• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkara Hukum

Dalam dokumen PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk (Halaman 85-92)

1. Pada tahun 1999 Joint Venture SAE Waskita yang terdiri dari Sociate Euxilliare D’Enterprise International dan Perusahaan (Pemohon) menunjuk Arbiter Soelistio SH dan oleh karena responden tidak dapat menunjuk seorang arbiter, maka Soelistio SH bertindak sebagai Arbiter Tunggal dalam perkara klaim atas wanprestasi yang dilakukan oleh PT Angkasa Interland (Responden) untuk proyek Kondominium Puri Casablanca. Pada tanggal 21 Desember 1999 Arbiter mengeluarkan putusan dan telah disahkan oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dengan putusan No. 06/Eks.Arb/2000/PN.Jaksel, tanggal 6 Maret 2000 dengan amar putusan sebagai berikut:

a. Responden harus segera membayar kepada Pemohon jumlah sebesar Rp 59.933.261.574, termasuk PPN;

b. Responden harus segera membayar kepada Pemohon bunga berjumlah Rp 1.259.987.768 sampai tanggal 15 November 1999;

c. Responden harus segera membayar kepada Pemohon bunga menurut Undang-Undang sebesar 6% per tahun atas jumlah yang diputuskan dibawah ayat-ayat 1 dan 2 di atas sejak tanggal 16 Nopember 1999 sampai tanggal pembayaran seluruh jumlah tersebut, dan

d. Masing - masing harus segera membayar separuh biaya Arbitrase sebesar Rp 2.500.000.

Atas putusan tersebut, PT Angkasa Interland mengajukan gugatan kepada Joint Venture SAE Waskita melalui PN Jakarta Selatan. Pada tanggal 22 Pebruari 2001 PN Jakarta Selatan mengeluarkan putusan No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel dengan amar putusan sebagai berikut:

a. Menolak Eksepsi Terlawan I (Soelistio), II (SAE) dan III (PT Waskita Karya). b. Mengabulkan perlawanan Pelawan untuk sebagian.

c. Menyatakan Pelawan adalah pelawan yang benar.

d. Menyatakan prosedur pembentukan Arbiter tunggal Sulistio, SH tidak berdasarkan hukum.

e. Menyatakan putusan arbitrase tanggal 21 Desember 1999 yang diputus oleh terlawan I tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

f. Menyatakan Penetapan PN Jakarta Selatan No. 06/Eks.Arb/2000/PN.Jak.Sel tanggal 6 Maret 2000 tidak mempunyai kekuatan hukum, sehingga tidak dapat dilaksanakan.

g. Menghukum turut Terlawan I dan II mematuhi putusan ini.

Selanjutnya Perusahaan mengajukan banding atas putusan PN kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (PT). Pada tanggal 29 November 2001, PT mengeluarkan keputusan No. 328/Pdt/2001/PT. DKI yang amar putusannya berbunyi menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel tanggal 22 Februari 2001.

Atas putusan tersebut Perusahaan selaku Pemohon Kasasi I bersama dengan SAE mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Dalam salinan putusan No. 2773 K/PDT/2002 tanggal 19 Mei 2004, MA mengeluarkan putusan yang isinya antara lain :

a. Mangabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi I (SAE dan PT Waskita Karya) dan pemohon kasasi II (Soelisto, SH).

b. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tanggal 29 November 2001 No. 328/Pdt/2001/PT.DKI dan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 22 Pebruari 2001 No. 282/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel.

c. Menerima Eksepsi para terlawan (pemohon kasasi I dan II).

d. Menyatakan perlawanan pelawan tidak dapat diterima (termohon kasasi).

e. Menghukum para termohon kasasi untuk membayar seluruh biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp 500.000.

Sehubungan dengan keputusan tersebut, PT Angkasa Interland mengajukan permohonan untuk Peninjauan Kembali (PK) kepada Mahkamah Agung (MA) yang kemudian putusan PK No. 229.PK/Pdt/2005 tanggal 23 Pebruari 2006 yang isi putusannya menolak permohonan peninjauan kembali dari PT Angkasa Interland.

