• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Konsep Diri dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Dalam dokumen Tingkat konsep diri siswa (Halaman 34-40)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Konsep Diri

3. Perkembangan Konsep Diri dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Perkembangan konsep diri pertama kali diawali sejak masa kanak-

kanak. Konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan keluarga,

orang tua, dan lingkungan sekitarnya. Saat individu masuk ke jenjang

pendidikan, dia berinteraksi dengan teman, guru, dan lingkungan di sekolah.

Kualitas interaksi yang dialami turut berpengaruh besar terhadap

perkembangan konsep diri seseorang.

Perkembangan konsep diri pada masa kanak-kanak akan membentuk

kepribadian remaja. Konsep diri remaja cenderung berubah-ubah sesuai

dengan pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Tetapi secara perlahan-

lahan akan menjadi lebih stabil (Hurlock, 2002: 245).

Burns (1993: 206-209) mengatakan bahwa konsep diri siswa

berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Kualitas konsep diri

yang dibangun oleh siswa ditentukan oleh cara perlakuan yang diterimanya

dari orang lain seperti orang tua, sanak saudara, teman sebaya, dan guru.

Apabila pengalaman siswa diperlakukan secara baik, maka konsep dirinya

akan positif. Sebaliknya, apabila sering memperoleh pengalaman-pengalaman

yang negatif, maka siswa akan memiliki konsep diri yang negatif.

Konsep diri dapat terus berkembang. Ada berbagai faktor yang dapat

a. Usia Kematangan

Remaja yang pada usia tertentu matang lebih awal akan lebih

mampu menjalankan peran sebagai orang dewasa dengan baik dan dapat

mengembangkan konsep diri secara positif. Sedangkan remaja yang

terlambat dalam perkembangannya dan masih diperlakukan seperti anak-

anak akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Remaja akan cenderung menarik diri dari lingkungannya

yang bersangkutan, sehingga konsep dirinya pun dapat menjadi negatif.

b. Penampilan diri

Pada masa remaja penampilan diri merupakan hal yang sangat

penting. Penampilan diri yang berbeda dapat membuat remaja merasa

rendah diri meskipun ada perbedaan yang menambah daya tarik masing-

masing remaja.

Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja antara lain

perubahan dalam tinggi badan dan perubahan berat badan. Dalam hal

perubahan tinggi badan anak laki-laki mengalami penambahan

pertumbuhan selama 2 tahun lebih cepat pada masa kanak-kanak

dibanding anak perempuan. Karena itu anak perempuan kelihatan lebih

pendek dibanding dengan anak laki-laki. Pada masa remaja berat badan

juga akan mengalami perubahan yang cukup signifikan, baik berkurang

ataupun bertambahnya berat badan. Peningkatan berat badan dapat terjadi

Remaja juga mengalami perubahan seksual. Perubahan ini

ditandai dengan perubahan seks primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin

primer laki-laki antara lain mimpi basah, sedangkan ciri-ciri kelamin

primer pada perempuan antara lain menstruasi. Ciri-ciri kelamin sekunder

laki-laki antara lain tumbuhnya kumis, janggut, jakun, suara berat,tumbuh

bulu halus pada tubuh, sedangkan ciri-ciri kelamin sekunder perempuan

antara lain pinggul membesar, bahu melebar dan tumbuh bulu di ketiak.

Daya tarik fisik yang positif akan menimbulkan penilaian yang

menyenangkan yang akan menambah dukungan sosial dan kepercayaan

diri, sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Sedangkan jika

seorang individu merasa tidak menarik secara fisik, dia dapat menarik diri

dari lingkungannya, dan konsep dirinya pun dapat terpengaruh secara

positif.

c. Kepatutan Seks

Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai

seksualitasya sejalan dengan jenis informasi mengenai seks yang

diterimanya. Cara pandang remaja mengenai kehidupan seks dapat

diperoleh melalui media massa dan pendidikan seks dari orang tua.

Media massa seperti surat kabar, televisi, dan media lainnya

memiliki peran dalam memberikan informasi mengenai kehidupan seks.

Peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan seks secara

dini. Orang tua memberikan pemahaman mengenai kehidupan seks agar

menghindari dampak negatif dari kehidupan seksualitas. Jika individu

memperoleh informasi yang tepat mengenai kehidupan seks, individu

akan terbantu untuk mengembangkan konsep diri yang positif.

d. Nama dan nama julukan

Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman sekelompok

menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan nama julukan yang

bernada cemooh. Kuatnya perasaan remaja terhadap namanya dipengaruhi

dua faktor yaitu seringnya nama digunakan dan kuatnya perasaan kurang

senang dengan namanya.

Semakin sering nama yang tidak disukai digunakan oleh orang

lain semakin nama itu dapat berpengaruh negatif terhadap dirinya.

Semakin kuat menyukai nama yang digunakan dalam interaksi sosialnya,

semakin kuat pengaruhnya terhadap konsep diri. Sebaliknya jika remaja

memiliki perasaan kurang senang terhadap namanya sendiri, maka remaja

dapat merasa minder atau khawatir jika dicemooh temannya konsep

dirinya pun dapat terpengaruh secara negatif.

e. Hubungan keluarga

Hubungan keluarga yang baik dipengaruhi oleh perlakuan

positif dari orang tua terhadap anak, misalnya adil dalam memberikan

perhatian dan kasih sayang. Perlakuan positif dari orang tua akan

berpengaruh pada hubungan anggota keluarga yang lain. Hal ini akan

Ukuran keluarga juga menentukan kualitas hubungan antara

anggota keluarga. Kalau suatu keluarga mempunyai jumlah anggota yang

banyak misalnya, perhatian akan terbagi dan komunikasi dapat berkurang,

sehingga remaja yang bersangkutan akan kurang mendapat kasih sayang

dan perhatian secara maksimal. Keharmonisan keluarga akan terbangun

apabila pola komunikasi di rumah baik. Remaja yang tinggal dalam

keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga

yang baik akan memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan

konsep dirinya.

f. Teman-teman sebaya

Teman-teman sebaya memberikan pengaruh pada konsep diri

remaja. Konsep diri merupakan cermin dan anggapan tentang konsep

teman-teman mengenai dirinya dan digunakan untuk mengembangkan

ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya akan

mempengaruhi pola perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.

Jika remaja mempunyai teman sebaya yang berpikir rasioanal dan

positif, berperilaku poitif, dan bersikap membesarkan hati, maka remaja

g. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan orang untuk mencipta yang

ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi. Kreativitas merupakan

kemampuan untuk meenciptakan sesuatu yang baru.

Kreativitas seseorang dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan

orang tua, waktu luang dan tersedianya fasilitas. Remaja yang sejak

kanak-kanak kreatif dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

Semakin remaja kreatif, semakin dia berprestasi, dan prestasinya akan

dihargai dan diterima oleh orang lain, sehingga konsep dirinya pun

menjadi positif.

h. Cita-cita

Menurut Hurlock (2002), cita-cita merupakan keinginan untuk

meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan sekarang. Bila remaja

mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan mengalami kegagalan, maka

akan timbul perasaan tidak mampu dan timbul konsep diri negatif.

Berbeda dengan remaja yang realistik dalam cita-citanya, besar

kemungkinan dia berhasil dan jika berhasil konsep dirinya akan positif.

Jika remaja mempunyai cita-cita yang realistik dan sesuai dengan minat

dan bakat, dia akan cenderung berhasil dan ini akan berpengaruh positif

terhadap konsep dirinya.

Kedelapan faktor tersebut yang peneliti jadikan dasar menyusun kisi-kisi

pandangan, keyakinan, dan pikiran diri responden terhadap dirinya dalam

masing-masing faktor tersebut.

4. Usaha-usaha untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa

Menurut Sinurat (1991) ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh

para pendidik khususnya konselor sekolah untuk mengembangkan konsep diri

siswa yaitu:

a. Menjadi konselor sekolah yang memiliki konsep diri yang positif,

sehingga dapat membantu siswa mengembangkan konsep diri positif

atau menjadi orang yang memiliki konsep diri positif.

b. Menjadi konselor sekolah yang bersikap membesarkan hati siswa

(becoming a reinforcing person).

c. Membantu siswa agar sadar akan segi-segi positifnya.

d. Membantu siswa memenuhi kebutuhannya.

e. Melakukan kegiatan atau latihan untuk mengembangkan konsep diri

siswa.

Dalam dokumen Tingkat konsep diri siswa (Halaman 34-40)

Dokumen terkait