• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kenampakan fisik perkembangan permukiman dan permukiman sejak keberadaan Bandara Kuala Namu dapat dilihat dari, penggunaan lahan untuk permukiman, ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi, aksesibilitas, serta prasarana lingkungan/utilitas.

5.3.1 Penggunaan lahan permukiman

Dari survey lapangan terhadap 346 responden, diketahui 86 responden (25%) menyatakan penggunaan lahan untuk permukiman sangat meningkat, 138 responden (40%) menyatakan meningkat, 47 responden (14%) menyatakan cukup meningkat, 43

responden (12%) menyatakan kurang meningkat dan 32 responden (9%) dan tidak meningkat (Tabel 5.8, Gambar 5.8 dan 5.9).

Tabel 5.8 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Lahan Untuk Permukiman Sejak Adanya Bandara Kuala Namu

No Tanggapan Responden Jumlah Presentase

(%)

2010 2015

1 Sangat meningkat 86 25% Jumlah unit

rumah terbangun yaitu 99 unit rumah Jumlah unit rumah terbangun yaitu 175 unit rumah 2 Meningkat 138 40% 3 Cukup meningkat 47 14% 3 kurang meningkat 43 12% 4 tidak meningkat 32 9% Jumlah 346 100%

Gambar 5.8 Diagram Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Lahan Untuk Permukiman Sejak Adanya Bandara Kuala Namu

Berdasarkan Tabel 5.8 terlihat banyaknya permukiman yang ada di Kecamatan Batang Kuis (dari Tahun 2010-2015) dapat dikategorikan menjadi meningkat akibat adanya pembangunan Bandara Kuala Namu.

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang diatas, di bawah tanah dan/atau di air. Bangunan mempunyai bermacam-macam fungsi sesuai peruntukannya. Setiap bangunan memiliki fungsi yang berbeda-beda, meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial budaya serta fungsi khusus.

Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa bangunan menampung kegiatan fungsi-fungsi tertentu dan apabila suatu permukiman dan permukiman berkembang yang diiringi perkembangan aktivitas yang terjadi, maka keberadaan bangunan akan mengalami peningkatan jumlah demi memenuhi penyediaan ruang aktivitas.

Berkembangnya suatu permukiman dapat dilihat dari ciri-ciri fisik perkembangan permukiman yang dapat diamati secara langsung (Branch, 1996).

Di Kecamatan Batang Kuis sendiri sejak keberadaan Bandara Kuala Namu perkembangan Bandara Kuala Namu meningkat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya perkembangan permukiman yang dilihat dari ciri-ciri fisik dan dilihat langsung seperti pembangunan permukiman-permukiman baik itu oleh pengembang maupun masyarakat. Selain itu juga dapat dilihat dari perubahan penggunaan lahan yang awalnya pertanian menjadi kawasan permukiman.

Dari Gambar 5.9 dan 5.10 terlihat perkembangan pembangunan permukiman berdasarkan jumlah yang telah dibangun dari Tahun 2010 meningkat hingga Tahun 2015. Pada Tahun 2010 terdapat 99 unit rumah, Tahun 2011 sebanyak 318 unit, Tahun 2012 sebanyak 272 unit, Tahun 2013 sebanyak 81 unit, Tahun 2014 sebanyak 219 unit dan Tahun 2015 sebanyak 175 unit.

Gambar 5.10 Peta Penggunaan Lahan Untuk Permukiman dari Tahun 2010-2015 (Bappeda Kabupaten Deli Serdang dan Survey Lapangan, 2016)

TAHUN 2016 TAHUN 2010

Menurut hasil survey terhadap 346 responden, sebanyak 178 responden (51%) menyatakan bahwa pembangunan permukiman di Kecamatan Batangkuis terencana dengan baik, dan sebanyak 168 responden (49%) menyatakan tidak terencana dengan baik dikarenakan masih adanya bangunan yang tidak sesuai penempatan lokasinya dan tidak memiliki izin. Kemungkinan jangkauan pengawasan pembangunan kota belum sampai ke seluruh penjuru kota sehingga banyak menimbulkan munculnya bangunan yang tidak memiliki izin dan tidak sesuai dengan rencana kota.

Selain itu lemahnya penerapan/penegakan aturan ataupun regulasi yang terkait dengan pelaksanaan banguna gedung terutama yang terkait kepada pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman termasuk juga pada sistem pengawasan dan evaluasi di lapangan telah menyebabkan proses pembangunan bangunan gedung di kecamatan Batang Kuis menjadi tidak berizin, liar dan tidak terkendali.