Sehubungan Perkara I Casablanca telah diputus pada tingkat PK dengan nomor putusan No.229.PK/Pdt/2005 dan Perkara II Casablanca juga telah diputus pada tingkat PK dengan nomor putusan No.46 PK/Pdt/2010, maka untuk kedua perkara tersebut sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dapat dilakukan, untuk itu telah ditunjuk Nengah Sujana & Rekan law Firm (NSR) sebagai kuasa hukum guna mengajukan Permohonan Sita Eksekusi sebagaimana Surat Kuasa No. 33/SKU/WK/2011 tanggal 8 April 2011.

2. Selanjutnya PT Angkasa Interland kembali mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum ke PN Jakarta Selatan dengan tuntutan untuk menangguhkan berlakunya putusan Arbiter tunggal, Soelistio, SH tanggal 21 Desember 1999. Pada tanggal 2 Agustus 2005, PN Jakarta Selatan mengeluarkan keputusan No. 832/Pdt.G/2004/PN.Jak.Sel yang memutuskan bahwa :

b. Menyatakan para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap penggugat. c. Menghukum para Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat secara tanggung

renteng dengan perincian sebagai berikut:

a. Kerugian akibat dihukum dalam putusan Arbiter tunggal yang tidak sah untuk membayar Tergugat II dan III (SAE dan Perusahaan) sebesar Rp 61.193.249.342 padahal pembentukan Arbiter Tunggal itu dengan melanggar ketentuan UU.

b. Ganti kerugian yang harus dibayar oleh tergugat II dan III kepada Penggugat yang sampai sekarang tidak dibayar karena dibuatnya putusan Arbitrase Tunggal secara melawan hukum adalah sebesar Rp 22.288.859.804.

c. Ganti kerugian bunga akibat tidak diterimanya pembayaran butir b diatas pada waktunya, sesuai dengan UU sebesar 6% per tahun, terhitung sejak gugatan didaftarkan di kepaniteraan PN Jakarta Selatan sampai dibayar lunas.

d. Kerugian immaterial akibat kehilangan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengurus masalah ini yang tidak dapat dinilai dengan uang, namun pantas dan wajar apabila berdasarkan kepantasan dan kepatutan adalah sebesar Rp 5.000.000.000.

e. Menyatakan pasal 13 UU No. 30/1999 berlaku terhadap putusan Arbitrase Tunggal Soelistio, SH tanggal 21 Desember 1999 dan menyatakan Arbiter Tunggal Soelistio, SH telah melanggarnya. Kemudian Tergugat II dan III mengajukan banding atas putusan PN tersebut ke PT DKI Jakarta dan pada tanggal 25 Agustus 2006 PT DKI Jakarta mengeluarkan putusan No. 183/PDT/2006/PT.DKI yang amarnya sebagai berikut :

a. Mangabulkan tuntutan terbanding Penggugat dalam provisi untuk sebagian.

b. Menangguhkan berlakunya putusan Arbiter tunggal, Soelistio, SH tgl 21 Desember 1999 sampai putusan berkekuatan hukum tetap.

c. Menyatakan tuntutan terbanding/Penggugat agar para Tergugat II dan III membayar ganti kerugian sebesar Rp 22.288.859.804 dan bunga sebesar 6% pertahun sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dibayar lunas, tidak dapat diterima. d. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

e. Menyatakan turut terbanding/Tergugat I dan para Pembanding/Tergugat II dan III telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap penggugat.

f. Menghukum para Pembanding/Tergugat II dan III dan turut Terbanding/Tergugat I untuk membayar ganti kerugian immateriil kepada Terbanding/Penggugat secara tanggung renteng sebesar Rp 3.000.000.000.

g. Menolak gugatan Terbanding/Penggugat untuk selain dan selebihnya.

