• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) Menurut

Dalam dokumen (STUDI PADA CV. SIPAKKO JAYA) SKRIPSI (Halaman 57-138)

BAB II KESESUAIAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN TANDAN BUAH

B. Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) Menurut

Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya merupakan perjanjian pengangkutan yang dimana lokasi pelaksanaannya dari Afdeling I, II, dan III Kebun Sei Galuh ke Pabrik Kelapa

53 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Op. Cit., hlm. 67.

Sawit (PKS) Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V. Adapun yang menjadi objek dalam perjanjian pengangkutan ini berupa Tandan Buah Segar sebanyak 12.121.000 Kg. Waktu pelaksanaan dari perjanjian pengangkutan ini adalah terhitung sejak 1 Juli 2018 sampai dengan 31 Desember 2018. Nilai dari perjanjian pengangkutan ini adalah sebesar Rp708.593.660,-

Selanjutnya perjanjian pengangkutan ini berisikan 18 Pasal yang telah disetujui dan disepakati masing-masing pihak. Pasal 1 membahas mengenai Ketentuan Umum dan Definisi, Pasal 2 membahas mengenai Objek dan Lokasi Pekerjaan, Pasal 3 membahas mengenai Spesifikasi Pekerjaan, Pasal 4 membahas mengenai Harga, Pasal 5 membahas mengenai Hak dan Kewajiban Para Pihak, Pasal 6 membahas mengenai Syarat-Syarat Pembayaran, Pasal 7 membahas mengenai Jangka Waktu Pekerjaan, Pasal 8 membahas mengenai Sanksi, Pasal 9 membahas mengenai Keikutsertaan Tenaga Kerja Lokal Disekitar Objek Pekerjaan, Pasal 10 membahas mengenai Keadaan Kahar (Force Majeure), Pasal 11 membahas mengenai Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond),

Pasal 12 membahas mengenai Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan, Pasal 13 membahas mengenai Tenaga Kerja Pihak Kedua, Pasal 14 membahas mengenai Kebijakan Mutu, K3 dan Lingkungan Hidup, Pasal 15 membahas mengenai Addendum Surat Perjanjian, Pasal 16 membahas mengenai Pembatalan Pekerjaan, PAsal 17 membahas mengenai Penyelesaian Perselisihan dan Pasal 18 membahas mengenai Penandatangan Surat Perjanjian. Masing-masing pasal tersebut menjelaskan secara rinci objek kajiannya masing-masing demi mencegah terdapat perbedaan pemahaman antara kedua belah pihak.

Dalam Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya empat syarat sah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata telah terpenuhi. "Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya" diartikan sebagai pernyataan mengenai kemauan bebas dari

masing-masing pihak. Syarat ini sebagai syarat pertama terpenuhi ditunjukkan dengan penjelasan:

1. Pada halaman 1 poin 1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyebutkan bahwa "Pihak Pertama sebagai pemberi pekerjaan telah menyelenggarakan pelelangan sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru."

2. Pada halaman 2 poin 2 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyebutkan "Bahwa Pihak Kedua adalah salah satu peserta pelelangan pada proses pelelangan yang diselenggarakan oleh Panitia Pelelangan PT. Perkebunan Nusantara V."

3. Pada halaman 2 poin 3 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyebutkan "Bahwa Pihak Kedua menyatakan setuju mengikatkan diri dan menyanggupi untuk menerima dan melaksanakan pekerjaan dari Pihak Pertama sampai dengan selesai serta sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan."

Syarat kedua adalah "kecakapan untuk membuat perjanjian." Pada syarat ini yang menjadi bahasan utama adalah subjek dalam perjanjian pengangkutan tersebut. Baik itu pihak yang memiliki kewajiban maupun pihak yang mendapat hak atas pelaksanaan kewajiban tersebut harus cakap menurut hukum untuk bertindak sendiri. Dalam Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya syarat ini terpenuhi ditunjukkan dari penjelasan:

1. Pada halaman 1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang

menjelaskan bahwa "Dekon Naibaho, dalam jabatannya selaku General

Manager Distrik Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V yang berkedudukan di Kebun Sei Galuh, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, bertindak untuk dan atas nama PT. Perkebunan Nusantara V, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama." Pihak Pertama dianggap sebagai subjek yang cakap menurut hukum karena tidak berada di bawah umur, tidak berada di bawah pengawasan dan tidak merupakan seorang perempuan yang telah menikah.

