• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Menurut Herijulianti, E. (2002) kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu aspek dari kesehatan secara keseluruhan, dimana status kesehatan gigi merupakan hasil dari interaksi antara kondisi fisik, mental dan sosial. Aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan mulut yaitu:

1. Aspek fisik merupakan aspek kesehatan yang mempengaruhi kualitas gigi dan mulut yang disebabkan oleh keadaan yang terdapat didalam mulut.

2. Aspek mental merupakan aspek yang disebabkan karena sikap kepercayaan dan keyakinan sehingga mempengaruhi tingkah laku seseorang.

3. Aspek sosial merupakan aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan mulut, biasanya disebabkan oleh pengaruh sosial ekonomi yang kurang sehingga keadaan ini mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Untuk memperbaiki mutu kesehatan gigi dan mulut harus dilaksanakan pemeliharaan secara menyeluruh yang mencakup aspek mental, fisik dan sosial yaitu dengan upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Salah satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi adalah melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Pendidikan kesehatan gigi yang disampaikan kepada seseorang atau masyarakat diharapkan mampu merubah perilaku kesehatan gigi seseorang atau masyarakat.

Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahan/pemeliharaan kesehatan gigi. Menurut kegeles (1961) dalam Budiharto, ada 4 faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu:

1. Merasa mudah terserang penyakit gigi. 2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.

3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal. 4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pratiwi (2007) mengatakan bahwa pemeliharaan gigi sebenarnya merupakan tindakan untuk mencegah gigi dari kerusakan serta memiliki

kesadaran untuk meningkatkan kebersihan gigi. Untuk mencegah gigi dari kerusakan ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu mengontrol pola makanan dan membersihkan gigi dari plak.

Pengetahuan tentang kesehatan gigi sebaiknya diberikan sejak usia dini karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat memperngaruhi keadaan giginya.

2.7 Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Gigi merupakan salah satu organ penting didalam mulut. Gigi merupakan aset seumur hidup yang sangat berharga karena memiliki banyak fungsi sekaligus, selain berfungsi sebagai pengunyah makanan dan alat untuk berbicara (komunikasi), gigi juga memiliki nilai estetika artinya gigi memberi nilai lebih pada penampilan. Gigi yang sehat selain dapat berfungsi dengan baik juga akan mempengaruhi bentuk wajah seseorang.

Selain itu, gigi merupakan organ yang amat vital dalam tubuh kita, salah satu fungsi gigi adalah sebagai alat pengunyah makanan yang membantu melumatkan makanan dalam mulut, guna membantu organ pencernaan sehingga makanan dapat diserap tubuh dengan baik.

Angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan gigi dan rongga mulut hingga kini masih tinggi karena perhatian terhadap upaya pemeliharaan kesehatan gigi masih sangat rendah. Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok

anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha menanggulangi serta memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga kesehatan dan peran serta orangtua. (Rachmawati, 2007).

Pemeliharaan kesehatan gigi sebenarnya merupakan tindakan untuk mencegah gigi dari kerusakan serta memiliki kesadaran seseorang untuk meningkatkan kebersihan gigi. Untuk mencegah gigi dari kerusakan maka perlu mengontrol pola makan dan membersihkan gigi yaitu dengan menyikat gigi (Pratiwi,2007).

2.7.1 Kebersihan Gigi

Kebersihan gigi merupakan kondisi dimana bagian mulut dan gigi jauh dari kotoran atau sisa-sisa makanan, plak serta tidak adanya terdapat lubang gigi dalam rongga mulut. Kebersihan gigi yang baik akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya sehat.

Kebersihan mulut yang baik akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya sehat. Faktor kebersihan mulut merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Apabila seorang anak makan makanan manis maka giginya harus segera dibersihkan karena apabila hal ini tidak dilakukan, kemungkinan timbulnya kerusakan gigi anak lebih gigi akan terjadi (Boedihardjo, 1985).

Gigi pada anak-anak lebih mudah terkena kerusakan, oleh karena itu anak harus membersihkan giginya lebih sering bila mungkin setiap sehabis makan.

Tujuan membersihkan gigi adalah untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan plak pada gigi. Diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan lubang gigi adalah plak. Orang yang rutin menyikat gigi akan memiliki faktor risiko lebih kecil untuk karies dibandingkan yang tidak rutin menggosok gigi. Adapun manfaat dari mulut bersih adalah membuat napas menjadi segar, mulut terlindung dari bakteri mulut dan yang pasti juga dapat membuat kita percaya diri.

2.7.2. Upaya Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Pembersihan gigi dan mulut merupakan pencegahan utama dalam mencegah gangguan gigi misalnya adanya lubang gigi. Hal ini meliputi pembersihan secara mandiri dan professional. Perawatan gigi secara mandiri dapat dilakukan dirumah dengan sikat gigi teratur dua kali sehari dengan metode yang benar. Sedangkan secara professional kita dapat mengunjungi dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk pembersihan yang tidak dapat kita lakukan dirumah (Maulani, 2005).