Sehubungan dengan keputusan PT tersebut, para Tergugat dan Penggugat mengajukan permohonan kasasi secara tertulis kepada MA dengan memori kasasi tanggal 21 Desember 2006 dan 22 Desember 2006, Putusan MA No. 300 K/Pdt/2007 tanggal 28 Pebruari 2008 adalah menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I dan Pemohon kasasi II.

Atas penolakan permohonan kasasi yang diajukan, maka Tergugat II dan III mengajukan berkas permohonan peninjauan kembali (PK) pada tanggal 6 Januari 2010 kepada Mahkamah Agung. Putusan PK Mahkamah Agung dengan nomor 46PK/PDT/2010 tanggal 27 Oktober 2010 menolak permohonan peninjauan kembali Waskita.

3. Pada tahun 2009, para kontraktor yang tergabung dalam joint venture (JO) dan terlibat dalam proyek pembangunan multi years “GOR Samarinda Kalimantan Timur”, dengan anggota yaitu PT Total Bangun Persada, PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Bangun Cipta Kontraktor selanjutnya disebut Penggugat I, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Penggugat II dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Penggugat III secara bersama-sama menunjuk Kuasa Hukum Supriyono, SH. & Partners untuk menggugat pembayaran eskalasi pada proyek multi years tersebut kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur (Kaltim) selaku Pengelola Komplek Stadion Utama Kaltim c.q Pemerintah Provinsi Kaltim selanjutnya disebut Tergugat di Pengadilan Negeri Samarinda Kaltim teregister sebagai perkara No. 96/PDT.G/2009/ PN.Smda.

Pada tanggal 19 Juli 2010 PN Samarinda telah menetapkan Putusan Perkara No. 96/PDT.G/2009/PN.Smda dengan amar Putusan :

a. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;

b. Menyatakan Tergugat telah melakukan wanprestasi terhadap Para Penggugat;

c. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para Penggugat sebesar Rp 208.181.126.449,77,- dengan perincian masing-masing kepada:

1)Penggugat I sebesar Rp 131.291 Milyar; 2)Penggugat II sebesar Rp 38.598 Milyar; 3)Penggugat III sebesar Rp 38.291 Milyar;

Ditambah bunga sebesar 6% per tahun dari total kerugian yang dialami Penggugat I, II, dan III terhitung sejak gugatan didaftarkan di Kepaniteraan PN Samarinda sampai dengan dibayarnya seluruh kerugian tersebut.

Atas Putusan PN tersebut Tergugat melakukan upaya Banding sesuai Relaas pemberitahuan dan penyerahan Memori Banding Perkara No. 96/PDT.G/2009/ PN.Smda tertanggal 20 Oktober 2010 yang diterima Kuasa Hukum Para Penggugat.

Berdasar Relaas pemberitahuan dan penyerahan Memori Banding Perkara No. 96/PDT.G/2009/PN.Smda tersebut, Kuasa Hukum Para Penggugat mengajukan Kontra Memori Banding ke PN Samarinda pada tanggal 21 Maret 2011.

Dalam proses Banding, Tergugat (Pemda Kaltim) dan Penggugat (Waskita) menandatangani Perjanjian

Perdamaian (total klaim hasil perdamaian Rp 156,6 M dengan porsi Waskita Karya sebesar Rp 29,035 M) yang dikuatkan dalam Putusan No. 45/PDT/2011/PT.KT.Smd tanggal 25 Agustus 2011

dan telah diinformasikan kepada DPRD pada tanggal 23 September 2011.

