• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan dan kemajuan:tahun 2007-2011

Kegiatan suatu usaha akan mengalami peningkatan dari masa ke masa. Perkembangan zaman yang semakin maju mendorong para pengrajin industri eceng gondok berbuat sesuatu yang lebih baik, sehingga dapat berdampak pada suatu perkembangan untuk industrinya. KUPP Karya Muda “Syarina Production” yang semakin berkembang membuat usaha ini harus menciptakan kerajinan eceng gondok yang semakin variatif dengan beraneka ragam bahan lain. Produk yang dihasilkanpun mulai dari benda pakai sampai benda hias, dari yang sederhana samapai yang sulit, yang berukuran kecil hingga ukuran besar, dari yang murah sampai dengan yang mahal.34

34

Wawancara dengan Slamet Triamanto selaku pemilik KUPP Karya Muda “Syarina Production , tanggal 3 April 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

Perkembangan awal KUPP Karya Muda “Syarina Production” dimulai dari tingkat yang kecil, yaitu dari keikutsertaanya dalam acara pelatihan Kelompok Usaha Pemuda Produktif tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah pada Juni 2004. Hal tersebut tentunya menjadikan awal semangat pemilik KUPP Karya Muda “Syarina Production” untuk membuat KUPP ini semakin maju. Berbagai lomba diikuti oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production”, di Tingkat Kabupaten Semarang KUPP Karya Muda “Syarina Production” berhasil meraih Juara I, menang di tingkat kabupaten, KUPP ini kemudian maju ke tingkat provinsi, di tingkat provinsi KUPP ini kembali mendapat Juara I dan menjadikan KUPP ini semakin dikenal dikalangan masyarakat.

Kemenangan KUPP Karya Muda “Syarina Production” dalam beberapa lomba kerajinan, membuat KUPP ini mengikuti beberapa pameran dan juga kegiatan pelatihan untuk semakin mengembangkan usaha dan para pekerjanya. Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh KUPP “Karya Muda “Syarina Production” antara lain:

1. Pelatihan Anyaman Eceng Gondok di Kecamatan Banyubiru 2. Pelatihan KUPP tingkat Provinsi Jawa Tengah

3. Pelatihan Managemen dari DISPENDAGRI Kabupaten Semarang 4. Pelatihan Tepat Guna UNDIP Semarang

5. Peserta Pertukaran Pemuda Provinsi (PPAP) 6. Peserta Kemah Persatuan Pemuda (KPP)

7. Pelatihan Anyam Serat Alam Non Tekstil yang diselenggarakan Disperindag Pusat bekerjasama dengan BBKB (Balai Besar Kerajinan

Batik) Yogyakarta serta JICA (Japan International Courporation

Agency)

8. Pelatihan Evaluasi dan Pembinaan KUPP tingkat provinsi Jawa Tengah

9. Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Provinsi Jawa Tengah 10. Pendamping PPAP dan KPP

11. Pelatihan Peserta Pendamping PPAP (Pertukaran Pemuda Antar Provinsi) Jawa tengah

12. Peserta Pembinaan Purna Program yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Kewirausahaan dan Industri Olahraga, Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

13. Peserta Pekan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup Indonesia

14. Peserta Pendamping PPAP dan KKP

15. Pelatihan BPAP (Bakti Pemuda Antar Provinsi)

16. Temu Kerajinan Serat Non Tekstil dan Pemanfaatan Limbah Kelapa yang diselenggarakan oleh Kementrian Negara Koperasi, usaha kecil dan menengah Republik Indonesia

17. Pelatihan Pengembangan Pemasaran Ekspor Produk Kerajinan yang diselenggarakan oleh BBPPEI dan BPTN bekerja sama dengan JICA (Japan Internationan Cooperation Agency)

18. Peserta Bimtek Internet yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah beerja sama dengan ALFA COM

19. Peserta Evaluasi Pengembangan UKM yang diselenggarakan oleh Deputi Pengembangan UKM Kementrian Negara Koperasi

20. Peserta PPBI (Pekan Produksi Budaya Indonesia) Tingkat Nasional yang diselenggarakan di JCC (Jakarta Convention Center).

