• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA DALAM KERANGKA PROYEK

Dalam dokumen Laporan Tahunan (2010) SEKRETARIAT NASIONAL (Halaman 24-50)

PROYEK

Pencapaian Seknas PEKKA yang telah diuraikan di atas tidak terlepas dari alat dan pintu masuk proyek-proyek yang dilaksanakan selama ini. Seknas PEKKA memang mengembangkan program-program yang dalam implementasinya dilaksanakan melalui dukungan pendanaan proyek terkait pemberdayaan perempuan kepala keluarga. Selama tahun 2010, ada beberapa proyek yang dilaksanakan oleh Seknas PEKKA dari beberapa sumber pendanaan, yang umumnya diperoleh dari Trust Fund Bank Dunia. Meskipun demikian, pada tahun ini telah mulai dirintis beberapa kerjasama terbatas dengan sumber pendanaan baru khususnya melalui program bantuan Australia untuk Indonesia.

Selama tahun 2010, Seknas PEKKA melaksanakan lima proyek yang saling berkaitan dan mendukung pencapaian komprehensif Seknas di lapangan. Proyek tersebut adalah:

1. Proyek Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi Aceh atau

Support for Fe ale Headed Households duri g A eh ‘e o stru tio . Proyek i i

merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 55749 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 27 September 2005 dan berakhir 31 Desember 2010.

2. Proyek Pendidikan untuk Anak-anak Paling Miskin atau Education for Very Poor

Childre . Proyek i i di erika elalui Pusat Pe ge a ga Su erdaya Wa ita

(PPSW) lembaga induk Seknas PEKKA oleh Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 055900 – IND, dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak tahun 2006 dan akan berakhir pertengahan 2011.

3. Proyek Pengurangan Kemiskinan dan Pengembangan Kepemimpinan Perempuan

atau Pro erty ‘edu tio a d Wo e ’s Leadership; The P‘IME . Proyek i i

merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 91171 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 5 Juni 2008 dan akan berakhir pada 5 Juni 2012.

4. Proyek Pengembangan Kepemimpinan Perempuan secara Berkesinambungan atau

Sustai i g Wo e ’s Leadership Proje t. Proyek i i erupaka Trust Fu d Ba k

Dunia dengan nomor TF 095058 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 26 April 2010 dan akan berakhir pada 26 April 2014.

5. Proyek Membangun Kepentingan Publik untuk Reformasi Hukum dan Peradilan,

Pe erdayaa Huku agi Pere pua , atau Buildi g Pu li De a d for Legal a d Judi ial ‘efor , Wo e ’s Legal E po er e t . Proyek i i erupaka Trust Fu d

Bank Dunia dengan nomor TF 96440 – IND, hibah dari Pemerintah Belanda. Proyek ini telah berjalan sejak 17 Mei 2010 dan akan berakhir pada 30 Juni 2011.

Meskipun semua proyek sesungguhnya saling melengkapi dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam strategi Seknas PEKKA di lapangan, ada baiknya pula untuk melihat

laporanAkhir2010|PEKKA

23

perkembangan setiap proyek mengingat perbedaan fokus yang khusus dari setiap proyek di Seknas PEKKA. Berikut ini uraian perkembangan setiap proyek yang dikelola Seknas PEKKA.

1. TF 55749 IND J“DF “upport for Fe ale Headed Households during Aceh

Re o stru tio

Proyek ini merupakan Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi Aceh pasca bencana Tsunami di akhir tahun 2004 yang lalu. Proyek ini telah berjalan sejak 27 September 2005 dan berakhir 31 Desember 2010.

A. Latar belakang proyek

Program Pekka di Aceh dimulai awal tahun 2002, dan pada akhir tahun 2004 telah ada 55 kelompok Pekka di 53 Desa di 8 kecamatan, dan lima kabupaten di Aceh dengan anggota mencapai. Saat 1264 rumah tangga dengan lebih dari 6,000 jiwa penerima manfaat program. Pada tanggai 26 Desember 2004, provinsi Aceh dilanda gempa dan Tsumani yang menghancurkan sebagian wilayah tersebut, lebih dari 300,000 orang meninggal dan hilang. Ada tiga Kabupaten wilayah Pekka yang terkena dampak langsung Tsunami cukup buruk yaitu Kabupaten Aceh Timur (Kecamatan Idi Rayeuk), Kabupaten Bireun (Kecamatan Jeunib, Pelimbangan, Samalanga) dan Kabupaten Pidie (Mutiara Timur, Kembang Tanjong). Sedangkan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Besar tidak langsung terkena Tsunami, namun ada di antara mereka yang menjadi korban karena mencari nafkah di Banda Aceh. Namun demikian, buruknya situasi kehidupan ekonomi di Aceh, secara tidak langsung juga mempengaruhi seluruh wilayah terutama bagi mereka yang memang miskin. Mereka kehilangan jiwa, anggota keluarga, rumah tinggal dan kehilangan sumber mata pencaharian. Mereka saat itu harus mendiami camp-camp pengungsi sementara yang tersebar di kawasan tersebut, atau di rumah-rumah keluarganya. Sebagian kembali ke rumah pada siang hari dan tidur di tempat orang lain pada malam harinya karena masih trauma dan takut.

