• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Provinsi Sumatera Utara

KAJIAN FISKAL REGIONAL

SEMESTER I

TAHUN 2021

Tim Penyusun:

Penanggungjawab: Tiarta Sebayang (Kepala Kanwil) Ketua : Sondang Rotua Sihaloho

Penulis : Yudhistira K, Erwin S, Yofie H.A, Miftah NST Tuty Alawiyah, Elimar Sinaga, Iman S.

(2)

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya maka Flash Report Kajian Fiskal Regional (KFR) Semester I Tahun Anggaran 2021 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara dapat diselesaikan.

K A T A

P E N G A N T A R

T I A R T A S E B A Y A N G Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Medan, 6 Agustus 2021 Kepala Kantor Wilayah

Tiarta Sebayang Flash report KFR Semester I ini diharapkan

mampu memberikan gambaran kondisi fiskal, yang berasal dari pelaksanaan APBN maupun APBD; memberikan analisis parsial berdasarkan kondisi arus kas masuk dan arus kas keluar serta menggambarkan isu strategis atau berita terpilih yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap fiskal daerah Sumatera Utara.

Kajian diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan secara luas, antara lain mengenai Analisis kebijakan fiskal dan dampaknya terhadap perekonomian

regional, analisis ekonomi regional dan pengaruhnya terhadap efektivitas fiskal pemerintah regional di Sumatera Utara, gambaran kondisi fiskal regional (fiscal condition), kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dan risiko fiskal (fiscal risk) pada Provinsi Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini kami juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada seluruh pihak yang telah

membantu penyediaan data dan informasi

yang diperlukan. Cakupan serta kualitas

kajian ini masih perlu terus disempurnakan,

oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak yang berkepentingan, serta

mengharapkan kiranya kerjasama yang

sangat baik dengan berbagai pihak selama

ini dapat ditingkatkan di masa mendatang.

(3)

ii

Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Sumatera Utara Semester I Tahun 2021 ini disusun untuk menganalisis perkembangan ekonomi dan fiskal regional Sumatera Utara. Selain itu, juga untuk melihat hubungan dan keterkaitan antara perkembangan ekonomi dan fiskal regional sebagai pemetaan kondisi fiskal suatu wilayah dan dapat digunakan sebagai rekomendasi pada proses kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.

Lima program yang menjadi proritas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2021 yaitu peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), perluasan akses Pendidikan menengah atas dan kejuruan, konektivitas antar pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat produktivitas, peningkatan jangkauan layanan Kesehatan, dan peningkatan nilai tambah sektor agraris dan pariwisata berkelanjutan.

Pencapaian perekonomian dan pembangunan manusia di Provinsi Sumut pada Semester I Tahun 2021 tergolong sangat lebih baik dibanding dengan pencapaian tahun 2020. Laju pertumbuhan ekonomi mengalami tumbuh sebesar 4,95 persen dibarengi dengan laju inflasi sebesar 0.03 persen. Kedua indikator tersebut lebih baik dari tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi secara nasional. Pada indikator kesejahteraan, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sumatera Utara Februari 2021 sebesar 6,01 persen, turun 0,90 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020 dan naik 1,30 persen poin dibandingkan Februari 2020.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,336 sedikit menurun dibanding Gini Ratio Maret 2020. Indikator-indikator tersebut lebih baik dari indikator kesejahteraan secara nasional. Menggambarkan perekonomian dan pembangunan manusia di Sumut yang berjalan dengan baik meski ditengah pandemi Covid-19.

Pada sisi penerimaan, target dan realisasi pendapatan tahun 2021 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 18,25 persen dan 14,63 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Realisasi belanja mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,99 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Secara umum kinerja penerimaan menunjukkan tren positif, hal ini mengindikasikan membaiknya konsumsi masyarakat ditengah Pandemi Covid-19 yang masih bergejolak dan peningkatan belanja menandakan awal yang baik dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi.

EXECUTIVE SUMMARY

(4)

iii Kinerja APBD Sumatera Utara Semester I tahun 2021 menunjukkan tren perbaikan dibanding tahun lalu. Realisasi pendapatan naik sebesar Rp3,96 trilun jika dibandingkan dengan periode Semester I tahun 2020. Sedangkan penyerapan belanja telah mencapai 31,46 persen dari pagu anggaran, lebih baik dari Semester I tahun 2020 yang baru mencapai 28,05 persen.

Total pendapatan konsolidasian Provinsi Sumut Semester I tahun 2021 mencapai Rp35 triliun. Sedangkan total belanja konsolidasian mencapai Rp46,4 triliun. Terjadi peningkatan terhadap pendapatan, namun mengalami penurunan pada belanja, hal ini disebabkan pandemi yang masih menjadi tantangan bagi pemerintah untuk melakukan berbagai perbaikan aktivitas ditengah kondisi perekonomian yang belum benar-benar pulih. Sehingga mengakibatkan defisit anggaran hingga 32,53 persen atau minus Rp11,3 triliun. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, surplus/defisit mengalami penurunan sebesar 13 persen.

Dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari infeksi virus Covid-19, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran melalui APBN tahun 2021 untuk vaksin Covid-19 sebesar Rp13,92 triliun. Di Sumatera Utara, pelaksanaan vaksinasi sudah dilakukan sejak Januari 2021 dengan mengikuti tingkatan prioritas vaksinasi. Tercatat bahwa, 15,95 persen masyarakat sudah melakukan vaksin pertama dan 7,86 persen sudah melakukan vaksin kedua. Optimisme vaksinasi di Sumatera Utara serta perbaikan ekonomi global dan domestik mendorong perbaikan kinerja perekonomian dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sebesar 4,95 persen (y-on-y) pada Semester I-2021.

(5)

iv

KATA PENGANTAR i

EXECUTIVE SUMMARY ii

DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi DAFTAR GAMBAR viii BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL……….… 1

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO...………... 1

B. INFLASI ………...………... 2

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN...………... 3

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN... 5 A. PENDAPATAN NEGARA ... 6

B. BELANJA NEGARA ... 8

C. PROGNOSIS REALISASI APBN ... 11

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ...……….. 13

A. PENDAPATAN DAERAH ... 14

B. BELANJA DAERAH ... 16

C. PROGNOSIS REALISASI APBD... 17

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)... 19

BAB V BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 24

VAKSINASI COVID-19 DI SUMATERA UTARA…………... 24

Daftar isi

(6)

v Tabel I.1 Perkembangan NTP per Subsektor Sumatera Utara, Triwulan I 2021……… 4

Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Sumut s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2020 dan Tahun 2021 (miliar rupiah)………..……….. 5

Tabel II.2 Hasil Winters’ Method Plot untuk Realisasi Belanja APBN dan

Penerimaan... 11

Tabel II.3 Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 (miliar rupiah) ... 11

Tabel III.1

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Utara s.d. Akhir Semester I Tahun 2020 dan Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)………...

