• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016 Agunan yang diambil alih, rekening perantara

45. PERJANJIAN PENTING

Perjanjian Implementasi Sistem Aplikasi Terintegrasi Transaksi Manajemen – PT Sigma Cipta Caraka

Pada tanggal 26 Agustus 2014, BVIC, entitas anak, dan PT Sigma Cipta Caraka telah menandatangani Perjanjian Aplikasi Terintegrasi Transaksi Manajemen, dimana PT Sigma Cipta Caraka setuju untuk memberikan layanan jasa untuk membuat sistem untuk operasi bisnis BVIC, entitas anak.

Berdasarkan perjanjian ini, PT Sigma Cipta Caraka memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut: 1. PT Sigma Cipta Caraka berhak mendapatkan pembayaran dari BVIC, entitas anak.

2. PT Sigma Cipta Caraka wajib memberikan lisensi aplikasi kepada BVIC, entitas anak.

3. PT Sigma Cipta Caraka wajib membuat aplikasi sesuai dengan keinginan BVIC, entitas anak. 4. PT Sigma Cipta Caraka wajib membuat laporan kemajuan proses implementasi.

5. PT Sigma Cipta Caraka wajib memastikan program telah benar untuk mencegah kesalahan. Perjanjian ini berlaku selama lima (5) tahun sejak tanggal 26 Agustus 2014 dan akan berakhir pada tanggal 25 Agustus 2019.

a. Manajemen Risiko

Pengelolaan risiko di Grup mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Grup berdasarkan kebutuhan akan kesimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.

Untuk mengakomodasi pertumbuhan bisnis, Grup secara terus menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Grup adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko harga ekuitas, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kepentingan untuk mengelola risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia.

Direksi Grup menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

Risiko suku bunga

Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Grup memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dari kreditur yang menawarkan suku bunga yang paling menguntungkan Grup. Persetujuan dari Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Grup menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga.

Analisis sensitivitas suku bunga

Analisis sensitivitas suku bunga digunakan untuk menganalisis dampak kemungkinan perubahan suku bunga terhadap laba atau rugi dan ekuitas.

Jika suku bunga simpanan nasabah lebih tinggi/rendah 1% dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba Grup untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 akan turun/naik sebesar Rp 156.167.424. Hal ini terutama disebabkan oleh eksposur Grup terhadap simpanan nasabah dengan suku bunga variabel.

Risiko nilai tukar mata uang asing

Grup mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Grup pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 43.

a. Manajemen Risiko (lanjutan)

Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) Analisis sensitivitas mata uang asing

Tabel berikut merinci sensitivitas Grup terhadap mata uang asing. Tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para manajemen kunci dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata yang asing moneter yang ada dan menyesuaikan translasinya dalam nilai tukar mata uang asing. Jumlah positif di bawah ini menunjukkan peningkatan laba dimana Rupiah menguat terhadap mata uang asing. Untuk melemahnya Rupiah terhadap mata uang asing, akan ada dampak yang sama pada laba, dan saldo di bawah ini akan menjadi negatif.

2016 2015 2016 2015

% %

Mata uang asing 5% 5% 1.863.221 374.726

Pengaruh pada laba atau rugi setelah pajak

Risiko harga ekuitas

Investasi jangka panjang Grup terutama terdiri dari investasi minoritas dalam ekuitas perusahaan swasta Indonesia. Sehubungan dengan perusahaan Indonesia dimana Grup memiliki investasi, kinerja keuangan Grup tersebut kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia.

Risiko kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup.

Risiko kredit Grup terutama melekat pada kas dan setara kas, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, piutang premi dan reasuransi, piutang lembaga kliring dan penjamin, piutang nasabah, piutang perusahaan efek lain, pendapatan bunga yang masih akan diterima, piutang kegiatan manajer investasi, piutang lain-lain, pinjaman yang diberikan, pembiayaan dan piutang syariah dan tagihan akseptasi. Grup menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya, sedangkan piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Eksposur Grup dan pihak lawan dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara pihak lawan yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) pihak lawan yang direview dan disetujui oleh manajemen secara tahunan.

Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Grup mengelola dan mengendalikan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau

exposure terkait dengan batasan-batasan tersebut.

Agunan dan peningkatan kredit lainnya

Grup memiliki agunan berupa portofolio efek, simpanan, tanah dan bangunan. Jumlah dan jenis agunan yang diperlukan bergantung pada risiko kredit. Pedoman pelaksanaan mengenai penerimaan jenis agunan dan parameter penilaian, sudah merupakan kewajiban Grup untuk menghapus properti secara teratur. Secara umum, penambahan yang digunakan untuk mengurangi atau membayar klaim yang masih beredar dan tidak ditempati untuk penggunaan bisnis.

a. Manajemen Risiko (lanjutan) Risiko kredit (lanjutan)

Tabel dibawah ini menunjukan maksimum eksposur risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015:

2016 2015

Laporan posisi keuangan konsolidasian

Kas dan setara kas 3.013.116.732 35.269.274 Efek-efek yang dibeli dengan janji

dijual kembali 54.542.917 21.662.000 Piutang premi dan reasuransi 35.635.012 21.578.698 Piutang lembaga kliring dan penjaminan 19.403.332 6.704.680 Piutang nasabah 15.999.555 17.426.205 Piutang perusahaan efek lain 16.075.610 10.728.010 Pendapatan bunga yang masih

akan diterima 214.416.902

-Piutang kegiatan manajer investasi 823.811 22.927 Piutang lain-lain 13.027.189 4.464.514 Pinjaman yang diberikan, pembiayaan

dan piutang syariah 14.537.514.809

-Tagihan akseptasi 9.730.501

-Jumlah 17.930.286.370 117.856.308 Cadangan kerugian penurunan nilai (280.047.769)

-Bersih 17.650.238.601 117.856.308 Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pihak ketiga yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi terlebih dahulu. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang ragu-ragu.

Nilai tercatat aset keuangan yang dicatat pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai dan peningkatan kredit mencerminkan eksposur Grup terhadap risiko kredit.

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek. Grup pada tanggal laporan ini memiliki likuiditas yang cukup untuk menutupi liabilitas jangka pendek. Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka.

a. Manajemen Risiko (lanjutan) Risiko likuiditas (lanjutan)

Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Grup per 31 Desember 2016 dan 2015 berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak

didiskontokan.

Tiga bulan

sampai Satu sampai

Kurang dari dengan dengan Lebih dari

tiga bulan satu tahun lima tahun lima tahun Jumlah

Liabilitas

Liabilitas segera 3.372.928 - - - 3.372.928

Simpanan nasabah 16.831.433.348 2.689.494.697 - - 19.520.928.045

Simpanan dari bank lain 1.332.227.013 300.000 - - 1.332.527.013

Utang bank 13.634.734 - - - 13.634.734

Efek-efek yang dibeli dengan janji

diterbitkan kembali 101.621.102 - - - 101.621.102

Utang klaim 62.685 - - - 62.685

Utang reasuransi 13.668.365 - - - 13.668.365

Utang komisi 3.646.519 - - - 3.646.519

Utang lembaga kliring

dan penjaminan 9.233.122 - - - 9.233.122

Utang nasabah 22.554.541 - - - 22.554.541

Liabilitas akseptasi 4.682.005 - - - 4.682.005

Efek-efek yang diterbitkan - 197.861.167 753.313.703 - 951.174.870

Akrual dan liabilitas lain-lain 122.205.854 - - - 122.205.854

Jumlah Liabilitas 18.458.342.216 2.887.655.864 753.313.703 - 22.099.311.783

2016

Tiga bulan

sampai Satu sampai

Kurang dari dengan dengan Lebih dari

tiga bulan satu tahun lima tahun lima tahun Jumlah

Liabilitas

Utang bank - 2.850.000 - - 2.850.000

Utang klaim 617.556 - - - 617.556

Utang reasuransi 9.096.292 - - - 9.096.292

Utang komisi 1.963.802 - - - 1.963.802

Utang lembaga kliring

dan penjaminan 2.447.964 - - - 2.447.964

Utang nasabah 3.669.826 - - - 3.669.826

Akrual dan liabilitas lain-lain 1.443.244 - - - 1.443.244

Jumlah Liabilitas 19.238.684 2.850.000 - - 22.088.684

2015

b. Manajemen Modal

Grup berupaya untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam mencapai tujuan usaha mereka, termasuk mempertahankan rasio modal yang sehat dan peringkat kredit yang kuat, dan memaksimalkan nilai pemegang saham.

