• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 34-40)

20 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pada triwulan II tahun 2021, Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumut yang berasal dari Perpajakan mengalami kenaikan sebesar 12 persen dengan nilai total pendapatan Rp19,2 triliun. Namun berbanding terbalik dengan Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Hibah yang mengalami penurunan yang cukup tinggi, masing-masing dengan total pendapatan Rp2,2 triliun atau turun sebesar 7 persen dibanding periode yang sama ditahun sebelumnya dan hibah sebesar Rp79,1 miliar atau turun sebesar 39 persen.

Sedangkan pada

pendapatan transfer mengalami kenaikan sebesar 16 persen dengan total pendapatan Rp19,2 triliun. Pendapatan transfer memberikan kontribusi paling besar terhadap pendapatan konsolidasian yaitu sebesar 55 persen dari total pendapatan konsolidasian.

Total pendapatan pajak konsolidasian triwulan II tahun 2021 adalah sebesar Rp13,5 triliun yang terdiri atas Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp9,9 triliun dan Pendapatan Pemerintah Daerah Rp3,5 triliun. PNBP terdiri atas Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp836 miliar dan Pendapatan Pemerintah Daerah Rp1,3 triliun. Sedangkan pendapatan yang berasal dari Hibah dari Daerah sebesar Rp79,1 miliar dan pendapatan dari transfer daerah sebesar Rp19,2 triliun.

Diantara empat jenis pendapatan negara konsolidasian, realisasi pendapatan transfer untuk daerah pada semester 1 tahun 2021 memiliki proporsi yang paling besar dibanding pendapatan lainnya, yaitu sebesar 55 persen dari total pendapatan negara konsolidasian semester 1 tahun 2021. Angka tersebut cukup jauh dibandingkan pendapatan perpajakan dengan proporsi sebesar 39 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Provinsi Sumut masih didominasi oleh transfer dari

Grafik IV.2 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Daerah dan Pusat di Provinsi

Sumut triwulan II 2021

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 2021 (diolah)

Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II Tahun 2019,2020, dan

2021

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 2021 (diolah)

- 20,000,000 40,000,000 60,000,000 Pajak

PNBP Hibah Transfer

Pajak PNBP Hibah Transfer

2021 13,531,538 2,211,618 79,120 19,206,104 2020 12,089,839 2,390,331 129,452 16,485,995 2019 10,749,682 3,195,991 126,813.5 20,115,175

0% 50% 100%

21

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut, LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 2021, BPS Sumut (diolah)

Pemerintah Pusat dikarenakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat saat ini berfokus pada penanganan dampak pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan Transfer Ke Daerah (TKD). Namun, pemerintah daerah diharapkan untuk semakin meningkatkan PAD-nya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya selain adanya pemanfaatan TKD dan dana desa.

2. Analisis Perubahan

Berdasarkan pendapatan perpajakan daerah memberikan konstribusi sebesar 26,1 persen.

Pendapatan perpajakan pemerintah pusat mengalami tren yang positif pada empat tahun terakhir dengan besar kenaikan rata-rata Rp506 miliar setiap tahunnya.

Begitu pun pendapatan perpajakan pemerintah daerah mengalami tren positif di empat tahun terakhir, dengan rata-rata kenaikan Rp494 miliar setiap tahunnya. Dibanding periode triwulan II Tahun 2020, pendapatan perpajakan konsolidasian mengalami kenaikan sebesar 12 persen. Penerimaan perpajakan merupakan cerminan perkembangan perekonomian, terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang tumbuh 4,95 persen (y-y). Kenaikan pendapatan perpajakan didukung oleh pemulihan aktivitas ekonomi dan peningkatan harga komoditas yang mendorong produksi dan konsumsi.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasi

Pada triwulan II tahun 2021, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Sumut mencapai Rp212,44 triliun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95 persen (y-y) dan tumbuh sebesar 1,83 persen terhadap triwulan sebelumnya (q-q). Hal ini disebabkan karena terjadi perbaikan diberbagai sektor ekonomi.