13

Tabel IV.1 Tabel Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah

Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2021 (dalam juta rupiah)... 19

Tabel IV.2 Realisasi Konsolidasian tahun 2021 dan 2020……... 21

Daftar Tabel

(7)

vi Grafik I.1 Pertumbuhan PDRB Sumut dan Nasional Triwulan I‐2019 s.d. Triwulan

II‐2021………... 1

Grafik I.2 Inflasi Bulanan Sumut dan Nasional Selama Triwulan II 2019, 2020 dan 2021………..……… 2

Grafik I.3 Pergerakan TPT Sumut dan Nasional Februari 2018 s.d. Februari 2021.. 3

Grafik I.4 Perkembangan Gini Ratio Sumatera Utara, September 2018 – September 2020………... 4

Grafik II.1 Realisasi Penerimaan Perpajakan Provinsi Sumatera Utara Triwulan II Tahun 2021... 7

Grafik II.2 Realisasi PNBP Triwulan II Tahun 2021 Provinsi Sumut………... 7

Grafik II.3 Tren Realisasi Belanja Perintah Pusat Triwulan II Tahun 2021 (dalam persen)... 8

Grafik II.4 Realisasi Belanja TKDD Triwulan II Tahun 2021 (dalam persen)……….. 9

Grafik II.5 Realisasi KUR TW II Tahun 2021 Berdasarkan Skema……….. 10

Grafik II.6 Penyaluran Umi Triwulan II Tahun 2021……….. 10

Grafik III.1 Komposisi dan Sumber PAD di Provinsi Sumatera Utara... 14

Grafik III.2 Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Semester I Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)………. 16

Grafik III.3 Sepuluh Tertinggi Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan Semester I Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)... 17

Grafik IV.1 20 Grafik IV.2 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Daerah dan Pusat di Provinsi Sumut triwulan II 2021... 20

Grafik IV.3 Perbandingan Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Pemda s.d. Triwulan II Tahun 2021... 21

Daftar Grafik

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II Tahun 2019,2020, dan 2021 ...

(8)

vii Grafik IV.4 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Daerah dan Pusat Provinsi Sumut Triwulan II 2021………... 22

Grafik IV.5 Grafik IV.5

Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Sumut Triwulan II Tahun

2021,2020, dan 2019... 22

(9)

viii Gambar III.1 Plot Forecasting Realisasi Pendapatan Pemda dengan SARIMA... 18

Gambar III.2 Plot Forecasting Realisasi Belanja Pemda dengan SARIMA………. 18

Gambar V.1 Perkembangan Vaksinasi Covid-19 Provinsi Sumatera Utara……..… 25

Daftar Gambar

(10)

PERTUMBUHAN EKONOMI

memuat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dan Nasional selama semester I-2021

0

-1,84%

TW II-2021 4,95%

-0,17%

TW I-2021

7,07%

Nasional Sumut

Sumut Nasional

INFLASI

memuat inflasi Sumatera Utara selama triwulan II tahun 2020-2021 (y-on-y)

Apr-21

0,08 Mei-210,22 Jun-210,03

Apr-20

-0,29 Mei-200,43 Jun-200,07

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

memuat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumut dalam 3 periode TPT terakhir

Feb-20 Ags-20 Feb-21

4,73

6,91 6,01

Sumatera Utara

SUMATERA UTARA

INFOGRAPHIC

memuat data perkembangan

ekonomi regional, APBN,

dan APBD pada Semester I

Tahun 2021

(11)

Rp

Rp

REALISASI APBN

memuat realisasi APBN Sumut s.d. semester I-2021

PENDAPATAN 38,34%

atau Rp10,83 T BELANJA & TRANSFER

48,42%

atau Rp29,85 T

53,81%

PNBP Pajak

37,44%

Hibah

0% 50,66%

TKDD

Belanja Pemerintah

39,86%

APBN

REALISASI APBD

memuat realisasi APBD Sumut s.d.

semester I-2021

Lain-lain

PENDAPATAN 45,54%

atau 26,03 T BELANJA &

TRANSFER 31,85%

atau 18,89 T

49,60%

Transfer PAD

36,80%

Transfer

Belanja

31,46%

APBD

13,07% 34,06%

(12)

BAB I

PERKEMBANGAN & ANALISIS EKONOMI REGIONAL

GUNUNG SINABUNG, KARO

“Pencapaian perekonomian dan pembangunan manusia di Sumatera Utara pada Triwulan II tahun 2021 tergolong sangat lebih baik dibanding dengan pencapaian tahun 2020. Laju pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar

4,95 persen dibarengi dengan laju inflasi

sebesar 0.03 persen”

(13)

1 A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Ekonomi Sumatera Utara triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,95 persen. Pertumbuhan ditopang oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Keuangan sebesar 7,87 persen; diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,90 persen; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 6,87 persen. Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,27 persen;

diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,22 persen; dan Konstruksi sebesar 0,61 persen.

Secara nominal, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara Triwulan II-2021 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp212,44 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp136,11 triliun. Struktur PDRB Sumatera Utara menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II-2021 didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha, yaitu: Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 21,82 persen; Industri Pengolahan sebesar 19,54 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,01 persen; dan Konstruksi sebesar 13,31 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut sebesar 73,67 persen terhadap PDRB Sumatera Utara.

Struktur PDRB Sumatera Utara menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II-2021 mengalami perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sumatera Utara, akan tetapi komponen ini mengalami sedikit penurunan dari 51,57 persen pada

BAB I : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Grafik I.1. Pertumbuhan PDRB Sumut dan Nasional Triwulan I‐2019 s.d. Triwulan II‐2021

5.31 5.25 5.11 5.21 4.25 -2.77 -2.6 -2.94

-1.84

4.95

5.06 5.05 5.01 4.96

2.97

-5.32 -3.49 -2.19

-0.17

7.07

Trw I-2019 Trw II-2019 Trw III-2019 Trw IV-2019 Trw I-2020 Trw II-2020 Trw III-2020 Trw IV-2020 Trw I-2021 Trw II-2021

Nasional Sumut

Sumber : BPS

(14)

2 Triwulan I-2021 menjadi 51,44 persen pada Triwulan II-2021. Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB secara berturut-turut adalah Ekspor Barang dan Jasa sebesar 37,74 persen; PMTB sebesar 30,84 persen; dan PK-P sebesar 7,18 persen. Sedangkan peranan Komponen PK-LNPRT dan Perubahan Inventori masing- masing sebesar 0,86 persen dan 1,80 persen. Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 29,86 persen.

