• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU ORANG YANG MEMILIKI PERILAKU TERCELA

Dalam dokumen BS Akhlak (Minat) XII K13 (2016) (Halaman 157-162)

PRILAKU TERCELA

D. PERILAKU ORANG YANG MEMILIKI PERILAKU TERCELA

Dengan memahami ajaran Islam mengenai perilaku tercela maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :

1. Memahami pengetahuan tentang dzalim, diskriminasi, gadab, fitnah, namimah,

dan gibah dengan baik sehingga kita tidak akan melakukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2. Akan selalu menghindari perilaku dzalim, diskriminasi, gadab, fitnah, namimah, dan gibah

3. Akan menjadi teladan atau memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Ayo Diskusi

Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

Rangkuman

1. Dzalim

Menurut ajaran Islam, Aniaya atau yang biasa disebut Dzalim adalah berasal dari ( اًمْل ُظ - ُمِلْظَي - َمَلَظ ) yang artinya Aniaya. Pelakunya disebut Dzalim (

ٌمِلاَظ

) dan perbuatannya disebut Dzulmun (

ملظ

). Ahli mauidzah mendefinisikan Dzalim yaitu

meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan dan menyengsarakan. Karena itu orang-orang musyrik pun, oleh Al-Qur’an dianggap melakukan kedzaliman. Karena sesungguhnya segala perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran akan membawa madzarat bagi diri pelakunya.

Ali Ibn Abi Thalib r.a. menyatakan bahwa kedzaliman itu ada tiga macam: a. Kedzaliman terhadap Allah (Syirik)

b. Kedzaliman terhadap diri sendiri c. Kedzaliman terhadap sesama manusia

2. DISKRIMINASI

a. Pengertian Diskriminasi

Secara bahasa diskrimansi berasal dari bahasa Inggris “Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa arab istilah diskrimanasi dikenal dengan Al-Muhabbah (

ُةاَباَحُمْلَا

) yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih. Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia “Diskriminasi” yaitu sutu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku, ras, bahasa, budaya ataupun agama.

b. Dampak Negatif Diskriminasi

Memicu munculnya sektarianisme, agama Islam melarang ummatnya hanya mementingkan kesukuan atau kelompoknya. Al-Qur’an mengakui adanya keragaman suku, ras dan jenis kelamin, agar di antara mereka saling mengenal dan bersatu untuk membangun peradaban.

sendiri dan merendahkan kelompok yang lain menjadi pemicu perseturuan antar kelompok. Keadaan ini sangat ironi jika dilakukan ummat Islam.

c. Cara Menghilangkan Diskriminasi

Untuk menghindari sikap diskriminasi, maka setiap muslim harus mengedepankan sikap musawah (kesetaraan). Sikap musawah cukup urgen dalam kehidupan modern. Sikap ini memiliki tujuan untuk menciptakan kesejajaran serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.

d. Hikmah Menghindari Diskriminasi

1) Mengutamakan orang lain 2) Meringankan beban orang lain

3) Ramah Tamah Terhadap sesama Manusia. 4) Berperilaku Sesuai Ajaran Islam

5) Wajar dan realistis: 6) Menunaikan Kewajiban;

3. GHADAB

a. Pengertian Ghadab

Kata ghadab

اًب َضَغ

berasal dari bahasa Arab yang artinya tidak senang mengakibatkan kemarahan dan kekecewaan.

b. Bentuk-Bentuk Ghadab

Beberapa tingkah laku yang menunjukkan adanya kemarahan seseorang, antara lain sebagai berikut:

1) Menampakkan sikap angkuh kepada orang lain.

2) Merusak sesuatu yang berada di sekitarnya.

3) Tidak bisa kompromi, diskusi, atau bicara secara baik-baik.

4) Mengancam kepada orang yang menyebabkan amarah.

5) Wajah kusam, suram, dan cemberut.

6) Mata tajam memerah dan pandangan penuh kebencian.

7) Enggan bertemu dan menyapa orang yang membuatnya marah.

c. Menghindarkan diri dari Sifat Ghadab

Beberapa cara untuk menghindari sifat pemarah antara lain sebagai berikut.

2) Berusaha selalu berpikir positif terhadap segala permasalahan 3) Mengakui bahwa kita juga sering berbuat kesalahan

4) Menyadari bahwa sifat marah merupakan akhlak tercela yang dapat menimbulkan permasalahan pergaulan, setidaknya kita akan dijauhi orang lain.