Tabel IV. 2 Realisasi Konsolidasian Tahun 2021 dan 2020

Uraian

2021 2020

Realisasi

(juta) Kenaikan Realisasi (juta) Kenaik an Penerimaan

Perpajakan 13,351,538 12% 12,089,838.92 12%

PNBP 2,211,618 -7% 2,390,331.37 -25%

Perbandingan Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Pemda s.d. Triwulan II Tahun 2021

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 Tahun 2021 (diolah)

TW II 2018 TW II 2019 TW II 2020 TW II 2021

Daerah Pusat

22 Berdasarkan selisih angka pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan tersebut, menunjukkan masih adanya potensi pendapatan sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang belum dioptimalkan, khususnya oleh pemerintah daerah.

Namun, secara umum pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Sumut berpengaruh positif terhadap kenaikan pendapatan konsolidasian.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan Berdasarkan klasifikasi ekonomi (jenis belanja), komposisi pengeluaran pemerintah triwulan II tahun 2021 secara umum hampir sama, yaitu realisasi belanja pegawai yang lebih besar jika dibandingkan dengan belanja yang lainnya.

Secara proporsi, belanja pegawai

pemerintah daerah lebih besar dibandingkan belanja pemerintah pusat, masing-masing sebesar 68 persen dan 32 persen dari total konsolidasian belanja pemerintah.

Selain belanja pegawai, terdapat perbedaan yang mencolok antara pengeluaran pemerintah pusat dan pengeluaran pemerintah daerah yaitu pada transfer. Transfer memberikan kontribusi terbesar pada komposisi belanja daerah, menandakan kemandirian fiskal pemerintah daerah lingkup Sumatera Utara yang masih rendah karena pemerintah daerah masih sangat tergantung terhadap transfer dari pemerintah pusat, khususnya dalam penanggulangan pencegahan Covid-19 di daerah.

2. Analisis Perubahan

Komposisi belanja konsolidasian triwulan II tahun 2021 didominasi oleh transfer ke daerah sebesar 50 persen, diikuti oleh belanja pegawai dan belanja

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Daerah dan Pusat Provinsi Sumut Triwulan II 2021

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 2020 (diolah)

31.57% 30.64% 28.32%

Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Sumut Triwulan II Tahun 2021,2020, dan 2019

Bantuan Sosial Transfer Belanja Modal Belanja Barang Belanja Pegawai

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 2021 (diolah)

23 barang. Komposisi ini sedikit berbeda tahun 2020 dan 2019, belanja pegawai modal mengalami kenaikan terbesar yaitu sebesar 11,93 persen, kemudian diikuti oleh belanja pegawai sebesar 6,75 persen dan belanja barang mengalami kenaikan sekitar 3,69 persen dibanding tahun 2020. Peningkatan belanja barang diharapkan sesuai dengan kebijakan pemerintah agar realisasi Belanja Pemerintah Pusat tidak menumpuk di triwulan IV.

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional

Pada triwulan II tahun 2021, Neraca Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Sumut mengalami defisit Rp11,3 triliun. Sebagian besar defisit ini merupakan efek dari penurunan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Sumut diikuti penurunan belanja pemerintah. Namun periode kali ini, terjadi penurunan belanja negara sejalan dengan kenaikan pendapatan konsolidasian. Kenaikan pendapatan tersebut tidak sebanding dengan besar belanja yang dikeluarkan, dikarenakan penetapan kebijakan rencana anggaran defisit. Di Provinsi Sumut kebijakan ini dinilai cukup berhasil jika ditinjau dari tingkat pertumbuhan ekonomi di semester 1 tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,95 persen lebih besar dari tingkat pertumbuhan nasional yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen serta mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya. Hal ini menandakan terjadi pemulihan ekonomi Provinsi Sumut yang cukup signifikan dibanding periode sebelumnya.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Berdasarkan laporan operasional, yang menunjukkan perkembangan realisasi belanja pemerintah (pusat dan daerah) di Sumut terhadap perkembangan PDRB Sumut.

