BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.5 Perkembangan Anak Usia 9-10 Tahun
Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian dari psikologi perkembangan anak, tugas perkembangan anak, dan fase perkembangan anak. 2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak
Menurut Carpendale, Muller, & Bibok (2008) dalam Santrok, usaha secara kognitif untuk membangun pemahaman mengenai dunianya itu melibatkan dua proses, yaitu organisasi dan adaptasi. Sedangkan Byrnes (2008) dalam Santrock, untuk membuat dunia kita masuk akal, kita berusaha mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kita. Selain berusaha mengorganisasikan berbagai pengamatan dan pengalaman, kita juga beradaptasi, yaitu menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru dari lingkungan.
Piaget mengatakan bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif (Piaget dalam Santrock, 2011: 27). Keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
sebagai berikut: (1) tahap sensorimotor (lahir hingga umur 2 tahun) dalam tahap ini bayi membangun pemahaman mengenai dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris dengan tindakan fisik dan motorik, (2) tahap praoprasi (umur 2 hingga 7 tahun) dalam tahap ini anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar, (3) tahap operasi kongkrit (umur 7 hingga 11 tahun) tahap ini anak-anak dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek dan juga dapat bernalar secara logis dan diterapkan dengan contoh-contoh yang konkret., (4) tahap operasi formal tahap operasi formal (11-15 tahun), dalam tahap ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Dari beberapa tahap perkembangan kognitif menurut Piaget tersebut, anak usia 9 hingga 10 tahun termasuk ke dalam operasi kongkret. Pada masa ini anak mampu berpikir logis, mampu memahami percakapan, mampu mengingat, memahami masalah dan memecahkan masalah yang bersifat konkret.
2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak
Anak usia 9-10 tahun masuk dalam kategori tahap perkembangan anak usia 6-12 tahun menurut Yusuf (2009: 69) sebagai berikut:
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, kesehatan dan keselematan
diri; (2) mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuh) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal.
d. Belajar memainkan peranana sesuai dengan jenis kelaminnya. Apabila
anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak.
Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak
akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khas laki-laki, seperti main bola, kelereng, dan layang-layang.
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah
satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan
jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat
ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (tanggapan). Semakin bertambah pengetahuan, semakin bertambah pula konsep yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah
atau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat-istiadat dan
sebagainya. Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka guru dalam mendidik/ mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk:
1. Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya
tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat.
2. Banyak membaca buku-buku media cetak lainnya. Semakin dipahami
konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk memperbincangkannya
dan semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini adalah mengembangkan
sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal
ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap tolong
-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain. 2.1.5.3Fase Perkembangan Anak
Anak usia 9-10 tahun termasuk dalam kategori fase perkembangan anak usia 6-12 tahun, menurut Yusuf (2009: 178-184) sebagai berikut :
1. Perkembangan Intelektual
Pada masa ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Piaget menamakannya sebagai operasi konkret. Untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya.
2. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan pernyataan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau
gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan Sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dalam masa ini anak ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dengan teman sebaya, teman di kelas sehingga menambah ruang gerak hubungan sosialnya.
4. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi-emosi
yang terjadi dalam masa ini seperti marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.
5. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah mengikuti tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini anak sudah memahami alasan yang mendasari suatu peraturan.
6. Perkembangan Motorik
Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan motorik.