4. FITNAH

a. Pengertian Sikap Fitnah

Menurut bahasa Fitnah berasal dari kata “Fitnatun,”, atau kata “fitnah” diartikan

sebagai “perkataan yang bermaksud menjelekkan orang”.

Sedangkan menurut istilah adalah menjelek-jelekan orang lain dengan tujuan penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas.

b. Upaya Menghindari Sikap Fitnah

Adapun upaya menghindari fitnah adalah sebagai berikut:

1) Kedamaian dan ketentraman; Fitnah dapat menimbulkan kekacauan bagi

masyarakat, sebaliknya, menghindari perilaku fitnah membawa kedamaian

dan ketentraman bagi semua orang.

2) Persaudaraan; Tidak saling memfitnah tercipta persaudaraan di masyarakat,

sebagian mereka menyayangi kepada sebagian yang lain. Menjaga persaudaraan dianjurkan oleh Rasulullah saw. artinya : Barang siapa yang tidak menyayangi manusia maka ia tidak akan disayangi Allah.

5. NAMIMAH

a. Pengertian Namimah

Menurut bahasa Namimah artinya mengadu domba. Sedangkan menurut istilah

namimah adalah suatu perbuatan menceritakan aib seseorang dengan maksud mengadu domba.

b. Perilaku Menghindari Perbuatan Namimah

Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari perilaku namimah, antara lain :

1) Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih sayang kepada sesama. 2) Berusaha bertenggangrasa dan memahami kondisi orang lain.

3) Tidak mudah mempercayai sebuah berita tanpa meneliti kebenarannya lebih dulu.

4) Senantiasa berhusnudzan pada orang lain.

6. GHIBAH

a. Pengertian Ghibah

Ghibah atau menggunjing adalah perilaku membicarakan sesuatu pada diri orang lain

b. Larangan Ghibah

Allah swt. telah menciptakan aturan yang benar dan adil bagi hamba-hambaNya. Tidak akan ada satu pun yang terdzolimi oleh hukum Allah swt. ini. Salah satu yang telah Allah swt. tetapkan adalah mengenai hukum ghibah, yakni haram.

c. Dampak Negatif dari Perbuatan Ghibah

1) Dapat memutus hubungan silaturahmi, pekerjaan, atau hubungan lain dengan orang lain.

2) Hilangnya ketentraman dan kedamaian hidup.

3) Merupakan penyulut permusuhan antar masyarakat, jika yang digunjing tidak dapat menerima gunjingan atas dirinya.

d. Perilaku Menghindari Ghibah

Ghibah merupakan perilaku tercela yang hanya akan membawa kerugian bagi pelakunya maupun orang lain. Jika seseorang telah menyadari kerugian-kerugian yang diperoleh dengan berbuat ghibah, seperti menghilangkan rahmat Allah swt., memancing pemusuhan dan merendahkan dirinya sendiri, tentu dengan sendirinya orang tersebut akan menghindari perilaku tidak terpuji ini.

Kisah Teladan

Dari kalangan tabi’in (murid-murid sahabat Nabi), ada sebuah nama yang sangat dikenal dengan ketekunan dalam beribadah. Beliau adalah Abu Bakar Muhammad bin Wasi’ bin Jabir Al Akhnas, Muhammad bin Wasi’ berkata, ”Apabila seorang hamba menghadapkan sepenuh hatinya kepada Allah, pasti Allah akan menghadapkan hati hamba­hamba kepada orang tersebut.”

Muhammad bin Wasi’ jika ditanya,”Apa kabar anda pagi ini?”. Beliau menjawab, ”Ajalku dekat, angan­anganku masih panjang sementara amalanku buruk.

Seorang pemberi nasehat mendekati Muhammad bin Wasi’ dan bertanya, ”Mengapa aku temukan kenyataan hati yang tidak khusyu’, mata yang tidak menangis, kulit yang tidak bergetar?” Muhammad menjawab, ”Wahai fulan, aku tidak melihat kesalahan ini dari mereka, Tapi dari dirimu. Jika nasehat disampaikan dari hati tentu akan mengena di hati”.

Ada orang memperhatikan luka di tangan Muhammad bin Wasi’ dan ia merasa kasihan. Muhammad bin Wasi’ berkata,”Tahukah engkau, kenikmatan apa yang aku rasakan dari luka di tanganku ini? Karena, luka ini tidak diletakkan di biji mataku, atau di ujung lidahku.

هبهذ نم رخ ءرما بادآ

Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga)

daripada emasnya (kekayaannya)

Dalam dokumen BS Akhlak (Minat) XII K13 (2016) (Halaman 157-162)