2. Pada halaman 1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menjelaskan bawa "Viktor James Napitupulu, SH. dalam jabatannya selaku Direktur CV. Sipakko Jaya, yang berkedudukan di Jalan Duyung Ujung, Pekanbaru, bertindak untuk dan atas nama CV. Sipakko Jaya yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua." Pihak Kedua dianggap sebagai subjek yang cakap menurut hukum karena tidak berada di bawah umur, tidak berada di bawah pengawasan, dan tidak merupakan seorang perempuan yang telah menikah.

"Suatu hal tertentu" menjadi syarat ketiga dalam sahnya perjanjian. Dalam syarat ketiga ini dijelaskan bahwa objek dalam prjanjian pengangkutan haruslah jelas. Objek dalam perjanjian pengangkutan disini adalah hal yang diwajibkan kepada pihak berwajib (debitur) dan hal yang terhadap pihak berhak (kreditur) mempunyai hak. Dimana yang menjadi objek dalam Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT.

Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya tertulis dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) halaman 3 Pasal 2 yang membahas mengenai Objek dan Lokasi Pekerjaan. Dalam Pasal ini dijelaskan bahwa "Pihak Pertama dengan kedudukannya seperti tersebut diatas menyerahkan suatu pekerjaan pemborongan kepada

Pihak Kedua dengan objek pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) dari Afdeling I, II, dan III Kebun Sei Galuh sebanyak 12.121.000 Kg ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V." Dengan begitu, terpenuhilah syarat ketiga yakni objek yang sah dan jelas mengenai jenis dan jumlah serta hal lainnya yakni 12.121.000 Kg Tandan Buah Segar.

Menurut syarat keempat, suatu perjanjian pengangkutan dianggap sah apabila disebabkan oleh suatu sebab yang halal. Dalam hal ini, perjanjian pengangkutan harus dikehendaki Undang-Undang dan tidak boleh bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT.

Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya merupakan perjanjian dalam pekerjaan pengangkutan yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana disebutkan dalam halaman 1 poin 1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyebutkan "Bahwa Pihak Pertama sebagaimana pemberi pekerjaan telah menyelenggarakan pelelangan sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan PT Perkebunan Nusantara V." Perjanjian pengangkutan ini juga dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal per pasalnya. Maka syarat keempat menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terpenuhi.

Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya dalam pelaksanaannya memenuhi asas-asas yang terkandung dalam perjanjian. Asas Kebebasan Berkontrak yang berarti perwujudan dari kehendak bebas para pihak terpenuhi dilihat dari halaman 2 poin 3 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyatakan "Bahwa Pihak Kedua menyatakan setuju mengikatkan diri dan menyanggupi untuk menerima dan melaksanakan pekerjaan dari Pihak Pertama sampai dengan selesai sesuai dengan syarat dan ketentuan yang

ditetapkan." Asas Konsesualisme yang berarti kesepakatan juga terpenuhi dilihat pada halaman 2 poin 4 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) yang menyatakan

"Para Pihak selanjutnya sepakat mengadakan Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut." Lain halnya dengan Asas Kepastian Hukum yang tidak tercantum secara tertulis dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) namun terpenuhi karena keberadaan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) itu sendiri yang berlaku sebagai undang-undang bagi masing-masing pihak.

Bentuk dari Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT.

Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya sendiri termasuk kedalam perjanjian tertulis dan digolongkan ke dalam perjanjian tidak bernama karena perjanjian ini belum dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara V dan CV. Sipakko Jaya menentukan sendiri ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian pengangkutan tersebut. Selanjutnya Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ini berlaku sebagai undang-undang bagi masing-pasing pihak di dalamnya.

Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya termasuk ke dalam jenis pengangkutan darat.

Angkutan darat sendiri terbagi atas:

1. Angkutan jalan raya

Angkutan jalan raya meliputi angkutan yang menggunakan alat angkut berupa manusia, binatang, pedati, sepeda motor, becak, bus, truck, dan kendaraan bermotor lainnya. Tenaga yang digunakan adalah tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, BBM (bahan bakar minyak), dan diesel.

2. Angkutan jalan rel atau kerta api

Angkutan jalan rel menggunakan kereta api yang terdiri dari lokomotif, gerbong barang dan kereta penumpang. Jalan yang dipergunakan berupa jalan rel baja, baik dua rel mauupun mono rel dengan tenaga pengerak berupa tenaga uap, diesel dan tenaga listrik.

54

Dalam hal ini, Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT.

Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya merupakan perjanjian pengangkutan yang menggunakan angkutan darat yakni angkutan jalan raya dengan menggunakan truck yang merupakan kendaraan pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari lapangan menuju Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah lebih lanjut. Dalam pelaksanaannya, perjanjan pengangkutan ini juga telah memenuhi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Buku 1, Bab 2 dan 3 mulai Pasal 90-98 yang tercantum dalam pasal per pasal di dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak). Begitu juga dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1365 dan 1367 juga dipenuhi oleh perjanjian pengangkutan ini sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 8 Surat Perjanjan Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak).

Pihak PT. Perkebunan Nusantara V dalam Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) digolongkan kedalam perusahaan berbentuk perseorangan (Persero) yang awalnya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak CV. Sipakko Jaya digolongkan sebagai Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yakni sebagai persekutuan bukan badan hukum yakni CV. Dalam pelaksanaannya, perjanjian pengangkutan ini juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan baik itu dari segi ketentuan umum, asas dan tujuan, penyelenggaraan, kendaraan, pengemudi, pengaturan mengenai angkutan baik itu dokumen maupun muatan hingga

54 Sinta Uli, Pengangkutan, USU Press, Medan, 2006, hlm. 58.

perizinan, hingga keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dan peran serta masyarakat.

BAB III

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) ANTARA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V DENGAN CV. SIPAKKO

JAYA MENURUT ASAS CAMPURAN DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN

A. Gambaran Umum tentang PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya

PT. Perkebunan Nusantara V merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan (Persero) yang pada awalnya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 14 Februari 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 10 tahun 1996 tentang Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan. Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara V merupakan konsolidasi proyek-proyek pengembangan kebun eks PT. Perkebunan (PTP) II, PTP IV dan PTP V di Provinsi Riau. Adapun kantor pusat PT. Perkebunan Nusantara V terletak di Jalan Rambutan Nomor 43 Pekanbaru, Riau. Kantor perwakilan PT. Perkebunan Nusantara V terletak di Jalan Cempaka Putih Tengah XXX Nomor 73 Jakarta Pusat.55

Anggaran Dasar PT. Perkebunan Nusantara V sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dari Anggaran Dasar sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerinta Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Perkebunan Nusantara III yang mengalihkan 90% saham PT. Perkebunan Nusantara V dari milik negara menjadi milik PT. Perkebunan Nusantara III. Perubahan struktur saham

55 https://www.ptpn5.com diakses pada tanggal 2 Desember 2018 pada pukul 10.00.

ini berarti berubahnya status PT. Perkebunan Nusantara V dari BUMN menjadi Anak Perusahaan Holding BUMN Perkebunan dengan PT. Perkebunan Nusantara III sebagai Champion. Perubahan tersebut dituangkan dengan Akta Nomor 26 tanggal 23 Oktober

2014 dan mendapat pengesahan dari Menkumham RI melalui Surat Nomor: AHU-10531.40.20.2014 tanggal 04 November 2014.

