• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Perekonomian Provinsi Sumatera Utara

4.1.2. Perkembangan PDRB Sumatera Utara

Angka PDRB suatu daerah dapat memperlihatkan kemampuan daerah tersebut dalam mengolah sumber daya alam yang dimiliki melalui suatu proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu. Oleh karena itu, besar kecilnya PDRB suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut. Pendapatan Regional yang biasa disebut dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan.

Selama kurun waktu 2007-2011 pertumbuhan perekonomian Sumatera Utara menunjukkan kecendrungan meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut diindikasikan dari perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sumatera Utara tahun 2007-2011.

Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut secara riil dari tahun ke tahun disajikan melalui distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan yang dirinci menurut lapangan usaha.

Tabel 4.1

Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara menurut lapangan Usaha dan Atas Dasar Harga Berlaku (dalam milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2007 2007 (% ) 2008 2008 (% ) 2009 2009 (% ) 2010 2010 (% ) 2011* 2011 *(% 1. Pertanian 41010.15 22.6 48871.76 22.8 54431.19 23.02 62984.34 22.8 70655.9 22.5 2. Pertambangan & Penggalian 2404.92 1.3 2980.89 1.39 3229.57 1.36 3759.75 1.36 4341.19 1.38 3.Industri Pengolahan 45531.18 25 51640.68 24.13 55050.58 23.2 63013.45 22.9 70672.3 22.5 4. Listrik Gas &

Air Bersih 1897.56 1.04 2073.31 0.96 2324.64 0.98 2602.69 0.94 2966.49 0.94

5. Bangunan 10548.46 5.8 12762.99 5.9 14901.55 6.3 17519.79 6.3 20172.8 6.41 6. Perdagangan,

Hotel & Restoran 34846.21 19.16 41281.12 19.2 44941.66 19.01 52395.32 19.04 60387.5 19.2 7. Pengangkutan & Komunikasi 16363.69 8.9 18568.82 8.6 21040.75 8.9 24907.45 9.05 28964.3 9.21 8. Keuangan ,Persewaan & 11587.85 6.3 14409.71 6.7 15728.68 6.6 18163.84 6.6 21887.6 6.96 9. Jasa-Jasa 17629.72 9.6 21342.41 9.9 24704.99 10.4 29709.88 10.8 34324.4 10.9 PDRB 181819.7 100 213931.7 100 236353.61 100 275056.51 100 314372 100

Sumber : PDRB Sumatera Utara Tahun 2007-2011, BPS Sumatera Utara

Berdasarkan data PDRB pada tabel diketahui bahwa total PDRB setiap tahun mengalami kenaikan pada tahun 2007 sebesar Rp 181.820 milyar menjadi Rp 314.272 milyar pada tahun 2011. Terdapat tiga sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB Sumatera Utara, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sampai dengan tahun 2011 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB Sumatera Utara pada tahun 2007 sektor industri pengolahan sebesar Rp 45.531,2 milyar menjadi Rp 70.672 milyar, dimana setiap tahunnya terus meningkat dibandingkan dengan sektor lain, kemudian disusul sektor pertanian. Namun terlihat kecendrungan penurunan kontribusi sektor industri pengolahan setiap tahun terhadap PDRB Sumatera Utara, yaitu dari 25 persen pada tahun 2007 menjadi 22.48 persen pada tahun 2011. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi

menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 ke posisisi tahun 2011, yaitu dari 8.9 persen menjadi 9.21 persen.

Sumbangan sektor yang menunjukkan peningkatan setiap tahun adalah sektor jasa-jasa, yaitu dari 9.6 persen tahun 2007 menjadi 10.9 persen tahun 2011; kemudian keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 6.3 persen tahun 2007 menjadi 6.96 persen tahun 2011.