21. Pendamping BPI dan BPAP di Bengkulu.

22. Peserta Peningkatan Kualitas SDM dan Manajemen Lembaga Kewirausaan Pemuda, Asisten Deputi Kelembagaan Kewirausahaan Pemuda, Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri olahraga Republik Indonesia.

Gambar 17

Kegiatan Pameran PPBI (Pekan Produksi Budaya Indonesia) yang diikuti KUPP Karya Muda “Syarina Production”

Sumber: Foto kegiatan Slamet Triamanto

Kemenangan dan pengalaman dari mengikuti berbagai lomba, pelatihan, dan pameran nasional yang ada di Jakarta, KUPP ini mulai dikenal dan diberi kepercayaan untuk memberikan pelatihan membuat kerajinan eceng gondok di berbagai daerah. Daerah yang diberi pelatihan pertama oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production” adalah Kutai Barat (Kalimantan Timur). Sukses pada pemberian pelatihan di Kutai Barat (Kalimantan Timur), KUPP ini kemudian

kembali diberi kepercayaan untuk memberikan pelatihan di Gorontalo, Samarinda, Palembang, dan Jambi.35 Semakin banyaknya pelatihan yang dilakuakan KUPP keluar daerah, menjadikan KUPP ini berkembang dengan pesat. Perkembangan KUPP tersebut dibantu oleh media cetak dan elektronik yang meliput kegiatan KUPP Karya Muda ”Syarina Production”.

Gambar 18

Pelatihan kerajinan eceng gondok di Gorontalo

Sumber: Foto Kegiatan Slamet Triamanto

Perkembangan KUPP Karya Muda “Syarina Production” begitu terlihat pada tahun 2007 ketika KUPP mengikuti pameran pertamanya di mancanegara yaitu di Dubai. Sukses pameran pertamanya di mancanegara, membuat Slamet untuk ikut serta lagi dalam usahanya memasarkan kerajinannya ke mancanegara, pameran yang selanjutnya diikuti adalah di Malaysia, Singapore, Hongkong dan Mesir.36

35

Wawancara dengan Diyah Eka Sari selaku sekretaris KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 27 Maret 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production” pukul 10.00 WIB.

36

Wawancara dengan Slamet Triamanto selaku pemimpin KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 27 Maret 2016, di Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

Perkembangan KUPP Karya “Muda Production” yang begitu pesat mendapat apresiasi dari pemerintah dan juga mendapat bantuan peralatan untuk lebih memajukan hasil kerajinannya. Peralatan yang diberikan oleh pemerintah antara lain: compressor, alat press, mesin jahit dan juga alat pemotong kertas.

Gambar 19

Bantuan dari pemerintah berupa compressor dan alat press

Sumber: Foto di KUPP Karya Muda “Syarina Production”

Kemajuan yang dialami oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production” dan adanya bantuan dari pemerintah berupa peralatan produksi membuat KUPP ini semakin membutuhkan banyak tenaga dan juga bahan baku untuk mengembangkan model kerajinannya.

a. Tenaga Kerja

Perkembangan KUPP yang begitu pesat membuat KUPP ini membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk semakin megembangkan usahanya. Pekerja KUPP Karya Muda “Syarina Production” yang semula hanya berjumlah 5 orang, bertambah menjadi 20 orang di tahun 2007 dan menjadi 36 orang pekerja pada tahun 2011. Pekerja yang dimiliki Slamet ini terdiri dari, 10 orang pengrajin

profesional dan 26 pengranjin kurang terampil, para pengrajin tersebut terdiri 13 orang pengrajin laki-laki dan 23 orang pengrajin ibu-ibu rumah tangga.37 Sebagian besar ibu-ibu yang bekerja di KUPP Karya Muda “Syarina Production” merupakan warga sekitar yang ingin membantu perekonomian keluarga. Mereka mengerjakan eceng gondok setengah jadi yang kemudian dirakit oleh perajin yang terampil. Dibekali pelatihan dan pengalaman kerja yang lama, lambat laun perajin yang tadinya kurang terampil dapat menjadi tenaga kerja perajin yang terampil.

