• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJALANAN 4 0 TAHUN ITU

Dalam dokumen TEMPO Annual Report 2010. pdf (Halaman 52-56)

Gedung Tempo Senen.

52

LAPORAN TAHUNAN PT TEMPO INTI MEDIA TBK. 2010 KRON OLOGI LIN TASAN SEJARAH

MBM edisi perdana Pembreidelan pertama Pembreidelan kedua

1 9 7 1:

Tempo terbit

1 9 7 8:

Mendirikan PT Temprint

1 9 8 2:

Dibredel oleh rezim Orde Baru. Pada tahun yang sama terbit kembali.

1 9 9 4:

Dibredel untuk yang kedua kalinya

1 9 9 4:

Lahir Tempo Interaktif

1 9 9 8:

Terbit kembali

Lalu terjadi rembukan tripartit antara Yayasan Jaya Raya—yang dipimpin Ir. Ciputra—orang-orang bekas majalah Ekspres, dan orang- orang bekas majalah Djaja. Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Ciputra di Proyek Senen lantai III itu, disepakati berdirinya majalah yang meneruskan sifat majalah Ekspres, yakni majalah berita bergambar. Namanya Tempo.

Kenapa dipilih nama Tempo? Menurut Goenawan—Pemimpin Redaksi Tempo saat itu—mungkin karena kata ini mudah diucapkan, terutama oleh para pengecer. Co- cok pula dengan sifat sebuah media

berkala yang jarak terbitnya long- gar, yakni mingguan. Mungkin juga karena dekat sekali dengan nama majalah berita terbitan Amerika Serikat, Time—sekaligus sambil berolok-olok—yang sudah terke- nal. Edisi perdana majalah Tempo

terbit pada 6 Maret 1971.

Tahun 1970-an adalah masa pancaroba. Dengan rata-rata umur pengelola yang masih 20-an, serta keyakinan mereka bahwa majalah- nya akan dibaca banyak orang, Tem- po memang kemudian tampil beda. Segala daya upaya yang dikerahkan membuahkan hasil. Tempo diterima oleh masyarakat—meskipun tak

semudah yang dibayangkan. Meski di bidang redaksi cukup ba- nyak penulis yang berpengalaman— bahkan sebagiannya sastrawan yang sudah punya nama—secara keselu- ruhan tenaga kewartawanan masih sangat terbatas. Lebih payah lagi, or- ganisasinya masih berantakan.

"Kami hanya menduga-duga," kata Mas Goen (sapaan akrab Goe- nawan Mohamad), "bagaimana pro- ses kerja dan susunan tim yang tepat untuk majalah berita. Sebab, saat itu tak ada—di Indonesia—tempat belajar bikin majalah. Di New York mungkin ada, tapi buat ke sana, Tem- po saat itu belum punya ongkos."

Secara konseptual, Tempo meru- pakan majalah mingguan yang padat rubriknya. Ada lebih dari 30 rubrik dan selalu mengutamakan berita dari peristiwa-peristiwa aktual.

Tempo mencanangkan kon- sep peliputan berita yang sedapat mungkin dilakukan secara jujur tanpa apriori. Semua fakta diliput, baik yang disukai maupun tidak. Penjejalan ide/gagasan kepada pembaca dihindari oleh Tempo.

Perjuangan awal Tempo bukan tanpa pengorbanan. Waktu itu, se- tiap penulis yang mendapat tugas menulis laporan utama, begitu se- lesai bekerja, esoknya hampir pasti tidak masuk kantor. Sakit. Belum ada pembagian kerja saat itu. Un- tuk menulis berhalaman-halaman

Goenawan Mohamad (kanan) bercanda dengan Fikri Jufri (kanan kedua) dan Ciputra (kanan ketiga) saat sesi foto bersama para pendiri Tempo seusai pembuatan film 40 tahun Tempo di gedung Teater Salihara, Jakarta.

diperlukan segala kemampuan otak, saraf, mata, dan punggung. Apalagi tulisan itu harus disajikan dalam prosa yang menarik, dengan fokus tetap terjaga dan suspens yang me- mikat, kadang-kadang plus humor.

Namun setiap pengorbanan tidak- lah sia-sia. Dengan jatuh-bangunnya mengelola organisasi pers Tempo kala itu, semua jadi mengerti arti penting organisasi yang baik. Dengan organ- isasi, semua awak bisa berbagi kerja secara merata, dan “frekuensi sakit” pun bisa lebih diatur.

Perjalanan Tempo makin me- napak mantap. Majalah ini diterima masyarakat. Memang pada 1973 terjadi gugatan dari pihak majalah

Time. Tapi akhirnya, pada 1974, hal itu bisa diselesaikan dengan damai.

Pada 1982, untuk pertama kali- nya Tempo dibredel. Tempo dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Gol- kar. Saat itu tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi pemilihan presiden. Tapi akhirnya Tempo di- perbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas segel Ali Moertopo, Menteri Penerangan saat itu, agar

Tempo "bermuka manis" terhadap pemerintah.

Sejarah berkata lain. Makin sem- purna mekanisme internal kere- daksian Tempo, makin mengental semangat jurnalisme investigasi-

nya. Dengan begitu, makin tajam pula daya kritik Tempo terhadap pemerintahan Soeharto yang sudah sedemikian melumut. Puncaknya, pada Juni 1994, untuk kedua kalinya

Tempo dibredel oleh pemerintah, me-

lalui Menteri Penerangan Harmoko. Hasil investigasi majalah Tempo, dalam rubrik Investigasi di edisi awal terbit kembali, menyimpulkan bahwa Tempo dibredel karena ter-

lalu keras mengkritik Habibie dan Soeharto ihwal pembelian kapal- kapal bekas dari Jerman Timur.