5.3.2 Ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi

Berdasarkan survey lapangan, sebanyak 87 responden (25%) menyatakan bahwa ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi di Kecamatan Batang Kuis sangat meningkat, 137 responden (40%) menyatakan meningkat, 68 responden (20%) menyatakan cukup meningkat, 42 responden (12%) menyatakan kurang meningkat dan 12 responden (3%) menyatakan tidak meningkat (Tabel 5.9, Gambar 5.11 dan 5.12).

Tabel 5.9 Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi

No Tanggapan Responden Jumlah Presentase (%)

1 Sangat meningkat 87 25% 2 Meningkat 137 40% 3 Cukup meningkat 68 20% 4 Kurang meningkat 42 12% 5 Tidak meningkat 12 3% Jumlah 346 100%

Gambar 5.11 Diagram Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi

Dengan adanya Bandara Kuala Namu, ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi di Kecamatan Batang Kuis meningkat. Hal tersebut terlihat di Kecamatan Batang Kuis ini terdapat perkembangan fasilitas pusat pertokoan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan. Pembangunan dan kompleksitas aktivitas dalam suatu lingkungan permukiman dan permukiman akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana (Budiharjo, 1992).

Dengan begitu permukiman dan aktivitas yang berkembang akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana permukiman secara kualitas dan kuantitas. Salah satu ciri perkembangan fisik permukiman dan permukiman adalah semakin lengkapnya fasilitas pendukung ekonomi dan social (Branch, 1996).

5.3.3 Aksesibilitas

Berdasarkan survey lapangan, sebanyak 89 responden (26%) menyatakan bahwa aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis sejak adanya Bandara Kuala Namu sangat baik, 121 responden (35%) menyatakan baik, 100 responden (29%) menyatakan cukup baik, 31 responden (9%) menyatakan kurang baik dan 5 responden (1%) menyatakan tidak baik (Tabel 5.10, Gambar 5.13 dan 5.14).

Tabel 5.10 Tanggapan Responden Terhadap Aksesibilitas

No Tanggapan Responden Jumlah Presentase (%)

1 Sangat baik 89 26% 2 Baik 121 35% 3 Cukup baik 100 29% 4 Kurang baik 31 9% 5 Tidak baik 5 1% Jumlah 346 100%

Gambar 5.13 Diagram Aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis Sejak Adanya Bandara Kuala Namu

Gambar 5.14 Aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis

Berdasarkan Tabel 5.10 dan Gambar 5.13 terlihat bahwa dengan adanya Bandara Kuala Namu, aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis baik. Hal tersebut terlihat dari kondisi jalan dan jenis transportasi menuju Bandara Kuala Namu yang baik dan mudah dijangkau. Secara keseluruhan perkembangan pada kawasan permukiman berjalan dan berkembang secara dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh faktor fisik kota yaitu pusat kegiatan sebagai pusat-pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian.

Perkembangan permukiman kekotaan dipicu oleh dua peristiwa utama yang mewarnai perkembangan peradaban manusia yaitu peristiwa revolusi pertanian dan revolusi industry (Clark, 1982). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan adalah perkembangan sosial ekonomi, perkembangan industri dan aksesibilitas.

5.3.4 Prasarana lingkungan/utilitas

Berdasarkan survey lapangan, sebanyak 43 responden (12%) menyatakan bahwa prasarana lingkungan/utilitas di Kecamatan Batang Kuis sejak adanya Bandara Kuala Namu sangat baik, 121 responden (35%) menyatakan baik, 155 responden (45%) menyatakan cukup baik, 23 responden (7%) menyatakan kurang baik dan 4 responden (1%) menyatakan tidak baik (Tabel 5.11, Gambar 5.15 dan 5.16).

Tabel 5.11 Tanggapan Responden Terhadap Prasarana Lingkungan/Utilitas

No Tanggapan Responden Jumlah Presentase (%)

1 Sangat baik 43 12% 2 Baik 121 35% 3 Cukup baik 155 45% 4 Kurang baik 23 7% 5 Tidak baik 4 1% Jumlah 346 100%

Gambar 5.15 Diagram Prasarana Lingkungan/Utilitas di Kecamatan Batang Kuis

Berdasarkan Tabel 5.11 dan Gambar 5.15 terlihat bahwa dengan adanya Bandara Kuala Namu, prasarana lingkungan/utilitas di Kecamatan Batang Kuis baik. Pembangunan dan kompleksitas aktivitas dalam suatu lingkungan permukiman dan permukiman akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana (Budiharjo, 1992). Dengan begitu permukiman dan aktivitas yang berkembang akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana permukiman secara kualitas dan kuantitas.

5.4 Analisa Pengaruh Keberadaan Bandara Kuala Namu Terhadap

Dokumen terkait