• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Perkembangan Bibit

3. Perkembangan Akar

Parameter lain yang diamati pada saat awal penanaman adalah pertumbuhan akar dan distribusi akar. Sistem perakaran jarak pagar adalah akar tunggang. Pada bibit yang berasal dari biji, akar tunggang jarak pagar terlihat jelas. Sedangkan pada bibit yang berasal dari pengembangbiakkan vegetatif, akar jarak yang muncuk menyerupai akar serabut, di mana akar primer belum terlihat jelas. Masa pembibitan hanya berlangsung selama 10 minggu sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengamati perkembangan akar primer jarak tersebut. Gambar di bawah menunjukkan kondisi perakaran B1 sebelum ditanam dan ketika masa pembibitan selesai dan akan dipindah tanam.

65 Pada awal pembibitan, rata-rata panjang akar untuk masing-masing media antara lain 5 cm untuk B1M1 dan B1M2, dan 4 cm untuk B1M3. Pada akhir masa pembibitan, panjang akar B1M1 rata-rata adalah 17.5 cm, pada B1M2 adalah 16 cm, dan pada B1M3 adalah 20 cm. Distribusi akar B1 ini vertikal dengan struktur akar tunggang.

Panjang akar pada masa awal pembibitan B2 rata-rata berkisar 4-6 cm. Pada akhir masa pembibitan, panjang akar untuk B2M1 dan B2M2 adalah 13 cm, sedangkan pada B2M3 berkisar 15 cm.

Gambar 40. Kondisi akar awal B2 Gambar 41. Kondisi akar akhir B2 Distribusi akar untuk B2 adalah horizontal dan struktur akar adalah akar tunggang. Sebagaimana halnya pengaruh perakaran dan tahanan penetrasi pada B1 terhadap pertumbuhan tanaman, pada B2 pun terjadi kondisi yang sama. Panjang akar M3 pada akhir masa pembibitan merupakan yang paling panjang. Akan tetapi, karena tahanan penetrasi M3 juga cukup besar, pertumbuhan bibit yang ditanam pada M3 kurang optimal sehingga secara umum tingkat pertumbuhannya berada di bawah bibit yang ditanam pada M1 dan M2.

Panjang akar pada masa awal pembibitan untuk B3 berkisar 3-5 cm. Pada masa akhir pembibitan, B3M1 memiliki panjang akar 12 cm, B3M2 memiliki panjang akar 14 cm, dan B3M3 panjang akar rataannya adalah 18 cm. Distribusi akar terjadi secara horizontal dengan struktur akar adalah akar tunggang yang masih menyerupai struktur akar serabut.

66

Gambar 42. Kondisi akar awal B3 Gambar 43. Kondisi akar akhir B3 Melalui hasil pengujian tahanan penetrasi untuk semua media, diperoleh nilai tahanan M3 lebih besar daripada M1 dan M2. Akan tetapi, pada hasil pengukuran panjang akar diperoleh panjang akar bibit yang ditanam pada M3 lebih panjang dari media lain. Hal ini karena kandungan bahan organik M3 lebih rendah sehingga akar tanaman memanjangkan akarnya untuk mendapatkan nutrisi tanaman. Kerapatan lindak dan tahanan penetrasi M3 lebih besar daripada kedua media lain. Untuk mengatasinya, tanaman mengecilkan diameter akar dan distribusi akar secara horizontal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman pada M3 secara umum menunjukkan hasil yang tidak optimal.

Hasil pengamatan terhadap perkembangan bibit yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan perkembangan akar, terlihat bahwa bibit yang ditanam pada M1 mengalami pertumbuhan optimal yang ditunjang oleh kondisi fisik dan mekanis media tanam yang optimal. Pertumbuhan optimal juga ditunjukkan oleh tanaman jarak yang ditanam pada M2. Ketika akar tanaman mengalami hambatan untuk pertumbuhan dan penetrasi akar karena kerapatan lindak media tanam yang tinggi, pertumbuhan tanaman juga terganggu meskipun kondisi lingkungan pembibitan mendukung. Demikian juga halnya jika porositas media tanam rendah, pertumbuhan dan penetrasi akar juga terganggu.

