• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan (2010) SEKRETARIAT NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Tahunan (2010) SEKRETARIAT NASIONAL"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN (2010) SEKRETARIAT NASIONAL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA

(PEKKA)

D ur e n S a w i t As r i K a v .I N o. 2 A, J l. La p a ng a n 1 , J ak - T im 134 4 0 , J ak a r ta - In d o nes i a T el.( + 6 22 1) 8 6 60 37 8 7 86 0 9 3 25 , F ax .( +6 2 2 1) 8 66 0 3 7 87

e- m ai l: p ek k a@c b n. n et .i d w e b. w w w . p ek k a.or .i d

M

M

e

e

m

m

p

p

e

e

r

r

l

l

u

u

a

a

s

s

J

J

a

a

n

n

g

g

k

k

a

a

u

u

a

a

n

n

,

,

M

(2)

laporanAkhir2010|PEKKA

0

Daftar isi

LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT NASIONAL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)

I. PENDAHULUAN ... 5

1. AWAL SEBUAH INISIATIF ... 5

2. PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA ... 6

3. MEMBANGUN CITA-CITA BERSAMA PEKKA ... 7

4. WILAYAH KERJA... 10

II. PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA SECARA KOMPREHENSIF ... 11

1. Pencapaian Tujuan (Misi) ... 11

2. Eksistensi dan Kontribusi ... 18

III. PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA DALAM KERANGKA PROYEK ... 22

1. TF 55749 –IND JSDF Support for Fe ale Headed Households duri g A eh ‘e o stru tio ... 23

2. TF 055900 –IND, JSDF. Edu atio for Very Poor Childre . ... 30

3. TF 91171 –IND, JSDF. Pro erty ‘edu tio a d Wo e ’s Leadership; The P‘IME ... 35

4. TF 095058 –IND. JSDF. Sustai i g Wo e ’s Leadership Proje t. ... 40

5. TF 96440 – IND Buildi g Pu li De a d for Legal a d Judi ial ‘efor , Wo e ’s Legal E po er e t . ... 42

IV. REFLEKSI DAN PELAJARAN PENTING ... 48

1. Kekuatan berbasis di akar rumput ... 48

2. Kesetiaan pada proses yang diyakini bersama ... 49

3. Pentingnya investasi pengembangan sumberdaya manusia pemimpin di tingkat lokal ... 49

4. Yang terbaik untuk sang ujung tombak ... 50

5. Kemewahan dukungan proyek ... 50

6. Kekuatan berbagi sumberdaya berbagi pengetahuan dengan masyarakat lainnya... 50

7. Kekuatan kelembagaan sebagai pendamping dan pembangun kapasitas ... 51

V. TANTANGAN DAN STRATEGI TAHUN 2011 ... 52

1. Desentralisasi untuk memperkuat kelembagaan lokal dan mengurangi ketergantungan pada pusat ... 52

2. Memperkuat keberadaan Serikat Pekka sebagai kekuatan sosial politik yang otonom ... 53

(3)

laporanAkhir2010|PEKKA

1

LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT NASIONAL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)

Memperluas Jangkauan, Memperluas Manfaat

2010

PETRONELA PENI LOLI

Memimpin Desa Nisanulan ala PEKKA

Walaupun aku sudah cukup lama mengenal ibu Nela – begitu beliau dipanggil, namun

perjalanan bersamanya ke Washington DC, memberiku peluang untuk mengenal bu Nela secara lebih

dalam. Bu Nela lahir di Dusun Walang, Desa Nisa Nulan pada 9 Oktober 1968. Dia sekolah SD di desa Nisa Nulan, kemudian melanjutkan SMP di kota kecamatan Waiwerang, menumpang di rumah saudaranya. Setamat SMA dia berkesempatan melanjutkan SMA swasta di kota Kabupaten, Larantuka dan tinggal di asrama putri di sana. Dari kampungnya ada 11 yang melanjutkan ke SMA di saat itu dan 8 di antaranya perempuan.

(4)

laporanAkhir2010|PEKKA

2

Ibu Nela menikah di Larantuka pada tahun 1996, dan dikaruniai seorang anak lelaki yang saat ini berusia 14 tahun. Kehidupan yang dijalani dengan tenang bersama suami tercinta – yang menurutnya sangat gagah, besar tinggi, harus berubah secara drastis ketika sang suami dibunuh dengan kejam oleh sekelompok orang yang hingga hari ini tidak pernah berhasil diungkap oleh

Polisi. Hari itu saya, sua i, da apak

Mertua, seperti biasanya kerja kebun di ladang. Siang hari saya pulang ke

rumah untuk ambil makanan. Ketika kembali suami dan Bapak Mertua sudah dibunuh. Mayat mereka penuh luka seperti di potong-potong. Leher suami saya putus. Kepala Bapa Mertua terpisah h jauh dari ada ya Bu Nela e era ang lirih mengingat

ke ali kejadia hari aas itu. Sudah pasti pe u uh ya tidak se diri kare a sua i da Bapak Mertua saya gagah ora g ya, kalau Cu a se diri pasti isa la a , la jut ya de ga getir. Saya juga e aya gka kalau saya tidak ke ru ah ambil nasi itu, pasti

saya juga ikut e jadi kor a kata ya lagi, asih tersisa ke geria ya g dia rasaka .

Hingga saat ini Bu Nela tidak pernah tau apa penyebab suaminya terbunuh. Namun dia memang mendengar bahwa mertuanya memiliki musuh di kampung itu. Saya tidak ingin balas dendam, karena saya ingin melanjutkan hidup saya. Biarlah Tuhan yang

e alas se ua ya de ga seti pal . Begitu u ap ya de ga ijak. Bu Nela

kemudian meninggalkan desa suaminya, kembali ke desanya dengan membawa serta anaknya. Sejak itu dia menjadi janda.

Bu Nela mulai bergabung dengan Pekka tahun 2006, dan menjadi kader Pekka yang potensial. Beberapa pelatihan tingkat nasional yang diadakan seknas PEKKA pernah diikutinya, membuat dia berkembang secara wawasan dan pengetahuan. Dia terlihat tenang dan berhati-hati dalam bicara dan terkesan pendiam. Namun aku menangkap semangat juang yang kuat dan juga jiwa kepemimpinan yang semakin berkembang.

(5)

laporanAkhir2010|PEKKA

3

Lalu ulailah dia e persiapka e daftar se agai alo . Wah.. bunda,

persyaratannya sangat banyak. Mulai dari bukti pendidikan, surat sehat, kelakuan baik,

ds . Urai ya sa il terse yu . Saya juga la pirka se ua sertifikat pelatihan PEKKA tingkat Nasional yang pernah saya ikuti itu. Dan ini ternyata cukup menguatkan.

Pe alo a saya diteri a kata ya de ga ahagia. Ada tiga ka didat aktu itu, ya g

dua-nya laki-laki tentu saja. Mulailah Bu Nela mempersiapkan kampanyenya, dengan

duku ga dari ko u itas Pekka da pe da pi g di ilayah itu. Dala erka pa ye

saya tidak pernah menjanjikan apapun bunda. Saya hanya bilang ke masyarakat untuk membangun visi dan misi bersama lalu, bersama pula mengusahakan mencapainya. Semua masyarakat harus terlibat untuk mencapai mimpi kita bersama. Hanya itu yang

saya kataka u da , Bu Nela er erita de ga a tusias. Se etul ya dia tidak terlalu

yakin akan menang karena dia perempuan dan janda.

Namun, betapa

terkejutnya dia ketika

hasil perhitungan

suara di pemilihan itu,

Bu Nela mendapatkan

suara sekitar 260

sedangkan lawannya

sekitar 60-an suara dari

320-an pemilih.

Wah.., kemenangan

yang cukup mutlak dan

menunjukkan bahwa

pemilih beliau tidak

hanya perempuan

dan Pekka, namun juga

laki-laki. Tentu saja ini sebuah perubahan yang sangat besar di komunitas ini. Setelah dilantik, mulailah Bu Nela memimpin desanya. Seperti yang dialaminya di Pekka, tahap pertama adalah mengajak seluruh masyarakat membangun visi bersama. Berbagai pertemuan tingkat kampung dan desa di lakukan untuk membangun visi dan misi, mengeksplorasi sumberdaya dan membuat rencana. Desa Nisanulan merupakan salah satu desa yang tertinggal di wilayah ini. Tidak ada listrik, tidak ada sumber air bersih yang memadai dan tidak ada pelayanan kesehatan. Selain itu penduduk umumnya miskin karena tidak ada sumber penghasilan. Bu Nela punya PR besar dan ini menjadi tantangan tersendiri.

Desa ini berhasil mendapatkan dana pembangunan dan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) sebesar 400 juta-an rupiah. Mereka mencoba merencanakannya dengan cermat. Prioritas utama membuat pengerasan jalan dan membangun Pos Ya du u tuk pelaya a kesehata . Jala sepa ja g 900 da dua buah Pos Yandu berhasil di bikin, dan masih tersisa uang sekitar 50 juta yang sebetulnya

u tuk alokasi upah pekerja ya. Ceirta u Nela. Dia lalu e gu da g seluruh

masyarakat dan mengajak mereka merundingkan penggunaan dana upah tersebut.

