• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Perilaku Mengundang Pasangan

Perilaku mengundang pasangan oleh burung Bubulcus ibis jantan terjadi di ranting-ranting pohon Rhizopora apiculata ataupun ranting-ranting semak di

0 10 20 30 40 50

Memilih ranting Membawa ranting Menyusun ranting Menoleh ke kanan dan ke kiri

Pe

rs

en

tas

e

Aktivitas

16

kawasan mangrove. Proses mengundang pasangan diawali dengan pembuatan sarang setengah jadi yang dibuat oleh B. ibis jantan. Selanjutnya jantan akan mencari pasangan untuk kawin dan meneruskan generasinya seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Burung B. ibis yang sedang melakukan pengundangan pasangan di Kawasan Huan Mangrove Desa Tanjung Rejo.

Proses mengundang pasangan oleh B. Ibis jantan terjadi selama 5-10 menit. Proses mengundang pasangan diawali dengan beberapa gerakan tertentu agar menarik perhatian betina diantaranya yaitu berdiri tegak di dahan pohon dengan posisi tubuh tegak menghadap betina kemudian mengeluarkan suara-suara indah seperti (koak-koak-koak) dengan nada pendek dan terputus-putus kemudian disusul dengan mengepakkan bulu sayap sebanyak 6 kali. Setelah itu B. ibis

melakukan goyangan kepala dengan cara menggoyang-goyangkan kepala ke kanan dan ke kiri secara teratur sebanyak 10 kali. Setelah itu B. ibis jantan memekarkan bulu indahnya seperti burung merak dengan menaikkan bulu-bulunya yang diawali dengan bulu kepala kemudian disusul dengan bulu punggung dan ekor.

Perilaku memekarkan bulu ini dilakukan dengan tujuan agar B. ibis betina tertarik saat melihat B. ibis jantan. Bulu jantan yang sedang berbiak saat dimekarkan tampak sangat indah dibandingkan bulu betina. Gerakan selanjutnya adalah jantan merendahkan tubuh dengan setengah duduk kira-kira setengah dari tinggi tubuhnya dengan tujuan menghormati dan menghargai B. ibis betina.

Hasil analisis deskriptif terhadap perilaku mengundang pasangan terdiri dari 1) Mengeluarkan suara-suara indah 2) goyangan kepala yang dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan kepala ke kiri dan ke kanan, 3) Menegakkan tubuh, 4) Mengepakkan bulu sayap 5) Memekarkan bulu-bulu indah, 6) Merendahkan

17

tubuh. Dari pengamatan yang dilakukan perilaku yang paling dominan burung B. ibis adalah Berdiri sambil mengeluarkan suara indah sekitar 25% atau 600 menit dalam sehari. Perilaku yang paling rendah aktifitasnya yaitu Mengayunkan tubuh untuk kembali ke posisi semula sekitar 10%. Mengeluarkan suara sering dilakukan B. ibis karena untuk menarik perhatian si betina. Persentase perilaku mengundang pasangan dapat dilihat padagrafik 4.1.3.1.

4.1.3.1 Grafik Persentase Perilaku Mengundang Pasangan Keterangan:

A: Berdiri tegak sambil mengeluarkan suara indah

B: Menegakkan dan membentuk kipas dengan plumae scapulanya C: Mengayunkan tubuh

D: Membuka salah satu sayapnya

E: Menelisik atau menarik-narik bulu primer F: leher dan kepala ditegakkan

G: Merendahkan tubuh dengan menekuk kaki

H: Mengayunkan tubuh untuk kembali ke posisi semula

Secara umum perilaku pengundangan pasangan semua jenis Kuntul hampirsama salah satunya perilaku pengundangan pasangan pada B. ibis. Menurut Rukmi (2002), Burung-burung jantan yang siap untuk berbiak akan menentukan teritori terlebih dahulu, yang kemudian digunakan sebagai tempat atraksi (display). Jantan berdiri tegak, menegakkan dan membentuk kipas dengan plumae scapularnya, kemudian mengayun-ayunkan tubuh. Dilanjutkan dengan membuka salah satu sayap, menyentuh, menelisik atau menarik-narik bulu sayap primer. Setelah itu biasanya diikuti dengan stretch display (leher dan kepala ditegakkan)