67 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Sifat fisik dan mekanik media tanam berpengaruh pada perkembangan bibit.

2. Tanaman yang dibibitkan dalam media pupuk kandang menunjukkan hasil pertumbuhan paling tinggi di antara media tanam lain. Hal ini diperoleh dari hasil pengukuran sifat fisik dan mekanik, pengamatan perkembangan bibit, dan hasil analisis statistik.

3. Media pupuk kulit jarak dapat digunakan sebagai media tanam pembibitan jarak pagar. Melalui hasil pengukuran sifat fisik dan mekanik serta hasil pengamatan dan analisis statistik, menunjukkan tanaman yang dibibitkan dalam media pupuk kulit jarak tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan media pupuk kandang.

4. Pengaruh interaksi antara jenis media tanam dan jenis bibit terhadap pertumbuhan tanaman tidak terdapat hubungan nyata.

B. SARAN

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komposisi tanah dan kulit jarak yang paling optimal untuk digunakan sebagai media tanam. 2. Untuk pembibitan menggunakan B3, kondisi perakaran awal sebelum

dipindah tanam harus kuat dan sudah mampu menopang tanaman untuk mencegah terjadinya busuk batang.

68 DAFTAR PUSTAKA

Arkin G. T, Taylor H. M. 1981. Modifying The Root Environment to Reduce Crop Stress. American Society Of Agricultural Engineers. Michigan.

Baver L. D, Gardner W. H., Gardner W. R. 1972. Soil Physics. Wiley Eastern Limited. New York.

Bowles J. E. 1989. Sifat-Sifat Fisik dan Geoteknik Tanah (Mekanika Tanah). Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Gardiner Duane T., Miller Raymond W. 2004. Soils in Our Environment. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Hambali Erliza. 2006. Jarak Pagar, Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Edisi revisi ke-6. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hillel D. 1980. Fundamental of Soil Physics. Academic Press. New York-London-Toronto- Sydney-San Francisco.

Istiana Heri, Sadikin Impron. 2008.

http://www.google.com/cara/pengujian/media/tumbuh/pada/pembibitan/tanaman/j arak/pagar.html.

Kononova M. M. 1961. Soil Organic Matter: Its Nature, Its Role in Soil Formation and in Soil Fertility. Pergamon Press. Oxford.

Lal R, Maurya P. R. 1988. Effects of Bulk Density and Soil Moisture on Radicle Elongation of Some Tropical Crops. J. Soil Science.

Lal Rattan, Shukla Manoj K. 2004. Principle of Soil Physics. Marcel Dekker, Inc. New York.

Magdoff Fred, Weil Ray R. 2004. Soil Organic Matter in Sustainable Agriculture. CRC Press LLC. Florida.

Mandang T., Nishimura I. 1992. Hubungan Tanah dan Alat Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi, JICA-DGHE/IPB PROJECT/ADAET. IPB. Bogor.

Menteri ESDM. 2006. Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). dalam N. A. Pambudi (Ed). Potensi Jarak Pagar Sebagai Tanaman Energi di Indonesia. http://www.chem-is-try.org. [6 Maret 2008].

69 Notohadiprawiro T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Perguruan

Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Prastiwi, N., S. Sabarsih, Z. Mahmud, I. Nurandayani, D. Priharyanto, dan H. Suprayitno. 2006. Pedoman Budidaya Jarak Pagar sebagai BBN (Biodiesel). Direktorat Jendral Perkebunan Departemen Pertanian. Bogor. Russel R. Scott. 1977. Plant Root Systems: Their Function and Interaction With

The Soil. McGraw-Hill Company. London.

Santoso B.B., Hasnam, Hariyadi. S. Susanto, B.S. Purwoko. 2008. Potensi hasil jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada tahun pertama budidaya di lahan kering Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat. Bul. Agron. 36 (2): 160-166. Sapei Asep. 1990. Buku Penuntun Sifat-Sifat Fisik dan Mekanik Tanah. JIA –

9a(132). Bogor.

Sarwono H. 1989. Ilmu Tanah. PT. Media Tama Sarana Perkasa. Jakarta.