(6)

laporanAkhir2010|PEKKA

4

dana upah ini tidak dibagikan namun kita himpun jadi dana bersama untuk memasukkan

listrik ke desa kita i i Bu Nela e oti asi asyarakat ya. Da ter yata asyarakat

bersetuju. Akhirnya dipergunakanlah dana itu untuk memasukkan listrik ke desanya. Sekarang desa ini sudah terang karena masuk listrik. Masyarakat semua berbahagia, dan merasa mendapatkan manfaat maksimal dari dana 400 juta ini. Tidak itu saja, bu Nela juga berhasil membawa masuk air bersih melalui akses pembangunan pemerintah daerahnya.

Saya hera u da ke apa ora g ere ut u tuk jadi kepala desa. Pe gala a saya

selama ini tidaklah mudah jadi kepala desa apalagi desa miskin seperti kami. Tidak ada uang berlebih. Gaji juga hanya diterima setiap empat bulan. Saya kesulitan sekali, padahal masyarakat sering datang, dan kalau datang pasti harus dikasih aka . Bu Nela sedikit curhat, namun juga tertawa geli. Aku menjelaskan ke Bu Nela, bahwa banyak kepala desa memanfaatkan dana pembangunan untuk kepentingan pribadinya, makanya bisa kaya. Karena bu Nela mengelola dana dengan transparan – dan itu memang seharusnya – dan semua untuk kepentingan masyarakat, maka bu Nela gak punya apa-apa. Iya ya u da.., tapi saya aka terus elakuka i i. Kare a saya i gi jadi kepala desa memang karena saya ingin berbuat sesuatu untuk desa dan wilayah saya. Pengetahuan dan pengalaman saya di Pekka ingin saya praktekkan di masyarakat

agar da pak ya le ih luas . Ujar ya de ga pe uh keyaki a .

Petronela Peni Loli, hanyalah seorang kepala desa miskin dan terpencil. Namun kisahnya kurasa sangat menginspirasi. Ibu Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan Indonesia yang sekarang menjadi Managing Direktur di Bank Dunia, menyatakan kekagumannya pada Bu Nela.

Iya u, kita e a g harus

punya visi untuk menyejahterakan masyarakat seberapapun besarnya uang publik yang kita kelola. Ibu Nela mengelola 400 juta, saya pernah mengelola 1000 triliun, namun, cara harus tetap sama, transparan dan untuk kepentingan orang banyak. Namun tentu saja ini tidak mudah. Akan banyak pihak yang tidak menyenangi kita terutama yang jadi tidak bisa u tu g kare a itu , i ilah kata-kata Sri Mulyani ketika berkesempatan berbincang selama 40 menit dengan aku dan bu Nela di ruang kerjanya di Washington Januari 2011 yang lalu, yang pastinya terus akan diingat oleh ibu Nela.

(7)

laporanAkhir2010|PEKKA

5

I.

PENDAHULUAN

1. AWAL SEBUAH INISIATIF

PEKKA mulai digagas pada akhir tahun 2000 dari rencana awal KOMNAS PEREMPUAN yang ingin mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik dan keinginan Bank Dunia melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merespons permintaan janda korban konflik di Aceh untuk memperoleh akses sumberdaya agar dapat mengatasi persoalan ekonomi dan trauma mereka. Semula upaya

i i di eri a a Wido s Proje t ya g sepe uh ya

didukung dana hibah dari Japan Social Development Fund (JSDF) melalui Trust Fund Bank Dunia. KOMNAS PEREMPUAN kemudian bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), membentuk Seknas PEKKA untuk mengembangkan gagasan awal ini.

Melalui proses refleksi dan diskusi intensif dengan berbagai pihak, kedua gagasan ini kemudian diintegrasikan ke dalam sebuah upaya pemberdayaan

ya g le ih ko prehe sif. U tuk itu Wido s Proje t atau Proyek u tuk Ja da diu ah te a da judul ya

menjadi lebih provokatif dan ideologis, yaitu dengan menempatkan janda lebih pada kedudukan, peran, dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Selain itu, upaya ini diharapkan mampu pula membuat perubahan sosial dengan mengangkat martabat janda dalam masyarakat yang selama ini terlanjur mempunyai Stereotype negatif. Judul Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga atau disingkat Program PEKKA kemudian ditetapkan dan disepakati untuk menamai inisiatif baru ini. Selanjutnya kata Pekka juga dipergunakan untuk menyebut secara singkat istilah Perempuan Kepala Keluarga.

(8)

laporanAkhir2010|PEKKA

6

yang kurang dari 13%, data ini menunjukkan kecenderungan peningkatan rumah tangga yang dikepalai perempuan rata-rata 0.1% per tahun.

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, dalam kehidupan sosial politik dan kemasyarakatan di Indonesia, kepala keluarga adalah suami atau laki-laki. Selain itu, nilai sosial budaya umumnya juga masih menempatkan perempuan dalam posisi subordinat. Oleh karena itu keberadaan perempuan sebagai kepala keluarga tidak sepenuhnya diakui baik dalam sistem hukum yang berlaku maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebagai akibatnya perempuan kepala keluarga menghadapi diskriminasi hak dalam kehidupan sosial politiknya.

2. PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA

Seknas PEKKA mendampingi Perempuan miskin yang melaksanakan peran dan tanggung jawab sebagai pencari nafkah, pengelola rumah tangga, dan pengambil keputusan dalam keluarga yang mencakup:

 Perempuan yang ditinggal/dicerai hidup

 Perempuan yang suaminya meninggal dunia

 Perempuan yang membujang atau tidak menikah

 Perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga

 Perempuan bersuami, tetapi tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena suaminya bepergian lebih dari satu tahun.

Rumah tangga yang dikepalai perempuan umumnya miskin dan merupakan kelompok termiskin dalam strata sosial ekonomi di Indonesia. Hal ini sangat terkait dengan kualitas sumberdaya perempuan kepala keluarga (Pekka) yang rendah. Data dasar Sekretariat Nasional PEKKA di 8 provinsi menunjukkan bahwa Pekka umumnya berusia antara 20 – 60 tahun, lebih dari 38.8% buta huruf dan tidak pernah duduk di bangku sekolah dasar

(9)

laporanAkhir2010|PEKKA

7

buruh tani dan sektor informal dengan pendapatan rata-rata kurang dari Rp 10,000 per hari. Riset Seknas PEKKA tahun 2009 menunjukkan bahwa 55% Pekka hidup di bawah garis kemiskinan Indonesia dan sepertiga komunitas Pekka tidak bisa mendapatkan akses jamkesmas dan BLT. Paling tidak 78% Pekka yang bercerai mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan kurang dari 50% Pekka sesungguhnya mencatatkan perkawinannya.

3. MEMBANGUN CITA-CITA BERSAMA PEKKA

Seknas PEKKA mempunyai visi untuk pemberdayaan perempuan kepala keluarga dalam rangka ikut berkontribusi membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender, dan bermartabat.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Seknas PEKKA mengemban misi untuk:

 Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Perempuan Kepala Keluarga

 Membuka akses perempuan kepala keluarga terhadap berbagai sumberdaya

 Membangun kesadaran kritis Perempuan Kepala Keluarga baik terhadap kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya.

 Meningkatkan partisipasi perempuan kepala keluarga dalam berbagai proses kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya

 Meningkatkan kontrol perempuan terhadap proses pengambilan keputusan mulai di tingkat rumah tangga hingga negara.

Untuk mencapai cita-cita ini Seknas PEKKA mengembangkan strategi Empat Pilar Pemberdayaan Pekka.

Membangun Visi; pada dasarnya membangun kesadaran kritis Pekka terhadap hak

sebagai manusia, perempuan dan warga negara, menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki kehidupan, dan pada akhirnya memfasilitasi mereka untuk membangun visi dan misi kehidupan. Visi dan Misi menjadi landasan utama Pekka untuk bergerak selanjutnya.

Tanggungan 2-5 Buta Huruf 44,4 %

(10)

laporanAkhir2010|PEKKA

8

Peningkatan kemampuan; meningkatkan kapasitas Pekka untuk mengatasi berbagai

persoalan kehidupan melalui pendampingan intensif, berbagai pelatihan dan lokakarya terkait dengan membangun kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial. Melatih dan mengembangkan pemimpin dan fasilitator masyarakat dari kalangan Pekka.

Pengembangan Organisasi dan Jaringan; melalui penumbuhan, pengembangan dan

penguatan kelompok berbasis di masyarakat yang diberi nama Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Kelompok Pekka) di seluruh wilayah program. Kelompok-kelompok ini kemudian difasilitasi untuk mengembangkan organisasinya menjadi Serikat Pekka yang mandiri dan berjaringan mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional, serta berjaringan dengan lembaga lain yang dapat mendukung kerja-kerja mereka.

Advokasi untuk Perubahan; Fokus pada akses terhadap informasi, sumberdaya

kehidupan dan pengambilan keputusan serta akses terhadap keadilan hukum. Perubahan tata nilai negatif terhadap perempuan dan perempuan kepala keluarga melalui kampanye dan pendidikan pada masyarakat luas.