Dibandingkan triwulan II-2020, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat hampir pada semua sektor kecuali perabot, peralatan rumah tangga, dan pemeliharaan rutin rumah serta barang dan jasa lainnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I-2021, terjadi peningkatan terutama pada sektor makanan dan minuman non-alkohol, pakaian, transportasi, serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya dikarenakan adanya bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Pengeluaran pemerintah meningkat karena peningkatan realisasi belanja modal APBN dan realisasi belanja fungsi kesehatan. Jika dibandingkan triwulan I-2021, terjadi peningkatan realisasi belanja sosial APBN dan realisasi belanja pegawai karena adanya realisasi pembayaran Gaji ke-13 danTHR.

B. INFLASI

Inflasi bulanan Sumatera Utara pada akhri triwulan II-2021 sebesar 0.03 persen, lebih tinggi dari inflasi nasional yang mengalami deflasi 0,16 persen. Secara umum inflasi bulanan di Sumatera Utara pada triwulan II cenderung stabil dengan besaran 0,08 persen kemudian naik menjadi 0,22 dan akhirnya 0,03.

Pada Juni 2021, tiga kota IHK di Sumatera Utara tercatat inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,31 persen; Pematang Siantar sebesar 0,23 persen; dan Medan sebesar 0,03 persen. Sementara dua kota lainnya deflasi, yaitu Padang Sidimpuan sebesar 0,26 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,28 persen.

Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memiliki andil terbesar pada inflasi Juni 2021 sebesar 0,06 persen dengan tingkat inflasi Grafik I.2. Inflasi Bulanan Sumut dan Nasional Selama Triwulan II 2019, 2020 dan 2021

0.44 0.68 0.55

0.08

0.07

0.18 0.13 0.32

-0.16 1.23 1.19 1.63

-0.29

0.43

0.07 0.08 0.22

0.03

-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

Apr-19 Mei-19 Jun-19 Apr-20 Mei-20 Jun-20 Apr-21 Mei-21 Jun-21 Nasional Sumut

Sumber : BPS

(15)

3 0,32 persen, disusul kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menyumbang andil sebesar 0,05 persen dengan tingkat inflasi sebesar 0,88 persen.

Disamping kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi, terdapat juga kelompok pengeluaran yang pada bulan Juni 2021 ini mengalami deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau (-0,26 persen), pakaian dan alas kaki (-0,14 persen) dan transportasi (-0,15 persen) dengan andil masing-masing sebesar -0,08 persen, -0,01 persen dan -0,01 persen. Sedangkan 4 kelompok pengeluaran lainnya tidak meskipun terjadi inflasi tetapi sangat kecil memberikan andil terbentuknya inflasi pada bulan Juni 2021 sebesar 0,00 persen, kelompok pengeluaran tersebut adalah kesehatan (0,00 persen), Informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,04 persen), rekreasi, olahraga dan budaya (0,02 persen) dan pendidikan (0,00 persen).

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sumatera Utara Februari 2021 sebesar 6,01 persen, turun 0,90 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020 dan naik 1,30 persen poin dibandingkan Februari 2020. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 sebanyak 7,479 juta orang, naik 129 ribu orang dibanding Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,72 persen poin. TPT Sumatera Utara Februari 2021 tersebut lebih rendah dari TPT Nasional sebesar 6,26 persen.

Terdapat 694 ribu orang (6,44 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid- 19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (59 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (38 ribu orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (34 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (563 ribu orang).

Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan Gini Ratio Sumatera Utara yang baru dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Maret 2021, Untuk bulan September 2020 tercatat Gini Rasio sebesar 0,314. Terjadi sedikit penurunan

Grafik I.3. Pergerakan TPT Sumut dan Nasional Februari 2018 s.d. Februari 2021

5.13 5.34 5.01 5.28 4.99 7.07 6.26

5.59 5.56 5.56 5.41 4.73 6.91 6.01

Feb-18 Agt-18 Feb-19 Agt-19 Feb-20 Agt-20 Feb-21

Nasional Sumut Sumber : BPS

(16)

4 sebesar 0,002 poin jika dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 0,316. Penurunan Gini Rasio ini berarti terjadi penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,336 sedikit menurun dibanding Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,338. Sebaliknya, Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,258 meningkat dibanding Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,255. Pada September 2020, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 21,48 persen.

Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 20,18 persen dan di daerah perdesaan angkanya tercatat sebesar 24,06 persen yang artinya keduanya juga berada pada kategori ketimpangan rendah.

Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Utara Juni 2021 tercatat sebesar 116,56 atau kontraksi 1,07 persen dibandingkan dengan NTP Mei, yaitu sebesar 118,58. Penurunan NTP Juni 2021 disebabkan oleh turunnya NTP pada tiga subsektor, yaitu NTP subsektor Hortikultura sebesar 2,98 persen, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,03 persen, dan NTP subsektor Perikanan sebesar 0,19 persen. Sementara, NTP dua subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,32 persen dan NTP Subsektor Peternakan sebesar 0,97 persen.

NTP per Subsektor April 2021 Mei 2021 Juni 2021

1. Tanaman Pangan 95,60% 96,41% 96,72%

2. Holtikultura 99,37% 95,59% 92,72%

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 141,31% 143,48% 139,13%

4. Peternakan 102,69% 104,17% 105,19%

5. Perikanan 103,47% 104,07% 107,87%

Sumber : BPS

Grafik I.4. Perkembangan Gini Ratio Sumatera Utara, September 2018 – September 2020 0.342 0.365

0.335 0.33 0.338 0.337 0.338 0.336

0.256 0.264 0.272 0.257 0.264 0.262 0.255 0.258

0.315 0.335 0.318 0.311 0.317 0.315 0.316 0.314

0.2 0.3 0.4

Mrt-17 Sep-17 Mrt-18 Sep-18 Mrt-19 Sep-19 Mrt-20 Sep-20

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Sumber : BPS

Tabel I.1. Perkembangan NTP per Subsektor Sumatera Utara, Triwulan I 2021

(17)

BAB II

PERKEMBANGAN & ANALISIS PELAKSANAAN APBN

JALAN TOL, TEBING TINGGI

“Pertumbuhan positif realisasi Belanja dan Penerimaan s.d.