Perusahaan telah mendapat pembayaran pertama sebesar Rp 11.309.929.000 pada tanggal 22 Nopember 2011, sedangkan sisanya akan dibayar dengan menggunakan dana APBD tahun 2012. 4. Pada tahun 2010 para kontraktor yang tergabung dalam joint venture (JO) dan terlibat dalam proyek

pembangunan multi years “Jalan/Jembatan Teluk Mesjid Provinsi Riau”, dengan anggota terdiri dari PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon I, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Pemohon II, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon III, JO PT Hutama Karya (Persero) dan PT Duta Graha selanjutnya disebut Pemohon IV, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selanjutnya disebut Pemohon V, PT Istaka Karya selanjutnya disebut Pemohon VI, JO PT Modern Widya Tehnikal, PT Anisa Putri Ragil selanjutnya disebut Pemohon VII, PT Harap Panjang selanjutnya disebut Pemohon VIII secara bersama-sama menunjuk Kuasa Hukum Nengah Sudjana, SH. & Rekan (NSR) untuk mengajukan permohonan Arbitrase klaim eskalasi pada proyek multi years tersebut kepada Kepala Dinas PU Program Pembangunan Jalan/Jembatan (Program Multi Years) Provinsi Riau c.q. Pemerintah Provinsi Riau selanjutnya disebut Termohon di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Jakarta terdaftar sebagai Perkara No: 352/V/ARB-BANI/2010.

Pada tanggal 27 Desember 2010 BANI Jakarta telah memutuskan Perkara No: 352/V/ARB-BANI/2010 dengan amar Putusan:

a. Mewajibkan Termohon untuk membayar eskalasi sebesar Rp 322.395.826.691, dengan perincian kepada: 1) Pemohon I : Rp 113.841.020.412; 2) Pemohon II : Rp 41.214.592.443; 3) Pemohon III : Rp 31.504.906.623; 4) Pemohon IV : Rp 49.853.904.365; 5) Pemohon V : Rp 20.459.969.111; 6) Pemohon VI : Rp 29.580.157.994; 7) Pemohon VII : Rp 11.520.971.085; 8) Pemohon VIII: Rp 24.419.304.658;

b. Menghukum Termohon membayar biaya arbitrase kepada Para Pemohon sebesar Rp 1.356.378.000.

c. Menghukum Tergugat untuk melaksanakan putusan ini selambat-lambatnya 45 hari sejak putusan ini diucapkan,

d. Putusan Arbitrase ini adalah putusan tingkat pertama dan terakhir, memerintahkan Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan salinan resmi Putusan Ke PN Pekanbaru atas biaya Para Pemohon dan Termohon.

Oleh sebab Termohon tidak melaksanakan Putusan Arbitrase secara sukarela sampai dengan tanggal yang telah ditetapkan dalam Putusan BANI Jakarta, maka pada tanggal 23 Pebruari 2011 Para Pemohon melalui Kuasa Hukum NSR mengajukan Permohonan Eksekusi Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia No: 352/V/ARB-BANI/2010 kepada Ketua PN Pekanbaru teregister pada tanggal 14 Maret 2011 No. Reg: 08/PDT/Eks-PTS-BANI/2011/PN.Pbr.

Atas Permohonan Eksekusi tersebut PN Pekanbaru telah menerbitkan ketetapan No. 08/EKS-PTS-BANI/2011/PN.Pbr jo. No. 352/IV/ARB-BANI/2010 tertanggal 15 Maret 2011 yang isinya:

a. Mengabulkan Permohonan Kuasa Pemohon Eksekusi;

b. Memerintahkan kepada Juru Sita PN.Pekanbaru untuk memanggil Termohon Eksekusi guna diberi teguran (Aanmaning) agar dalam tenggang 8 (delapan) hari memenuhi Putusan BANI tersebut yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pada saat yang bersamaan dengan Proses Permohonan Eksekusi tersebut, Termohon telah mengajukan keberatan atas Putusan BANI No. 352/IV/ARB-BANI/2010 tertanggal 27 Desember 2010 kepada PN Pekanbaru pada tanggal 21 Pebruari 2011 terdaftar nomor 24/Pdt.ARB.BANI/2011/PN.Pbr. Putusan PN Pekanbaru nomor 24/Pdt.ARB.BANI/2011/PN.Pbr tanggal 11 Mei 2011 adalah menolak gugatan/permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Atas putusan PN Pekanbaru tersebut, Pemohon pada tanggal 24 Mei 2011 menyatakan kasasi ke MA.