Nilai belanja Pemerintah tersebut tercermin dari nilai Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang berasal dari kompensasi pegawai ditambah penggunaan barang dan jasa, konsumsi aset tetap, dan pembelian barang/jasa untuk transfer langsung ke rumah tangga (umumnya manfaat sosial dalam bentuk barang/jasa), dikurangi penjualan barang dan jasa menghasilkan angka sebesar Rp19,2 triliun.

Nilai Investasi Pemerintah dicerminkan/ diproxi dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan nilai akuisisi aset tetap dikurangi penghentian aset tetap, dalam Laporan Operasional sama dengan nilai Aset tetap pada Transaksi Aset Non Keuangan Neto sebesar Rp2,3 triliun. Sehingga kontribusi pemerintah terhadap PDRB dari belanja pemerintah adalah sebesar 9,05 persen dan investasi sebesar 1,1 persen.

Oleh karena itu, optimalisasi kinerja pelaksanaan kinerja pelaksanaan anggaran sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

BAB V

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

DANAU TOBA, SAMOSIR

“Pelaksanaan vaksinasi di Sumatera Utara sudah dilakukan sejak Januari 2021 dengan mengikuti tingkatan prioritas vaksinasi.

Tercatat bahwa, 15,95 persen masyarakat sudah melakukan

vaksin pertama dan 7,86 persen sudah melakukan vaksin kedua”

24 Vaksinasi Covid-19 di Sumatera Utara

Covid-19 masih menjadi isu terkini yang melanda seluruh negeri di dunia. Khususnya Indonesia, masih terus berjuang untuk mengatasi pandemi Covid-19 dimana hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 3,3 juta kasus terkonfirmasi dan lebih dari 92 ribu kasus meninggal dunia akibat 19 di tingkat nasional. Per tanggal 30 Juli 2021, konfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara telah mencapai angka 59.100 kasus atau 1,75 persen dari total kasus nasional dengan konfirmasi sembuh sebanyak 40.144 kasus atau sebesar 67,93 persen dan konfirmasi meninggal sebanyak 1.454 kasus atau sebesar 2,46 persen.

https://covid19.sumutprov.go.id/article/title/perkembangan-kasus-covid19-tanggal-30-juli-2021-di-provinsi-sumatera-utara

Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu strategi penanggulangan pandemi Covid-19 yang bertujuan untk melindungi masyarakat dari infeksi virus Covid-19 dengan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif atas suatu penyakit. Pemerintah sendiri telah mengalokasikan anggaran melalui APBN tahun 2021 untuk vaksin Covid-19 sebesar Rp13,92 triliun. Pelayanan Vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan di banyak fasilitas kesehatan, baik fasilitas rumah sakit pemerintah maupun swasta. Untuk melihat lokasi vaksinasi dapat mengakses https://pedulilindungi.id/ . Hingga 1 Juli 2021, vaksin yang sudah dibeli Indonesia adalah Sinovac sebanyak 105,5 juta dosis (91,5 juta dalam bentuk bulk), AstraZeneca COVAX Facility sebanyak 8,2 juta dosis, dan Sinopharm sebanyak 2 juta dosis. Targetnya, sebanyak 91,7 juta orang sudah menerima vaksinasi Covid-19 pada Desember 2021. Berdasarkan data Johns Hopkins University, Our World in Data, total dosis yang sudah diberikan di Indonesia sebanyak 65,9 juta dosis kepada 19,6 juta orang atau 7,4 persen dari populasi Indonesia.

Guna percepatan vaksinasi, Kemenkes memutuskan adanya penghapusan syarat KTP domisili bagi peserta vaksinasi Covid-19 sesuai dengan Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/1669/2021 tentang Percepatan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 melalui Kegiatan Pos Pelayanan Vaksinasi dan Optimalisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal Kemenkes.

Kebijakan tersebut diambil karena pemerintah memiliki rencana melakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target vaksinasi 1 juta dosis per hari. RSUP Adam Malik yang berada di Sumatera Utara menjadi salah satu dari 33 rumah sakit Vertikal Kemenkes yang menjalankan program vaksinasi Covid-19 tanpa syarat domisili. Selain itu,

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 34-40)

Dokumen terkait