Triwulan II tahun 2021 di Sumatera Utara mengindikasikan

terdapat pertumbuhan konsumsi regional dan pemulihan

kegiatan ekonomi umum Sumatera Utara di tengah upaya

berkelanjutan pemerintah bersama rakyat dalam mengatasi

pandemi”

(18)

5 Bab ini berisi data dan analisis pelaksanaan APBN di Wilayah Provinsi Sumut yang meliputi APBN Tingkat Provinsi.

Tabel II. 1

Pagu dan Realisasi APBN Sumut s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2020 dan Tahun 2021 (miliar rupiah)

Uraian 2020 2021 Growth

Real(%)

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

A. Pendapatan Negara 23.888,56 9.625,94 40,30 28.248,98 10.831,70 38,34 12,53 I. Penerimaan Perpajakan 22.543,46 8.719,82 38,68 26.694,42 9.995,12 37,44 14,63 II. Penerimaan PNBP 1.345,10 906,13 67,37 1.554,56 836,58 53,81 -7,68

III. Penerimaan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Belanja Negara 62.549,76 28.160,83 45,02 61.638,65 29.847,38 48,42 2,65 I. Belanja Pemerintah Pusat 22.450,87 7.633,57 34,00 21.479,71 8.562,72 39,86 12,17 1. Belanja Pegawai 9.281,46 4.102,19 44,20 9.280,08 4.441,54 47,86 8,27

2. Belanja Barang 8.328,28 2.380,12 28,58 7.349,85 2.597,53 35,34 9,13

3. Belanja Modal 4.810,65 1.140,21 23,70 4.811,15 1.516,25 31,52 32,98

4. Bantuan Sosial 30,48 11,05 36,24 38,63 7,40 19,16 -32,98

II. Transfer ke Daerah & Dana

Desa 40.098,89 20.527,26 51,19 40.158,94 20.344,61 50,66 3,69

1. Dana Perimbangan 35.603,30 18.596,64 52,23 35.633,65 19.041,48 53,44 2,39

a. DAU 23.134,20 13.198,95 57,05 22.687,43 12.961,92 57,13 -1,80

b. DBH 1.572,06 469,76 29,88 1.577,23 940,06 59,60 100,12

c. DAK FISIK 2.418,35 193,02 7,98 2.972,48 185,01 6,22 -4,15

d. DAK Non Fisik 7.840,20 4.498,41 57,38 7.949,96 4.731,22 59,51 5,18

e. DID 638,50 236,50 37,04 446,54 223,27 50,00 -5,59

2. Dana Desa 4.495,59 1.930,62 42,94 4.525,29 1.303,13 28,80 -32,50

Surplus/Defisit -38.661,20 -18.534,89 -33.389,67 -18.075,63

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumut Semester 1 Tahun 2021 (diolah)

Pada sisi penerimaan, target dan realisasi pendapatan tahun 2021 mengalami kenaikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Untuk target penerimaan mengalami kenaikan sebesar 18,25 persen dan realisasi penerimaan mengalami pertumbuhan positif sebesar 14,63 persen jika dibandingkan dengan triwulan II TA. 2020. Pertumbuhan positif ini mengindikasikan terdapat pertumbuhan konsumsi regional dan pemulihan kegiatan ekonomi umum Provinsi Sumatera Utara di tengah upaya berkelanjutan pemerintah bersama rakyat dalam mengatasi pandemi.

Pada sisi belanja, pagu belanja Provinsi Sumatera Utara pada triwulan II 2021 sebesar Rp61,63 triliun dengan komposisi alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp21,47 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp40,16 triliun.

Pagu ini megalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Penurunan terbesar terjadi pada belanja barang dengan penurunan sebesar

BAB II : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

(19)

6 11,75 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Belanja Barang Operasional dan Non Operasional mengalami penurunan yang paling besar, hal ini dikarenakan perubahan pola kerja baru di perkantoran Pemerintah yang memanfaatkan teknologi dan informasi dalam kegiatan operasional sehari-hari. Untuk belanja TKDD mengalami peningkatan alokasi pagu sebesar 0,15 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan TKDD tahun 2021 merupakan upaya pemerintah untuk tetap memperkuat layanan publik, mendorong percepatan pemulihan ekonomi, serta menjaga kesejahteraan masyarakat di daerah dan di desa, meskipun masih terdapat tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya, dikarenakan bersamaan dengan upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas di tempat umum.

Dari sisi realisasi, realisasi belanja mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,99 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Pertumbuhan positif ini terjadi baik dari Belanja Pemerintah Pusat maupun Belanja TKDD. Dari Belanja Pemerintah Pusat, hanya Belanja Bantuan Sosial yang mengalami pertumbuhan negatif jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Untuk Belanja TKDD, Penyaluran DAU, DAK Fisik, Dana Desa dan DID mengalami pertumbuhan negatif jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Rendahnya penyaluran DAU, DAK Fisik dan DID disebabkan oleh terkendalanya pemenuhan persyaratan penyaluran oleh Pemda sedangkan rendahnya penyaluran Dana Desa dikarenakan di tahun 2020 dipengaruhi adanya relaksasi penyaluran Dana Desa tahun 2020 untuk penanganan Covid-19.

A. PENDAPATAN NEGARA 1. Pendapatan Perpajakan

Penerimaan perpajakan merupakan sumber pendapatan terbesar di Provinsi Sumut, tercatat sampai dengan akhir triwulan II penerimaan pajak berkontribusi sebesar Rp9,99 triliun dari total pendapatan negara di Provinsi Sumatera Utara yang sebesar Rp10,83 triliun. Penerimaan perpajakan ini terdiri dari Pajak Dalam Negeri sebesar Rp8,05 triliun dan Pajak Perdagangan Internasional sebesar Rp1,94 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan ini lebih mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,63 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020.

Penerimaan PPh Non Migas masih menjadi primadona dalam capaian penerimaan perpajakan dengan capaian sebesar Rp5,24 triliun atau sebesar 52,53 persen. Secara umum kinerja penerimaan menunjukkan tren positif, hal ini mengindikasikan membaiknya konsumsi masyarakat ditengah pandemi Covid-19 yang

(20)

7 masih terjadi. Hal ini ditunjukan dengan realisasi PPN mengalami pertumbuhan positif di bulan Juni 2021 sebesar 3,20 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.

Grafik II. 1. Realisasi Penerimaan Perpajakan Provinsi Sumut Triwulan II Tahun 2021

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Grafik II. 2. Realisasi PNBP Triwulan II Tahun 2021 Provinsi Sumut

Selain optimalisasi sektor pajak, salah satu langkah kebijakan fiskal di bidang pendapatan

negara adalah

optimalisasi PNBP dari BLU, dan PNBP Lainnya. Tercatat PNBP triwulan II tahun 2021 mengalami kontraksi sebesar 7,68 persen jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020.

Penurunan ini utamanya dikarenakan penurunan pendapatan lain-lain khususnya Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu yang mengalami penurunan sebesar 77,91 persen. Pertumbuhan negatif juga terjadi pada pendapatan BLU, tercatat pertumbuhan negatif sebesar 15,05 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. Penurunan pendapatan BLU ini salah satunya diakibatkan penurunan pada Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit sebesar 35,09 persen.