Putusan Kasasi MA RI No. :709K/Pdt.Sas/2011 tanggal 24 Januari 2012 adalah menolak permohonan banding dari Kepala Dinas PU Provinsi Riau.

5. Pada tanggal 22 Maret 2011, Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan No. 124K/PDT.SUS dengan amar putusan “menerima permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh PT JAIC Indonesia; menyatakan PT Istaka Karya (Persero) Pailit dengan segala akibat hukumnya”, PT JAIC Indonesia mengajukan permohonan pailit tersebut karena PT Istaka Karya (Persero) gagal membayar utang yang telah jatuh tempo kepada PT JAIC Indonesia sebesar USD 7,645,000.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam upaya mendapatkan hak tagih piutangnya kepada PT Istaka Karya (Dalam pailit) telah mendaftarkan hak tagih atas piutang dimaksud kepada Kurator PT Istaka Karya (Dalam Pailit) selaku kreditur konkuren.

Dalam proses kepailitan, PT Istaka Karya (Dalam Pailit) mengajukan upaya perdamaian yang disepakati oleh para kreditur konkuren yang dituangkan dalam Perjanjian Perdamaian tertanggal 9 Desember 2011. Perjanjian Perdamaian tersebut oleh Hakim Pengawas PT Istaka Karya (Dalam Pailit) dimintakan pengesahan/penetapan kepada Hakim Pemutus Pengadilan Niaga.

Penetapan Pengadilan Niaga No. 73/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST tertanggal 29 Desember 2011 yang salinan putusannya diterima pada tanggal 2 Januari 2012, Majelis Hakim menyatakan “menolak pengesahan terhadap Perjanjian Perdamaian tertanggal 9 Desember 2011” dengan salah satu pertimbangannya bahwa rencana konversi saham tersebut belum mendapat persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan demikian proses kepailitan tetap berjalan.

Pada tanggal 5 Januari 2012 Menteri BUMN mengeluarkan Surat Persetujuan Konversi Utang menjadi Saham PT Istaka Karya (Persero) No. S – 13/MBU/2012 dalam rangka perdamian untuk mengakhiri kepailitan PT Istaka Karya (Persero) (Catatan 7).

Surat Menteri Negara BUMN tersebut di atas, menjadi dasar PT Istaka Karya (dalam Pailit) melakukan upaya Kasasi atas Penetapan Pengadilan Niaga No. 73/PAILIT/2010/PN.NIAGA JKT.PST, permohonan kasasi diajukan pada tanggal 6 Januari 2012.

Bersamaan dengan upaya Kasasi di atas, permohonan Peninjauan Kembali (PK) atas Putusan MA No.:124 K/PDT.SUS/2011 ke Mahkamah Agung RI oleh PT Istaka Karya (Persero) pada tanggal 23 Agustus 2011, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Putusan PK No. 142 PK/Pdt.SUS/2011 tanggal 13 Desember 2011, dengan amar Putusan mengadili:

1) Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali : PT Istaka Karya (Persero) tersebut;

2) Membatalkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 124 K/Pdt.SUS/2011 tanggal 22 Maret 2011 dan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 73/PAILIT/2010/PN.JKT.PST tanggal 16 Desember 2010.

Berdasarkan Putusan PK Mahkamah Agung RI No.: 142/PK/PDT.SUS/2011 tertanggal 13 Desember 2011, maka PT Istaka Karya (Persero) kembali seperti semula tidak dalam kondisi pailit dan piutang PT Waskita Karya (Persero) Tbk atas PT Istaka Karya (Persero) masih tetap berlaku.

PT Istaka Karya (Persero) ditetapkan sebagai termohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh Sumber Rahayu Prima berdasarkan Putusan No.23/PKPU/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 11 Juni 2012.

