• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.2 Pengaruh Pasak Bumi terhadap Perilaku Harian Rusa Timor Jantan 1 Perilaku istirahat rusa timor jantan

5.2.2 Perilaku makan dan tingkat konsumsi rusa timor jantan

Pakan yang diberikan pada rusa timor jantan selama perlakuan yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum) dan kaliandra (Calliandra calllothyrsus Meissn). Jumlah rumput gajah dan kaliandra yang diberikan setiap hari disesuaikan dengan bobot badan rusa. Jumlah pakan yang dikonsumsi rusa timor jantan dalam berbagai perlakuan terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah pakan yang dikonsumsi rusa timor jantan di penangkaran (kg/individu/hari)

Periode Ulangan Jumlah Rata-rata

1.A 2.B 3.C 4.D I R3/7,63 R0/7,53 R2/6,50 R1/5,31 26,97 6,74 II R1/5,67 R3/6,35 R0/5,267 R2/5,21 22,49 5,62 III R0/6,61 R2/5,06 R1/5,15 R3/5,29 22,10 5,53 IV R2/6,67 R1/5,39 R3/5,04 R0/4,56 21,67 5,42 Jumlah 26,58 24,33 21,95 20,37 93,22 23,31 Rata2 6,64 6,08 5,49 5,09 23,31 5,83

Adapun rata-rata jumlah pakan yang dikonsumsi rusa timor jantan pada setiap dosis pasak bumi yang diberikan terlihat pada Gambar 11, bahwasanya pada dosis pasak bumi 0 mg (R0), rusa timor jantan mengkonsumsi pakan sebanyak 5,99 ± 1,33 kg. Pada dosis 3000 mg (R1), rusa timor jantan mengkonsumsi pakan sebanyak 5,38 ± 0,22 kg, pada dosis 5000 mg (R2), rusa timor jantan mengkonsumsi pakan sebanyak 5,86 ± 0,84 kg sedangkan dosis 7000 mg (R3) rusa timor jantan mengkonsumsi pakan sebanyak 6,08 ± 1,18 kg. Total rata-rata rusa timor jantan mengkonsumsi pakan selama perlakuan sebanyak 5,83 kg ± 0,93 kg.

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwasanya terjadi peningkatan dan penurunan jumlah pakan yang dikonsumsi pada periode dosis tertentu. Tingkat konsumsi pakan rusa paling tinggi berada pada saat rusa diberi dosis pasak bumi 7000 mg (R3), selanjutnya 0 mg (R0), 5000 mg (R2) dan 3000 mg (R1). Hal ini berbeda dengan dugaan sebelumnya, bahwasanya semakin tinggi dosis pasak

bumi yang diberikan semakin meningkat libido seksual rusa timor jantan dan nafsu mengkonsumsi pakan akan menurun (penurunan jumlah pakan yang dikonsumsinya, sesuai dengan pernyataan Zumrotun 2006 dan Takandjandji 2009 bahwa rusa yang sedang birahi umumnya nafsu makannya akan menurun.

Gambar 11 Rata-rata jumlah pakan yang dikonsumsi rusa timor jantan. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya kondisi fisiologi reproduksi usia kawin siap kawin pada rusa timor jantan, selain itu termasuk juga kondisi fisiologi organ kelamin sekunder rusa timor jantan yaitu ranggah rusa, ranggah keras keinginan untuk kawin akan tinggi dan nafsu makan berkurang dan sebaliknya ranggah lepas keinginan untuk kawin akan menurun, nafsu makan akan meningkat. Kesehatan, rusa jantan dalam kondisi sakit akan menurun konsumsi pakannya dan sebaliknya jika dalam kondisi sehat konsumsi pakan akan meningkat. Bobot badan, semakin besar bobot badan, jumlah pakan yang diberikan juga akan semakin banyak dan jumlah yang dikonsumsi rusa timor jantan juga akan semakin banyak, dan sebaliknya bobot badan yang kecil, jumlah pakan yang diberikan juga lebih kecil dan pakan yang dikonsumsi juga kecil. Sedangkan faktor eksternal diantaranya ketersediaan pakan di penangkaran atau kebun pakan, jika ketersediaan pakan banyak, maka pakan yang dikonsumsi juga akan banyak dan sebaliknya juga ketersediaan pakan sedikit, jumlah pakan yang dikonsumsi juga akan sedikit. Palatabilitas pakan (tingkat kesukaan satwa

Rata-rata jumlah pakan yang dikonsumsi (kg)

terhadap pakan yang diberikan) semakin palatabel suatu pakan, maka konsumsi pakan satwa tersebut akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika pakan tersebut tidak palatabel, maka pakan yang dikonsumsi juga sedikit. Musim, pada musim hujan, nafsu makan akan meningkat, dan sebaliknya musim kemarau nafsu makan akan menurun. (Zumrotun 2006). Hasil analisis sidik ragam menyatakan bahwa jumlah pakan yang dikonsumsi rusa timor jantan, ternyata tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05). Menurut Semiadi (2006), rataan tingkat konsumsi bahan kering dengan bahan asal pelet pada rusa timor dewasa adalah 79 gr/kgBB0,75/hari, namun nilai ini dapat dipengaruhi oleh jenis hijauan yang diberikan. Pada pemberian rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebesar 81 gr/kgBB0,75/hari.