8,053,732,559,706 1,941,388,791,338

Penerimaan Perpajakan

Pajak Dalam Negeri

Pajak Perdagangan Internasional

70.84

5,249,998.12

2,077,557.81 76,806.73

484,985.44 164,313.62

0.00 1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00

PPh Migas

PPh Non Migas

PPN PBB Cukai Pajak Lainnya Pajak Dalam Negeri (dalam jutaan rupiah)

454,311.72

1,487,077.07

0.00 2,000,000.00

Bea Masuk Bea Keluar Pajak Perdagangan Internasional

(dalam jutaan rupiah)

2020 2021

PNBP Lainnya Pendapatan BLU 2020 464,256,838,414 441,870,582,549 2021 461,187,580,392 375,375,646,583 Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

(21)

8 Hal ini dikarenakan masyarakat masih memiliki ketakutan untuk berobat ke rumah sakit dimasa pandemi Covid-19.

B. BELANJA NEGARA

1. Belanja Pemerintah Pusat

Grafik II. 3. Tren Realisasi Belanja Perintah Pusat Triwulan II Tahun 2021 (dalam persen)

Tren Belanja K/L triwulan II 2021 positif. Pencairan Belanja Pegawai di triwulan II cenderung stabil dan meningkat tiap bulannya. Jika dilihat pada bulan Januari, realisasi belanja pegawai lebih kecil dibandingkan bulan Februari dan Maret, hal ini disebabkan honor/uang makan/uang lembur bulan Januari baru dibayarkan pada Februari.

Untuk belanja barang dan modal, peningkatan belanja terlihat dari bulan Februari.

Mengingat pada bulan Januari satker masih melengkapi dokumen syarat pencairan tahun anggaran 2020 dan persiapan dokumen-dokumen pengadaan barang. Secara agregat, realisasi belanja pemerintah pusat pada triwulan II tahun 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,54 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Peningkatan terjadi pada belanja modal, tumbuh sebesar 71,68 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Kinerja realisasi Belanja Pemerintah Pusat hingga akhir Maret 2021 yang lebih baik dari periode tahun sebelumnya merupakan awal yang baik untuk mendukung proses pemulihan ekonomi.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Januari Februari Maret April Mei Juni

DBH DAU

DID DAK Non Fisik

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

Januari Februari Maret April Mei Juni

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal Belanja Bansos

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

(22)

9 2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Grafik II. 4. Realisasi Belanja TKDD Triwulan II Tahun 2021 (dalam persen)

Penyaluran DBH pada Bulan Februari dan Maret terjadi penyaluran DBH tertinggi, hal ini dipengaruhi adanya percepatan penyaluran Kurang Bayar DBH Pajak dan SDA yang diharapkan dapat memberikan penguatan bagi ruang fiskal daerah dalam

mendukung pendanaan

penanganan Covid-19 serta program pemberian vaksin di daerah.

Hingga akhir triwulan II 2021, realisasi DAK Fisik baru sebesar 7,58 persen. Hal ini disebabkan sebagian besar Pemda masih dalam proses pengadaan barang dan jasa kegiatan DAK Fisik. Sementara, sebagian daerah lainnya sedang menyelesaikan pemenuhan dokumen persyaratan penyaluran lainnya seperti Perda APBD, laporan realisasi penyerapan dana capaian output tahun sebelumnya, dan foto kegiatan tahun sebelumnya. Belum terdapat penyaluran DAK Fisik karena masih dalam proses lelang.

Untuk penyaluran DAU mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,80 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa Pemda yang masih mengalami kendala dalam pemenuhan syarat pelaporan untuk penyaluran DAU.

Sedangkan realisasi Dana Desa penyalurannya dapat dikatakan masih rendah, tercatat sampai dengan akhir triwulan II TA 2021 baru tersalurkan sebesar 28,80 persen, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pola penyaluran Dana Desa dimana pada TA 2020 Pemerintah memberikan relaksasi penyaluran baik dari sisi prosedur maupun persyaratan penyaluran.

3. Manajemen Investasi Pusat a. Penerusan Pinjaman

Investasi Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah adalah penerusan pinjaman kepada Pemerintah Daerah dan BUMD serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat melalui perbankan. Hingga triwulan II 2021, penerusan pinjaman kepada Sumber: Aplikasi OMSPAN

(diolah)

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00

Januari Februari Maret April Mei Juni

DBH DAU

DID DAK Non Fisik

DAK Fisik Dana Desa

Sumber: Aplikasi OMSPAN (diolah)

(23)

10 Pemerintah Daerah/ BUMD telah selesai dan tidak ada penerusan pinjaman yang baru.

b. Kredit Program dan UMi

Kondisi Penyaluran Program Kredit KUR triwulan II tahun 2021 pada Provinsi Sumut dapat dilihat pada Grafik II. 5. Skema KUR Mikro masih menjadi pilihan masyarakat dengan jumlah debitur sebanyak 53.753 debitur pada triwulan II tahun 2021 dengan sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan menjadi primadona.

Sedangkan untuk UMi triwulan II tahun 2021, jumlah akad sebesar Rp6,55 miliar dengan jumlah debitur sebesar 1.999 debitur. Adapun penyaluran UMi tertinggi terdapat pada Kabupaten Deli Serdang diikuti dengan Kabupaten Langkat di posisi kedua.

Grafik II. 5. Realisasi KUR TW II Tahun 2021 Berdasarkan Skema

Sumber: Aplikasi SIKP (diolah)

Grafik II. 6. Penyaluran Umi Triwulan II Tahun 2021

Sumber: Aplikasi SIKP Umi (diolah)

Perkembangan penyaluran pembiayaan Ultra Mikro di Provinsi Sumatera Utara mengalami tren positif selama Semester I 2021, menjangkau 13.313 debitur dengan total penyaluran Rp50,69 miliar. Pada paruh pertama Semester I 2021, pertumbuhan penyaluran UMi masih agak stagnan. Pada Januari 2021, disalurkan sebesar Rp2,6 miliar kepada 685 debitur. Pada Maret 2021, tersalurkan Rp3,5 miliar kepada 1.002 debitur. Selanjutnya pada paruh kedua Semester I 2021, pertumbuhan meningkat dengan tajam, dari bulan April 2021 penyaluran sebesar Rp6,8 miliar meningkat

KECIL MIKRO SUPERMI TKI

Jlh Salur 1,990,085,287,900 3,660,580,526,741 255,765,455,923 39,530,000

Jlh Debitur 9,719 111,315 28,169 2

0 50,000 100,000 150,000

0 1,000,000,000,000 2,000,000,000,000 3,000,000,000,000 4,000,000,000,000

Januari Februari Maret April Mei Juni

PENYALURAN 2,613,000 2,358,000 3,549,520 6,756,312 10,176,45 25,234,64

DEBITUR 685 652 1,002 1,681 2,716 6,577

- 2,000 4,000 6,000 8,000

- 10 20 30

Debitur (orang)

Penyaluran (Miliar)

(24)

11 menjadi Rp25,2 miliar pada Juni 2021. Dengan debitur pada April 2021 sebanyak 1.681 debitur sampai bulan Juni 2021 sebanyak 6.577 debitur.