laporanAkhir2010|PEKKA

24

Lima belas orang anggota Pekka meninggal dalam musibah ini dan seorang tidak diketahui nasibnya. Lebih dari seratus anggota kehilangan rumah dan tempat usahanya, serta ratusan anggota rumahnya mengalami rusak berat. Sebagian besar mengalami kesulitan ekonomi karena efek domino musibah ini. Sebagian mereka juga mengalami kehilangan anggota keluarga besarnya, serta didera perasaan takut akan musibah susulan. Selain anggota Pekka, di wilayah - wilayah ini banyak korban lainnya yang juga dalam kondisi sama memprihatinkannya. Lebih jauh lagi, desa lain dan kecamatan lain di sekitar wilayah ini yang sebelumnya sudah diidentifikasi untuk pengembangan wilayah Pekka termasuk yang terkena dampak kedahsyatan bencana ini dengan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.

Pasca Tsunami, anggota Pekka menghadapi berbagai masalah seperti kehilangan rumah tinggal, Kerusakan berat rumah tinggal, Kehilangan sumber pendapatan (warung, perahu, lahan garam,hewan peliharaan), berkurangnya pendapatan dan menurunnya daya beli, kehilangan anggota keluarga, trauma dan perasaan tidak aman, kesedihan yang mendalam kebingungan dalam kesendirian, ketidakpastian kehidupan selanjutnya, proses belajar mengajar yang terganggu bahkan tidak dapat diselenggarakan bagi anak-anak sekolah serta kesehatan dan gizi buruk.

Tentu saja saat itu cukup banyak bantuan tanggap darurat yang datang dari berbagai pihak guna meringankan beban mereka termasuk pengadaan tempat pengungsian sementara di sekolah, masjid, rumah keluarga, pos keamanan, dan kantor kecamatan; menyediakan bahan-bahan makanan pokok seperti beras, mie instan, dan telur untuk konsumsi dapur umum; pakaian layak pakai, obat-obatan, makanan dsb; pengobatan keliling oleh paramedis dan dokter dan lain-lain. Namun demikian, Seknas PEKKA pada saat itu telah

laporanAkhir2010|PEKKA

25

mengidentifikasi potensi masalah yang akan muncul selanjutnya dalam jangka lebih panjang. Dari sekian banyak potensi masalah tersebut, Seknas PEKKA mengidentifikasi beberapa hal yang khusus dihadapi oleh ibu-ibu Pekka antara lain:

 Penumbuhan kembali kegiatan ekonomi produktif yang menjadi sumber penghidupan keluarga Pekka

 Pengadaan kebutuhan perumahan yang memadai bagi anggota Pekka yang kehilangan rumah tinggal.

 Akses pendidikan bagi anak-anak yang berada di tempat pengungsian, yang kehilangan orang tua dan sumbar pembiayaan, dalam berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMA.

 Penanganan trauma, kesedihan dan rasa kesendirian, dan mengatasi perasaan takut. Berdasarkan analisa kondisi yang telah diuraikan di atas, maka Seknas PEKKA mengajukan usulan program ke JSDF guna mengembangkan strategi yang berkelanjutan dalam pengembangan Pekka pasca bencana Tsunami di Aceh. Persetujuan JSDF untuk mendanai upaya ini kemudian mengharuskan Seknas mengembangkan secara khusus Pekka di Aceh dengan pendekatan yang khusus pula.

B. Tujuan

Secara umum

program ini bertujuan untuk

memberdayakan anggota Pekka pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya yang selamat dari Tsunami agar mereka mampu membangun kembali kehidupan yang lebih baik, adil dan

bermartabat.