Tanggal 17 Juli 2012, dalam Rapat Verifikasi Tagihan antara Kreditur dan Debitur, Debitur mengakui seluruh jumlah Tagihan Cash Loan yang diajukan oleh Kreditur sebesar Rp 84.986.215.510 sebagai utang sesuai dengan Berita Acara Pencocokan Piutang/Verifikasi Ulang Kreditur PT Istaka Karya (Persero), sedangkan Tagihan Non Cash Loan tidak dapat ditagihkan sebab belum menjadi utang real. 6. Terdapat gugatan PT Albok Bolier Industri (penggugat) kepada Konsorsium PAL - Waskita (tergugat)

sehubungan dengan pemutusan kerja/ terminasi yang dilakukan terhadap PT Albok Boiler Industrie (Penggugat) dan adanya rencana pencairan Bank Garansi.

a) Bahwa antara PT Albok Boiler Industri (Penggugat) dan Konsorsium PAL - Waskita (Tergugat) telah membuat dan mendatangani perjanjian-perjanjian sebagai berikut :

1) Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Sub Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Desain Mekanikal, Elektrikal dan I&C pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No. 01/SPPP/PAL-WASKITA/MCFSPP/III/2011 tertanggal 16 Maret 2011 dengan harga pekerjaan sebesar Rp 2.915.0000.000 untuk selanjutnya disebut Perjanjian I.

2) Surat Perjanjian Pemesanan Bahan/Material (SPPB) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan I&C pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No. 01/SPPB/PAL-WAKITA/MCFSPP/III/2011 tertanggal 16 Maret 2011 dengan harga Pekerjaan sebesar Rp 73.430.146.900 untuk selanjutnya disebut Perjanjian II.

b) Bahwa berdasarkan Perjanjian tersebut di atas, PT Albok Boiler Indutri (Penggugat) telah menyerahkan Bank garansi kepada Konsorsium Pal-Waskita (Tergugat), yang diterbitkan oleh Turut Bank Pembangunan Daerah Sumsel (Tergugat I) sebagai berikut :

1) Pada tanggal 16 Maret 2011 diterbitkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Sub Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Design mechanical, electrical dan I&C pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No.01/SPPP/PAL-Waskita/MCFSPP/III/2011 :

a. Bank Garansi Uang Muka No. 083.637/JKT/III/GM/2011 tanggal 3 Mei 2011 dengan nilai jaminan Rp 583.000.000 yang berlaku terhitung mulai tanggal 6 April 2011 sampai dengan 6 April 2012 yang di terbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebagai pihak Penjamin;

b. Bank garansi Uang Muka No.083.637/JKT/III/GM/2011 perpanjangan tanggal 27 Pebruari 2012 dengan nilai jaminan Rp 583.000.000 yang berlaku terhitung muali tanggal 7 April 2012 sampai dengan 6 Juli 2012 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebagai Pihak Penjamin;

c. Bank Garansi Pelaksanaan No.0546.860/JKT/III/GP/2011 tanggal 6 Juni 2011 dengan Nilai Jaminan Rp 145.750.000 yang berlaku terhitung mulai tanggal 6 April 2011 – 6 April 2013 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sebagai pihak Penjamin;

2) Tanggal 16 Maret 2011 Surat Perjanjian Pemesanan Bahan/Material (SPPB) Pekerjaan mechanical, electrical dan I&C pada proyek PLTU Malinau 2x3 MW No. 01/SPPB/PAL-Waskita/MCFSPP/III/2011.

a. Bank Garansi Uang Muka No. 095.1352/JKT/III/GM/2011 tanggal 18 Mei 2011 dengan nilai jaminan Rp 14.686.029.380 yang berlaku terhitung mulai tanggal 11 Maret 2011 – 11 Maret 2012.

b. Bank Garansi Uang Muka Perpanjangan No. 095.1352/JKT/III/GM/2011 tanggal 27 Pebruari 2012 dengan nilai jaminan Rp14.686.029.380 yang berlaku terhitung mulai tanggal 12 Maret 2011 – 11 Juni 2012;

c. Bank Garansi Pelaksanaan No.0547.1369/JKT/III/GP/2011 tanggal 6 Juni 2011 dengan nilai jaminan Rp 3.671.507.345 yang berlaku terhitung muali tanggal 11 Maret 2011 – 11 Maret 2012.