Strategi Seknas PEKKA di operasionalkan ke dalam program-program PEKKA yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan, kondisi dan sumberdaya yang tersedia.

a. Pemberdayaan Ekonomi

 Pengembangan sumberdaya keuangan bersama Pekka melalui kegiatan simpan pinjam dengan sistem koperasi

 Peningkatan sumber pendapatan keluarga Pekka melalui pengembangan usaha individu dan usaha bersama

b. Pendidikan Sepanjang Hayat

 Pemberantasan buta huruf dan angka bagi keluarga Pekka melalui kelas keaksaraan fungsional dan akses program Penyetaraan Pendidikan

 Akses pendidikan yang murah dan berkualitas termasuk akses beasiswa bagi anak-anak Pekka yang putus sekolah 9 tahun

 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Mengorganisir Kelas Belajar anak-anak Pekka.

c. Pemberdayaan Hukum

 Kegiatan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi Pekka

 Melatih kader Pekka menjadi Kader Hukum agar mampu mendampingi akses proses hukum yang adil bagi Pekka dan keluarganya dalam penyelesaian kasus kekerasan dalam rumah tangga

(11)

laporanAkhir2010|PEKKA

9

d. Pemberdayaan Politik

 Penyadaran kritis akan hak politik Pekka

 Mengorganisir Pekka untuk terlibat dan mengawasi proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan dan terlibat dalam proses politik di berbagai tingkatan

e. Hak Kesehatan Sepanjang Masa

 Gerakan hidup sehat dan berkualitas melalui kegiatan penyadaran kritis akan hak dan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi

 Mengembangkan kader-kader kesehatan dari kalangan Pekka agar dapat mengorganisir akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas

 Advokasi kebijakan terkait hak pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan berkualitas bagi masyarakat miskin

f. Media Komunitas

 Sistem pendukung kegiatan pengorganisasian Pekka dan memperjuangkan hak akses teknologi informasi bagi masyarakat miskin

 Melatih dan mengembangkan kader-kader pengelola dan pengembang media rakyat termasuk radio komunitas, video komunitas, fotografi, dan penulisan

 Mengembangkan penggunaan media komunitas untuk kegiatan pendidikan bagi rakyat, kampanye perubahan sosial, dan advokasi kebijakan

(12)

laporanAkhir2010|PEKKA

10

4. WILAYAH KERJA

Kerja Seknas Pekka di awali di empat wilayah yaitu:

 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) : Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Nagan Raya

 Jawa Barat (JABAR) : Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang

 Nusa Tenggara Timur (NTT) : Flores Timur

 Sulawesi Tenggara (SULTRA) : Buton

Kemudian berkembang ke 4 provinsi berikutnya yaitu:

 Kalimantan Barat (KALBAR) : Kodya Pontianak, Kubu Raya

 Jawa Tengah (JATENG) : Batang, Pemalang, Brebes

 Nusa Tenggara Barat (NTB) : Lombok Barat, Lombok Tengah

 Maluku Utara - (MALUT) : Halmahera Utara

Pada akhir tahun 2010, Seknas PEKKA memperluas wilayah kerja ke 6 provinsi lagi yaitu:

 Sumatra Utara (SUMUT) : Asahan

 Sumatra Selatan (SUMSEL) : Ogan Komering Ilir

 Jawa Timur (JATIM) : Bangkalan

 Sulawesi Selatan (SULSEL) : Bone

 Sulawesi Utara (SULUT) : Bolaang Mongondow

(13)

laporanAkhir2010|PEKKA

11

II.

PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA SECARA KOMPREHENSIF

Dalam kurun waktu 9 tahun perjalanannya, PEKKA memiliki rekam jejak yang dapat dijadikan acuan untuk melihat sejauh mana keberadaan Seknas PEKKA ikut berkontribusi pada upaya pemberdayaan masyarakat miskin khususnya perempuan kepala keluarga (Pekka) di Indonesia. Untuk memudahkan melihat rekam jejaknya, maka dapat dilihat dari perubahan yang terjadi terkait dengan pencapaian misi, eksistensi dan kontribusi keberadaan Pekka dalam gerakan perempuan serta gerakan sosial politik masyarakat sipil.

1. Pencapaian Tujuan (Misi)

Misi Seknas PEKKA untuk memberdayakan perempuan kepala keluarga, dikembangkan dengan mempergunakan kerangka pemberdayaan perempuan Sarah Longwe yaitu fokus

pada li a aspek kehidupa ya g harus eru ah ketika seora g pere pua erdaya .

A. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan perempuan kepala keluarga

Sembilan tahun Seknas PEKKA bekerja di lapangan tentu saja belum mampu menjawab masalah kemiskinan yang dihadapi oleh perempuan kepala keluarga karena persoalan kemiskinan merupakan persoalan struktural yang tidak serta-merta selesai dengan sebuah proyek. Seknas PEKKA juga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah riset untuk menyajikan data kuantitatif terkait hal ini karena lemahnya data dasar yang dimiliki oleh Seknas PEKKA. Oleh karena itu, Seknas PEKKA melihat pencapaian tujuan yang pertama ini dari tiga sumber data yang cukup kuat dimiliki yaitu data simpanan dan data pinjaman anggota Pekka, serta akumulasi aset dana di Lembaga Keuangan Mikro Koperasi yang dikembangkan dan dimiliki oleh Serikat PEKKA di lapangan.

Hingga akhir Desember 2010, kemampuan menabung anggota Pekka cukup stabil. Walaupun dalam perjalanannya terjadi fluktuasi, namun secara umum tabungan Pekka dari tahun ke tahun cenderung meningkat rata-rata 50%. Hingga saat ini total dana yang mampu di mobilisir oleh Serikat Pekka dalam bentuk tabungan secara bersama mencapai

(14)

laporanAkhir2010|PEKKA

12

merupakan salah satu perubahan perilaku yang dapat membantu menuju ke arah kesejahteraan anggota.

TABEL DAN GRAFIK DATA SIMPANAN PEKKA

PERKEMBANGAN SIMPANAN 2002 – 2010

No Wilayah 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 NAD 7.998.700 22.113.100 38.561.400 58.295.200 75.109.650 86.296.400 254.887.542 375.780.430 489.878.280 2 JABAR 7.200.500 84.687.000 50.040.550 100.102.750 61.354.900 76.538.050 107.772.650 129.874.250 926.545.440 3 JATENG - 3.785.500 12.258.300 21.156.050 19.007.250 37.057.350 68.159.750 64.647.200 124.097.000 4 KALBAR - 191.000 19.151.600 22.728.000 50.830.600 38.232.450 38.232.450 97.578.600 120.313.775 5 NTB - 3.763.800 10.251.750 22.961.450 27.717.550 24.628.100 38.791.200 76.013.750 90.121.600 6 NTT 23.439.300 61.191.225 105.202.835 188.846.735 376.832.040 577.840.359 901.763.580 1.387.958.888 1.806.595.800 7 SULTRA 7.625.450 19.568.400 51.566.450 61.512.450 87.323.725 124.704.525 148.240.475 168.856.225 187.798.500 8 MALUT - 5.293.000 23.416.500 38.510.500 6.854.012 41.036.500 48.541.500 47.295.000 48.630.500

Jumlah 46.263.950 200.593.025 310.449.385 514.113.135 705.029.727 1.006.333.734 1.606.389.147 2.348.004.343 3.793.980.895

Prosentase

Peningkatan 334% 55% 66% 37% 43% 60% 46% 62%

 Simpanan tertinggi tahun 2010 adalah Maria Abon Boli dari Klubagolit NTT dengan jumlah Simpanan Rp. 10.456.000,-. Pada tahun 2009 simpanan Maria Abon Boli Rp. 30.050.000,-

 Rata-rata simpanan per anggota Rp. 900.000,-

 SHU 2010 tertinggi adalah Maria Abon Boli dari Klubagolit – NTT Rp. 2.345.071

 Pinjaman tertinggi di NTT sebesar Rp. 25.000.000,-

 Rata-rata pinjaman per anggota Rp. 2.500.000,-

-500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Simpanan

(15)

laporanAkhir2010|PEKKA

13

Indikator lain yang juga cukup signifikan adalah meningkatnya pinjaman anggota di LKM Koperasi mereka. Sebagian besar anggota Pekka meminjam untuk keperluan pengembangan usaha ekonomi produktif, meskipun tidak tertutup kemungkinan pinjaman juga dipergunakan untuk kepentingan mendesak lainnya seperti pendidikan, kesehatan bahkan konsumsi. Secara kumulatif jumlah pinjaman anggota Pekka meningkat rata-rata 20% pertahun dengan pinjaman seorang anggota Pekka yang tertinggi dapat mencapai Rp.25,000,000,- dengan rata-rata pinjaman per anggota mencapai

Rp.1,500,000,- per tahun. Pada tahun 2010, tercatat akumulasi perputaran pinjaman anggota Pekka secara kolektif mencapai

Rp.27,869,858,370,-Secara kolektif, perubahan juga dapat dilihat dari berkembangnya aset LKM Koperasi serikat Pekka. Hingga akhir tahun 2010 ada 35 LKM milik PEKKA yang tersebar di 8 provinsi dengan total aset mencapai Rp.11.353.326.970,- (sebelas miliar tiga ratus lima puluh tiga juta tiga ratus dua puluh enam ribu rupiah). Setiap akhir tahun sebagian LKM ini melakukan rapat tahunan dan menghitung dana

sisa hasil usaha (SHU) yang sebagiannya dibagikan pula kepada anggota. Hingga saat ini, SHU tertinggi yang diberikan kepada seorang anggota bisa mencapai