Secara khusus

program ini bertujuan untuk:

 Memberikan bantuan langsung untuk pemenuhan kebutuhan dasar anggota Pekka dan masyarakat sekitar yang selamat dari Tsunami

laporanAkhir2010|PEKKA

26

 Membantu proses rehabilitasi masyarakat dengan memberikan bantuan modal usaha,

perbaikan dan pembangunan rumah, pembangunan sarana prasarana untuk pemberdayaan masyarakat.

 Memberikan bantuan beasiswa untuk pendidikan anak

 Memfasilitasi proses pemulihan kondisi psikis berbasis komunitas.

 Mengembangkan pemimpin, organisasi dan jaringan Pekka

 Mengembangkan usaha mikro dan lembaga keuangan mikro Pekka

 Mengembangkan forum-forum dialog kelompok Pekka dengan pengambil kebijakan di berbagai tingkatan.

 Mengembangkan jaringan komunikasi antar kelompok Pekka dan lembaga lain

 Mengampanyekan persoalan yang berkaitan dengan hak Pekka dan korban Tsunami

 Mendokumentasikan dan memublikasikan kisah kehidupan dan perjuangan Pekka

C. Strategi

Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahap sesuai dengan perkembangan yang terjadi di tingkat lapangan. Pentahapan dilakukan untuk memudahkan proses pengorganisasian yang dilakukan oleh tim Seknas PEKKA di lapangan

 Tahap pertama (6 bulan)adalah tahap persiapan dan tanggap darurat di camp pengungsian, rumah tinggal sementara dan wilayah korban.

 Tahap kedua (1-2 tahun) merupakan tahap rehabilitasi dan pembangunan

 Tahap ketiga (1-3 tahun) adalah tahapan pengembangan dan pemberdayaan yang berkesinambungan serta proses integrasi dengan program lainnya di wilayah ini

D. Kegiatan dan perkembangannya.

Berbagai kegiatan telah dilakukan selama lima tahun terakhir ini dan membawa perubahan yang cukup signifikan di tingkat masyarakat. Berikut ini adalah uraian kegiatan dan pencapaian yang telah dicapai Pekka melalui kegiatan proyek TF 55749 –IND JSDF

E. Tahap Persiapan dan Tanggap darurat

Tahapan ini diawali dengan membentuk sekretariat Pekka Aceh di wilayah Bireun. Wilayah ini dipilih karena salah satu wilayah yang cukup strategis untuk mencakup seluruh wilayah Pekka yang terkena dampak Tsunami langsung seperti Pidie dan Idi Rayeuk. Sekretariat Pekka Aceh mengontrak sebuah ruko di tengah kota Bireun hingga akhir tahun 2005.Setelah itu sekretariat dipindahkan ke Aceh Besar guna merespons perkembangan yang terjadi. Sekwil Pekka Aceh berada di Aceh besar dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Sekretariat di pimpin oleh seorang koordinator wilayah yang berasal dari Aceh dan tiga orang staf pendukung untuk mengurus administrasi dan keuangan.

laporanAkhir2010|PEKKA

27

Dalam masa ini juga kemudian dilakukan berbagai persiapan sosial dan pendekatan pada masyarakat untuk pelaksanaan tahap selanjutnya. Di antara hal-hal yang dilakukan untuk persiapan sosial ini antara lain pendekatan pada berbagai komponen masyarakat, musyawarah dan dialog masyarakat, pembentukan komite-komite di tingkat masyarakat untuk mengelola bantuan langsung, melakukan identifikasi kebutuhan, jumlah dan jenis serta frekuensi penyaluran bantuan kebutuhan pangan, sandang dan kesehatan, identifikasi lokasi pembelian, dan pengembangan mekanisme distribusi. Tidak kurang dari 1,685 orang anggota Pekka dan tokoh masyarakat terlibat dalam proses persiapan sosial ini melalui berbagai workshop analisa sosial yang dilakukan Seknas Pekka.

Sebagaimana layaknya kegiatan tanggap darurat, maka pada tahap ini Seknas juga menyalurkan berbagai bantuan langsung yang dibutuhkan tidak hanya bagi anggota Pekka namun juga anggota masyarakat miskin lainnya. Bantuan yang disalurkan termasuk pengadaan suplemen paket makanan sehat berupa sumber karbohidrat, protein nabati dan protein hewani, serta vitamin untuk keluarga, pengadaan perangkat sekolah bagi siswa untuk bersekolah seperti pakaian sekolah, sepatu, alat tulis dan tas, pengadaan dan penyebaran paket informasi tantang bencana alam, penyebab dan penanggulangannya, pengadaan dan penyabaran paket-paket informasi siraman rohani yang membangkitkan semangat serta pengadaan sandang untuk perempuan berupa pakaian dalam, jilbab dan mukena dll. Kegiatan tanggap darurat ini menghabiskan dana sekitar Rp.211,300,900

dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 1,639 orang.