Tabel 4.2

Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara menurut lapangan Usaha dan Atas Dasar Harga Konstan (dalam milyar rupiah)

Lapangan Usaha 2007 2007 (% ) 2008 2008 (% ) 2009 2009 (% ) 2010 2010 (% ) 2011* 2011 *(% ) 1. Pertanian 23856 23.91 25300.6 23.83 26527 23.78 28040 23.62 29390.6 23.22 2. Pertambangan & Penggalian 1229.1 1.23 1304.35 1.23 1323 1.19 1400.7 1.18 1594.85 1.18 3.Industri Pengolahan 23615 23.66 24305.2 22.89 24977 22.39 26015 21.91 26548.7 20.97

4. Listrik Gas &

Air Bersih 739.92 0.74 772.94 0.73 816 0.73 872.14 0.73 943.75 0.75

5. Bangunan 6559.3 6.57 7090.65 6.68 7554.4 6.77 8066.2 6.79 8754.63 6.92

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran 18386 18.42 19515.5 18.38 20575 18.44 21919 18.46 23693.4 18.72 7. Pengangkutan & Komunikasi 9076.6 9.1 9883.24 9.31 10630 9.53 11634 9.8 12799.4 10.11 8. Keuangan ,Persewaan & Jasa perusahaan 6720.6 6.73 7479.84 7.04 7939.2 7.12 8795.1 7.41 9992.48 7.89 9. Jasa-Jasa 9609.2 9.63 10520 9.91 11217 10.05 11976 10.09 12969.8 10.25 PDRB 99792 100 106172 100 111559 100 118719 100 126587,62 100

Sumber : PDRB Sumatera Utara Tahun 2007-2011, BPS Sumatera Utara

Untuk melihat produktifitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Sumatera Utara tahun 2007 sebesar Rp 99.792.27 milyar. sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan

tertinggi sebesar 12,43 persen, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,90% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78%.

Besaran PDRB Sumatera Utara pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp 213,93 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 106,17 triliun. Terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2008 sebesar 6,39 persen, sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 1,45 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,13 persen, sektor jasa-jasa 0,91 persen dan sisanya keempat sektor lainnya.

Pada tahun 2009 PDRB Sumatera Utara atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 111,56 triliun. Pencapaian pertumbuhan sebesar 5,07 persen, di dukung oleh sektor pertanian yang memberi sumbangan sebesar 1,15 persen disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,7 persen, sektor jasa 0,66 persen, sektor industri pengolahan 0,63 persen.

Pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 118,64 triliun. Pencapaian pertumbuhan ekonomi Sumatera utara tahun 2010 sebesar 6,35 persen didukung oleh sektor pertanian yang memberi sumbangan sebesar 1,21 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,20 persen, sektor industri pengolahan 1,01 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,90 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0,77 persen, sektor jasa-jasa 0,68 persen, dan sisanya oleh ketiga sektor lainnya.

Pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 126,45 triliun. Pencapaian pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2011 sebesar 6,58 persen, didukung oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memberi

sumbangan sebesar 1,50 persen. Disusul oleh sektor pertanian sebesar 1,27 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 1,01 persen, dan sisanya oleh keenam sektor lainnya.

4.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Untuk mengembangkan daerahnya, pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengelola atau mengatur keuangan daerahnya sendiri-sendiri. Pengeluaran terbesar dari pemerintah daerah sendiri adalah diperuntukkan bagi pendidikan dasar, menangah, dan kejuruan. Pemerintah daerah menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah mencerminkan mafaat dari adanya anggaran daerah.

Tentulah tenaga kerja terdidik akan meenaikkan produktivitas suatu perekonomian. Selain untuk pendidikan, pemerintah daerah juga membelanjakan jumlah terbesar untuk berbagai pelayanan-pelayanan umum, antara lain : pemadam kebakaran, polisi, saluran selokan, sanitasi, pengawasan umum, taman-taman dan rekreasi, dan sebagainya. Semuanya ini adalah barang-barang umum dalam pengertian yang sebenarnya. Sekali pelayanan-pelayanan umum ini diselenggarakan, maka tidak ada cara apapun yang dapa mengecualikan siapa saja didalam daerah ini yang dapat menggunakannya.

Susunan pengeluaran daerah ini disusun dengan mengaitkan penerimaan daerah tersebut dalam sebuah susunan sistematis yang dinamakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Penyusunan rencana Anggaran Pengeluaran salah satu kegiatannya adalah identifikasi kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kebutuhan serta mempertimbangkan kebijaksanaan yang menyangkut pengalokasian pada program-program yang dihubungkan baik dengan tujuan

perekonomian secara keseluruhan maupun sasaran-sasaran spesifik sektoral dan regional tertentu.

Dokumen terkait