• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode III (1800M – 1890M)

Dalam dokumen sejarah fisika buku (Halaman 121-140)

1. mahasiswa selaku pembaca dan pelaku pendidikan dapat memahami sejarah perkembangan fisika, secara khusus pada perkembangan fisika moedern dan

6.6 Periode III (1800M – 1890M)

Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik Tokoh-tokoh astronomi pada periode tiga dan kontribusinya dalam perkembangan astronomi adalah: a) William Hyde Wollaston

Pada 1802,Ia mencatat keberadaan sejumlah garis-garis gelap dalam spectrum matahari.

b) Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)

Seorang ahli matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah planet tak dikenal. Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.

c) Johann Gottfried Galle(1812-1910)

Seorang ahli astronomi Jerman yang menemukan planet Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan Urbain Leverrier, Galle menemukan Neptunus pada

122

malam hari, di tanggal 23 September 1846, dari Observatorium Berlin bersama dengan Louis d‘Arrest, seorang mahasiswa Astronomi, tidak seberapa jauh dari posisi yang semula diperhitungkan. Walaupun Galle merupakan orang pertama yang berhasil mengobservasi Neptunus secara visual, namun yang dipandang sebagai penemu sebenarnya adalah John Couch Adams (yang membuat kalkulasi awal) dan Le Verrier.

d) Joseph von Fraunhofer (1814)

Sebelumnya garis-garis gelap dalam spektrum matahari telah ditemukan keberadaannya oleh William Hyde Wollaston. Pada tahun 1814, Fraunhofer menciptakan spektroskop dan secara mandiri menemukan kembali garis-garis tersebut, memulai sebuah studi sistematik dan melakukan pengukuran seksama terhadap panjang gelombang garis-garis ini. Dia mencatat dan memetakan sejumlah garis-garis gelap dalam spektrum matahari jika cahayanya dilewatkan pada suatu prisma. Secara keseluruhan, dia memetakan lebih dari 570 garis, dan menandai fitur-fitur utama dengan huruf A hingga K, dan garis-garis yang lebih lemah dengan huruf lainnya. Garis-garis ini kemudian disebut sebagai garis-garis Fraunhofer.

Fraunhofer juga menemukan bahwa bintang-bintang lain juga memiliki spektrum seperti Matahari, tetapi dengan pola garis-garis gelap yang berbeda.

e) Kirchhoff dan Bunsen

Menemukan bahwa seperangkat garis-garis gelap dalam spektrum matahari berhubungan dengan suatu element kimia yang berada di lapisan atas matahari. Beberapa dari garis yang teramati juga merupakan serapan oleh molekul-molekul oksigen di atmosfer bumi.

123

Seorang ahli astronomi Denmark yang menghimpun sebuah katalog utama yang memuat hampir 8000 kelompok bintang dan Nebula. Katalog yang disusunnya disebut Katalog Umum Baru (the New General Catalogue, NGC). g) Angelo Secchi (1867)

Merupakan seorang astronomYesuit, melakukan penyelidikan terhadap 4000 spektrum bintang hasil pengamatan yang dilakukannya menggunakan prisma obyektif. Hanya dengan menggunakan mata, Secchi menggolongkan bintang-bintang tersebut ke dalam tiga kelas. Bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari atom hidrogen digolongkan sebagai tipe I berwarna putih, bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari ionlogam digolongkan sebagai tipe II berwarna kuning, dan bintang dengan pita-pita serapan lebar digolongkan sebagai tipe III berwarna merah. Setahun kemudian Secchi memasukkan beberapa bintang yang memiliki garis-garis serapan dengan pola yang aneh, jarang ada, mirip tetapi tidak terlalu sama dengan pola tipe III, dan menggolongkannya sebagai tipe IV.

h) James Jeans (1877-1946)

Astronomi Inggris, J. Jeans mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang dan matahari. Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin–Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk ke dalam orbit di sekitar matahari. Pada akhirnya, efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit.