1) Tahap kedua (1-2 tahun) merupakan tahap rehabilitasi dan pembangunan

Secara perlahan tahapan tanggap darurat kemudian diarahkan pada proses rehabilitasi dan pembangunan di mana Seknas PEKKA memfasilitasi kader, pemimpin dan anggota Pekka untuk mengorganisir proses-proses rehabilitasi dan pembangunan baik fisik maupun psikis. Rehabilitasi dan pembangunan fisik difokuskan pada perbaikan dan pembangunan rumah tinggal bagi korban dan juga pembangunan saran yang dibutuhkan oleh anggota Pekka untuk berkumpul dan melakukan kegiatan pembelajaran. Selama periode proyek ini ada 284

laporanAkhir2010|PEKKA

28

rumah yang telah direnovasi dan dibangun dengan mempergunakan dana sebesar

Rp.1,520,740,200 serta 14 buah Center atau pusat kegiatan Pekka sebagai fasilitas masyarakat dengan total dana sebesar Rp.2,209,701,657 Proses pembangunan sepenuhnya diorganisir oleh kader-kader Pekka yang sekaligus menjadi proses pembelajaran yang sangat penting bagi mereka terkait dengan bagaimana mengidentifikasi kebutuhan bahan bangunan, membuat rancangan bangunan, menentukan lokasi, menghitung biaya yang dibutuhkan, mengawasi pembangunan dan menjaga kualitas serta menghadapi pihak - pihak ketiga yang ingin menarik keuntungan dari proses yang mereka lakukan.

Selain bangunan, proses rehabilitasi dan pembangunan juga dilakukan untuk pemulihan kegiatan ekonomi produktif dengan fokus pada menghidupkan kembali usaha yang mati dan hilang serta menumbuhkan usaha baru melalui bantuan permodalan. Ada 513 usaha individu dan 27 usaha kelompok yang telah dikembangkan yang mencakup jenis usaha pertanian, penampungan usaha padi, konveksi, pengolahan hasil pertanian dan industri kerajinan, makanan serta perdagangan. Pemberian modal usaha dilakukan melalui kelompok simpan pinjam Pekka yang memang telah dikembangkan sebelum bencana Tsunami terjadi. Hingga akhir tahun 2010 telah disalurkan dana sebesar Rp.2,811,547,850

yang diterima pada periode sebelum Tsunami sebesar Rp.1,582,147,500 dan yang diterima setelah Tsunami sebesar Rp.1,229,607,350 untuk pengembangan kegiatan ekonomi produktif melalui kegiatan simpan pinjam yang dikelola oleh 10 Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) Pekka yang tersebar di Aceh. Selain dana proyek, LKM juga mengumpulkan simpanan atau tabungan anggota yang hingga akhir tahun 2010 mencapai Rp.489,878,280

serta dana dari sumber lain sebesar Rp.391,900,000. Semua dana tersebut di atas dipinjamkan kepada anggota melalui kegiatan simpan pinjam dengan total pinjaman mencapai Rp.5,147,212,520 dan penerimaan jasa LKM mencapai Rp.249,997,550.

Fokus lain dalam rehabilitasi dan pembangunan adalah pada kegiatan pendidikan dengan cara memberikan beasiswa bagi anak-anak Pekka dan keluarga miskin lainnya serta beasiswa kepada anggota Pekka untuk mendapatkan berbagai bentuk proses pendidikan dan pelatihan. Hingga akhir tahun 2010, proyek ini telah memberikan beasiswa kepada

2,367 anak dengan berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA dengan total beasiswa mencapai Rp.1,169,454,900. Sementara itu, anggota Pekka yang menerima beasiswa pendidikan dan pelatihan berjumlah 3,505 orang dengan total nilai

laporanAkhir2010|PEKKA

29

2) Tahap ketiga (1-3 tahun) adalah tahapan pengembangan dan pemberdayaan yang

berkesinambungan serta proses integrasi dengan program lainnya di wilayah ini.