Penambahan pegawai dan bahan baku yang dilakukan oleh Slamet Triamanto selaku pemilik KUPP Karya Muda “Syarina Production” membawa hasil yang positif untuk usahanya. Akibat dari penambahan pegawai dan bahan baku, produksi hasil kerajinan eceng gondok dalam sebulan mencapai 25 sampai dengan 100 unit bentuk kerajinan. Namun tidak semua jenis kerajinan diproduksi oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production”, hanya beberapa produk unggulan yang merupakan pemesanan dan permintaan dari pasar yang banyak lebih diutamakan produksinya. Jumlah produksi yang dihasilkan oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production” antara lain 25 unit miniatur kereta api, 25 unit miniatur mobil antik, 25 unit kapal pinishi, 25 unit miniatur kereta kencana, 100 unit cermin hias dan sandal, 150 unit kotak tisu. Sementara produk-produk lainnya diproduksi apabila ada permintaan pasar dan pada saat ada pameran.38

37

Wawancara dengan Diyah Eka Sari selaku sekretaris KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 27 Maret 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

38

Wawancara dengan Diah Eka Sari selaku sekretaris KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 14 April 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

b. Sistem Kerja dan Sistem Upah

Bertambahnya jumlah pekerja yang ada di KUPP Karya Muda “Syarina Production” membuat KUPP ini harus menciptakan suatu sistem kerja. Sistem yang ada di KUPP Karya Muda “Syarina Production” di Desa Kebondowo adalah dilakukan setiap hari, dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB,39 sedangkan sistem produksi di KUPP Karya Muda “Syarina Production” ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Pekerja yang tidak terampil menyiapkan bahan baku dan membuat bahan eceng gondok setengah jadi berupa anyaman, pilinan, karton dilapisi eceng gondok pipih, dan tenunan eceng gondok.40

b. Pekerja yang terampil membuat pola-pola yang akan dirakit, melakukan perakitan, dan melakukan proses finishing.

Selain penciptaan sistem kerja, KUPP Karya Muda “Syarina Production” juga membuat sistem upah kerja. Awalnya Sistem upah yang ada di KUPP ini hanya sistem upah borongan, namun dengan semakin berkembangnya KUPP Karya Muda “Syarina Production”, membuat sistem upah di KUPP ini menjadi 2 jenis sistem upah, yaitu:

1. Sistem upah di KUPP Karya Muda “Syarina Production” yang pertama adalah sistem upah mingguan dengan hitungan perharinya para pengrajin digaji Rp 50.000,00, sehingga apabila sistem gajinya

39

Wawancara dengan Diyah Eka Sari selaku sekretaris KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 27 Maret 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

40

Pilinan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil memilih atau dipilih. Pipih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tipis atau rata, sedangkan memipihkan adalah menekan atau menipiskan.

perminggu para pengrajin eceng gondok ini mendapatkan hasil Rp 300.000,00 per minggunya.41

2. Selain sistem mingguan, sistem upah yang kedua di pembuatan kerajinan eceng gondok ini adalah sistem upah borongan. Sistem upah ini diberlakukan untuk mereka yang bekerja sebagai pembuat anyaman atau kepangan dari eceng gondok. Sistem upah borongan ini adalah sistem upah dimana seorang pekerja yang dapat menghasilkan produksi yang banyak maka dia akan mendapat upah yang banyak pula, begitupun sebaliknya bagi mereka yang hanya dapat menghasilkan produksi sedikit maka mereka akan mendapat upah yang sedikit pula.42 Rata-rata penghasilan perhari dari para pengrajin dalam sistem upah ini mencapai Rp. 75.000,00 – Rp. 100.000,00.

c. Bahan Produksi

Bertambahnya jumlah pekerja dan juga adanya bantuan peralatan dari pemerintah seperti compressor yang digunakan untuk proses finishing dan menyemprotkan cairan clear atau melamin begitu membantu dalam proses meningkatkan produksi. Kerajinan yang dihasilkan bukan hanya dalam bentuk hiasan, namun berupa benda pakai dan peralatan dalam rumah tangga, seperti: sandal, tas, toples, dan cermin. Peningkatan hasil produksi KUPP, membuat bahan

41

Wawancara dengan Ahmad Amsori selaku bendahara KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 27 Maret 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