124 i) Edward Charles Pickering (1886)

Pemakaian fotografi dalam astronomi membuka kesempatan lebih luas dalam mempelajari spektrum bintang. Edward Charles memulai penyelidikan spektrum bintang secara fotografi dengan prisma obyektif di Observatorium Harvard, Amerika Serikat. Berdasarkan pekerjaan awal Secchi, para astronom di Harvard mengklasifikasikan bintang berdasarkan kuat garis-garis serapan pada deret Balmer dari hidrogen netral, memperluas penggolongan dan menamakan kembali penggolongan dengan huruf A, B, C dan seterusnya hingga P, dimana bintang kelas A memiliki garis serapan atom hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya.

j) Chamberlin (1890)

Chamberlin menawarkan solusi untuk teori nebula Laplace. Ia menawarkan adanya satu akumulasi yang membentuk planet atau inti planet (objek kecil terkondensasi di luar materi nebula) yang kemudian dikenal sebagai planetesimal. Menurut Chamberlin, planetesimal akan bergabung membentuk proto planet. Namun karena adanya perbedaan kecepatan partikel dalam dan partikel luar, dimana partikel dalam bergerak lebih cepat dari partikel luar, maka objek yang terbentuk akan memiliki spin retrograde.

125 6.7 Periode IV (1890M – Sekarang)

Pada periode ini, Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. para ahli astronomi melakukan pengamatan di observatorium dengan menggunakan teleskop untuk mengamati objek langit. Setelah ditemukannya kanal di planet Mars, para ahli astronomi terobsesi untuk meneliti planet mars. Selain itu, pada peiode ini diyakini bahwa ada anggota tata surya ke-9 setelah neptunus. Pada periode ini juga, para ahli astronomi yakin bahwa alam semesta ini tetap. Kemudian terjadi revolusi dalam bidang astronomi yang dilakukan oleh Hubble yang mengatakan bahwa alam semesta ini mengembang dan ditemukannya galaksi lain di luar galaksi kita. Tokoh-tokoh pada periode ini adalah:

a) Giovanni Schiaparelli (1835-1910)

Seorang ahli astronomi Italia yang pertama kali melaporkan adanya canali di permukaan planet Mars ketika planet tersebut mendekat di tahun 1877. Dalam bahasa italia, canali berarti selat, namun ketika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi terusan atau saluran air, sehingga menimbulkan implikasi adanya bangunan buatan di planet Mars. Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti komet. Dari sana, ia menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing sebuah komet.

b) Percival Lowell (1855-1916)

Selain di Italia ‗demam‘ Mars juga terjadi di Amerika. Salah seorang ahli astronomi yang terobsesi untuk meneliti planet Mars adalah Percival Lowell. Hal ini terbukti dengan didirikannya observatorium Lowell yang didirikan dengan tujuan untuk memetakan canal di planet Mars. Dari hasil

126

pengamatannya, dia memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang adanya kehidupan di planet tersebut.

Kemudian dia menerbitkan peta kanal di planet Mars, lengkap dengan globe mars. Akan tetapi, para astronom lainnya yang juga sama-sama meneliti planet Mars, tidak menemukan adanya saluran-saluran di planet Mars. Bahkan pada abad ke 20, ketika berbagai wahana antariksa dikirim ke planet Mars, kanal-kanal yang digambarkan Lowell tidak ada. Selain meneliti tentang planet Mars, Lowell juga mempercayai adanya planet lain setelah Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto. Namun sayang, ia gagal menemukannya.

c) Annie Jump Cannon (1863-1941)

Dia merupakan ahli astronomi dari Amerika. Tahun 1920-an, ia bekerja sama dengan Observatorium Harvard telah mengklasifikasikan bintang berdasarkan spektrumnya. Berdasarkan klasifikasi tersebut, bintang dibagi menjadi 7 kelas utama yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, dan M. Untuk mengingat klasifikasi ini, biasanya digunakan kalimat ―Oh Be AFine Girl Kiss Me‖. Klasifikasi tersebut juga menunjukkan urutan suhu, warna dan komposisi kimianya. Bintang-bintang kelas O, B, dan A seringkali disebut sebagai kelas awal, sementara K dan M disebut sebagai kelas akhir. Klasifikasi bintang yang dikembangkan oleh Annie Jump Cannon ini diadopsi secara internasional pada tahun 1910.

d) Henrietta Leavitt (1868-1921)

Seorang ahli astronomi Amerika yang melakukan penelitian mengenai awan Magellan. Dari penelitiannya, diperoleh hubungan antara periode dengan luminositas. Dengan mengukur waktu variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat memperoleh kecemerlangan sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang dan planet lain dapat dihitung.