Rp.2.345.071,- yaitu yang

(16)
(17)

laporanAkhir2010|PEKKA

15

B. Membuka akses perempuan kepala keluarga terhadap berbagai sumberdaya

Akses Pekka terhadap berbagai sumberdaya tidak hanya bersifat materi, namun juga informasi, keadilan dan perlindungan merupakan salah satu indikator penting untuk melihat pencapaian pemberdayaan yang dilakukan. Akses sumber daya terbesar yang diterima oleh kelompok Pekka selama ini tentu saja dari Japan Social Development Funds (JSDF) melalui proyek-proyek yang dikelola oleh Seknas PEKKA. Dalam tahun 2010 kelompok-kelompok Pekka memperoleh dana bantuan langsung sejumlah Rp.6,560,000,000 yang telah dipergunakan untuk berbagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran di kalangan Pekka dan masyarakat lainnya. Selain itu, tidak kurang dari Rp.161,000,000 telah pula di terima secara langsung oleh kelompok-kelompok Pekka dari pihak lain termasuk pemerintah daerah, lembaga donor, dan sumbangan individu yang tidak mengikat, yang secara langsung memberi manfaat pada 2,131 anggota serikat Pekka. Selain dalam bentuk uang tunai, kelompok Pekka juga mendapatkan akses sumberdaya ekonomi lainnya dalam bentuk in

kind seperti peralatan dan bahan-bahan produksi.

(18)

laporanAkhir2010|PEKKA

16

Akses keadilan melalui proses peradilan juga menjadi salah satu indikator perkembangan PEKKA. Melalui program pemberdayaan hukum, anggota Pekka dan masyarakat miskin lain di sekitarnya telah mampu mengakses proses peradilan untuk mendapatkan dokumen-dokumen negara yang mereka butuhkan untuk sebagai hak dasar mereka sebagai perempuan dan anak-anaknya. Selama kurun waktu 2010 ada 24 kasus gugat cerai dan 252 kasus Itsbat nikah telah diakses melalui fasilitas sidang keliling dan prodeo yang difasilitasi oleh pengurus Serikat Pekka. Selain itu ada 1,689 akte kelahiran telah didapatkan oleh anak-anak Pekka dan keluarga miskin lainnya pada tahun 2010 ini.

C. Membangun kesadaran kritis Perempuan Kepala Keluarga baik terhadap

kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya.

Kesadaran kritis Pekka dibangun melalui proses pembelajaran bersama baik dalam bentuk pelatihan dalam kelas, diskusi kelompok terfokus maupun diskusi non formal yang dilakukan dalam pertemuan-pertemuan mereka serta pendampingan intensif yang dilakukan selama ini. Salah satu perubahan yang dapat dilihat dari terbangunnya kesadaran kritis ini adalah berkembangnya wawasan anggota Pekka terhadap berbagai bidang aspek kehidupan yang pada akhirnya berpengaruh dalam cara mereka menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi.

(19)

laporanAkhir2010|PEKKA

17

kunjungan individu. Jumlah anggota Pekka yang ikut dalam pelatihan selama tahun 2010 adalah 2,907 orang.

Pengakuan keberadaan Serikat Pekka telah cukup merata di dalam masyarakat di wilayah mereka berada. Dengan pengakuan ini, para pemimpin dan kader Serikat Pekka terbuka peluang dan kesempatan yang lebih luas untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai proses kehidupan di dalam masyarakat baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota masyarakat yang setara dengan lainnya. Dibanding tahun 2009, pada tahun 2010 ini terlihat peningkatan yang cukup berarti dari keterlibatan pemimpin dan kader Pekka dalam kegiatan di publik. Selama tahun 2010, paling tidak ada 553 orang kader, pemimpin dan anggota serikat Pekka memimpin di berbagai aktivitas publik, sosial kemasyarakatan termasuk sebagai pengurus ormas, pengelola program pembangunan seperti PNPM, pengurus RT/RW, staf di kantor pemerintahan desa, pengurus PKK dan kegiatan sosial dan keagamaan lainnya.

D. Meningkatkan kontrol perempuan terhadap proses pengambilan keputusan mulai

di tingkat rumah tangga hingga negara.

Kontrol perempuan kepala keluarga dilihat dari keaktifan sekitar 2,997 orang anggota, kader dan pemimpin serikat Pekka yang terlibat secara aktif dalam berbagai proses di tingkat masyarakat termasuk dalam musrenbang hingga ke tingkat kabupaten dan dialog-dialog dengan pemerintah lokal membahas berbagai persoalan sosial ekonomi masyarakat. Kontrol Pekka juga dapat dilihat dari tumbuh dan berkembangnya kelompok kepentingan yang dirintis Pekka di dalam masyarakat. Selama tahun 2010 ada 8 jenis kelompok

kepentingan yang telah dikembangkan di seluruh wilayah Pekka termasuk kelompok sadar

hukum, kelompok pengembangan pendidikan, kelompok pendidikan politik, dan kelompok peduli Pekka. Kelompok kepentingan ini memerankan peranan cukup efektif dalam masyarakat baik dalam mengontrol proses sosial kemasyarakatan maupun mengampanyekan pesan-pesan untuk perbaikan dalam masyarakat terkait dengan fokus kepentingannya. Misalnya kelompok sadar

hukum mengampanyekan kesadaran hukum dalam masyarakat dan seterusnya.

(20)

laporanAkhir2010|PEKKA

18

yang terjadi dalam masyarakat. Kasus-kasus ini umumnya terkait dengan tindak kekerasan dalam rumah tangga.

2. Eksistensi dan Kontribusi

Eksistensi dan kontribusi Pekka dalam proses sosial politik di masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator seperti perkembangan kelembagaan atau organisasi dan kepemimpinannya, perluasan manfaat dan jangkauan, serta penyebaran informasi dan pembelajaran.

A. Pengembangan kelembagaan dan Kepemimpinan

Hingga akhir tahun 2010, telah ditumbuh kembangkan 497 kelompok Pekka dengan 12,028

anggota di 351 desa, 77 kecamatan dan 23 kabupaten. Dari seluruh kelompok yang telah

terbentuk, sebagian besar telah tergabung dalam Serikat Pekka yang merupakan organisasi pengembangan kelompok-kelompok Pekka sebagai organisasi masyarakat sipil yang mandiri. Ada 473 Kelompok Pekka dengan keanggotaan aktif mencapai 10,008 orang yang telah tergabung dalam 8 Serikat Pekka di 8 Provinsi yaitu NAD, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalbar, NTB, NTT, Sultra dan Malut.

Dalam rangka menjaga kesinambungan perkembangan Serikat Pekka, maka pada tahun 2010, telah pula dilakukan perluasaan wilayah kerja Seknas PEKKA melalui kegiatan survei dan penumbuhan kelompok-kelompok Pekka. Ada 6 Provinsi baru termasuk Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara yang telah di survei oleh Seknas PEKKA meliputi 83 desa, 20 Kecamatan dan 5 Kabupaten. Melalui survei ini telah pula dilakukan penumbuhan kelompok Pekka di wilayah ini yang berjumlah

39 kelompok dengan anggota 684 orang tersebar di 28 desa, 12 Kecamatan dan 5

kabupaten. Kelompok-kelompok ini ke depannya akan berproses mengembangkan serikat

Pekka di wilayahnya masing-masing.

(21)

laporanAkhir2010|PEKKA

19

B. Perluasan manfaat dan jangkauan

Selain fokus pada pengembangan Serikat Pekka, melalui sumberdaya yang ada Seknas PEKKA juga menjangkau kelompok-kelompok masyarakat lainnya khususnya kelompok perempuan miskin yang berada di wilayah pengembangan Pekka. Mereka juga di organisir ke dalam kelompok swadaya yang diberi nama Kelompok Non Pekka. Hingga akhir tahun 2010, ada 57 kelompok non Pekka dengan anggota 1,602 perempuan miskin yang tersebar

di 25 Desa, 10 Kecamatan dan 6 Kabupaten di Indonesia. Kelompok-kelompok Non Pekka

ini telah menerima pendampingan secara intensif dari kader-kader Pekka dan mengakses berbagai kegiatan dan informasi yang dikembangkan oleh Seknas PEKKA.

Selain melalui pengembangan kelompok non Pekka, perluasan manfaat juga dilakukan oleh Seknas PEKKA dengan memberikan akses peningkatan kapasitas dan pengembangan program bagi kelompok perempuan lain yang telah ditumbuhkan dan didampingi oleh lembaga mitra Seknas PEKKA seperti PPSW. Dalam tahun 2010, Seknas PEKKA melalui program-program yang dikembangkan memberikan manfaat pada 234 kelompok perempuan basis dampingan PPSW dengan jumlah anggota 4,749 orang yang tersebar di 93 desa dan kelurahan, 24 kecamatan dan 7 Kabupaten di 4 Provinsi termasuk Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

Pengembangan pusat-pusat belajar dilakukan Seknas PEKKA sebagai bagian dari upaya memperluas manfaat. Hingga akhir tahun 2010, telah ada 88 buah pusat-pusat kegiatan

atau Center dengan berbagai ukuran dan kapasitas yang tersebar di tingkat desa dan kecamatan di wilayah Pekka. Di Center - Center inilah berbagai kegiatan pembelajaran secara reguler dan terbuka untuk anggota Pekka dan anggota masyarakat lainnya telah dikembangkan. Beberapa subyek pembelajaran antara lain ekonomi, komputer, politik, hukum, PAUD (pendidikan anak usia dini), Kelompok Belajar Anak, Kesehatan dan Pengasuhan (parenting). Selama tahun 2010, secara total kelas-kelas pembelajaran ini diikuti oleh tidak kurang dari 6,680 orang yang 10%-nya adalah laki-laki.