Beberapa instrumen utang Grup memiliki pembatasan tertentu yang menentukan rasio

leverage maksimum. Grup telah memenuhi semua persyaratan modal yang ditentukan secara

eksternal.

Pihak manajemen melakukan pengawasan modal dengan menggunakan beberapa pengukuran leverage keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas.

b. Manajemen Modal (lanjutan)

Grup terus mengelola pembatasan utang mereka dan struktur modal. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, rasio utang terhadap ekuitas konsolidasian Grup adalah

sebagai berikut :

2016 2015

Pinjaman 22.993.936.592 2.850.000 Kas dan setara kas 3.013.116.732 35.269.274 Pinjaman bersih 19.980.819.860 (32.419.274) Ekuitas 3.086.743.797 1.231.155.089

Rasio pinjaman terhadap ekuitas 647% -2,63%

Bank Indonesia mewajibkan BVIC, entitas anak, untuk memenuhi tingkat rasio kecukupan modal.

BVIC, entitas anak, telah melakukan perhitungan kecukupan modal berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, dimana modal yang dimiliki diklasifikasikan dalam 2 Tier yaitu Modal Tier I & Modal Tier II.

BVIC, entitas anak, mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak eksternal sepanjang periode pelaporan, khususnya berkenaan dengan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Pada tahun 2016, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk risiko kredit dan risiko operasional, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar, serta Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan adalah masing-masing sebesar 26,18%, 24,58% dan 8%.

VSI, entitas anak, yang beroperasi sebagai perantara perdagangan efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah dan penjamin emisi, dan VMI, entitas anak yang beroperasi sebagai manajer investasi diwajibkan untuk mempunyai modal disetor di atas ketentuan minimum masing-masing sebesar Rp 50 miliar (nilai penuh) dan Rp 25 miliar (nilai penuh) yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan No. 153/KMK.010/2010 tentang kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.

VSI dan VMI, entitas anak, diwajibkan menerapkan keputusan No. KEP-566/BL/2011 tanggal 31 Oktober 2011 yang menggantikan keputusan No. KEP-20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003,

yang mengatur antara lain perusahaan efek yang beroperasi sebagai perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah dan penjamin emisi efek wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25 miliar (nilai penuh) atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah

ranking liabilities, mana yang lebih tinggi dan perusahaan efek yang beroperasi sebagai

manajer investasi wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 200 juta (nilai penuh) ditambah 0,1% dari jumlah dana yang dikelola.

Jika hal ini tidak dipantau dan disesuaikan, tingkat modal kerja sesuai peraturan dapat berada di bawah jumlah minimal yang ditetapkan oleh regulator, yang dapat mengakibatkan berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha untuk mengatasi risiko ini, VSI dan VMI, entitas anak, terus mengevaluasi tingkat kebutuhan modal kerja berdasarkan peraturan dan memantau perkembangan peraturan tentang modal kerja bersih yang disyaratkan dan mempersiapkan peningkatan batas minimum yang diperlukan sesuai peraturan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu di masa datang.

b. Manajemen Modal (lanjutan)

VSI dan VMI, entitas anak, telah memenuhi persyaratan kepemilikan saham, modal disetor dan MKBD pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015.

Sehubungan dengan permodalan asuransi umum kerugian, telah diwajibkan bahwa modal disetor akan ditingkatkan secara bertahap sampai tahun 2016. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 81 tahun 2008 yang menyatakan diharuskan memiliki modal

disetor minimum Rp 100 juta (nilai penuh) pada 2016 dan 2015. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 VINS, entitas anak, telah memenuhi persyaratan.

Dokumen terkait