127

Pada tahun 1917 Einstein memperkenalkan teori relativitas umum yang menghasilkan model alam semesta berdasarkan teorinya tersebut. Dia menyebutkan bahwa ruang dipengaruhi gravitasi. Teorinya tersebut menggambarkan bahwa alam semesta berkembang. Namun, ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak wajar sehingga memperbaharui teorinya dan menyatakan bahwa alam semesta tetap dan tidak bergerak. Setelah ditemukannya bukti bahwa alam semesta ini mengembang oleh Hubble, Einstein menyadari dan mengatakan bahwa revisinya tentang teori alam semesta yang dibuatnya sendiri merupakan kekeliruan terbesar dalam hidupnya.

f) Harlow Shapley (1885-1972)

Seorang ahli astronomi Amerika yang pertama kali menghitung ukuran sebenarnya dari galaksi milky way dengan menggunakan teknik pengukuran yang ditemukan oleh Henrietta Leavitt, dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di pusatnya. Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang, ia memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari pusatnya. Ia juga membuat taksiran jarak awan Magellan besar dengan awan Magellan kecil dengan cara membandingkan periode Cepheid di awan Magellan tersebut dengan Cepheid di Milky way. Namun, pada awal tahun 1950 disadari bahwa perhitungannya kurang tepat, karena dalam perhitungannya ia melibatkan Cepheid-cepheid dari tipe yang berbeda.

g) Edwin Hubble (1889-1953)

Seorang ahli astronomi Amerika yang bekerja di observatorium Mount Wilson California. Ia membuat banyak rekaman gambar astronomi dengan menggunakan teleskop Hooker berdiameter 250 cm. Kemudian, ia menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di luar galaksi Milky way. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi-galaksi yang ia temukan menurut

128

bentuknya yang spiral atau eliptik. Selain itu, ketika Hubble mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya di Observatorium Mount Wilson, dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spectrum, Pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Penemuan ini mengguncangkan teori model alam semesta yang dipercaya saat itu.

Menurut aturan fisika yang diketahui, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi cenderung ke arah ungu, sementara spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung ke arah merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa menurut hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian, Hubble membuat penemuan penting lagi, yaitu bahwa bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi, tetapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa diturunkan dari alam semesta di mana segala sesuatunya saling menjauh adalah bahwa alam semesta dengan konstan ―mengembang‖. Pendapatnya ini menjadi bukti kuat kebenaran teori big bang. Jika alam semesta mengembang semakin besar sejalan dengan waktu, berarti jika mundur ke masa lalu berarti alam semesta semakin keci dan akan mengerut kemudian bertemu pada satu titik. Kesimpulan yang harus diturunkan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat, semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai volume nol karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutanbig bang dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan. Untuk menunjang penelitiannya mengenai alam semesta, Hubble meyakinkan pengelola observatorium untuk memasang teleskop yang lebih besar. Instrumen pada desain teleskop Hale yang bediameter 500 cm ditentukan oleh Hubble sendiri.

129 Georges Lemaitre (1894-1966)

Seorang ahli astronomi Belgia yang pertama kali menyadari arti dari perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini, pada tahun 1927 ia mencetuskan teori Ledakan Besar kosmologi yang menyatakan bahwa alam semesta dimulai dengan suatu ledakan besar dahulu kala dan bahwa sejak itu kepingannya masih terus beterbangan. Lemaitre mendasarkan teorinya pada pengamatan Edwin Hubble mengenai alam semesta yang mengembang.

h) George Gamow (1904-1968)

Dia adalah seorang ahli astronomi Amerika yang merupakan pendukung teori Big Bang. Pada tahun 1948, dengan mengembangkan perhitungan yang sebelumnya telah diungkapkan oleh George Lemaitre, Gamow menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman Besar. Jika alam semesta terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah tertentu radiasi yang ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa dideteksi, dan harus sama di seluruh alam semesta.