0 5 10 15 20 25 30 A B C D E F G H

Pers

en

tas

e

Aktivitas

18

dengan gerakan menusuk vertikal, merendahkan tubuh dengan menekuk kaki tetapi leher dan kepala tetap vertikal, tubuh sedikit diayun untuk kemudian kembali ke posisi semula. Adapun Bubulcus betina yang menolak dijadikan pasangan oleh Bubulcus jantan karena Bubulcus betina tidak tertarik dengan ritual pengundangan pasangan yang dibuat oleh Bubulcus jantan. Bubulcus betina yang menolak Bubulcus jantan akan pergi meninggalkan jantan saat ritual pengundangan pasangan berlangsung setengah ritual.

Menurut Korlandt (1995) dalam Jumilawaty (2002), Courtship

(percumbuan) dan pembentukan pasangan dimulai dengan mempertunjukkan gerakan–gerakan mengundang pasangannya oleh jantan berupa gerakan sayap yang teratur (wing-waving). Selanjutnya betina akan memilih untuk menerima atau menolak jantan berdasarkan tarian yang dipertunjukannya, karena setiap gerakan yang ditunjukkan oleh jantan memiliki arti khusus yang dimengerti dan dikenal oleh betina.

Bubulcus jantan yang sudah menemukan pasangan akan membawa pasangannya ke sarang setengah jadi yang dibuat oleh dirinya sebelum mengundang pasangan untuk meneruskan pembuatan sarang sampai jadi. Pembangunan sarang dilakukan dengan berdiri dan menggunakan ujung paruh. Sarang berguna untuk tempat berlindung pasangan Bubulcus ibis dan anaknya kelak. Jantan dan betina bersama menata ranting-ranting pohon menjadi sebuah sarang. Sarang yang dibangun oleh pasangan Bubulcus ibis dibuat senyaman mungkin untuk menampung telur dan calon anakan. Proses pembangunan sarang dilakukan seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Sepasang B. ibis yang sedang meneruskan membangun sarang setengah jadi di Kawasan Hutan Mangrove Desa Tanjung Rejo.

Menurut Hoyo et al., 1992 dalam Jumilawaty (2002), jantan akan mencari tempat yang sesuai untuk membangun sarang yang akan digunakan selama musim

19

berbiak dan akan melakukan display untuk mengundang pasangannya ( wing-waving).

Pembentukan pasangan sebagai hubungan mutual resiprokal antara dua heteroseksual, matang secara seksual, mengurangi keagresifan antar individu dan meningkatkan interaksi seksual. Pembentukan pasangan memiliki sarana melalui pertukaran sinyal diantara dua individu yang berpotensi untuk berkembang biak (Welty (1982) dan Faaborg (1988) dalam Rukmi, 2002).

Menurut Rukmi (2002), pasangan yang terbentuk membutuhkan sarang untuk meletakkan telurnya. Kedua individu (pasangan) sama-sama berada di tempat sarang akan dibangun. Diasumsikan bahwa jantanlah yang mencari bahan sarang dan mengoperkannya pada betina dari paruh ke paruh. Setelah itu jantan akan pergi lagi, terkadang setelah berdiri beberapa saat. Bahan sarang biasa berupa ranting yang segar (baru dipatahkan) maupun ranting dari sarang lain yang ditinggalkan. Terdapat gerakan yang meyerupai snap display dalam proses pencairan bahan sarang. Dalam satu hari jantan biasa pulang-pergi beberapa kali. Terkadang betina juga mencari bahan sarang sendiri yang terletak tidak jauh dari sarang.

Dokumen terkait