• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2. Perkembangan Dinar

Di tengah makin melambungnya harga minyak dunia, sementara rupiah terus melemah terhadap dolar AS, dinar emas terus menguat secara tajam. Dalam dua pekan terakhir ini penguatan kurs dinar terhadap rupiah terjadi dari sekitar Rp. 1.195.000 ke sekitar Rp. 1.215.000 atau mengalami penguatan sebesar 1,67%. Bila dilihat dalam rentang waktu setahun maka akan terlihat keperkasaan dinar, yang 100% berbasiskan logam emas 22 karat, yang tak terbantahkan.

Dalam rentang waktu yang sama, setahun yang lalu kisaran kurs dinar emas dalam rupiah adalah antara Rp. 780 - Rp. 800 ribu. Ini berarti dinar mengalami apresiasi sebesar sekitar 52%. Dalam rentang waktu yang lebih panjang lagi, tahun 1970-an awal, akan terlihat bahwa rata-rata apreasiasi dinar emas terhadap dolar AS juga cukup tinggi, yaitu 30% per tahun.13

Gambar 2.1:

13

Pemakaian dinar emas sendiri saat ini sudah semakin luas dan diterima di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sekurangnya telah ada tiga jenis koin dinar, dengan satuan 1, ½ dan ¼ dinar, yang diterbitkan oleh empat pemrakarsa: Islamic Mint Nusantara, Baitulmal Muamalat, PP Logam Mulia, dan Kesultanan Ternate. Jumlah gerai untuk mendapatkannya pun telah semakin luas, dengan dioperasikannya wakala di Yogya, Griya Dinar dan segera menyusul di Bandung. Masyarakat Indonesia juga sudah bisa melihat nilai kurs dinar emas secara harian melalui situs www.islamhariini.org yang telah beroperasi.

Di Malaysia, dinar emas juga telah secara resmi dipakai di kantor-kantor Bazis (Badan Amil Zakat) di sejumlah negara bagian. Jumlah wakalanya pun di negeri jiran ini telah jauh lebih banyak dibanding di Indonesia. Di Inggris dan Skotlandia perdagangan dengan dinar dan dirham dimotori antara lain oleh Dinar-Exchange. Secara internasional sistem e-dinar juga sudah semakin mantab, dengan memisahkan dirinya dari e-gold menjadi sistem yang mandiri dengan basisnya di Labuan, Malaysia.

Dengan semakin mantabnya berbagai infrastruktur di atas, meskipun masih dalam skala sangat kecil, pemakaian kembali dinar dan dirham baik sebagai alat pembayaran transaksi perdagangan internasional, pembayaran mahar, pembayaran zakat, tabungan dan alat tukar selayaknya uang kertas saat ini sudah

semakin efektif. Masyarakat Muslim yang memanfaatkannya pun sudah semakin luas, terbentang dari Indonesia dan Malaysia sampai Inggris, Jerman dan Spanyol, sampai ke Afrika Selatan dan Maroko. Beberapa jaringan toko-toko penerima dinar dan dirham perak juga telah banyak yang beroperasi secara online, salah satunya adalah akses melalui www.e-dinar.com.

Sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia umat islam, Indonesia dapat secara signifikan mempercepat pemakaian dinar dalam skala luas. Kapasitas produksi koin dinar dengan mudah dan cepat dapat diperbesar sesuai kebutuhan yang ada. PP Logam Mulia, sebagai bagian dari BUMN PT Aneka Tambang, juga telah mengantongi akreditasi internasional untuk menjamin kualitas kemurnian koinnya. Tradisi membayar mahar dalam emas, atau bahkan transaksi niaga dalam emas yang berlangsung di Sumatra Barat, tinggal diteruskan dengan dinar. Tentu saja yang paling sahih adalah restorasi pembayaran zakat kembali disesuaikan dengan sunnah Rasul, yakni dalam dinar dan dirham. Potensi zakat di Indonesia saat ini adalah sekitar Rp. 14 triliun/tahun atau setara sekitar 11,5 juta dinar.14

Sama signifikannya adalah pemakaian dinar emas dalam tabung haji, yang sekaligus akan berdampak membuat ongkos naik haji semakin murah. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah, ketika ongkos naik haji terus cenderung naik, baik dalam rupiah maupun dolar AS, dalam dinar emas akan terus turun. Sebelum krisis moneter, ketika kurs dolar AS terhadap rupiah sekitar

14

Rp. 2275/dolar AS biaya naik haji adalah Rp. 7,5 juta (1997) dan naik sedikit setahun kemudian menjadi Rp. 8,8 juta (1998). Akibat krisis moneter, dalam sekejap kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi menjadi sekitar Rp. 8000/dolar AS, biaya naik haji melonjak menjadi Rp. 21 juta (naik sekitar 2,5 kali lipat), padahal dalam dolar AS justru turun, dari 3800 dolar AS ke 2600 dolar AS (turun 30%).

Gambar 2.2: Tabel dan Grafik Perbandingan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (dalam dolar AS, rupiah dan dinar).

Dalam tahun-tahun berikutnya ongkos naik haji meski relatif stabil, tetap dengan kecenderungan naik dan dapat sewaktu-waktu mengalami guncangan dahsyat lagi.

Lain halnya bila kita menakarnya dengan mata uang dinar emas. Dalam kurun waktu yang sama, BPIH dalam dinar emas hanya sempat naik sekali yakni pada periode 1997 (73 dinar) ke 1998 (97 dinar) atau naik sekitar 30%. Tetapi, ketika terjadi krisis moneter justru mengalami penurunan dari 97 dinar (1998) menjadi 68 dinar (2000), artinya di bawah posisi semula. Dan sejak saat itu

(1998-sekarang) terus cenderung mengalami penurunan secara signifikan. Maka untuk saat ini, dengan kurs dinar emas sekitar Rp. 1.195.000 - Rp. 1.215.000/dinar, BPIH cukup dibayar dengan harga 24 - 25 dinar emas. Jadi, dibandingkan dengan harga sebelum krisis moneter, harga BPIH saat ini dalam rupiah mengalami kenaikan 2,5 kali lipat, sedangkan dalam dinar turun 1,5 kali lipat. Tingkat penurunannya sekitar 10 dinar atau 15% - 20% pertahunnya. Ini setara dengan apresiasi tahunan dinar emas itu sendiri sebagaimana disebut di atas.

Data-data empiris semakin membuktikan kebenaran ajaran islam yang shahih yang mengharamkan riba dalam sistem keuangan. Pemakaian kembali dinar emas dan dirham perak sebagai langkah pertama dan utama pembersihan pasar dari riba semakin mendapatkan momentumnya. Krisis keuangan global, yang merupakan keniscayaan dalam siklus boom-and-bust, dan yang akan mengakibatkan "kiamat keuangan" dalam sistem uang kertas berbasis riba saat ini cepat atau lambat pastilah akan tiba. Karena itu, agar tidak ikut terlibas dalam malapetaka global ini, seharusnyalah kita semua secara proaktif menjadi bagian dari upaya penyelamatan kembali ke dinar dan dirham.15

Dokumen terkait