan perilaku sosial termasuk jarang dilakukan oleh kuntul besar. Perilaku penyerangan yang terjadi adalah perilaku penyerangan antara sesama kuntul besar ataupun dengan jenis burung lainnya, sedangkan Perilaku

Agonistik yang terjadi adalah interaksi antara dua jenis kuntul besar yang sama

maupun dengan jenis lainnnya, yaitu terdapatnya kuntul mengganggu kuntul lainnya yang sedang mencari makan, mandi, berjemur dengan cara mengejar dan mengusir sambil mengepakkan sayapnya, sedangkan terhadap jenis burung lainnya, seperti burung bluwok (Micteria cinerea) dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus) yang sering terlihat hidup berdampingan jarang sekali terjadi perilaku Penyerangan,

Agonistik dan Teritori ini. Adanya interaksi ini kemungkinan berhubungan dengan

perebutan makanan atau unjuk kekuatan dalam kelompok populasinya. Menurut Hailman (1985) beberapa jenis burung akan berperilaku Penyerangan, Agonistik dan

Teritori apabila terjadi perebutan kebutuhan yang sama, baik dalam hal

memperebutkan sumberdaya makanan, maupun areal untuk mencari makan dan habitat. Selanjutnya dijelaskan bahwa perilaku Agonistik juga sering terjadi antar spesies yang sama dalam satu populasi, terutama berhubungan dengan perebutan pasangan kawin.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kuntul besar selalu berdampingan dengan spesies burung pantai lain, dan yang paling sering ditemui adalah antara kuntul besar dengan bangau bluwok (Micteria cinerea), baik pada saat mencari makan maupun waktu bertengger di pohon mangrove, keadaan ini menunjukkan bahwa antara kuntul besar dengan bluwok tidak terjadi kompetisi yang berarti atau dapat hidup berdampingan, sehingga jarang sekali bahkan tidak pernah terlihat terjadinya perilaku Penyerangan, Argonistik (dalam hal memperebutkan makanan), maupun Teritori (memperebutkan habitat). Hal inilah yang menyebabkan minimalnya jumlah perilaku sosial pada burung kuntul besar yang didapatkan pada waktu pengamatan.

5.1.3 Perilaku Makan :

Perilaku makan kuntul besar, seperti terlihat pada Tabel 1 di atas yang sering ditemukan selama waktu pengamatan di lapangan adalah berdiri atau mengikuti mangsa sebanyak 367 kali. Perilaku ini mencakup berdiri dan menunggu, berjalan

pelan, jalan pelan sambil mengumpan (Gambar 2). Dari cakupan perilaku berdiri atau mengikuti mangsa tersebut aktivitas yang dominan didapatkan adalah berjalan pelan lalu mematuk makanan yang terlihat olehnya, mangsa yang diperoleh dijepit pada paruhnya, dan untuk mangsa yang berukuran cukup besar, seperti ikan diatur letaknya agar mudah untuk ditelan, sedangkan makanan yang kecil, seperti udang dan moluska lainnya, setelah dipatuk langsung ditelan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang spesifik pada kuntul besar

a. Berdiri dan menunggu b. Berjalan pelan c. Mengumpan

Gambar 2. Perilaku Makan Kuntul Besar (Berdiri dan menunggu, berjalan pelan,

berjalan pelan dan mengumpan)

Kushlan (1976) menjelaskan bahwa burung air, diantaranya kuntul besar pada saat berdiri atau berjalan pelan tubuhnya berada pada posisi tegak, saat mangsa terlihat maka tubuh akan ditahan pada posisi horizontal dan leher ditekuk serta kepala memandang ke bawah (perairan), bahkan sering juga kepala dimiringkan pada saat mengintai mangsa.

Menurut Hailman (1985), perilaku makan khas pada burung dari famili Ardeidea diantaranya dari jenis kuntul besar adalah berjalan pelan, mematuk. Perilaku tersebut dilakukan dengan bergerak pelan mengikuti mangsa dengan langkah semakin pelan saat mangsa terlihat dan sebelum mematuk burung akan berhenti melangkah.

Perilaku menangkap mangsa dari udara kedalam air didapatkan sebanyak 168 kali yang meliputi terbang berputar, menarik mangsa, terbang menarik mangsa. Perilaku mengganggu dan mengikuti mangsa didapatkan sebanyak 128 kali yang terdiri dari jalan cepat, berlari, dibawah naungan, pengibasan sayap, terbang dengan

jarak pendek, membuka sayap. Perilaku ini terjadi apabila mangsa yang telah terlihat dan akan dipatuk bergerak menjauh sehingga kuntul besar berusaha untuk mengejarnya.

Dari hasil penelitian yang didapatkan mengenai perilaku makan secara garis besar hanya didapatkan 3 macam perilaku makan, seperti berdiri atau mengikuti mangsa, mengganggu dan memburu mangsa, serta menangkap mangsa diudara atau didalam air. Namun demikian jika diperhatikan sub-sub dari ketiga perilaku makan pada burung kuntul besar ini dapat menggambarkan bahwa pada daerah hamparan lumpur Pantai Percut Sei Tuan ini ketersediaan bahan makanan masih tergolong berlimpah. Menurut Sibuea (1996) jika ketersediaan makanan berlimpah pada suatu tempat, maka fariasi perilaku makan cenderung berkurang, tetapi bila ketersediaan makanan sedikit, maka fariasi perilaku makan cendrung semakin banyak. Selanjutnya dijelaskan bahwa kombinasi cara mencari makan yang dilakukan berbagai jenis burung untuk memperoleh makanan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, ini merupakan hal pokok yang mempengaruhi cara mencari makan, serta makanan pokok masing-masing jenis burung, dimana hasil tersebut merupakan interaksi dari ukuran tubuh, tingkah laku mencari makan, ukuran mangsa, tipe dan kelimpahan mangsa

a. Mengibaskan sayap b. Terbang jarak pendek

Gambar 3. Perilaku Makan Kuntul Besar (Mengibaskan sayap, dan terbang jarak

pendek)

Mitchell et al (2004) menyatakan bahwa hewan memakan makanannya dengan berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai macam perilaku mencari makan yang sangat erat hubungannya dengan ciri morfologis tubuh yang dimilikinya.

Penilaian cara makan memerlukan perilaku yang berbeda bagi pemangsa yang aktif, pertimbangan ekologis juga sangat penting selain kebiasaan makan yang merupakan gian dasar dari suatu relung yang ditempati oleh seekor hewan.

Dokumen terkait