C. Prognosis Realisasi APBN

Prognosis Realisasi APBN di Provinsi Sumatera Utara diukur menggunakan pendekatan forecasting menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya.

Tabel II. 2. Hasil Winters’ Method Plot untuk Realisasi Belanja APBN dan Penerimaan

Sumber : Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing

Berdasarkan hasil pengujian eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam tabel II.2, didapatkan prognosis realisasi penerimaan dan realisasi APBN sampai dengan triwulan IV tahun 2021 yang tersaji dalam tabel II. 3. berikut ini.

Tabel II. 3 Tabel Perkiraan Realisasi APBN

Lingkup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 (miliar rupiah)

Uraian Pagu

Realisasi s.d. TW II Perkiraan Realisasi s.d. Tw IV Rp. % Realisasi

Thdp Pagu Rp. % Realisasi Thdp Pagu Pendapatan

Negara 28.248,98 10.831,70 38,34 26.147,26 92,56

Belanja Negara 61.638,65 28.907,33 48,42 60.917,48 98,83

Surplus/Defisit -33.389,67 -18.075,63 -39.744,75 Sumber : Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing (diolah)

Prognosis penerimaan negara sampai dengan bulan Desember 2021 (triwulan IV) diprediksi tercapai sebesar 92,56 persen atau sekitar Rp26.147,26 triliun. Sedangkan prognosis belanja negara sampai dengan bulan Desember 2021 (triwulan IV) diprediksi terealisasi sebesar 98,83 persen dari pagu belanja APBN atau sebesar Rp60.917,48 triliun.

(25)

12 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Pemulihan ekonomi akan berlanjut hingga akhir 2021. Secara keseluruhan tahun 2021, perekonomian Sumatera Utara diprediksi tumbuh pada rentang 3%- 4,5%. Program vaksinasi diharapkan menjadi jawaban dari perbaikan perekonomian. Peningkatan pertumbuhan, baik dari sisi permintaan maupun penawaran menunjukkan perbaikan. Perbaikan terutama didorong oleh peningkatan aktivitas belanja masyarakat di HKBN Idul Fitri dan Jaring Pengaman Sosial dari pemerintah. Sementara itu, secara keseluruhan tahun, tekanan inflasi diperkirakan meningkat namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Fase pemulihan yang berlangsung akan meningkatkan permintaan domestik sekaligus memperbaiki daya beli masyarakat yang pada gilirannya akan berpengaruh pada kenaikan harga.

Sumber: Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Bank Indonesia

(26)

BAB III

PERKEMBANGAN & ANALISIS PELAKSANAAN APBD

BERTANI PADI, TAPANULI UTARA

“Kinerja APBD Sumatera Utara s.d. Triwulan II tahun 2021

menunjukkan tren perbaikan dibanding tahun lalu.

Realisasi pendapatan mengalami kenaikan sebesar

Rp3,96 triliun dan penyerapan belanja telah mencapai

Rp15,87 triliun atau 31,46 persen dari pagu”

(27)

13 APBD merupakan salah satu intstrumen pendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Salah satu indikator kinerja APBD adalah tercapainya target pendapatan dan realisasi belanja.

Tabel III.1

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Utara s.d. Akhir Semester I Tahun 2020 dan Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)

Uraian Semester I 2020 Semester I 2021

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % %*

(1) (2) (3) (4)=(3)/(2) (5) (6) (7)=(6)/(5)

PENDAPATAN 59.038,50 22.073,75 37,39% 57.163,64 26.031,58 45,54%

PAD 12.805,15 4.546,06 35,50% 12.834,49 4.722,82 36,80% 18,14%

Pajak Daerah 9.224,82 3.369,24 36,52% 9.471,63 3.536,40 37,34% 74,88%

Retribusi Daerah 733,04 161,71 22,06% 548,04 145,58 26,56% 3,08%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

650,53 439,82 67,61% 693,24 457,09 65,94% 9,68%

Lain-lain PAD Yang Sah 2.196,76 575,28 26,19% 2.121,58 583,74 27,51% 12,36%

TRANSFER 41.871,20 17.254,91 41,21% 42.475,37 21.066,52 49,60% 80,93%

Transfer Pemerintah Pusat 37.163,59 15.933,63 42,87% 35.972,80 18.485,17 51,39% 87,75%

Bagi Hasil Pajak 1.423,35 423,67 29,77% 1.202,02 537,37 44,71% 2,91%

Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 169,44 88,06 51,97% 348,73 220,01 63,09% 1,19%

Dana Alokasi Umum (DAU) 24.999,49 13.087,82 52,35% 24.337,52 13.313,71 54,70% 72,02%

Dana Alokasi Khusus (DAK) 10.571,30 2.334,07 22,08% 10.084,54 4.414,08 43,77% 23,88%

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 2.283,95 470,91 20,62% 4.405,13 1.147,01 26,04% 5,44%

Dana Penyesuaian & Dana Desa 2.283,95 470,91 20,62% 4.405,13 1.147,01 26,04%

Transfer Pemerintah Daerah Lainnya 2.323,66 850,38 36,60% 2.072,44 1.434,34 69,21% 6,81%

Bagi Hasil Pajak 2.114,60 761,10 35,99% 1.985,49 1.407,49 70,89% 98,13%

Bagi hasil Lainnya 209,07 89,28 42,70% 86,94 26,85 30,88% 1,87%

Bantuan Keuangan 100,00 0,00 0,00% 25,00 0,00 0,00% 0,00%

Bantuan Keuangan dari Pemda Provinsi Lainnya

100,00 0,00 0,00% 25,00 0,00 0,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

4.362,15 272,78 6,25% 1.853,78 242,24 13,07% 0,93%

Pendapatan Hibah 1.603,62 98,16 6,12% 548,27 79,12 14,43% 32,66%

Pendapatan Dana Darurat 518,39 31,29 6,04% 0,00 0,00 0,00% 0,00%

Pendapatan Lainnya 2.240,14 143,33 6,40% 1.305,50 163,12 12,49% 67,34%

JUMLAH PENDAPATAN 59.038,50 22.073,75 37,39% 57.163,64 26.031,58 45,54%

BELANJA 53.565,54 15.027,32 28,05% 50.452,64 15.873,27 31,46% 84,05%

Belanja Pegawai 22.392,19 9.100,70 40,64% 21.934,42 9.456,19 43,11% 59,57%

Belanja Barang dan Jasa 14.589,56 2.917,77 20,00% 14.380,60 3.156,87 21,95% 19,89%