42

produksi yang digunakan semakin bertambah, penambahan bahan produksi di KUPP Karya Muda “Syarina Production antara lain:

1. Kain saten yang berfungsi sebagai hiasan dan pegangan pada tas

2. Tempurung kelapa atau batok dibentuk bulat atau oval sebagai kancing atau assesoris pada tas.

3. Benang nilon, untuk tali dan perekat pada kapal pinishi. 4. Karet sol digunakan untuk alas bawah sandal.

5. Bahan pewarna: semir sepatu untuk warna coklat atau hitam yang digunakan saat finishing dan pewarna batik atau pewarna kain yang digunakan saat pencelupan bahan enceng gondok kering yang dijadikan tas.

d. Pemasaran

Dalam kegiatan pemasaran, seorang penguasaha dituntut untuk ahli dalam melihat kondisi pasar, tujuannya adalah agar usaha yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu, pengusaha juga dituntut untuk kreatif di mana setiap barang yang dihasilkan harus barang yang berkualitas dengan desain yang beragam dan bervariasi, agar para konsumen dapat tertarik dengan hasil produksinya. Pemasaran merupakan segala bentuk aktivitas untuk memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen.43 Pemasaran hasil produksi KUPP Karya Muda “Syarina Production” dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pemasaran langsung dan pemsaran tidak langsung.

43

M. Manulang., Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Yogyakarta: Liberty, 1969), hlm. 210.

1. Pemasaran Langsung

Pemasaran secara langsung adalah pemasaran hasil produksi yang dapat diperoleh langsung dari produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara. Dalam kegiatan pemasaran secara langsung, pengusaha menyediakan tempat khusus untuk memajang semua hasil produksinya, atau yang biasa kita sebut dengan showroom. Dengan adanya showroom memudahkan konsumen untuk dapat memilih dan menentukan sendiri desain kerajinan yang diinginkannya. Pemasaran dengan cara ini juga memberikan keuntungan bagi pengusaha dan konsumen, karena harga yang ditetapkan tidak memerlukan penambahan laga, seperti yang dilakukan oleh pihak ketiga atau perantara.

2. Pemasaran Secara Tidak Langsung

Pemasaran tidak langsung merupakan pemasaran barang produksi dimana konsumen mendapatkan barang tidak langsung dari produsen, melainkan dari pihak ketiga atau perantara, seperti pedagang dan artshop. Pemasaran kerajinan eceng gondok dengan cara seperti ini biasanya melibatkan para pedagang yang telah memiliki tempat pemasaran sendiri, seperti daerah Ambarawa, Semarang dan sekitarnya, jakarta, Surabaya, Bogor, Yogyakarta, Bali, Bengkulu, Samarinda, Jambi, dan Gorontalo.44 Setiap bualan para pedagang mengambil barang dari pengusaha kemudian produk dijual kepada konsumen melalui artshop mereka. Kegiatan pemasaran ini tentunya sangat membatu pemasaran kerajinan eceng

44

Wawancara dengan Slamet Triamanto selaku pemilik KUPP Karya Muda “Syarina Production”, tanggal 14 April 2016, di KUPP Karya Muda “Syarina Production”, pukul 10.00 WIB.

gondok, karena dengan lingkup daerah yang luas, selain makin mengenalkan KUPP Karya Muda “Syarina Production” juga menambah omset bagi pengusaha.

Pemasaran kerajinan eceng gondok ini tidak hanya melalui lingkup Nusantara, namun pemasaran hasil produksi ini juga sudah sampai mancanegara seperti Malaysia, Singapore, Mesir dan juga Dubai, namun pemasaran untuk mancanegara masih relatif kecil. Kegiatan pemasaran kerajinan eceng gondok ini dilakukan melalui kegiatan atau even-even lokal, maupun nasional. Pada even di luar negeri difasilitasi oleh Kementrian Luar Negeri dan Bank Mandiri. Harga kerajinan eceng gondok ini bermacam-macam, harga penjualan kerajinan ini didasarkan pada bentuk dan ukuran kerajinan tersebut.

e. Hasil Produksi

Produk-produk unggulan yang dapat dihasilkan oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production” untuk dipasarkan pada periode ini antara lain:

1. Toples atau Tempat makanan

Toples atau tempat makanan yang ukurannya kecil merupakan produk dengan bentuk tabung yang berfunsi untuk menyimpan makanan. Toples makanan ini berukuran diameter 15 cm dan tinggi 7 cm, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian tabung dan bagian tutupnya. Bahan utama produk ini adalah eceng gondok yang setengah jadi yang ditenun, karton yang dilapisi eceng gondok yang pipih, kertas daur ulang, potongan penggulung kain, serta tali agel untuk tepian hiasan. Bahan tambahan lain, yaitu toples bening yang diletakkan di dalam toples eceng gondok.