Bukti ini pada akhirnya diketemukan pada tahun 1965, oleh dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson. Keduanya menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi yang disebut ―radiasi latar kosmis‖ tersebut tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.

i) G. P. Kuiper (1905-1973)

Dia adalah seorang astronom dari Belanda. Tahun 1950, dia menjadi astronom perintis yang mengemukakan ―Hipotesis Kondensasi‖. Hipotesis ini menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa. Kemudian, tahun 1951 ia pun memberikan usulan lain mengenai sistem tata surya. Usulan tersebut berdasarkan argumentasi bahwa semestinya materi-materi dari piringan

130

nebula pembentuk tata surya berkurang secara gradual ke arah tepi piringan. Usulan ini kemudian diperkuat oleh analisis dinamika komet-komet periode pendek yang menunjukkan bahwa komet-komet berasal dari ―sarang‖ komet yang terletak di luar orbit Neptunus. Kawasan ‖sarang‖ komet yang diduga berisi sekitar 35.000 objek batuan mengandung es itu kini dikenal sebagai sabuk Kuiper.

j) Clyde Tombaugh (1906-1997)

Ahli astronomi Amerika yang pada bulan Februari 1930 menemukan Pluto dengan mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell. Setelah penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak berhasil menemukan apapun. Pluto sempat dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya hingga status keplanetannya dicabut oleh IAU pada Agustus 2006.

k) Carl von Weizsacker (1912-….)

Seorang astronom Jerman yang dalam tahun 1945 menggagas dasar teori-teori modern mengenai asal mula tata surya. Ia membayangkan bahwa planet terbentuk dari kumpulan partikel-partikel debu yang berasal dari sebuah cakram yang terdiri dari materi yang mengelilingi Matahari saat masih muda. Teorinya ini merupakan perubahan dari teori sebelumnya yang digagas oleh Kant dan Laplace.

l) Sir Fred Hoyle (1915 - …)

Dia adalah seorang ahli astronomi dari Inggris. Dia dikenal dunia karena pendapatnya yang menentang teori ―Dentuman Besar‖ (Big Bang). Sekitar pertengahan abad ke-20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut ―Steady State‖ (keadaan tetap) yang mirip dengan teori alam semesta tetap di abad ke-19. Dengan menerima bukti-bukti yang menyatakan bahwa jagat raya selalu mengembang, dia berpendapat bahwa alam semesta tidak

131

terbatas baik dalam dimensi maupun waktu. Menurut teorinya itu, ketika jagat raya mengembang, materi baru muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang tepat sehingga alam semesta tetap berada dalam ―keadaan stabil‖. Dengan suatu tujuan jelas mendukung dogma ―materi sudah ada sejak waktu tak terbatas‖, yang merupakan basis filsafat materialis, teori ini mutlak bertentangan dengan teori Dentuman Besar.

Perkembangan ilmu astronomi pada masa-masa selanjutnya memberikan bukti-bukti baru yang semakin membenarkan teori ‖Dentuman Besar‖. Hal inilah yang kemudian memaksa Hoyle mengakui kesalahannya. Ditambah dengan adanya kejadian dimana Dennis Sciama yang selama bertahun-tahun menemani Hoyle dalam mempertahankan teori Steady State mengakui bahwa pertempuran telah usai dan bahwa teori keadaan-stabil harus ditinggalkan. Sir Fred Hoyle yang akhirnya harus menerima teori Big Bang, mengatakan dengan tegas bahwa alam semesta ini berasal dari sebuah ledakan.

m) Alexander Friedman

Pada tahun 1922, dia menunjukkan ketidakstatisan struktur alam semesta melalui perhitungannya. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa impuls yang sangat kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. Penemuan perhitungan Alexandra Friedman ini merupakan permulaan dirintisnya teori pembentukan alam semesta dari sebuah ledakan (Teori Big Bang).

n) Marteen Schmidt (1929-….)

Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh diluar galaksi kita.