Belanja Bunga 21,78 2,96 13,60% 19,22 9,45 49,17% 0,06%

Belanja Subsidi 1,26 0,70 55,42% 3,60 1,60 44,56% 0,01%

Belanja Hibah 4.308,07 676,31 15,70% 5.090,84 2.327,39 45,72% 14,66%

Belanja Bantuan Sosial 155,79 42,60 27,34% 247,45 13,23 5,35% 0,08%

Belanja Bantuan Keuangan 1.701,19 289,09 16,99% 51,80 2,49 4,80% 0,02%

Belanja Modal 9.546,12 969,72 10,16% 8.189,25 847,12 10,34% 5,34%

Belanja Tidak Terduga 849,57 1.027,48 120,94% 535,47 58,93 11,01% 0,37%

TRANSFER 7.140,47 1.710,10 23,95% 8.846,30 3.012,94 34,06% 15,95%

Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 2.255,52 890,19 39,47% 2.483,85 1.614,30 64,99% 53,58%

Transfer Bantuan Keuangan 4.884,95 819,91 16,78% 6.362,44 1.398,65 21,98% 46,42%

JUMLAH BELANJA & TRANSFER 60.706,02 16.737,42 27,57% 59.298,94 18.886,21 31,85%

SURPLUS / (DEFISIT) -1.667,52 5.336,32 -320,02% -2.135,30 7.145,37 -334,63%

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN 1.874,89 1.080,84 57,65% 2.537,55 2.010,35 79,22%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN 243,95 191,23 78,39% 521,91 407,18 78,02%

PEMBIAYAAN NETTO 1.630,94 889,61 54,55% 2.015,64 1.603,17 79,54%

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) -36,57 6.225,94 -119,66 8.748,54

BAB III : PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah *Persentase terhadap sub jumlah

(28)

14 Jika dilihat dari target pendapatan dan pagu belanja, APBD Semester I tahun 2021 lebih kecil dari tahun 2020, ini menunjukkan pandemi Covid-19 masih diperkirakan akan mempengaruhi perekonomian tahun 2021. Namun jika mellihat realisasi Semester I tahun 2021, kinerja pelaksanaan APBD menunjukkan tren positif. Total realisasi pendapatan pemda di Sumatera Utara pada Semester I tahun 2021 mencapai Rp26,03 triliun. Nilai tersebut naik sebesar Rp3,96 trilun (17,93 persen) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Kinerja penyerapan anggaran juga menunjukkan tren positif.

Penyerapan belanja pemda di Sumatera Utara pada Semester I tahun 2021 telah mencapai 31,46 persen dari pagu anggaran, lebih baik dari Semester I tahun 2020 yang baru mencapai 28,05 persen.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD pemda pada Semester I tahun 2021 mencapai 36,80 persen dari target, atau sebesar Rp4,72 triliun. Realisasi tersebut meningkat 3,89 persen (Rp0,18 triliun) dibandingkan periode Semester I tahun 2020 yang mencapai sebesar Rp4,55 triliun. Angka ini menunjukkan geliat ekonomi di Sumatera Utara yang membaik walau pandemi Covid-19 belum reda. PAD terbesar dimiliki oleh Pemda Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp2,68 triliun atau mencakup 56,83 persen total PAD pemda seluruh Sumatera Utara.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Penerimaan Pajak Daerah merupakan kontributor PAD terbesar, mencakup 74,88 persen dari total PAD yang dihasilkan. Realisasi Pajak Daerah di Sumatera Utara pada Semester I tahun 2021 mencapai Rp3,54 triliun, meningkat Rp167,15 miliar (4,96 persen) dari penerimaan Pajak Daerah pada Semester I tahun 2020. Peningkatan diperoleh salah satunya dari penerimaan pajak restoran. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian di Sumatera Utara sudah mulai mememasuki tahap recovery sebagai dampak dari meningkatnya penduduk yang telah menerima vaksin, peningkatan kesadaran

74.88%

3.08%

9.68%

12.36%

Grafik III.1

Komposisi dan Sumber PAD di Provinsi Sumatera Utara

Pajak Daerah Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD Yang Sah

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

(29)

15 masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan, serta inovasi dan pemanfaatan teknologi oleh pelaku bisnis.

Jika dilihat dari besaran nilai, Pemda Provinsi Sumatera Utara merupakan penyumbang terbesar penerimaan Pajak Daerah, yakni sebesar Rp2,35 triliun (66,48 persen dari total Pajak Daerah). Penerimaan pajak daerah tersebut didominasi dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Permukaan. Namun realisasi peneriman pajak dari jenis ini masih di bawah realisasi Semester I tahun 2020 diantaranya disebabkan masih lesunya penjualan mobil bekas.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Realisasi penerimaan Retribusi Daerah Semester I tahun 2021 masih belum berpengaruh signifikan kepada PAD pemda Sumatera Utara, hanya memberi porsi 3,08 persen dari total PAD. Realisasi Retribusi Daerah Semester I tahun 2021 bahkan mengalami penurunan 9,97 persen dibandingkan dengan Semester I tahun 2020 sebesar Rp161,71 miliar. Kota Tanjung Balai menjadi penyumbang terbesar penurunan angka penerimaan Retribusi Daerah.

Realisasi penerimaan Retribusi Daerah Kota Tanjung Balai Semester I tahun 2021 sebesar Rp0,84 miliar, turun sebesar Rp16,13 miliar (-95,06 persen dari Semester I tahun 2020). Masih belum pulihnya ekonomi diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya penerimaan Retribusi Pemda.

c) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan berasal dari perolehan bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Semester I tahun 2021 sebesar Rp0,45 triliun, meningkat 3,93 persen dari realisasi Semester I tahun 2020.