Sebagai kontribusi untuk mencerdaskan masyarakat, di Center ini juga dikembangkan taman bacaan Pekka yang mengoleksi berbagai buku dan bahan bacaan yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Hingga tahun 2010 ada 26 taman bacaan Pekka dengan jumlah koleksi buku mencapai 4,288 buah yang telah dikembangkan di wilayah Pekka.

C. Penyebaran informasi dan pembelajaran

(22)

laporanAkhir2010|PEKKA

20

pengembangan panduan dan manual, peliputan berita di media massa, dan sebagainya.

Pengembangan media-media komunitas yang dikelola oleh para kader dan pemimpin Pekka, merupakan upaya Seknas PEKKA untuk memperluas penyebaran informasi dan pembelajaran di tingkat masyarakat. Ada dua macam media komunitas yang dikembangkan di Center Pekka yaitu video komunitas dan radio komunitas. Hingga tahun 2010 telah dikembangkan 9 stasiun radio komunitas di 5 provinsi. Dari ( stasiun radio tersebut, yang sangat aktif mengembangkan programnya di tahun 2010 ada 6 stasiun dengan durasi penyiaran perhari rata-rata 8.5 jam dan jangkauan pendengar setia mencapai tidak kurang

dari 7,700 orang. Stasiun radio ini menyiarkan informasi yang mengandung pengetahuan,

hiburan dan juga berita dalam masyarakat.

Selain itu, hingga tahun 2010 telah dikembangkan 7 studio video komunitas yang dikelola oleh Kader Pekka. Tim video komunitas Pekka sangat aktif membuat film dokumenter dan dokumentasi kehidupan sosial masyarakat. Hasil produksi mereka kemudian dijadikan alat pemicu diskusi terfokus bersama masyarakat luas untuk melihat secara kritis kondisi kehidupan mereka dan menggali lebih jauh gagasan untuk meningkatkan kehidupan sosial kemasyarakatannya. Pada tahun 2010, ada 20 video dokumenter yang diproduksi oleh 7 stasiun ini dan telah disaksikan dan didiskusikan secara luas di masyarakatnya.

Seknas PEKKA juga melatih kader-kader menjadi fotografer lokal untuk merekam berbagai informasi di masyarakat dalam bentuk foto. Ada 10 kader foto yang selama tahun 2010 cukup aktif melaksanakan perannya membuat foto-foto yang dapat dijadikan bahan diskusi dalam masyarakat terkait kondisi dan persoalan sosial kemasyarakatannya. Tidak kurang dari 2,378 foto telah dibuat oleh kader foto dan sebagian telah dipamerkan di tingkat lokal dan juga ada yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku.

Produksi video juga dilakukan oleh Seknas PEKKA selama tahun 2010 meskipun tidak seintensif tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya 3 buah video saja sehingga menambah koleksi produksi Seknas selama 7 tahun terakhir menjadi 59 buah. Pengalihan kapasitas produksi video dan dokumentasi kepada tim Pekka di tingkat wilayah, menuntut supervisi yang penuh sehingga hampir seluruh alokasi waktu dan sumberdaya manusia di divisi Pubdok Seknas PEKKA difokuskan untuk mensupervisi di lapangan. Hal ini tentu saja sangat positif sebagai indikator proses pemberdayaan yang berjalan baik.

Penyebaran informasi dan pembelajaran juga dilakukan Seknas PEKKA dengan menerbitkan buku dan buletin. Pada tahun 2010 telah di terbitkan satu buah buku foto berjudul Dari

Balik Le sa merupakan hasil kerja sama dengan PSF Bank Dunia untuk PNPM Mandiri, dan

satu buah buletin dengan tema Kendala Biaya Sebabkan Perempuan Kepala Keluarga Sulit

Akses Keadila yang berisi kumpulan tulisan staf dan kader

Pekka.

(23)

laporanAkhir2010|PEKKA

21

(24)

laporanAkhir2010|PEKKA

22

III.

PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA DALAM KERANGKA

PROYEK

Pencapaian Seknas PEKKA yang telah diuraikan di atas tidak terlepas dari alat dan pintu masuk proyek-proyek yang dilaksanakan selama ini. Seknas PEKKA memang mengembangkan program-program yang dalam implementasinya dilaksanakan melalui dukungan pendanaan proyek terkait pemberdayaan perempuan kepala keluarga. Selama tahun 2010, ada beberapa proyek yang dilaksanakan oleh Seknas PEKKA dari beberapa sumber pendanaan, yang umumnya diperoleh dari Trust Fund Bank Dunia. Meskipun demikian, pada tahun ini telah mulai dirintis beberapa kerjasama terbatas dengan sumber pendanaan baru khususnya melalui program bantuan Australia untuk Indonesia.

Selama tahun 2010, Seknas PEKKA melaksanakan lima proyek yang saling berkaitan dan mendukung pencapaian komprehensif Seknas di lapangan. Proyek tersebut adalah:

1. Proyek Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi Aceh atau

Support for Fe ale Headed Households duri g A eh ‘e o stru tio . Proyek i i merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 55749 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 27 September 2005 dan berakhir 31 Desember 2010.

2. Proyek Pendidikan untuk Anak-anak Paling Miskin atau Education for Very Poor

Childre . Proyek i i di erika elalui Pusat Pe ge a ga Su erdaya Wa ita

(PPSW) lembaga induk Seknas PEKKA oleh Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 055900 – IND, dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak tahun 2006 dan akan berakhir pertengahan 2011.

3. Proyek Pengurangan Kemiskinan dan Pengembangan Kepemimpinan Perempuan

atau Pro erty ‘edu tio a d Wo e ’s Leadership; The P‘IME . Proyek i i

merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 91171 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 5 Juni 2008 dan akan berakhir pada 5 Juni 2012.

4. Proyek Pengembangan Kepemimpinan Perempuan secara Berkesinambungan atau

Sustai i g Wo e ’s Leadership Proje t. Proyek i i erupaka Trust Fu d Ba k

Dunia dengan nomor TF 095058 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 26 April 2010 dan akan berakhir pada 26 April 2014.

5. Proyek Membangun Kepentingan Publik untuk Reformasi Hukum dan Peradilan,

Pe erdayaa Huku agi Pere pua , atau Buildi g Pu li De a d for Legal a d Judi ial ‘efor , Wo e ’s Legal E po er e t . Proyek i i erupaka Trust Fu d

Bank Dunia dengan nomor TF 96440 – IND, hibah dari Pemerintah Belanda. Proyek ini telah berjalan sejak 17 Mei 2010 dan akan berakhir pada 30 Juni 2011.

(25)

laporanAkhir2010|PEKKA

23

perkembangan setiap proyek mengingat perbedaan fokus yang khusus dari setiap proyek di Seknas PEKKA. Berikut ini uraian perkembangan setiap proyek yang dikelola Seknas PEKKA.

1. TF 55749 IND J“DF “upport for Fe ale Headed Households during Aceh

Re o stru tio

Proyek ini merupakan Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi Aceh pasca bencana Tsunami di akhir tahun 2004 yang lalu. Proyek ini telah berjalan sejak 27 September 2005 dan berakhir 31 Desember 2010.

A. Latar belakang proyek

(26)

laporanAkhir2010|PEKKA

24

Lima belas orang anggota Pekka meninggal dalam musibah ini dan seorang tidak diketahui nasibnya. Lebih dari seratus anggota kehilangan rumah dan tempat usahanya, serta ratusan anggota rumahnya mengalami rusak berat. Sebagian besar mengalami kesulitan ekonomi karena efek domino musibah ini. Sebagian mereka juga mengalami kehilangan anggota keluarga besarnya, serta didera perasaan takut akan musibah susulan. Selain anggota Pekka, di wilayah - wilayah ini banyak korban lainnya yang juga dalam kondisi sama memprihatinkannya. Lebih jauh lagi, desa lain dan kecamatan lain di sekitar wilayah ini yang sebelumnya sudah diidentifikasi untuk pengembangan wilayah Pekka termasuk yang terkena dampak kedahsyatan bencana ini dengan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.

Pasca Tsunami, anggota Pekka menghadapi berbagai masalah seperti kehilangan rumah tinggal, Kerusakan berat rumah tinggal, Kehilangan sumber pendapatan (warung, perahu, lahan garam,hewan peliharaan), berkurangnya pendapatan dan menurunnya daya beli, kehilangan anggota keluarga, trauma dan perasaan tidak aman, kesedihan yang mendalam kebingungan dalam kesendirian, ketidakpastian kehidupan selanjutnya, proses belajar mengajar yang terganggu bahkan tidak dapat diselenggarakan bagi anak-anak sekolah serta kesehatan dan gizi buruk.

