• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Priyo dan Ubaidillah (2000:161), peringkat obligasi dibuat untuk memberikan informasi kepada para investor apakah investasi mereka terutama dalam bentuk oligasi merupakan investasi beresiko atau tidak. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang perusahaan (Raharja dan Maylia, 2008:213). Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh agen pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh dan resiko yang ditanggung.

Di Indonesia, lembaga yang menentukan peringkat obligasi adalah PT.

PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). PT. PEFINDO didirikan di Jakarta pada

tanggal 21 Desember 1993 atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada

tanggal 13 Agustus 1994. PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.

Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO adalah memberikan peringkat yang obyektif,

independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit (credit risk) sekuritas utang

(debt securities) secara publik. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam

melakukan pemeringkatan surat utang, PEFINDO juga menerbitkan dan

mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek.

Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi

beserta sektor aset acuannya.

Tabel 2.1

Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Peringkat Keterangan

AAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.

AA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relative dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.

A Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap

perubahan yang merugikan.

BBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu.

Lanjutan Tabel 2.1

Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Peringkat Keterangan

B Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya.

CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

D Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.

Sumber: PT. PEFINDO

Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang layak untuk investasi (investmentgrade) sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif untuk investasi.

Dikarenakan data peringkat obligasi dalam penelitian ini menggunakan huruf sedangkan data rasio-rasio keuangan menggunakan angka, sehingga penelitian ini menggunakan sistem konversi. Sistem konversi ini mengkonversikan simbol dengan skala tertinggi untuk perusahaan dengan peringkat terbaik dan skala yang menurun untuk perusahaan dengan peringkat lebih rendah dengan asumsi jarak antara peringkat sama. Sistem konversi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem konversi yang digunakan oleh Manurung et al., (2009) dalam penelitiannya. Berikut ini adalah hasil

konversi peringkat untuk perusahaan-perusahaan yang diterbitkan peringkatnya oleh Pefindo:

Tabel 2.2

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat Nilai Peringkat Nilai

AAA+ 22 BBB- 11 AAA 21 BB+ 10 AAA- 20 BB 9 AA+ 19 BB- 8 AA 18 B+ 7 AA- 17 B 6 A+ 16 B- 5 A 15 CCC+ 4 A- 14 CCC 3 BBB+ 13 CC- 2 BBB 12 D 1

Sumber: Manurung et al dalam Isnurhadi dan Yanti (2011)

Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai institusi yang diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis tersebut.

Tabel 2.3 Rating Outlook No Outlook Definisi

1. Positif Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat 2. Negatif Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat 3. Stabil Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil

peringkatakan stabil juga

4. Berkembang Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya. Sumber: Rahardjo (2004:106)

Menurut Brigham dan Houston (2009:373), faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut:

1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.

2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan membaik.

3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukanobligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya.

4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.

5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).

6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.

7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.

8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.

10.Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

Dokumen terkait