2. Pendapatan Transfer

Pendapatan transfer mengisi porsi terbesar pada akun pendapatan pemda di Sumatera Utara (80,93 persen dari total pendapatan), menunjukkan masih rendahnya tingkat kemandirian pemda dalam membiayai kegiatannya. Realisasi pendapatan transfer pada Semester I tahun 2021 sebesar Rp21,07 triliun, naik 22,09 persen dari pendapatan transfer Semester I tahun 2020 yang sebesar Rp17,25 triliun. Kenaikan pendapatan transfer didorong oleh naiknya nilai Transfer

(30)

16 Pemerintah Pusat sebesar Rp2,55 triliun dari Semester I tahun 2021 yang hanya sebesar Rp15,93 triliun.

Peningkatan realisasi penerimaan dana transfer pada Semester I tahun 2021 ini didorong oleh kebijakan penyaluran dana transfer ke daerah yang diperuntukkan untuk percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di daerah. Peningkatan dana transfer tersebut juga didorong oleh meningkatnya alokasi pagu dan realisasi Dana Penyesuaian dan Dana Desa tahun 2021 yang diprioritaskan untuk peningkatan pelayanan bidang Pendidikan dan Kesehatan, pemulihan ekonomi termasuk pemberdayaan UMKM, industri kecil dan pemberdayaan ekonomi kemasyarakatan.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Semester I tahun 2021 sebesar Rp0,24 triliun, diperoleh dari Pendapatan Hibah dan Pendapatan Lainnya.

Tidak semua pemda di Sumatera Utara memiliki pendapatan dari kategori ini.

Sampai akhir Semester I tahun 2021, hanya 11 kabupaten/kota yang memiliki realisasi pendapatan dari kategori ini. Porsi terbesar penyumbang realisasi Lain- Lain Pendapatan Daerah yang Sah diperoleh dari Pendapatan Lainnya sebesar Rp0,16 triliun (67,34 persen dari total penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah). Nilai ini meningkat 13,81 persen dibandingkan Semester I tahun 2020.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Realisasi Belanja Semester I tahun 2021 sebesar Rp15,87 triliun, meningkat 5,63 persen dari realisasi Belanja Semester I tahun 2020 yang sebesar Rp15,03 triliun. Penyerapan anggaran Semester I tahun 2021 (31,46 persen) juga menunjukkan kinerja yang lebih baik dari Semester I tahun 2020 (28,05 persen).

.

Peningkatan realisasi belanja Semester I tahun 2021 disebabkan oleh adanya peningkatan alokasi anggaran dan realisasi Belanja Hibah. Realisasi Belanja Hibah

3.91%

8.19%

219.13%

129.07%

244.13%

-68.95%

-99.14%

-11.52%

-94.26%

-200.00%

-100.00%

0.00%

100.00%

200.00%

300.00%

0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00

B. Pegawai B. Barang dan

Jasa B. Bunga B. Subsidi B. Hibah B. Bansos B. Bantuan

Keuangan B. Modal B. Tidak Terduga

Grafik III.2

Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Semester I Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)

2020 2021 % Naik/Turun

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

(31)

17 Semester I tahun 2021 meningkat sebesar Rp1,65 triliun, atau sebesar 244,13 persen dari Semester I tahun 2020.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Urusan Pendidikan dan Kesehatan memiliki pagu tertinggi dalam Belanja APBD berdasarkan klasifikasi urusan di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini disebabkan adanya kebijakan alokasi minimum untuk kedua urusan tersebut (20 persen dari alokasi seluruh belanja untuk urusan Pendidikan dan 10 persen dari alokasi seluruh belanja untuk urusan Kesehatan). Realisasi belanja Pendidikan Semester I tahun 2021 sebesar Rp7,12 triliun (39,85 persen), meningkat dibanding realisasi Semester I tahun 2020 sebesar Rp4,66 triliun (30,44 persen dari pagu).

C. Prognosis Realisasi APBD

Prognosis Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2021 dihitung dengan menggunakan metode Peramalan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) yang merupakan gabungan antara metode Autoregressive dengan metode Moving Average yang penggunaannya menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat.

1. Prognosis Pendapatan

Atas data historis Realisasi Pendapatan Daerah se-Provinsi Sumatera Utara triwulanan mulai tahun 2018 s.d. tahun 2021, didapatkan hasil proyeksi realisasi pendapatan Triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 64,4 persen dan pada triwulan IV tahun 2021 adalah sebesar 89,18 persen. Prediksi periode Triwulan III tahun 2021 ini mengalami kenaikan sebesar 0,92 persen dibandingkan realisasi pendapatan Triwulan III Tahun 2020 dan prediksi Triwulan IV mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen.

17,866

7,940

6,075

1,126 875 478 1,160

511 1,583 835

2,383

954 192 372 201 405 157 581 279

39.85%

30.01%

15.70%

17.01%

42.49%

42.09%

34.90%

30.79%

36.73%

33.37%

0.0 0%

5.0 0%

10. 00%

15. 00%

20. 00%

25. 00%

30. 00%

35. 00%

40. 00%

45. 00%

50. 00%

- 2,00 0 4,00 0 6,00 0 8,00 0 10,0 00 12,0 00 14,0 00 16,0 00 18,0 00 20,0 00

Pendidikan Kesehatan PU & Tata

Ruang Pera & Kaws.

Pemukiman Kantibumlinmas Sosial Lingkungan

Hidup Perhubungan Adm.

Pemerintahan Pertanian

Grafik III.3

Sepuluh Tertinggi Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan Semester I Tahun 2021 (dalam miliar rupiah)

PAGU REALISASI PERSENTASE

Sumber: LKPD Prov/Kab/kota (2021), diolah

Gambar

Grafik I.1. Pertumbuhan PDRB  Sumut dan Nasional Triwulan I‐2019 s.d. Triwulan II‐2021
Grafik I.3. Pergerakan TPT  Sumut dan Nasional Februari 2018 s.d. Februari 2021
Grafik I.4. Perkembangan Gini Ratio Sumatera Utara, September 2018 – September 2020  0.342 0.365 0.335 0.33 0.338 0.337 0.338 0.336 0.256 0.264 0.272 0.257 0.264 0.262 0.255 0.2580.3150.3350.3180.3110.3170.3150.3160.314 0.20.30.4
Tabel II. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen tidak selalu menilai kualitas merek pakaian dari negara brand origin dengan produk domestik bruto tinggi memiliki

Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume

Belanja Daerah secara keseluruhan sebesar Rp19.347,22 miliar atau 54,21 persen dari target, mengalami peningkatan 8,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (y-o-y)

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 nilai kinerja pelaksanaan anggaran BRPPUPP mengalami penurunan sebesar 0,55 %, angka penurunan tersebut

Di antar hikmah beranak banyak di masa sekarang ini adalah seorang wanita akan berpikir seribu kali kalau minta bercerai dari suaminya. Jauh berbeda antara istri yang sudah

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa masing-masing produk smartphone merek Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Lenovo tidak mempunyai pesaing langsung pada atribut kamera

(3) Dalam hal hasil pene1itian dan evaluasi atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah tcrpcnuhi, dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja Direktur

Yang dimaksud Double Movement dalam pemikiran Fazlur Rahman adalah Upaya untuk melakukan penafsiran ayat al- Qur'an dengan ayat yang lain (al- Qur'an yufassir ba'dhuhu