• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ilmu Astronomi Di Indonesia

Dalam dokumen sejarah fisika buku (Halaman 150-157)

Sejarah telah mencatat, geliat penerapan astronomi di kepulauan Nusantara telah ada sejak beberapa abad silam. Penanggalan kalender jawa, penentuan musim hujan, kemarau, panen, dan ritual kepercayaan lain yang menggunakan peredaran gerak benda langit sebagai acuan. Bahkan, mengutip sebuah lagu ―nenek moyangku seorang pelaut‖, mereka pun mahir menggunakan rasi-rasi bintang sebagai penunjuk arah.

151

Zaman beranjak ke masa kerajaan Hindu-Budha, dimana candi-candi dibangun berdasarkan letak astronomis. Candi-candi di daerah Jawa Tengah dibangun dengan menghadap ke arah terbitnya Matahari, timur. Sedangkan bangunan candi di Jawa Timur, menghadap ke barat, dimana Matahari terbenam. Meski begitu, ada sedikit perbedaan dengan candi kebesaran rakyat Indonesia, Candi Borobudur, yang dibangun menghadap ke arah utara-selatan tepat pada sumbu rotasi Bumi. Gunadharma, yang membangun Candi Borobudur memakai patokan bintang polaris yang pada masa dinasti Syailendra masih terlihat dari Pulau Jawa.

Mulai abad ke 18, perjalanan Astronomi Indonesia telah beranjak ke arah yang lebih empiris. Pada masa itu, masyarakat dunia belum tahu jarak Bumi-Matahari. Halley, yang telah menemukan cara untuk menentukan paralaks Matahari, membutuhkan pengamatan di tempat yang berbeda-beda. Dengan menggunakan hukum Kepler, ia telah menghitung akan terjadinya transit Venus pada tahun 1761 dan 1769. Dan pengamatan fenomenal itu dilakukan di Batavia (Jakarta), di sebuah Planetarium pribadi milik John Mauritz Mohr, seorang pendeta Belanda kelahiran Jerman. Selain Mohr, Astronom Perancis De Bougainvile juga melakukan pengamatan transit Venus pada tahun 1769. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran transit Venus yang kemudian dipublikasikan dalam Philosophical Transaction.

Tahun 1920, berdirilah Nederlandch Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Ilmu Astronomi Hindia Belanda) yang dipelopori oleh Karel Alber Rudolf Bosscha. Yang mencetuskan didirikannya sebuah observatorium untuk memajukan ilmu astronomi di Hindia Belanda. Butuh usaha yang tidak mudah untuk mendirikan observatorium yang sekarang terletak di daerah Lembang, arah utara Kota Bandung itu. Mulai dari penelitian lokasi yang tepat untuk pengamatan, hingga perjalanan teleskop ―Meredian Circle‖ dan ―Carl Zeiss Jena‖. Pembangunan Observatorium dimulai pada tahun 1922 di atas

152

tanah pemberian kakak beradik ―Ursone‖ seluas 6 hektar. Hingga akhirnya teleskop besar Zeiss mulai berfungsi pada tahun 1928. Beberapa bulan setelah instalasi teleskop, K.A.R. Bosscha meninggal, dan observatorium itu dinamai Observatorium Bosscha.Kini, observatorium bersejarah itu sudah berusia hampir 80 tahun. Di usianya yang mulai senja, Observatorium Bosscha telah menorehkan banyak catatan ke-astronomian. Sebagai contoh, penemuan planetary nebula di daerah langit selatan, 50% ditemukan di observatorium milik Indonesia ini. Ditambah dengan pengamatan-pengamatan lain seperti gerhana Matahari total pada tahun 1930, dimana Einstein duduk dalam komitenya untuk membuktikan Teori Relativitas Umum Einstein. Dan keikutsertaan Observatorium Bosscha dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam, dengan mengadakan jurusan Astonomi di ITB pada tahun 1959.

Minat masyarakat terhadap ilmu yang menjadi ―anak tiri‖ di Indonesia ini telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. Melihat antusiasnya masyarakat dan media ketika terjadi fenomena langit yang jarang terjadi seperti saat melintasnya komet Halley (1986), oposisi Mars (2003), transit Venus (2004), dan lainnya. Juga dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan pecinta Astronomi yang mulai marak. Dan beberapa media di dunia maya mulai dari millis, website, forum diskusi dan banyak blog yang berisikan info-info Astronomi.

Secara Internasional, astronomi di Indonesia pun sudah ‗cukup dipandang‘. Terbukti dengan dipercayanya Indonesia menjadi tuan rumah APRIM, ajang berkumpulnya para astronom dunia, pada tahun 2005 silam, juga sebagai tuan rumah olimpiade Astronomi Internasional tahun 2008 mendatang. Belum lagi banyaknya siswa yang membawa pulang medali ke tanah air, hasil dari pertarungan mereka dalam Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.Kini, setelah melihat perkembangan ilmu Astronomi yang cukup pesat, akankah pemerintah lebih memperhatikan

153

perkembangan ilmu alam ini? Seperti sudah menjadi hal umum jika ilmu alam kurang diperhatikan di negara tercinta ini. Padahal, sangatlah penting untuk membuka kesadaran sains di mata masyarakat Indonesia. Agar menjadi masyarakat yang cinta ilmu, yang bisa banyak membaca dari alam sekitarnya, dari tingginya langit hingga dalamnya lautan.