Menurut Zumrotun (2006) lamanya periode makan dipengaruhi oleh kontraksi perut. Berakhirnya periode makan berhubungan erat dengan proses pengenyangan yang pada gilirannya tergantung pada salah satunya faktor pengembangan perut. Pengembangan perut merangsang suatu reseptor yang mengaktifkan pusat pengenyangan pada hypothalamus.

Lebih lanjut dikatakan bahwa lama periode makan juga tergantung juga oleh faktor-faktor oropharhyngeal meskipun bukan merupakan faktor dominan. Rusa merupakan satwa yang tahan terhadap daerah kering, dan jarang sekali terlihat turun untuk mencari minum. Air yang dibutuhkan diperoleh dari pakan yang dimakannya, air embun dan kandungan air yang terdapat pada pakan rusa yang diberikan. Ciri khas dari satwa yang minim sekali membutuhkan air adalah kotorannya yang relatif keras dan kering karena sedikit mengandung air. Berdasarkan analisis statistika, lamanya rusa timor jantan yang diberi perlakuan R0, R1, R2 dan R3 melakukan perilaku makan yaitu 4,781 jam ± 0,407 jam. Melalui uji Least Significant Difference (LSD) terhadap perilaku makan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap lama perilaku makan rusa timor jantan (Tabel 6).

Tabel 6 Analisis sidik ragam perilaku makan rusa timor jantan yang diberi perlakuan di penangkaran rusa

Sumber Keragaman Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung P Nilai tengah Kolom 3 0.77 49.00 0.00

Nilai tengah Baris 3 0.02 1.00 0.44

Galat 9 0.02

Perilaku makan pada perlakuan 1/dosis 0 mg (R0) yaitu 4,88 ± 0,25 jam, pada perlakuan 2/dosis 3000 mg (R1) yaitu 4,75 ± 0,5 jam, pada perlakuan 3/dosis 5000 mg (R2) yaitu 4,75 ± 0,25 jam, dan pada perlakuan 4/dosis 7000 mg (R3) yaitu 4,75 ± 0,25 jam. Pada saat perlakuan, rusa diberi pakan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu waktu pagi hari, siang hari dan sore hari. Seperti halnya dengan rusa sambar di alam pada lingkungan asli subtropis seperti Nepal, mulai aktif merumput sebelum fajar dan matahari terbenam, dan terlihat paling aktif merumput (mencari pakan) pada pukul 06.00-09.00 dan 16.00-19.00. Sedangkan rusa sambar yang berada di dalam kandang pedok merumput selama 9,1 jam dan 6,2 jam per hari yang dilakukan pada sore hingga dini hari sedang sisanya pagi hingga sore hari (Semiadi 2006).

Selama perlakuan semua rusa (1, 2, 3, dan 4) yang diberi perlakuan R0, R1, R2 dan R3 mengkonsumsi pakan pagi pada pukul 08.00-10.00, siang hari pukul 12.00-14.00 dan sore hari pada pukul 14.00-17.00 (pengamatan selesai pada pukul 17.00). Perilaku makan dimulai dengan mencium pakan dan kemudian mengkonsumsinya. Adapun perilaku makan rusa terlihat pada Gambar 12.

Pengamatan dilakukan pada musim hujan, dengan suhu rata-rata 21-280C dan kelembaban berkisar antara 40-70%. Menurut Toelihere et al. (2005) pada musim hujan, ketersediaan pakan hijauan melimpah, maka rusa yang ranggahnya dalam tahap pedicle memiliki kesempatan untuk memulihkan kondisi tubuhnya untuk memasuki tahap ranggah keras berikutnya. Hal ini terlihat pada rusa 2 dan 4 yang diberi perlakuan R0, R1, R2 dan R3 yang meningkat bobot badannya sebelum dan setelah selesai perlakuan. Rusa 2 (R0, R1, R2 dan R3), awalnya memiliki bobot badan 61,00 kg menjadi 67,66 kg dan rusa 4 (R0, R1, R2 dan R3), awalnya 46,00 kg menjadi 56,81 kg. Berbeda halnya dengan rusa 1 dan 3 yang memiliki ranggah keras, dimana perilaku seksual ditandai dengan nafsu makan berkurang, sehingga terjadi penurunan bobot badan rusa. Rusa 1 (R0, R1, R2 dan R3), dimana awalnya memiliki bobot badan 66,00 kg menjadi 61,40 kg dan rusa 3 (R0, R1, R2 dan R3) awalnya 58,70 kg menjadi 57,63 kg.

(a) (b)

Gambar 12a dan 12b Perilaku makan pada rusa timor jantan.

Dokumen terkait