132

Seorang ilmuwan Amerika yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet Mars. Ia banyak berkontribusi pada sebagian besar misi luar angkasa tak berawak yang bertugas mengeksplorasi tata surya. Ia pernah mengajukan suatu gagasan tentang pencantuman pesan universal yang tidak dapat dihapus pada suatu pesawat luar angkasa yang beranjak meninggalkan tata surya dan dapat dipahami oleh makhluk cerdas luar angkasa yang (mungkin) akan menemukannya. Pesan pertama yang pernah dikirim ke luar angkasa berupa plakat emas berukir yang dipasang di satelit luar angkasa, Pioneer 10. Ia terus memperbaiki rancangannya dan terlibat cukup intens pada rancangan pesan Voyager Golden Record yang dikirim bersama satelit luar angkasa Voyager.

p) William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith Kellman

Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes memberikan sistem klasifikasi bintang berdasarkan ketajaman garis-garis spektrum yang sensitif pada gravitasi permukaan bintang. Gravitasi permukaan berhubungan dengan luminositas yang merupakan fungsi dari radius bintang. Sistem pengklasifikasian bintang ini kemudian disebut sebagai Klasifikasi Yerkes atau klasifikasi MKK yang berasal dari inisial para pengembangnya. Klasifikasi Yerkes atau kelas luminositas membagi bintang-bintang ke dalam kelas berikut :

0 maha maha raksasa (hypergiants) (penambahan yang dilakukan belakangan)

I maharaksasa (supergiants)

133

 Iab kelas antara maharaksasa terang dan yang kurang terang

 Ib maharaksasa kurang terang

II raksasa-raksasa terang (bright giants)

III raksasa (giants)

IV sub-raksasa (subgiants)

V deret utama atau katai (main sequence atau dwarf)

VI sub-katai (subdwarfs)

VII katai putih (white dwarfs) q) Antony Hewish

Pada bulan Juli 1967, Antony Hewish dan Jocelyn Bell meneliti ―kedipan‖ quasar. Kemudian, pada bulan November 1967 mereka mendapat sinyal yang tak biasa yangberulang setiap 1,3 detik (scruff). Lalu Januari 1968, Hewish mengumumkan penemuan sumber radio di langit berasal dari bintang neotron yang berotasi sangat cepat. Dan Digunakan istilah ‗pulsar‘ (pulsaring radio source, sumber radio yang berdenyut)oleh jurnalis Daily Telegraph.

r) John Archibald Wheeler

Seorang fisikawan Amerika yang pertama kali menggunakan istilah ―lubang hitam‖ pada tahun 1968. Sebelumnya, Pada tahun 1783 John Mitchell berpendapat: ―Bila bumi memiliki kecepatan lepas 11 km/s, tentu ada planet/bintang lain mempunyai gravitasi lebih besar‖. Mitchell memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali massa matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.

Adapun Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Dan penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/c2 dengan G = 6,67 x

134

10-11 Nm2kg-2, M = massa lubang hitam (kg), c = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam. Black hole atau lubang hitam baru-baru ini diduga menarik susunan ruang dan waktu di sekitarnya sambil berputar, menciptakan gelombang dimana materi kosmis berselancar di atasnya, demikian diungkapkan para astronom.

Karena black hole menarik segala sesuatu termasuk cahaya, maka mereka tidak bisa terlihat. Namun para astronom telah sejak lama mempelajari fenomena-fenomena yang tampak di sekitar black hole, dan menemukan apa yang mereka sebut sebagai piringan tambahan – suatu bundaran materi yang biasanya berisi materi-materi yang dihisap dari bintang-bintang di dekatnya, yang merupakan sumber makanan black hole.

Black Hole (Lubang Hitam) ini terbentuk ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya, sehingga jari-jarinya mengecil dan volume menyusut, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun, sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya sehingga cahaya tidak mampu melepaskan diri darinya. Namun, bintang yang runtuh seperti itu dapat diketahui dari dampak yang ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya.

s) Kentaro Osada

Pada malam 29 Agustus 1975, ia menemukan bintang yang terang (Cygni 1975) yang merupakan nova yang paling terang pada abad ke-20.Kemudian, pada abad ke-19 ini juga ditemukan kabut kepiting yang merupakan sisa ledakan bintang yang terang (supernova) pada 900 tahun yang lalu.Dan untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil merekam ledakan sebuah supernova. Ledakan bintang, atau supernova, adalah salah satu kejadian paling

135

spektakuler yang terjadi di alam semesta, yang menghasilkan jumlah energi yang sama dengan triliunan bom nuklir yang diledakkan pada saat bersamaan.

Dalam dokumen sejarah fisika buku (Halaman 121-140)