Bahan eceng gondok tenun untuk lapisan dasar toples serta tutup toples, sedangkan karton yang dilapisi eceng gondok pipih berbentuk lembaran digunakan untu membuat pola sesuai dengan desain yang akan dibuat. Setelah itu, direkatkan pada bagian luar tempat toples. Selain dengan menggunakan karton yang dilapisi lembaran eceng gondok, pembuatan pola pada toples juga menggunakan tali agel yang ditempel pada bagian tepi.

Proses finishing pada toples ini adalah dengan menyemprotkan melamin ke toples, dengan tujuan untuk mencegah rayap, jamur, dan gigitan hama. Bagian dalam toples dilapisi dengan kertas daur ulang yang telah dilapisi dengan kain

furing dan yang terakhir adalah memasukkan toples bening kedalam toples eceng

gondok ini.

Gambar 20

Toples dari eceng gondok

Sumber: Foto hasil kerajinan eceng gondok

Toples berguna sebagai tempat makanan atau cemilan dan harganya yang relatif murah, bentuk toples ini juga unik, sehingga toples ini begitu diminati oleh banyak konsumen. Jarang ditemui bahan eceng gondok dijadikan toples makanan. Untuk tetap membuat toples ini laku dan diminati oleh konsumen, para pengrajin harus dapat mengembangankan atau menambahan variasi pada toples.

2. Sandal

Sandal merupakan produk yang diciptakan KUPP Karya Muda “Syarina Production” untuk alas kaki dengan bahan eceng gondok. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan sandal adalah eceng gondok yang setengah jadi berbentuk pilinan, anyaman, dan tenunan, serta bahan tambahan karet atau sol sandal.

Eceng gondok anyaman dan tenunan digunakan sebagai lapisan alas kaki, sedangkan eceng gondok pilinan digunakan untuk tali sandal. Pilinan yang digunakan untuk tali sandal adalah pilinan ganda dan pilinan tunggal. Selain itu, pada alas bawah sandal direkatkan karet atau sol sandal yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran dan pola sandal. Pada tahapfinishing, sandal disemprot dengan melamin agar sandal terhindar dari rayap, timbulnya jamur maupun gigitan hama.

Gambar 21

Sandal dari Eceng Gondok

Sumber: Foto hasil kerajinan eceng gondok

3. Cermin dari Eceng gondok

Cermin rias dari eceng gondok ini memiliki ukuran bingkai 45 cm x 30. Di tengah bingkai terdapat kaca cermin yang difungsikan untuk bercermin dengan

ukuran yang disesuaikan dengan bingkai. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kerajinan ini adalah eceng gondok setengah jadi berbentuk pilinan, anyaman, karton yang dilapisi eceng gondok pipih, dan bahan tambahan seperti kaca cermin, kertas daur ulang, triplek, kardus, kain furing, serta tali agel untuk tepi pola hias kaca cermin.

Bahan eceng gondok dan karton yang dilapisi eceng godok pipih lembaran digunakan sebagai lapisan dasar yang menutupi bingkai cermin, sedangkan pilinan sebagian besar digunakan untuk tepian bingkai. Bingkai terbuat dari kertas daur ulang, kardus, dan triplek yang sudah dilapisi dengan eceng gondok. Tali agel digunakan untuk tepi pola hiasan dan tepi bingkai cermin rias. Proses

finishing pada kerajinan ini adalah disemprot dengan melamin untuk mencegah

adanya jamur, rayap, ataupun gigitan hama. Pada bagian belakang cermin yang terbuat dari triplek, direkati dengan kain pelapis atau furing agar triplek tidak terlihat dan terkesan halus permukaannya.

Gambar 22

Cermin dari eceng gondok

4. Vas Bunga

Vas bunga dari eceng gondok ini terdiri dari berbagai ukuran, ada 4 tipe ukuran pada vas bunga ini dari tipe pertama dengan ukuran tinggi tabung 10cm dan diameter 3cm, tipe dua tinggi tabung 10cm dan berdiameter 4cm, tipe tiga berukuran tinggi tabung 15cm dan berdiameter 3cm, dan pada tipe ke empat berukuran tinggi tabung 15cm dan berdiameter 4cm. Ada pula vas dengan ukuran sedang yaitu tinggi tabung 40cm dan berdiameter 10cm.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan vas bunga ini adalah, eceng gondok setengah jadi dalam bentuk pilinan atau anyaman, karton ynag dilapisi eceng gondok pipih, dan bahan tambahan yang digunakan adalah kertas daur ulang, tali agel untuk hiasan, bambu yang berbentuk tabung. Proses pembuatan kerajinan ini tidak berbeda jauh dengan cara membuat toples, yaitu: bahan eceng gondok pilinan/anyaman untuk bahan dasar vas bunga, sedangkan karton yang telah dilapisi eceng gondok pipih digunakan untuk membuat pola sesuai yang akan dibuat, setelah itu direkatkan pada bagian luar vas. Selain dengan mengguanakan karton yang dilapisi lembaran eceng gondok, pembuatan pola pada toples juga dapat menggunakan tali agel yang di tempel pada bagian tepi. Pada proses finishing kerajinan ini disemprot dengan melamin agar terhindar dari jamur, rayap, dan gigitan hama.

Gambar 23

Vas bunga dari eceng gondok

Sumber: Indonesia.alibaba.com

5. Tas

Tas berbahan eceng gondok merupakan salah satu barang pakai yang diproduksi oleh KUPP Karya Muda “Syarina Production”. Tas ini berbahan utama eceng gondok yang berbentuk pilinan/kepangan, dan beberapa bahan tambahan seperti tali agel, kain, kayu, dan batok kelapa. Dalam proses produksinya , eceng gondok yang berbentuk pilinan/kepangan terlebih dahulu dicelupkan kedalam pewarna untuk memberikan warna pada tas. Setelah selesai pada tahap pewarnaan, eceng gondok dalam bentuk pilinan/kepangan tersebut dirangkai sesuai dengan desain dan digabungkan dengan kain dan kayu yang berfunsi sebagai pegangan pada tas. Tali agel dan batok kelapa biasanya digunakan untuk kancing tas. Pada tahap akhir, tas eceng gondok ini disemprot dengan melamin untuk mencegah jamur, rayap, dan hama.

Tas berbahan eceng gondok ini, cukup diminati oleh konsumen. Bahan tas yang ramah lingkungan dan bentuk tas yang unik membuat tas ini begitu diminati oleh konsumen. Namun sayangnya produk kerajinan eceng gondok ini bukan

produk unggulan KUPP Karya Muda “Syarina Production”, sehingga pembuatan kerajinan ini hanya diproduksi ketika ada pesanan pasar.

Gambar 24 Tas dari eceng gondok

Sumber: Foto kerajinan eceng gondok

6. Miniatur Kereta Api

Kerajinan berbentuk miniatur lokomotif kereta api merupakan pengembangan dari kereta api yang ada di Museum Kereta Ambarawa. Produk kerajinan miniatur kereta api ini merupakan bentuk kerajinan yang berkualitas, terbukti dengan pilihan bahan setengah jadi karton yang dilapisi eceng gondok pipih, teksturnya halus, pipih, dan rapi, badan miniatur lokomotif sudah selesai dengan tempatnya dan dirakit dengan baik, serta hiasan tali, serta hiasan tali agel direkatkan secara rapi dan tidak berantakan.

Gambar 25

Miniatur kereta api dari eceng gondok

Sumber: Foto hasil kerajinan eceng gondok

Pembuatan produk miniatur lokomotif ini dikerjakan oleh perajin yang sudah ahli dan terlatih, karena produk miniatur lokomotif ini memiliki tingkat

Dokumen terkait