(27)

laporanAkhir2010|PEKKA

25

mengidentifikasi potensi masalah yang akan muncul selanjutnya dalam jangka lebih panjang. Dari sekian banyak potensi masalah tersebut, Seknas PEKKA mengidentifikasi beberapa hal yang khusus dihadapi oleh ibu-ibu Pekka antara lain:

 Penumbuhan kembali kegiatan ekonomi produktif yang menjadi sumber penghidupan keluarga Pekka

 Pengadaan kebutuhan perumahan yang memadai bagi anggota Pekka yang kehilangan rumah tinggal.

 Akses pendidikan bagi anak-anak yang berada di tempat pengungsian, yang kehilangan orang tua dan sumbar pembiayaan, dalam berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMA.

 Penanganan trauma, kesedihan dan rasa kesendirian, dan mengatasi perasaan takut.

Berdasarkan analisa kondisi yang telah diuraikan di atas, maka Seknas PEKKA mengajukan usulan program ke JSDF guna mengembangkan strategi yang berkelanjutan dalam pengembangan Pekka pasca bencana Tsunami di Aceh. Persetujuan JSDF untuk mendanai upaya ini kemudian mengharuskan Seknas mengembangkan secara khusus Pekka di Aceh dengan pendekatan yang khusus pula.

B. Tujuan

Secara umum

program ini bertujuan untuk

memberdayakan anggota Pekka pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya yang selamat dari Tsunami agar mereka mampu membangun kembali kehidupan yang lebih baik, adil dan

bermartabat.

Secara khusus

program ini bertujuan untuk:

(28)

laporanAkhir2010|PEKKA

26

 Membantu proses rehabilitasi masyarakat dengan memberikan bantuan modal usaha, perbaikan dan pembangunan rumah, pembangunan sarana prasarana untuk

pemberdayaan masyarakat.

 Memberikan bantuan beasiswa untuk pendidikan anak

 Memfasilitasi proses pemulihan kondisi psikis berbasis komunitas.

 Mengembangkan pemimpin, organisasi dan jaringan Pekka

 Mengembangkan usaha mikro dan lembaga keuangan mikro Pekka

 Mengembangkan forum-forum dialog kelompok Pekka dengan pengambil kebijakan di berbagai tingkatan.

 Mengembangkan jaringan komunikasi antar kelompok Pekka dan lembaga lain

 Mengampanyekan persoalan yang berkaitan dengan hak Pekka dan korban Tsunami

 Mendokumentasikan dan memublikasikan kisah kehidupan dan perjuangan Pekka

C. Strategi

Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahap sesuai dengan perkembangan yang terjadi di tingkat lapangan. Pentahapan dilakukan untuk memudahkan proses pengorganisasian yang dilakukan oleh tim Seknas PEKKA di lapangan

 Tahap pertama (6 bulan)adalah tahap persiapan dan tanggap darurat di camp pengungsian, rumah tinggal sementara dan wilayah korban.

 Tahap kedua (1-2 tahun) merupakan tahap rehabilitasi dan pembangunan

 Tahap ketiga (1-3 tahun) adalah tahapan pengembangan dan pemberdayaan yang berkesinambungan serta proses integrasi dengan program lainnya di wilayah ini

D. Kegiatan dan perkembangannya.

Berbagai kegiatan telah dilakukan selama lima tahun terakhir ini dan membawa perubahan yang cukup signifikan di tingkat masyarakat. Berikut ini adalah uraian kegiatan dan pencapaian yang telah dicapai Pekka melalui kegiatan proyek TF 55749 –IND JSDF

E. Tahap Persiapan dan Tanggap darurat

(29)

laporanAkhir2010|PEKKA

27

Dalam masa ini juga kemudian dilakukan berbagai persiapan sosial dan pendekatan pada masyarakat untuk pelaksanaan tahap selanjutnya. Di antara hal-hal yang dilakukan untuk persiapan sosial ini antara lain pendekatan pada berbagai komponen masyarakat, musyawarah dan dialog masyarakat, pembentukan komite-komite di tingkat masyarakat untuk mengelola bantuan langsung, melakukan identifikasi kebutuhan, jumlah dan jenis serta frekuensi penyaluran bantuan kebutuhan pangan, sandang dan kesehatan, identifikasi lokasi pembelian, dan pengembangan mekanisme distribusi. Tidak kurang dari 1,685 orang anggota Pekka dan tokoh masyarakat terlibat dalam proses persiapan sosial ini melalui berbagai workshop analisa sosial yang dilakukan Seknas Pekka.

Sebagaimana layaknya kegiatan tanggap darurat, maka pada tahap ini Seknas juga menyalurkan berbagai bantuan langsung yang dibutuhkan tidak hanya bagi anggota Pekka namun juga anggota masyarakat miskin lainnya. Bantuan yang disalurkan termasuk pengadaan suplemen paket makanan sehat berupa sumber karbohidrat, protein nabati dan protein hewani, serta vitamin untuk keluarga, pengadaan perangkat sekolah bagi siswa untuk bersekolah seperti pakaian sekolah, sepatu, alat tulis dan tas, pengadaan dan penyebaran paket informasi tantang bencana alam, penyebab dan penanggulangannya, pengadaan dan penyabaran paket-paket informasi siraman rohani yang membangkitkan semangat serta pengadaan sandang untuk perempuan berupa pakaian dalam, jilbab dan mukena dll. Kegiatan tanggap darurat ini menghabiskan dana sekitar Rp.211,300,900

dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 1,639 orang.

1) Tahap kedua (1-2 tahun) merupakan tahap rehabilitasi dan pembangunan

(30)

laporanAkhir2010|PEKKA

28

rumah yang telah direnovasi dan dibangun dengan mempergunakan dana sebesar

Rp.1,520,740,200 serta 14 buah Center atau pusat kegiatan Pekka sebagai fasilitas masyarakat dengan total dana sebesar Rp.2,209,701,657 Proses pembangunan sepenuhnya diorganisir oleh kader-kader Pekka yang sekaligus menjadi proses pembelajaran yang sangat penting bagi mereka terkait dengan bagaimana mengidentifikasi kebutuhan bahan bangunan, membuat rancangan bangunan, menentukan lokasi, menghitung biaya yang dibutuhkan, mengawasi pembangunan dan menjaga kualitas serta menghadapi pihak - pihak ketiga yang ingin menarik keuntungan dari proses yang mereka lakukan.

Selain bangunan, proses rehabilitasi dan pembangunan juga dilakukan untuk pemulihan kegiatan ekonomi produktif dengan fokus pada menghidupkan kembali usaha yang mati dan hilang serta menumbuhkan usaha baru melalui bantuan permodalan. Ada 513 usaha individu dan 27 usaha kelompok yang telah dikembangkan yang mencakup jenis usaha pertanian, penampungan usaha padi, konveksi, pengolahan hasil pertanian dan industri kerajinan, makanan serta perdagangan. Pemberian modal usaha dilakukan melalui kelompok simpan pinjam Pekka yang memang telah dikembangkan sebelum bencana Tsunami terjadi. Hingga akhir tahun 2010 telah disalurkan dana sebesar Rp.2,811,547,850

yang diterima pada periode sebelum Tsunami sebesar Rp.1,582,147,500 dan yang diterima setelah Tsunami sebesar Rp.1,229,607,350 untuk pengembangan kegiatan ekonomi produktif melalui kegiatan simpan pinjam yang dikelola oleh 10 Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) Pekka yang tersebar di Aceh. Selain dana proyek, LKM juga mengumpulkan simpanan atau tabungan anggota yang hingga akhir tahun 2010 mencapai Rp.489,878,280

serta dana dari sumber lain sebesar Rp.391,900,000. Semua dana tersebut di atas dipinjamkan kepada anggota melalui kegiatan simpan pinjam dengan total pinjaman mencapai Rp.5,147,212,520 dan penerimaan jasa LKM mencapai Rp.249,997,550.

Fokus lain dalam rehabilitasi dan pembangunan adalah pada kegiatan pendidikan dengan cara memberikan beasiswa bagi anak-anak Pekka dan keluarga miskin lainnya serta beasiswa kepada anggota Pekka untuk mendapatkan berbagai bentuk proses pendidikan dan pelatihan. Hingga akhir tahun 2010, proyek ini telah memberikan beasiswa kepada

2,367 anak dengan berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA dengan total beasiswa mencapai Rp.1,169,454,900. Sementara itu, anggota Pekka yang menerima beasiswa pendidikan dan pelatihan berjumlah 3,505 orang dengan total nilai

(31)

laporanAkhir2010|PEKKA

29

2) Tahap ketiga (1-3 tahun) adalah tahapan pengembangan dan pemberdayaan yang

berkesinambungan serta proses integrasi dengan program lainnya di wilayah ini.

Tahap ini difokuskan pada pengembangan wilayah kerja Seknas PEKKA, penumbuhan dan pengembangan kelompok-kelompok baru, perluasan manfaat, pengembangan kader dan pemimpin, pengembangan jaringan kerja, keterlibatan masyarakat secara luas dan kegiatan advokasi.