Tahap ini difokuskan pada pengembangan wilayah kerja Seknas PEKKA, penumbuhan dan pengembangan kelompok-kelompok baru, perluasan manfaat, pengembangan kader dan pemimpin, pengembangan jaringan kerja, keterlibatan masyarakat secara luas dan kegiatan advokasi.

Hingga akhir tahun 2010, Seknas PEKKA telah mengembangkan 133 kelompokPekka dengan anggota mencapai 3,573 yang tersebar di 121 desa, 33 Kecamatan dan 9 Kabupaten. Sejalan dengan pengembangan kelompok ini telah pula dilatih dan dikembangkan kader-kader dan pemimpin Pekka yang mandiri yang hingga akhir tahun 2010 berjumlah 226 orang. Dari sejumlah kader tersebut, ada 100 orang kader Pekka di Aceh yang juga terlibat secara aktif di ranah publik sebagai pemimpin masyarakat. Mereka berperan dalam memimpin di bidang-bidang penting termasuk pemerintahan lokal, sosial, kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan lainnya.

Dalam rangka memperluas manfaat pemberdayaan yang dilakukan oleh Seknas PEKKA ke masyarakat di sekitar wilayah Pekka berada, maka dikembangkan media komunitas populer sebagai alat komunikasi dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Pekka. Ada 4 radio komunitas yang telah dikembangkan di wilayah Aceh yang menjangkau tidak kurang dari

2,900 pendengar setia melalui rata-rata 10 jam siaran per harinya. Mereka telah menyiarkan sekitar 1,942 berita, 286 iklan layanan masyarakat, 141 acara talk show, 21

sandiwara radio dan 220 features; terkait dengan pengetahuan dan wawasan yang menjadi

misi Seknas PEKKA selama ini.

Di Aceh juga telah dikembangkan 4 studio video komunitas yang telah memproduksi 24 judul video tentang kehidupan dan persoalan sosial kemasyarakatan. Video ini telah ditayangkan dan dijadikan bahan diskusi di tingkat komunitas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat menuju perubahan sosial. Selain video yang diproduksi oleh tim video komunitas Aceh, Seknas PEKKA di lain sisi juga telah membuat secara intensif dokumentasi video Pekka Aceh. Hingga akhir tahun 2010, Seknas PEKKA telah memproduksi 8 judul video dokumenter tentang program dan juga kehidupan Pekka di Aceh. Video ini telah tersebar luas dan disaksikan oleh berbagai pihak hingga tingkat Internasional.

Selain itu, telah pula dilatih kader-kader foto di wilayah Aceh yang melakukan kegiatan pendokumentasian foto kegiatan dan kondisi sosial masyarakat agar menjadi pembuka informasi, diskusi dan analisa tentang kehidupan dan persoalan masyarakat secara luas. Hingga akhir tahun 2010 sekitar 345 foto telah dibuat dan sebagian besar telah dipamerkan pada publik serta di cetak dalam bentuk buku.

laporanAkhir2010|PEKKA

30

2. TF 055900 –IND, J“DF. Edu atio for Very Poor Childre .

Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh masyarakat miskin adalah masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Sebagian besar anak-anak terpaksa putus sekolah dasar karena ketiadaan biaya ataupun harus membantu orang tuanya bekerja. Melalui dana bantuan langsung yang pernah diterima melalui Pekka, sebagian kecil mereka memperoleh beasiswa pendidikan secara terbatas. Namun, program ini tidak dapat dilanjutkan karena terbatasnya dana yang tersedia. Keprihatinan ini disampaikan oleh perwakilan Pekka dari 8 provinsi kepada Scott Guggenheim sebagai perwakilan Bank Dunia dalam acara dialog forum nasional Pekka di Jakarta pada Agustus 2004. Berdasarkan hal tersebut, Bank Dunia kemudian mengembangkan program Pendidikan bagi Anak-anak Miskin terutama yang berada di Wilayah Pekka. Proses yang panjang menyebabkan program ini baru dapat direalisasikan pada tahun 2006.

Program ini dikelola oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) bekerjasama dengan Pekka. Oleh karena itu, sistem yang akan dipakai adalah sistem yang telah terbangun selama ini. Kelompok Pekka di setiap wilayah pemanfaat program akan memimpin pelaksanaan program, dengan melibatkan anggota dan unsur masyarakat lainnya.

A. Tujuan

Secara umum program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan bagi anak-anak miskin di dalam masyarakat di Indonesia.