Kita bisa mencotoh negara-negara maju seperti Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) ataupun Badan Antariksa Eropa (ESA), yang menyiapkan divisi khusus untuk pelayanan informasi Astronomi bagi publik. Mulai dari informasi informal hingga terprogram seperti pelatihan guru sekolah dan bantuan implementasi kurikulum ilmu pengetahuan alam. Memasukkan astronomi dalam kurikulum pelajaran siswa sekolah, mengapa tidak?Indonesia, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke hanya memiliki sedikit sekali fasilitas astronomi. Hampir semua kegiatan astronomi terpusat di Observatorium Bosscha dan Planetarium Jakarta. Ide pembuatan observatorium di daerah-daerah terpencil sudah ada sejak dulu. Yang sudah mulai berjalan seperti Planetarium di Palembang dan Tenggarong, Kalimantan. Juga adanya rencana menjadikan Pulau Biak sebagai tempat peluncuran satelit. Para pecinta Astronomi dan masyarakat Indonesia pada umumnya, memiliki mimpi agar dapat dibangun lagi observatorium-observatroium di daerah-daerah ataupun pulau-pulau terpencil lainnya. Selain belum banyak terjamah manusia, hingga tingkat polusinya kecil dan memungkinkan untuk melihat langit sangat cerah, pembangunan fasilitas astronomi itu juga menjadi sebuah ajang penyebaran pendidikan sains yang tentunya dapat mengurangi tingkat kebodohan masyarakat Indonesia.

Pemerintah Indonesia dan para pecinta Astronomi dapat bekerja sama dalam menyebarkan ilmu astronomi. Dengan tersedianya fasilitas media yang cukup banyak, keinginan adanya majalah atau tabloid astronomi tentunya mimpi

154

yang harus diwujudkan. Kesediaan pemerintah untuk menyokong dana riset ataupun kegiatan keilmuan ini juga sangatlah diharapkan.

155 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kami tarik sebuah kesimpulan bahwa ilmu astronomi sangat menarik perhatian manusia yang didasari atas rasa ingin tahu akan fenomena alam . Sehingga manusia selalu mengembangkan ilmu pengetahuanya terutama ilmu pengetahuan teknelogi untuk mengungkap fenomena alam tersebut.

Dalam sejarah perkembangan astronomi modern, pendapat dan teori yangberkembang di Eropa sangat dipengaruhi oleh adanya pendapat yang telah dikemukakan dan penemuan-penemuan yang telah ditemukan oleh para cendekiawan muslim. Buah pikir dan hasil kerja keras para sarjana Islam di era tamadun diadopsi serta dikagumi para saintis Barat seperti Copernicus sebagai penemu ilmu astronomi modern dantokoh-tokoh astronomi Eropa lainnya seperti Regiomantanus, Kepler dan Peubach tak mungkin mencapai sukses tanpa jasa Al-Batani (salah satu Ilmuwan Astronomi Islam)

Pada mulanya, manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis.Seiring berputarnya waktu dan zaman, manusia pun memanfaatkan keteraturan benda-benda yang mereka amati di angkasa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penanggalan. Bahkan pada zaman sekarang manusia sudah mulai meneliti akan adanya kehidupan diplanet selain bumi.

Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi manusia mampu menciptakan alat-alat teknologi canggih yang dipakai untuk mengobservasi fenomena alam sehingga ilmu astronomi semakin berkembang dengan temuan– temuan terbarunya dari zaman ke zaman.

156 PERIODE I

 Adanya teori-teori tanpa pembuktian (antara zaman Purbakala sampai 1500 SM)

 Tokoh yang berperan penting : Aristoteles dan Archimedes PERIODE II

 Timbulnya metode eksperimen dalam membuktikan atau menemukan sesuatu (1550-1880)

 Tokoh yang berperan penting: Newton dan Huygens PERIODE III

 Timbulnya fisika Klasik (1800-1890)

 Tokoh yang berperan pentingThomas Young, Fresnel, dan Maxwel PERIODE IV

 Munculnya penelitian untuk membuktikan akan adanya Eter.

 Tokoh yang berperan penting: Michelson dan Denis Gabor PERIODE V

 Munculnya penelitian untuk membuktikan akan adanya Eter.

157

DAFTAR PUSTAKA

Zemansky, Mark W,1982. Kalor dan Termodinamika.Penerbit ITB: Bandung Saad,Michel A, 2000, Termodinamika Prinsip dan Aplikasi. PABELA: Surakarta Bueche, Frederick J. 1992. Fisika teori dan soal-soal. Penerbit Erlangga: Jakarta. http: // hukum-hukum termodinamika.html (www.google.com)

http:// persamaan keadaan.htm (www.google.com) - http: //temodinamika « All About Fisika.htm (www.google.com)

Asyari-Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma Persada – Jakarta. 10 Halliday-Resnick.1990.Fisika. Alih Bahasa Silaban-Sucipto. Erlangga, Jakarta. http://www.fisika-indonesia.co.cc/2010/07/termodinamika.html http://allinkblog.wordpress.com/2010/01/02/peristiwa-peristiwa-penting-perkembangan-termodinamika/ http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2010/02/ilmuwan-kimia-fisika-belanda.html http://www.mustofaabihamid.blogspot.com

Anonimus. 2011. Albert Einstein. (On-Line).

http//:id.wikipedia.wiki.org.albert_einstein. Diakses pada 06 Januari 2012.

Anonimus. 2011. Cahaya.(On-Line).http//:id.wikipedia.wiki.org.cahaya. Diakses pada 12 Desember 2011.

Anonimus. 2011. Efek Fotolistrik. (On-Line).

http//:id.wikipedia.wiki.org.efek_fotolistrik. Diakses pada 06 Januari 2012.

Anonimus. 2011. Optika. (On-Line). http//:id.wikipedia.wiki.org.optika. Diakses pada 12 Desember 2011.

Anonimus. 2011. Serat Optik. (On-Line).nhttp//:id.wikipedia.wiki.org.serat_optik. Diakses pada 06 Januari 2012.

Dalam dokumen sejarah fisika buku (Halaman 150-157)