Adapun yang menjadi visi dari PT. Perkebunan Nusantara V adalah menjadi perusahaan agribisnis terintegrasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Sedangkan yang menjadi misi nya adalah pengelolaan agro industri kelapa sawit dan karet secara efisien bersama mitra untuk kepentingan stakeholder, penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, kriteria minyak sawit berkelanjutan, penerapan standar industri dan pelestarian lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat diterima oleh pelanggan, serta penciptaan keunggulan kompetitif di bidang SDM melalui pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan praktek-praktek terbaik dan sistem manajemen SDM terkini guna meningkatkan kompetensi inti perusahaan.56

PT. Perkebunan Nusantara V per Desember 2014 memiliki kebun inti sawit dengan total luas areal tanaman seluas 78.340,09 Ha dengan komposisi TM seluas 57.419,60 Ha, TBM seluas 17.540,09 Ha, TB/TU/TK seluas 2.736, areal bibitan seluas 127,40 Ha dan areal non produktif seluas 517 Ha. PT. Perkebunan Nusantara V juga memiliki kebun inti karet dengan total luas areal 8.184 Ha dengan komposisi TM seluas 5.215 Ha, TBM seluas 2.898 Ha, TB/TU/TK seluas 68 Ha dan bibitan seluas 3 Ha.

PT. Perkebunan Nusantara V memiliki 12 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk mengolah komoditi kelapa sawit. Total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton Tandan Buah segar (TBS) per jam dengan hasil olahan berupa minyak sawit dan inti sawit.

56 Ibid.

Selanjutnya guna mengolah lebih lanjut komoditi inti sawit PT. Perkebunan Nusantara V memiliki 1 unit Pabrik Palm Kernel Oil dengan kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari dengan hasil olahan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).57

Adapun struktur organisasi Kebun Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V yang menjadi tempat penelitian penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Ranfandi sebagai Manager Kebun;

2. Bapak W. Dasopang sebagai Asisten Kebun;

3. Bapak Paidi sebagai Humas dan Asisten Umum;

4. Ibu Rika Susilawati sebagai Kepala Tata Usaha;

5. Bapak M. Setiawan sebagai Asisten Afdeling I;

6. Bapak Suwardi sebagai Asisten Afdeling II;

7. Bapak Armansah Purba sebagai Asisten Afdeling III;

8. Bapak Ganda Purba sebagai Asisten Afdeling IV;

9. Bapak Marpe Bangun sebagai Asisten Afdeling V.

58

CV. Sipakko Jaya sendiri merupakan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang berbentuk Commanditaire Vennootschap (CV). Jajaran direksi dari CV. Sipakko Jaya adalah Viktor James Napitupulu, SH sebagai direktur dan Marthalena BR. Sibarani, SE sebagai wakil direktur. CV. Sipakko Jaya didirikan pada tanggal 01 Oktober 2005 dan berkantor pusat di Pekanbaru.59 Adapun yang menjadi maksud dan tujuan CV. Sipakko Jaya didirikan adalah untuk menjalankan usaha perdagangan umum, usaha dalam bidang pemborongan bangunan, usaha dalam bidang pengangkutan, bidang real estate, bidang industri, bidang pertanian, bidang land clearing, bidang pengelolaan hasil hutan dan untuk memberi jasa dalam segala bidang kecuali mengenai pajak dan hukum. Modal CV.

Sipakko Jaya tidak ditentukan besarnya dan setiap waktu dapat dilihat dari buku-buku

57 Ibid.

58 Wawancara langsung dengan Paidi sebagai Humas dan Asisten Umum Kebun Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V pada tanggal 23 Desember 2018.

59 Akta Pendirian CV. Sipakko Jaya, 2005.

CV. Sipakko Jaya sendiri. Dalam hal pembagian keuntungan dan pembebanana kerugian, ditanggung masing-masing pesero dalam CV. Sipakko Jaya sesuai dengan perimbangan modal yang dimasukkan ke dalam CV. Sipakko Jaya.

Pada awalnya sebelum CV. Sipakko Jaya berdiri, Viktor James Napitupulu, SH secara pribadi sudah ikut terlibat dalam pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) dengan cara ikut bagian (sub) dengan Koperasi Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V yang menjadi pemenang dalam pelelangan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS). Keterlibatan ini dimulai dari bulan Februari 2002 dengan menggunakan kendaraan pribadi berupa truck sebanyak 3 unit. Setelah beberapa tahun, Koperasi Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V bukan lagi sebagai pemenang dalam pelelangan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) dan kemudian diambil alih oleh CV. Sipakko Jaya Dalam melaksanakan kegiatan pengangkutan, CV. Sipakko Jaya menggunakan angkutan berupa kendaraan truck sebanyak 6 unit untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari lapangan menuju Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah lebih lanjut. 60

B. Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT. Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya

Pelaksanaan perjanjian pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) diawali dengan adanya pelelangan yang diselenggarakan oleh PT. Perkebunan Nusantara V sebagai pemberi pekerjaan. Pengumuman pelelangan dilaksanakan serentak dengan pengumuman rencana kerja dan syarat-syarat serta pemberian memo undangan penawaran kepada

60 Wawancara dengan Viktor James Napitupulu, SH. sebagai Direktur CV.

Sipakko Jaya via telepon pada tanggal 13 Desember 2018.

perusahaan peserta pelelangan yakni pada tanggal 4 Juni 2018. Pelelangan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara V. Terkait dengan adanya pelelangan tersebut, perusahaan peserta pelelangan membuat surat penawaran kepada PT. Perkebunan Nusantara V selaku penyelenggara dengan batas waktu sampai dengan 7 Juni 2018. PT. Perkebunan Nusantara V kemudian mengeluarkan Berita Acara Evaluasi Harga dan Teknis dan membuat Laporan Panitia Pelelangan. Setelah itu, pada tanggal 25 Juni 2018, Surat Keputusan Pemenang dan Surat Pengumuman Keputusan dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara V selaku penyelenggara. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan keluarnya Surat Penunjukkan Pemenang dengan CV. Sipakko Jaya sebagai pemenang dalam pelelangan tersebut.61

Setelah ditetapkan sebagai pemenang, CV. Sipakko Jaya menyatakan setuju untuk mengikatkan diri dan menyanggupi untuk menerima dan melaksanakan pekerjaan dari PT. Perkebunan Nusantara V sampai dengan selesai sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan. Ketika CV. Sipakko Jaya telah setuju untuk mengikatkan diri, maka kedua belah pihak baik CV. Sipakko Jaya maupun PT. Perkebunan Nusantara selanjutnya sepakat mengadakan Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) yang dituangkan di dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) dengan nomor 76/5.DSGH/SPER/NP/265/VI/2018 tertanggal 28 Juni 2018. Adapun yang menjadi objek dalam perjanjian pengangkutan ini adalah 12.121.000 Kg Tandan Buah Segar (TBS) dengan lokasi dari Afdeling I, II, dan III ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Sei Galuh PT. Perkebunan Nusantara V. Dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS), CV. Sipakko Jaya wajib mengikuti seluruh ketentuan dan persyaratan tentang spesifikasi pekerjaan baik teknis pelaksanaan maupun bahan baku yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis dan bestek yang terdapat dalam Dokumen

61 Wawancara dengan Marthalena BR Sibarani sebagai Wakil Direktur CV.

Sipakko Jaya via telepon ada tanggal 15 Desember 2018.

Pelelangan. CV. Sipakko Jaya sebagai penyedia jasa angkutan juga harus mempergunakan kendaraan nomor polisi (plat) kuning. Apabila CV. Sipakko Jaya menggunakan kendaraan dengan plat hitam, maka PT. Perkebunan Nusantara V tidak akan membayar PPN. Spesifikasi pekerjaan dalam pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) tidak dapat dirubah oleh CV. Sipakko Jaya tanpa sepengetahuan dan ijin tertulis dari PT. Perkebunan Nusantara V.

Dalam hal pembayaran, PT. Perkebunan Nusantara V melaksanakan terhadap CV.

Sipakko Jaya sesuai dengan realisasi yang telah dikerjakan setiap bulannya. Dimana dokumen permintaan pembayaran harus dilengkapi dan melampirkan Persetujuan Izin Pembayaran oleh PT. Perkebunan Nusantara V, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan oleh PT. Perkebunan Nusantara V dan CV. Sipakko Jaya, Berita Acara Laporan Pemeriksaan Kemajuan Fisik Pekerjaan oleh PT. Perkebunan Nusantara V dan CV. Sipakko Jaya, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan oleh PT. Perkebunan Nusantara V dan CV. Sipakko Jaya serta Copy Surat Perjanjian milik CV. Sipakko Jaya (untuk pembayaran tahap pertama).62

Pelaksanaan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) dimulai pada tanggal 1 Juli 2018 dan harus diselesaikan CV. Sipakko Jaya dan dapat diterima dengan baik oleh PT. Perkebunan Nusantara V selambat-lambatnya 31 Desember 2018 berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Tandan Buah Segar (TBS) sendiri harus diangkat setiap harinya karena apabila terdapat kelalaian 1 hari maka kadar asam pada Tandan Buah Segar (TBS) akan tinggi yang menyebabkan turunnya kualitas dari Tandan Buah Segar (TBS) itu sendiri. Dalam melaksanakan pengangkatan Tandan Buah Segar (TBS), CV. Sipakko Jaya menggunakan 6 unit angkutan yakni truck yang terdiri

62 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) Pasal 6 tentang Syarat-Syarat Pembayaran.

dari 4 unit truck milik pribadi CV. Sipakko Jaya dan 2 unit truck milik masyarakat desa.

Hal ini dikarenakan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Pasal 9 disebutkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS), CV. Sipakko Jaya harus melibatkan dan mengutamakan tenaga lokal di sekitar objek pekerjaan.

Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS), baik CV. Sipakko Jaya maupun PT. Perkebunan Nusantara V menempatkan tenaga pengawas lapangan. Dimana pada saat PT. Perkebunan Nusantara V memeriksa pekerjaan maka CV. Sipakko Jaya wajib menyediakan segala fasilitas yang diperlukan bagi kepentingan terebut. CV. Sipakko Jaya juga diwajibkan untuk mematuhi saran-saran dan petunjuk yang diberikan oleh Pengawas Lapangan demi kelancaran serta hasil kerja yang baik. Terkait hal tercapainya sasaran dan kesinambungan pelaksanaan pekerjaan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS), PT. Perkebunan Nusantara V berhak menseleksi keahlian dan kondisi fisik tenaga kerja lapangan yang diajukan oleh CV.

Sipakko Jaya. Dalam pelaksanaan pun, CV. Sipakko Jaya wajib memperhatikan jasa yang digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan PT. Perkebunan Nusantara V.

Selain itu, CV. Sipakko Jaya harus memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) serta mematuhi rambu-rambu yang ada di areal tempat kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Berakhirnya Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) antara PT.

Perkebunan Nusantara V dengan CV. Sipakko Jaya

Menurut Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, hapusnya perikatan atau berakhirnya perjanjian dapat terjadi karena beberapa sebab, yang secara garis besar dapat dibedakan ke dalam:

1. Karena pemenuhan perikatan sendiri, yaitu karena adanya pembayaran, penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau penitipan dan pembaharuan utang;

2. Karena terjadinya suatu peristiwa perdata yang menghapuskan kewajiban kedua belah pihak dalam perikatan, yaitu dalam hal terjadinya perjumpaan utang, dan percampuran utang;

3. Karena terjadinya suatu perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban

debitor dalam perikatan, yaitu karena diberikannya pembebasan utang oleh

3. Karena terjadinya suatu perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban

debitor dalam perikatan, yaitu karena diberikannya pembebasan utang oleh

Dalam dokumen (STUDI PADA CV. SIPAKKO JAYA) SKRIPSI (Halaman 57-138)

Dokumen terkait