Hingga akhir tahun 2010, Seknas PEKKA telah mengembangkan 133 kelompokPekka dengan anggota mencapai 3,573 yang tersebar di 121 desa, 33 Kecamatan dan 9 Kabupaten. Sejalan dengan pengembangan kelompok ini telah pula dilatih dan dikembangkan kader-kader dan pemimpin Pekka yang mandiri yang hingga akhir tahun 2010 berjumlah 226 orang. Dari sejumlah kader tersebut, ada 100 orang kader Pekka di Aceh yang juga terlibat secara aktif di ranah publik sebagai pemimpin masyarakat. Mereka berperan dalam memimpin di bidang-bidang penting termasuk pemerintahan lokal, sosial, kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan lainnya.

Dalam rangka memperluas manfaat pemberdayaan yang dilakukan oleh Seknas PEKKA ke masyarakat di sekitar wilayah Pekka berada, maka dikembangkan media komunitas populer sebagai alat komunikasi dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Pekka. Ada 4 radio komunitas yang telah dikembangkan di wilayah Aceh yang menjangkau tidak kurang dari

2,900 pendengar setia melalui rata-rata 10 jam siaran per harinya. Mereka telah menyiarkan sekitar 1,942 berita, 286 iklan layanan masyarakat, 141 acara talk show, 21

sandiwara radio dan 220 features; terkait dengan pengetahuan dan wawasan yang menjadi

misi Seknas PEKKA selama ini.

Di Aceh juga telah dikembangkan 4 studio video komunitas yang telah memproduksi 24 judul video tentang kehidupan dan persoalan sosial kemasyarakatan. Video ini telah ditayangkan dan dijadikan bahan diskusi di tingkat komunitas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat menuju perubahan sosial. Selain video yang diproduksi oleh tim video komunitas Aceh, Seknas PEKKA di lain sisi juga telah membuat secara intensif dokumentasi video Pekka Aceh. Hingga akhir tahun 2010, Seknas PEKKA telah memproduksi 8 judul video dokumenter tentang program dan juga kehidupan Pekka di Aceh. Video ini telah tersebar luas dan disaksikan oleh berbagai pihak hingga tingkat Internasional.

(32)

laporanAkhir2010|PEKKA

30

2. TF 055900 –IND, J“DF. Edu atio for Very Poor Childre .

Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh masyarakat miskin adalah masalah pendidikan bagi anak-anaknya. Sebagian besar anak-anak terpaksa putus sekolah dasar karena ketiadaan biaya ataupun harus membantu orang tuanya bekerja. Melalui dana bantuan langsung yang pernah diterima melalui Pekka, sebagian kecil mereka memperoleh beasiswa pendidikan secara terbatas. Namun, program ini tidak dapat dilanjutkan karena terbatasnya dana yang tersedia. Keprihatinan ini disampaikan oleh perwakilan Pekka dari 8 provinsi kepada Scott Guggenheim sebagai perwakilan Bank Dunia dalam acara dialog forum nasional Pekka di Jakarta pada Agustus 2004. Berdasarkan hal tersebut, Bank Dunia kemudian mengembangkan program Pendidikan bagi Anak-anak Miskin terutama yang berada di Wilayah Pekka. Proses yang panjang menyebabkan program ini baru dapat direalisasikan pada tahun 2006.

Program ini dikelola oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) bekerjasama dengan Pekka. Oleh karena itu, sistem yang akan dipakai adalah sistem yang telah terbangun selama ini. Kelompok Pekka di setiap wilayah pemanfaat program akan memimpin pelaksanaan program, dengan melibatkan anggota dan unsur masyarakat lainnya.

A. Tujuan

Secara umum program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan bagi anak-anak miskin di dalam masyarakat di Indonesia.

Secara khusus program ini bertujuan untuk:

 Meningkatkan partisipasi dan prestasi anak-anak miskin dalam pendidikan dasar minimal 9 tahun

(33)

laporanAkhir2010|PEKKA

31

 Mengembangkan forum belajar dan kerjasama bagi orang tua murid

 Mengembangkan forum orang tua murid, komite sekolah dan BPD.

B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat baik langsung maupun tak langsung program ini adalah:

 Anak-anak miskin yang akan memperoleh beasiswa pendidikan.

 Anggota Pekka yang buta huruf dan tidak menamatkan jenjang pendidikan formalnya

 Orang tua murid penerima biaya pendidikan yang akan mendapatkan berbagai pelatihan

 Sekolah tempat anak-anak mengikuti proses belajar yang akan mendapatkan dukungan operasional sekolah.

 Komite sekolah yang akan memperoleh pelatihan dan biaya operasionalnya

 Masyarakat umum yang akan memperoleh akses informasi melalui taman bacaan, kegiatan publikasi dan dokumentasi.

 Pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikan yang akan memperoleh masukan untuk sistem pendidikannya.

 Pemerintah pusat yang akan memperoleh masukan bagi sistem pendidikan nasional.

 Lembaga-lembaga terkait pemerhati pendidikan yang akan memperoleh pembelajaran berharga dari proses program.

C. Strategi

Sebagai bagian dari pemberdayaan Pekka secara keseluruhan, maka empat pilar pengorganisasian Pekka akan di pakai sebagai strategi program ini

Pertama; membangun fondasi dengan penguatan visi Pekka dan membangun misi khusus

program pendidikan Pekka dengan pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang menjadi dasar dikembangkannya program ini.

Kedua; meningkatkan kemampuan anggota kelompok Pekka khususnya dan masyarakat miskin pada umumnya untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan dan dampaknya dalam masyarakat, melalui berbagai pelatihan.

Ketiga; mengembangkan organisasi dan jaringan yang akan bekerja khusus menangani persoalan yang berkaitan dengan pendidikan di wilayah yang bersangkutan.

Keempat; melakukan advokasi

(34)

laporanAkhir2010|PEKKA

32

Selain itu, agar program ini menjadi lebih strategis maka dibangun juga sistem pendukung di tingkat nasional termasuk pengembangan rancangan program, dokumentasi seluruh proses, dan advokasi serta kampanye tingkat nasional.

D. Kegiatan

Selama tahun 2010 telah dilakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang dicanangkan.

1) Kegiatan di tingkat wilayah

Pertama; membangun fondasi dengan penguatan visi Pekka dan membangun misi khusus program pendidikan Pekka dengan pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi

dan budaya yang menjadi dasar dikembangkannya program ini, mencakup proses:

 Persoalan pendidikan bukan hanya persoalan anggota kelompok Pekka tetapi juga masalah anggota masyarakat lainnya. Untuk itu, perlu adanya pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program pendidikan ini yaitu dengan cara membentuk suatu komite yang terdiri dari wakil anggota kelompok Pekka ditambah dengan anggota masyarakat lainnya yang disebut dengan Komite Pendidikan Desa (KPD). Diharapkan dengan pembentukan KPD ini maka persoalan pendidikan menjadi masalah bersama yang akan dicari solusinya secara bersama pula. Pembentukan KPD diawali dengan Musdes (Musyawarah Desa) yang dihadiri oleh wakil berbagai elemen anggota masyarakat. Pada pertemuan ini didiskusikan masalah pendidikan yang dihadapi, tujuan program, menyusun rencana kegiatan bersama khususnya dalam isu pendidikan.

 Setelah KPD terbentuk, maka dilakukan sosialisasi kegiatan program, diawali dengan membangun visi misi di antara anggota kelompok Pekka dan anggota KPD. Penguatan visi misi ini dilakukan dengan berbagai cara yaitu saat pertemuan rutin kelompok melalui diskusi. Pertemuan rutin ini dihadiri anggota kelompok dan difasilitasi oleh kader ataupun Koordinator Lapang. Di beberapa propinsi seperti NTT, Kalbar, NTB, Sultra, pengurus serta anggota KPD bergabung dalam pertemuan rutin kelompok Pekka. Pada saat pertemuan ini mereka mendiskusikan berbagai isu yang dihadapi masyarakat di antaranya isu pendidikan. Juga dilakukan melalui pelatihan visi misi dan motivasi kelompok saat kelompok baru saja terbentuk. Dalam pelatihan dasar ini dilakukan analisa sosial kondisi yang dihadapi anggota Pekka dan masyarakat sekitarnya. Output dari pelatihan ini adalah rencana kerja mereka ke depan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

 Dalam pelaksanaan program, diskusi isu pendidikan dilakukan melibatkan anggota KPD ini. Misalnya dalam hal penyaluran beasiswa bagi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Karena penerima beasiswa tidak terbatas pada anak anggota Pekka saja tetapi juga anak anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan. Anggota kelompok Pekka bersama anggota KPD mendiskusikan mulai dari penentuan kriteria para penerima beasiswa, menyusun prioritas para penerima beasiswa, mengatur mekanisme penyaluran dan sampai kepada realisasi pemberian beasiswa.

Kedua; meningkatkan kemampuan anggota kelompok masyarakat miskin umumnya dan

(35)

laporanAkhir2010|PEKKA

33

 Salah satu upaya meningkatkan kemampuan anggota masyarakat miskin dan anggota kelompok Pekka dalam menjawab persoalan pendidikan yaitu dengan menyediakan beasiswa bagi anaknya. Beasiswa ini diberikan untuk pendidikan wajib belajar 9 tahun. Beasiswa diberikan mulai dari pembayaran iuran sekolah, bagi sekolah yang masih memungut biaya sekolah, pembelian perlengkapan sekolah seperti buku cetak, buku dan alat tulis, seragam sekolah ataupun tas dan sepatu. Dana yang diberikan terbatas antara Rp. 100.000 – Rp. 300.000 untuk satu tahun untuk anak SD dan SMP, maka penggunaan dana beasiswa benar-benar diseleksi menurut prioritas kebutuhan.