c) Pada tanggal 30 Maret 2012 bahwa Konsorsium PAL-Waskita (tergugat) melakukan pemutusan perjanjian Vatas perjanjian I, sesuai dengan surat Pemutusan Kontrak No. 319/PAL-Waskita/MCFSPP/III/2012.

d) Pada tanggal 30 Maret 2012 bahwa Konsorsium PAL – Waskita (Tergugat) melakukan pemutusan perjanjian atas Perjanjian I, sesuai dengan surat Pemutusan Kontrak No.318/PAL-Waskita/MCFSPP/III/2012.

e) Bahwa setelah melakukan pemutusan perjanjian I dan II, konsorsium PAL – Waskita (tergugat bermaksud untuk mencairkan Bank Garansi Uang Muka Perpanjangan No.095.1352/JKT/III/GM/2011 tanggal 27 Pebruari 2012 dengan nilai jaminan Rp 14.686.029.380 dan Bank Garansi pelaksanaan No.0547.1369/JKT/III/GP/2011 tanggal 6 Juni 2011 dengan nilai jaminan Rp 3.671.507.345 yang diterbitkan turut tergugat I yang menjadi jaminan Penggugat. f) Bahawa PT Albok Boiler Industri (Penggugat) telah melayangkan Somasi kepada Tergugat sesuai

surat No: 001-AP/ABI-Palwsk/Som.A/VII/2012 tertanggal 7 Juni 2012 Perihal Somasi Pertama dan terakhir atas Pemutusan Kontrak secara sepihak melalui kuasa hukum Penggugat.

g) Bahwa Penggugat melalui kuasa hukumnya menggugat tergugat pada pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan Dalil Tergugat telah melakukan perbuatan Melawan Hukum.

Penggugat Mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur untuk mengadili Tergugat dengan tuntutan sebagai berikut :

1) Kerugian Material :

a) Terhadap Perjanjian I sampai dengan diputuskan secara sepihak oleh tergugat sebesar Rp 2.346.866.500;

b) Terhadap Perjanjian II sampai dengan diputuskan secara sepihak oleh tergugat sebesar Rp 19.260.689.000; dan

c) Biaya Lain-lain. 2) Kerugian Moril :

Berdasarkan kepatuhan, dimana penggugat bidang usahanya tergantung pada kepercayaan masyarakat, oleh karena itu Penggugat menuntut ganti rugi moril atas kepercayaan masyarakat, oleh karena itu Penggugat menuntut ganti rugi moril atas nama baik Penggugat yang tercemar akibat PMH yang dilakukan penggugat sebesar Rp 50.000.000.000.

3) Menghukum Tergugat membayar bunga atas kerugian Penggugat sebesar 6% atas sebesar Rp 114.037.777 setiap bulannya kepada Penggugat.

4) Menyatakan sah dan berharga menurut hukum, sita jaminan terhadap tanah dan bangunan di Gedung Waskita Karya Jl. MT. Haryono Kav.10, Cawang Jakarta 13340.

5) Menyatakan Turut Tergugat I dan II untuk tidak melakukan pencairan Bank Garansi dimaksud sampai dengan adanya Putusan yang dimiliki kekuatan hukum yang tetap.

6) Menghukum Tergugat membayar uang paksa sebesar Rp 10.000.000 per hari apabila tergugat lalai dan/atau sengaja tidak mau melaksanakan putusan dalam perkara ini.

Terdaftar pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan No. Perkara: 208/Pdt.G/2012/PN.Jak.Tim dan Tergugat akan menghadap di persidangan Umum pada tanggal 2 Agustus 2012 Sesuai Relaas Panggilan Sidang.

Sampai dengan tanggal laporan ini, belum terdapat putusan atas kasasi tersebut, sehingga hasil akhir belum dapat ditentukan.

Dalam dokumen PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk (Halaman 85-92)

Dokumen terkait