Schuurman J. J., Goedewaagen M. A. J. 1971. Methods for the Examination of Root Systems and Roots. Centre for Agricultural Publishing and Documentation. Wageningen.

Scroth G., Sinclair F. L. 2003. Trees, Crops, and Soil Fertility. Cromwell Press. London.

Soetoto, S. S. Aryono. 1980. Mekanika Tanah (Geologi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta. Sopher Charles D, Baird Jack V. 1982. Soils and Soil Management. Reston

Publishing Company, Inc. Virginia.

Tan Kim H. 2003. Humic Matter in Soil and the Environment. Marcel Dekker, Inc. New York.

Wesley L. D. 1973. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta Wijaya A. 2000. Pengaruh Perlakuan Pemadatan Tanah Terhadap Perubahan Sifat

Fisik dan Mekanik Tanah di Sawah Baru IPB, Balumbang Jaya, Dramaga. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.h tm [6 Januari 2009]

http://www.brmc.biotrop.org [23 Februari 2010] http://www.litbang.deptan.go.id [23 Februari 2010]

70

71 Lampiran 1. Tabel Pengukuran Kerapatan Lindak Sesudah Pembibitan

ULANGAN  JENIS  h (cm)  d(cm)  volume (cm3)  massa (g)  ρb (g/cc) 

U1  B1M1  6.5  13  862.32  505.00  0.59  B1M2  7.6  13  1008.25  585.00  0.58  B1M2  13  663.33  520.00  0.78  B2M1  6.5  13  862.32  665.00  0.77  B2M2  6.5  13  862.32  665.00  0.77  B2M3  6.23  13  826.50  710.00  0.86  B3M1  13  663.33  485.00  0.73  B3M2  7.5  13  994.99  900.00  0.90  B3M3  5.2  13  689.86  645.00  0.93  U2  B1M1  6.2  13  822.52  555.00  0.67  B1M2  7.4  13  981.72  735.00  0.75  B1M2  7.2  13  955.19  535.00  0.56  B2M1  13  928.66  755.00  0.81  B2M2  5.4  13  716.39  700.00  0.98  B2M3  4.6  13  610.26  685.00  1.12  B3M1  5.9  13  782.72  785.00  1.00  B3M2  6.6  13  875.59  645.00  0.74  B3M3  5.5  13  729.66  655.00  0.90  U3  B1M1  5.7  13  756.19  495.00  0.65  B1M2  13  928.66  605.00  0.65  B1M2  13  795.99  905.00  1.14  B2M1  6.1  13  809.26  925.00  1.14  B2M2  5.5  13  729.66  775.00  1.06  B2M3  8.5  13  1127.65  1105.00  0.98  B3M1  6.4  13  849.06  785.00  0.92  B3M2  13  795.99  755.00  0.95  B3M3  13  0.00  0.00  0.00 

72 Lampiran 2. Tabel Pengukuran Densitas Partikel

No  massa (g)      Suhu (°C)   Gs Gs rataan 

(g/cm3)     ma  mb   m setelah oven m cawan  ms 1 2 M1 M2 M3 26  152.12  165.31  70.64 48.61 22.03 27.0  27.0 2.49     2.57  91  148.95  157.37  65.13 51.62 13.51 27.0  27.0 2.65     54  146.34  154.33  54.32 40.30 14.02 29.0  26.0   2.325   2.528  96  146.82  155.92  52.80 38.44 14.36 28.0  26.5   2.730   41  148.12  153.58  60.24 51.66 8.58 29.0  29.0     2.750 2.736  100  147.06  154.74  60.80 48.66 12.14 29.0  26.5     2.722

73 Lampiran 3. Tahanan Penetrasi (Uji Penetrometer)

1. Biji

B1M1 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No.   Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