Gigi pada anak-anak lebih mudah terserang karies gigi atau lubang gigi. Oleh karena itu anak harus membersihkan giginya lebih sering bila mungkin setiap sehabis makan. Tujuan dari pembersihan gigi adalah untuk menghilangkan sisa makanan, plak dan mencegah terjadinya karies gigi. Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung bakteri, lekat pada permukaan gigi dan selalu terbentuk didalam mulut. (Rahmadhan, 2010).

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi yaitu:

1. Menyikat gigi

Merupakan tindakan pembersihan gigi dengan sikat gigi yang dilakukan untuk membuang sisa-sisa makanan dan plak dari seluruh permukaan gigi sehingga dapat mencegah kerusakan gigi.

Waktu dan frekuensi menyikat gigi menurut American Dental Association menyatakan bahwa menyikat gigi secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian menunjukkan bahwa menyikat gigi pada anak menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan mencegah terbentuknya karies gigi. Menyikat gigi khususnya pada malam hari sangat penting, bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan) yang melekat di permukaan gigi setiap malam.

Lamanya penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2-3 menit yang paling utama diperhatikan pada saat menyikat gigi adalah daerah pertemuan antara gigi dan gusi agar gigi benar-benar bersih.

Adapun manfaat menyikat gigi adalah a. Manfaat menyikat gigi setelah makan pagi

1. Mencegah gigi berlubang, jika malam hari sudah menyikat gigi dan pagi harinya setelah makan pagi menyikat gigi kembali, maka terjadinya risiko penumpukan plak dalam rongga mulut kita secara otomatis akan berkurang sehingga akan mencegah risiko terjadinya gigi berlubang.

2. Menyegarkan napas, napas yang tidak sedap biasanya terjadi karena adanya kotoran di dalam rongga mulut Tetapi dengan menyikat gigi setelah makan pagi, napas kita akan terasa lebih segar sebelum pergi beraktifitas.

3. Menjadi lebih percaya diri, memulai aktifitas kerja dengan napas yang segar dan gigi yang bersih akan menambah percaya diri , dapat bebas tersenyum, bicara dan tertawa.

b. Manfaat menyikat gigi sebelum tidur

Kuman akan semakin berkembang pada malam hari saat kita sedang tidur, dimana mulut tidak melakukan aktifitas. Aktifitas kuman dimalam hari biasanya akan meningkat 2x lipat dibandingkan pada siang hari, karena saat tidur dimana mulut tidak melakukan aktifitas seperti makan, minum atau ngobrol, air liur yang memang berfungsi sebagai antiseptik alami dalam mulut kita akan berkurang, oleh sebab itu kemampuan air liur yang berfungsi untuk menetralisir kuman-kuman dalam mulut juga berkurang. Sehingga apabila menyikat gigi sebelum tidur membuat kondisi mulut kita bersih dapat dipastikan tidak akan terjadi karies atau peradangan pada gusi yang yang mengakibatkan terjadinya pembentukan karang gigi karena plak yang tidak dibersihkan.

2. Gaya Hidup

Tidak hanya menyangkut makanan sehat atau olah raga teratur tetapi juga rutin membersihkan karang gigi dan berkumur dengan larutan obat kumur yang

mengandung fluor untuk mencegah bau mulut dan mencegah plak muncul kembali.

Setelah membersihkan gigi dengan sikat gigi sebaiknya lakukan kumur- kumur dengan obat kumur dalam satu kali sehari. Dan waktu yang paling tepat menggunakan obat kumur adalah sebelum tidur. Pemakaian obat kumur mengandung fluor merupakan salah satu tindakan perlindungan khusus yang paling baik dimana tujuan dari obar kumur yang mengandung fluor adalah mengurang frekuensi timbulnya kerusakan gigi.

3. Pilih makanan dan cemilan sehat

Usahakan hindari cemilan yang manis dan lengket seperti permen, coklat. Bisa saja dikonsumsi tetapi jangan terlalu sering dan berlebihan. Makanan yang manis dan lengket akan menempel lebih lama di gigi dan tentunya akan terpapar oleh bakteri yang merusak gigi. Tidak hanya itu minuman yang bersoda dan manis seperti softdrink dan sirup juga jangan terlalu sering di konsumsi karena minuman ini mengandung kadar gula yang cukup tinggi, pilihlah cemilan yang sehat seperti buah-buahan segar dan berserat.

Jangan makan melebihi keperluan, terutama makanan yang mengandung gula. Makan makanan yang mengandung gula pada waktu istirahat akan mempercepat terjadinya kerusakan pada gigi (karies). Proses kerusakan gigi dimulai pada waktu gula bercampur dengan plak pada gigi sehingga membentuk asam. Plak akan menahan asam untuk menyerang gigi dimulai dari lapisan luar gigi (email).