Sejak 1994, banyak awak Tempo

yang menyebar di sejumlah media massa Indonesia. Ada yang di hari- an, sebagian lainnya di majalah, ada pula yang di media online. Namun, dari "lokasi persembunyian" di Ja- lan Proklamasi 72, dikomandani Toriq Hadad—Bambang Boedjono

2 0 0 0:

Tempo Edisi Bahasa Inggris Terbit

2 0 0 0:

PT Tempo Inti Media Go Public

2 0 0 1:

Koran Tempo Terbit. TNR dibentuk.

2 0 0 7:

Umag Terbit

2 0 1 1:

Majalah Tempo menapak usia 40 tahun. Peletakan batu pertama

Gedung Tempo.

2 0 0 9:

Travelounge Terbit. Bersama Kantor Berita,

KBR 68H mendirikan Tempo TV.

Suasana kantor Tempo Kuningan sebelum dibredel.

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan/massa di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan Tempo.

DOK. TEMPO

54

LAPORAN TAHUNAN PT TEMPO INTI MEDIA TBK. 2010

PERJALANAN 4 0 TAHUN ITU...

dan Yusril Djalinus (almarhum)— mengorbitlah Tempo Interaktif. Berita-berita yang diterbitkan

Tempo Interaktif mewakili kerin-

duan awak redaksi guna berolah pena. Sebab, pada saat itu, siapa menyangka kekuasaan Soeharto tinggal seumur jagung.

Walhasil, selepas Soeharto dileng- serkan mahasiswa, pada Mei 1998, kerabat kerja Tempo berembuk ulang. Mereka bertemu dan mengadakan rapat serius ihwal perlu-tidaknya majalah Tempo terbit kembali. Per- soalannya, sejauh itu awak Tempo su- dah tersebar luas di berbagai media dan perusahaan. Hasil rapat, Tempo

harus terbit kembali.

Maka, sejak 12 Oktober 1998, majalah Tempo hadir kembali ke hadapan pembacanya. Sampai saat dibredel, majalah ini telah 1.151 kali terbit. Satu eksemplar Tempo dari tiap nomor bila disambung vertikal akan setinggi 316,5 meter atau 2,3 kali tinggi Monumen Nasional. Saat

itu, pembacanya lebih-kurang sam- pai pada angka sejuta (satu majalah

Tempo, menurut survei, dibaca oleh

lima orang), dan Tempo punya 10 ribu agen dan pengecer, dari Meu- laboh (Aceh) sampai Nabire (Irian Jaya).

Untuk meningkatkan sebaran informasi, di bawah bendera PT Tempo Inti Media Tbk, belakangan muncul produk-produk jurnalistik baru dari Kelompok Tempo Media.

Ekspatriat yang tinggal di In- donesia kini tidak perlu kesulitan mengikuti peristiwa-peristiwa poli- tik, sosial, dan ekonomi, di Indone- sia khususnya, karena sejak tahun 2000 sudah ada majalah Tempo Edisi Bahasa Inggris.

Adapun Koran Tempo muncul di pasaran sejak 2001. Menyusul kemudian majalah lifestyle U-Mag

(2007) dan Travelounge (2009). Dengan adanya Majalah Tempo,

Koran Tempo, dan Tempo Interak-

tif, manajemen Tempo kemudian

mendirikan Tempo News Room

(TNR), kantor berita yang ber- fungsi sebagai pusat berita ketiga media tersebut.

Tempo juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan

Tempo TV, kerja sama dengan kan-

tor berita radio KBR68H. Semangat

Tempo TV adalah ingin menampil-

kan tayangan televisi yang berkuali- tas dan mencerahkan, “sebab infor- masi bukan hanya data yang masuk, tetapi juga data yang membuat kita tercerahkan,” kata Goenawan. Kini,

Tempo TV telah memberikan kontri-

busi program untuk lebih dari 40 TV lokal di seluruh Indonesia. Sampai akhir 2011 ditargetkan mencapai 70 stasiun.

Yang juga penting di dalam naungan Kelompok Tempo Me- dia adalah kehadiran percetakan PT Temprint. Percetakan yang mencetak produk-produk Kelom- pok Tempo dan produk dari luar ini pada 2011 melengkapi diri dengan membeli mesin cetak baru. De- ngan mesin Global G145 Platinum Series, Temprint siap memenangi kompetisi di dunia percetakan.

Kini, pada 2011, majalah Tempo

telah menapak usia yang ke-40. Se- buah perjalanan yang cukup pan- jang untuk media cetak. Life be-

gins at forty, kata orang. Semakin

matang, gairah kian membuncah. Dirgahayu Tempo, untuk publik, untuk republik. 

TIM BUKU LAPORAN TAHUNAN PT TEM PO INTI M EDIA TBK. 2 0 1 0

Penanggung Jawab: Rustam F. M andayun, Pengar ah Pr oduksi: Prasidono Listiaji, Pewawancar a/ Penulis: Yusroni Hendridewanto, Desainer Gr afis: Kemas M . Ridwan, Jemmi Ismoko, Fotogr afer / Per iset Foto: Lourentius Edi Purwantoro, Redaktur Bahasa: Uu Suhardi,

Tim Pendukung: Eko Hadi, Theresia Eni, Henny W idowati, Sumastiti Handaruni, Okky Santana

Newsroom

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Dalam dokumen TEMPO Annual Report 2010. pdf (Halaman 52-56)

Dokumen terkait