) Kedalaman (mm) Gaya (kg/cm2) Kedalaman (mm) Gaya (kg/cm2) 8.5  14  1.1  2.7  10  13  14  1.5  2.5  8.5  0.9  0.6  2.3  10.5  0.35  1.6  4.5  14.5  0.45  6.5  6.1  13  0.75  0.6  2.1  14  13.5  2.4  2.1  5.1  4.1  10  0.5  0.4  1.4  9.9  9.1  12.1  1.3  1.1  2.5  12  1.1  0.2  2.1  10  9.1  13  1.4  1.2  2.1  13  0.9  1.1  2.1  5.5  11  0.4  0.5  1.9  11  15.1  0.49  1.9  rata‐rata  7.28  8.14  12.52  0.86 0.98 2.1 9.20 6.90 13.00 1.28  0.83 2.32 5.62 6.04 9.32 0.66 0.82 1.76 B1M2 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No.  Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 1 2 3 1 2 3 1 3 1 2 3 1 2 3 12  12  0.5  1.9  1.9  10.5  18.5  1.6  0.1  11.5  0.9  0.4  1.9  6.5  14  0.8  2.6  13  18.5  2.1  0.9  3.5  10  0.8  0.3  1.4  10.9  12.1  14.9  2.8  2.9  0.5  0.6  3.5  10  0.4  0.3  1.3  11  7.1  11  1.9  0.9  1.8  7.2  17.5  1.9  13  0.7  0.4  2.1  10  6.5  13  1.4  0.6  2.1  12  0.6  1.1  rata‐rata  8.98  8.84  12.98  1.52  1.24  2.26  8.5  6.24  14.9  1.16  0.92  3.4  4.8  2.8  8.9  0.56  0.28  1.34  B1M3 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No.  Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 13  0.2  2.1  11  0.3  0.3  1.9  0.3  0.2  11  0.3  0.8  1.8  13  0.5  0.4  0.2  1.1  8.5  0.5  1.1  5.5  9.5  0.5  0.21  1.1  5.5  5.8  12  0.5  0.6  12.5  0.5  0.4  2.1  6.5  0.9  0.8  0.8  16.5  3.9  6.5  11.5  0.65  0.5  1.9  rata‐rata  4.6  5.76  10  0.46 0.68 1.56 5.2 6.3 12.4 0.56 0.74 2.2 3 2.2 5.8 0.29 0.182 0.8 2. Stek

74

B2M1 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No   Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 13  14.5  0.5  2.9  12  0.5  0.4  0.4  0.2  9.5  0.5  0.4  1.2  10  0.2  0.2  1.4  0.3  0.2  1.1  12.5  0.5  0.3  18  0.2  0.4  4.5  10  0.4  0.2  1.4  17  0.9  3.9  0.1  0.6  0.6  13  0.1  0.1  6.5  11.5  0.5  0.4  1.9  11  0.4  0.3  1.9  13.5  0.4  0.4  2.1  rata‐rata  7.3  13  0.88 0.52 2.38 3 4 11.4 0.28 0.38  2.08 3.2 2.2 10.7 0.32 0.22 1.52     B2M2 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No.  Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 10  0.2  0.3  1.4  6.5  22  0.6  1.5  11  0.3  0.1  1.9  15  0.4  0.5  12  0.2  0.2  0.3  0.1  0.7  4.5  13  0.4  0.45  16  0.1  0.3  3.9  11  0.4  0.1  1.8  11  0.4  0.5  1.8  10  19  1.4  0.9  0.1  0.1  0.5  11.5  0.8  0.5  1.9  13  0.7  0.2  2.2  0.2  0.3  0.7  rata‐rata  4.2  4.5  12.1  0.44  0.45  2.02  5.8  4.3  16.4  0.68  0.44  4.42  2.4  1.5  8.2  0.26  0.14  1.12      B2M3 

Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3  No.  Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm

2

Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 Kedalaman (mm)  Gaya (kg/cm2 5.5  13  0.5  0.6  12  0.7  0.7  15  0.4  0.4  12.5  13  0.2  2.1  15  0.8  14  0.5  0.4  2.3  6.5  13  0.7  0.9  2.1  14  0.4  0.9  2.8  13  0.3  0.2  12.5  0.5  0.6  13  0.4  0.5  11  0.3  0.2  3.1  14  0.8  0.5  2.9  13  0.9  13  0.3  0.2  2.1  rata‐rata  7.3  5.2  13.1  0.7  0.56  2.22  6.2  6.8  13.4  0.7  0.76  2.36  3.6  2.8  13.2  0.36  0.28  2.5 

75

Dokumen terkait