Secara khusus program ini bertujuan untuk:

 Meningkatkan partisipasi dan prestasi anak-anak miskin dalam pendidikan dasar minimal 9 tahun

laporanAkhir2010|PEKKA

31

 Mengembangkan forum belajar dan kerjasama bagi orang tua murid

 Mengembangkan forum orang tua murid, komite sekolah dan BPD.

B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat baik langsung maupun tak langsung program ini adalah:

 Anak-anak miskin yang akan memperoleh beasiswa pendidikan.

 Anggota Pekka yang buta huruf dan tidak menamatkan jenjang pendidikan formalnya

 Orang tua murid penerima biaya pendidikan yang akan mendapatkan berbagai pelatihan

 Sekolah tempat anak-anak mengikuti proses belajar yang akan mendapatkan dukungan operasional sekolah.

 Komite sekolah yang akan memperoleh pelatihan dan biaya operasionalnya

 Masyarakat umum yang akan memperoleh akses informasi melalui taman bacaan, kegiatan publikasi dan dokumentasi.

 Pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikan yang akan memperoleh masukan untuk sistem pendidikannya.

 Pemerintah pusat yang akan memperoleh masukan bagi sistem pendidikan nasional.

 Lembaga-lembaga terkait pemerhati pendidikan yang akan memperoleh pembelajaran berharga dari proses program.

C. Strategi

Sebagai bagian dari pemberdayaan Pekka secara keseluruhan, maka empat pilar pengorganisasian Pekka akan di pakai sebagai strategi program ini

Pertama; membangun fondasi dengan penguatan visi Pekka dan membangun misi khusus

program pendidikan Pekka dengan pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang menjadi dasar dikembangkannya program ini.

Kedua; meningkatkan kemampuan anggota kelompok Pekka khususnya dan masyarakat miskin pada umumnya untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan dan dampaknya dalam masyarakat, melalui berbagai pelatihan.

Ketiga; mengembangkan organisasi dan jaringan yang akan bekerja khusus menangani persoalan yang berkaitan dengan pendidikan di wilayah yang bersangkutan.

Keempat; melakukan advokasi

kebijakan terkait pendidikan agar lebih berpihak pada rakyat miskin dan bermutu, serta kampanye perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam memandang pentingnya pendidikan.

laporanAkhir2010|PEKKA

32

Selain itu, agar program ini menjadi lebih strategis maka dibangun juga sistem pendukung di tingkat nasional termasuk pengembangan rancangan program, dokumentasi seluruh proses, dan advokasi serta kampanye tingkat nasional.

D. Kegiatan

Selama tahun 2010 telah dilakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang dicanangkan.

1) Kegiatan di tingkat wilayah

Pertama; membangun fondasi dengan penguatan visi Pekka dan membangun misi khusus program pendidikan Pekka dengan pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi

dan budaya yang menjadi dasar dikembangkannya program ini, mencakup proses:

 Persoalan pendidikan bukan hanya persoalan anggota kelompok Pekka tetapi juga masalah anggota masyarakat lainnya. Untuk itu, perlu adanya pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program pendidikan ini yaitu dengan cara membentuk suatu komite yang terdiri dari wakil anggota kelompok Pekka ditambah dengan anggota masyarakat lainnya yang disebut dengan Komite Pendidikan Desa (KPD). Diharapkan dengan pembentukan KPD ini maka persoalan pendidikan menjadi masalah bersama yang akan dicari solusinya secara bersama pula. Pembentukan KPD diawali dengan Musdes (Musyawarah Desa) yang dihadiri oleh wakil berbagai elemen anggota masyarakat. Pada pertemuan ini didiskusikan masalah pendidikan yang dihadapi, tujuan program, menyusun rencana kegiatan bersama khususnya dalam isu pendidikan.

 Setelah KPD terbentuk, maka dilakukan sosialisasi kegiatan program, diawali dengan membangun visi misi di antara anggota kelompok Pekka dan anggota KPD. Penguatan visi misi ini dilakukan dengan berbagai cara yaitu saat pertemuan rutin kelompok melalui diskusi. Pertemuan rutin ini dihadiri anggota kelompok dan difasilitasi oleh kader ataupun Koordinator Lapang. Di beberapa propinsi seperti NTT, Kalbar, NTB,

Dalam dokumen Laporan Tahunan (2010) SEKRETARIAT NASIONAL (Halaman 24-50)

Dokumen terkait