Agar asam pada gigi tidak merusak gigi lebih lanjut, maka batasi atau hindari makanan yang mengandung gula.

4. Kunjungan rutin ke dokter gigi

Tujuan utama pergi ke dokter gigi merupakan tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan gigi dan mencegah masalah yang mungkin terjadi agar tidak bertambah parah dan merawatnya segera mungkin.

Meskipun tidak terdapat keluhan dari rongga mulut sebaiknya pemeriksaan gigi tetap dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mencegah perkembangan penyakit gigi dan gusi lebih lanjut. Pemeriksaan gigi yang dilakukan 6 bulan sekali setidaknya sekaligus untuk dilakukan pembersihan karang gigi atau yang biasa disebut dengan scaling oleh dokter gigi. Mengunjungi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui jika ada kelainan yang berkembang di rongga mulut. Namun juga dapat untuk mengetahui jika ada perkembangan penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut. Jika dokter gigi mendapati kondisi demikian, biasanya akan merujuk pada dokter yang berkompeten. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga parah karena akan memengaruhi kualitas hidup. Karena itulah, untuk mencegahnya, minimal periksakan kondisi gigike dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

2.8 Kebiasaan Makan Pada Anak Sekolah Dasar

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, khususnya anak sekolah dasar karena pada usia sekolah anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan makan atau cemilan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya.

Yang dimaksud dengan kebisaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya, yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Upaya untuk membentuk kebiasaan makan yang baik hendaknya dilakukan sejak dini. Lingkungan yang sangat besar peranannya dalam membentuk kebiasaan anak adalah keluarga.

Kebiasaan makan anak sekolah dasar yang sering dijumpai pada umumnya yaitu suka jajan disekolah dan dirumah tidak mau makan. Disamping itu pada umumnya anak tidak sarapan, makan siang diluar rumah, tidak teratur dan tidak memenuhi zat gizi. Hal ini akan mempengaruhi nafsu makan anak di rumah dan dapat menyebabkan anak kurang gizi.

Keadaan kesehatan sangat mempengaruhi kebiasaan makan, misalnya anak mengeluh sakit gigi, maka memaksa anak untuk makan makanan lunak. Keadaan ini mengakibatkan nafsu makan menjadi menurun (Astawan, 2004).

Seperti bagian tubuh lain, gigi, tulang dan jaringan lain dalam mulut membutuhkan makanan yang baik agar tetap dalam keadaan sehat. Diet yang baik sangat penting untuk kesehatan gigi yang meliputi: daging, ikan, sayuran dan buah-buahan. Jangan makan melebihi keperluan, terutama makanan yang banyak

mengandung gula. Biasanya makanan yang mengandung gula ini disajikan sebagai makanan ringan/selingan/cemilan.

Makanan yang mengandung gula, terutama dimakan pada waktu istirahat akan mempercepat terjadinya kerusakan pada gigi (lubang gigi). Gula yang lengket, misalnya yang terdapat didalam manisan adalah yang paling merusak karena dapat berada pada permukaan gigi/diantara gigi-gigi untuk jangka waktu yang lama. Proses kerusakan gigi dimulai pada waktu gula yang bercampur pada plak yang mengandung bakteri pada gigi dan membentuk asam. Plak ini akan menahan asam untuk menyerang gigi dimulai dari lapisan gigi terluar yaitu email gigi. Dan proses ini terjadi lagi setiap kali memakan makanan yang mengandung gula. Agar asam ini tidak merusak ggi lebih lanjut, batasilah atau hindarilah makanan yang mengandung gula. Jika ingin memakan makanan ringan pilihlah makanan yang sedikit/tidak mengandung gula seperti buah-buahan segar (Rasinta 1995).

Ada berbagai cara dimana nutrisi mempengaruhi mulut dan gigi. Makanan kaya kalsium dan fosfor baik untuk gigi Anda. Makanan kaya omega-3 dan asam lemak juga akan membantu untuk meningkatkan kesehatan mulut. Makanan dan minuman yang meningkatkan produksi air liur baik untuk kesehatan mulut. Air liur bekerja secara alami menetralkan asam yang meningkatkan kerusakan gigi dan pembusukan.

Semua jenis makanan manis harus dihindari untuk kesehatan gigi yang baik serta mencegah produksi asam dan kerusakan makanan dan pembusukan. Makanan yang manis dan lengket seperti permen, es, caramel, minuman bersoda

dan lain-lain dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi. Perbanyaklah mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang berserat dan banyak mengandung air untuk kesehatan tulang dan gigi contohnya adalah brokoli, semangka, jeruk, apel dan sebagainya.

Dokumen terkait