 Permasalahan lain yang dihadapi anak-anak dalam belajar adalah perlunya bimbingan mata pelajaran yang mereka terima dari sekolah. Kurikulum sekolah saat ini sangat menuntut anak untuk aktif mencari informasi sendiri. Banyaknya tugas dan PR dari sekolah yang harus dikerjakan di rumah menuntut orangtua untuk aktif mendampingi anaknya dalam belajar. Keterbatasan orangtua dalam hal ini, menyebabkan adanya kebutuhan untuk diselenggarakannya kelompok belajar anak di luar jam pelajaran sekolah. Para pengurus kelompok dan kader menjawab kebutuhan ini dengan menyediakan waktu dan tenaga mengadakan kelompok belajar bersama di sore hari. Pelajaran yang umumnya dibahas menyangkut pelajaran eksakta yang merupakan pelajaran utama seperti: matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. Atau juga anak yang sudah duduk di kelas 3 atau 4 SD tetapi belum bisa membaca dan menulis maka mereka belajar membaca tulis dalam kegiatan ini.

 Anak-anak putus sekolah yang tidak lulus SD, SMP atau SMA, atau anak yang lulus SD atau SMP tetapi tidak dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi yaitu masuk ke SMP atau SMA, mereka bergabung membentuk kelompok anak remaja. Dengan difasilitasi oleh kelompok Pekka mereka mengadakan kegiatan sesuai dengan minat misalnya belajar keterampilan usaha seperti di NTT anak remaja ini membuat piring lidi dan kemudian hasilnya dijual. Selain itu juga belajar musik, belajar komputer atau olahraga. Atau belajar menjahit dan setelah lulus mereka bekerja menjadi buruh jahit di pabrik garmen.

 Informasi dan pengetahuan menjadi hal yang sangat penting dalam upaya peningkatan kapasitas anggota kelompok Pekka dan masyarakat sekitarnya. Ketersediaan bahan bacaan dan informasi menjadi penting untuk memberi kesempatan kepada mereka mengakses informasi dan pengetahuan ini. Demi menjawab kebutuhan ini maka Pekka mencoba membuka aktivitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yaitu dengan cara memfasilitasi tersedianya bahan bacaan yang diperlukan masyarakat. Upaya yang dilakukan yaitu mencari sumber-sumber dari pihak ketiga yang dapat memberikan sumbangan kepada kelompok Pekka. Pada tahun 2010 ada satu penerbit yang memberikan sumbangan dalam bentuk buku dalam berbagai isu dan judul kepada Seknas Pekka, kemudian Seknas Pekka meneruskan sumbangan tersebut kepada kelompok Pekka. Bagi Pekka yang sudah memiliki bangunan Center maka buku-buku ini disimpan di Center dan kemudian masyarakat yang memerlukannya mengakses ke Center Pekka.

(36)

laporanAkhir2010|PEKKA

34

 Pengembangan organisasi dan jaringan dilakukan antara anggota kelompok Pekka dan anggota KPD serta orangtua. Dalam pertemuan rutin, mereka melakukan diskusi dan pembahasan permasalahan pendidikan yang dihadapi kemudian mereka mendiskusikannya dengan pihak pemerintah dengan cara melakukan kunjungan kepada pemerintah daerah yaitu dengan Dinas Pendidikan setempat. Selain itu juga diadakan dialog dengan cara mengundang para pemangku kepentingan terkait isu pendidikan seperti DPRD selaku pengambil keputusan tingkat kabupaten dan juga Dinas Pendidikan untuk menyampaikan masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat dan kebutuhan yang diperlukan.

Keempat; melakukan advokasi kebijakan terkait pendidikan agar lebih berpihak pada rakyat miskin dan bermutu, serta kampanye perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam memandang pentingnya pendidikan. Kegiatan yang akan dilakukan mencakup:

 Kampanye dan advokasi dalam isu pendidikan dilakukan langsung dengan cara berkunjung ke Dinas Pendidikan, menyampaikan informasi yang dihadapi masyarakat dan menanyakan program pemerintah yang dapat diakses oleh masyarakat. Hasilnya kelompok Pekka dipercaya untuk mengelola program pendidikan kesetaraan Paket A dan Paket C di NTT. Sedangkan di wilayah lain, kelompok Pekka mendapatkan dana bantuan operasional tutor PAUD dan program penyelenggaraan pemberantasan buta huruf melalui program Keaksaraan Fungsional.

 Advokasi di tingkat masyarakat dilakukan melalui diskusi rutin dalam pertemuan kelompok. Hasilnya banyak anggota masyarakat yang terdaftar dalam program KF yang diselenggarakan oleh Pekka, juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah PAUD atau kelompok belajar anak di sore hari.

2) Kegiatan di tingkat nasional

Pengembangan sistem pendukung dan koordinasi seluruh wilayah program, mencakup kegiatan:

 Mengembangkan modul dan manual berbagai program terkait isu pendidikan seperti modul pemberantasan buta huruf dengan metode Keaksaraan Fungsional, panduan pelaksanaan evaluasi peserta KF, mengembangkan modul dan panduan Pendidikan Anak Usia Dini yang berwawasan gender.

 Memfasilitasi tim media komunitas kelompok Pekka membuat video pendidikan Keaksaraan Fungsional dan pendidikan sepanjang hayat. Video ini menggambarkan program KF yang dilakukan oleh Pekka dan manfaatnya yang dirasakan oleh para peserta KF. Dengan video ini kelompok Pekka dapat mensosialisasikan kepada anggota masyarakat lainnya.

Mengevaluasi, Mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil, dan pelajaran berharga dari program ini sebagai masukan bagi sistem pendidikan yang lebih luas.

(37)

laporanAkhir2010|PEKKA

35

Pekka diperoleh kenyataan bahwa 24 % anggota Pekka tidak pernah bersekolah dan 34% tidak pernah menyelesaikan sekolah dasar. Jika dibandingkan dengan angka nasional maka di bawah capaian nasional.

 Demikian juga yang terjadi pada tanggungan anggota Pekka di mana 28% tidak pernah bersekolah, 63% tanggungan anggota Pekka dapat menyelesaikan sekolah dasar, 34 % menyelesaikan sekolah lanjutan pertama dan 11 % menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat atas. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka capaian nasional.

 Rendahnya pencapaian pendidikan anggota Pekka dan tanggungannya tersebut di atas terkait dengan mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar. Sebagai gambaran dari hasil penelitian Pekka, pengeluaran anggota Pekka untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat SD menghabiskan 51 % pendapatan perkapita per tahun sedangkan untuk menyekolahkan anak ke tingkat SMP menghabiskan 140 % pendapatan per kapita per tahun. Untuk menyekolahkan anak ke tingkat SMA menghabiskan dana 178 % pendapatan perkapita per tahun. Tentu saja biaya sebesar itu sangat memberatkan

 mereka.

3. TF 91171 –IND, J“DF. Proverty Redu tio a d Wo e ’s Leadership; The PRIME

Proyek ini telah berjalan sejak 5 Juni 2008 dan akan berakhir pada 5 Juni 2011 mengembangkan misiuntuk:

 Mengembangkan potensi sumberdaya manusia khususnya perempuan sebagai pemimpin, pengorganisir masyarakat, dan perintis perdamaian.

 Mengembangkan kelembagaan dan institusi di akar rumput yang dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.

 Memperkuat sistem kemasyarakatan yang lebih terbuka dan demokratis.

 Mengembangkan konsep dan model pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengatasi berbagai persoalan yang muncul termasuk kemiskinan dan konflik.

Gambar

GAMBAR KERANGKA KERJA PEKKA
TABEL DAN GRAFIK DATA SIMPANAN PEKKA

Referensi

Dokumen terkait

Banyak atau sedikitnya jumlah lorong mempengaruhi waktu untuk melakukan order picking, karena semakin besar jumlah lorong yang harus dilalui maka waktu travel yang harus

yaitu 28,9 o C dan intensitas cahaya paling rendah yaitu 10,8 µmol/m 2 /detik. Tutup berbahan plastik wrap bersifat porous, memungkinkan terjadinya sirkulasi udara

a. Melakukan pemeriksaan stasioneritas data residual dari model TSR. Penetapan model ARIMA sementara. Mengestimasi parameter model ARIMA sementara. Pemeriksaan diagnostik model

Berdasarkan ragam alela yang diperoleh dari tiap-tiap lokus yang diteliti dapat disimpulkan bahwa penanda mikrosatelit DNA autosom D5S818 dan D2S1338 kurang baik digunakan

A Comparison of the Child-Adolescent Social Support Sub-Scales and the Middle School Self-efficacy Sub-Scales Point Averages A positive strong relationship was observed between

Kesebelas, guru memberikan memberikan pertanyaan kepada siswa terikait dengan diskusi yang sudah dilakukan, menurut observer pada pertemuan pertama didapat rata-rata

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu operasi terhadap volume aquadest yang dihasilkan dan mengetahui efisiensi dari kinerja alat

Kemampuan masyarakat dalam mengakses kebutuhan informasi masih belum merata antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan.