• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Analisis Alokasi Penggunaan Lahan Menggunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Wilayah Kota Sukabumi

5.1.2. Perkembangan Wilayah Kelurahan

Dari analisis yang dilakukan terhadap data fasilitas dan data jarak terhadap fasilitas tahun 2003 diperoleh hasil rataan Indeks Perkembangan Desa (IPD) Kota Sukabumi yaitu 18.90 dengan nilai minimum 8.17 (Kelurahan Cisarua) dan nilai maksimum 45.81 (Kelurahan Cikole). Nilai rataan IPD tahun 2008 mengalami peningkatan 22,22 % menjadi 23.10 dengan nilai minimum 6.68 (Kelurahan Jayaraksa) dan nilai maksimum 51.79 (Kelurahan Cikole).

Dalam kurun waktu tahun 2003 hingga tahun 2008, jumlah wilayah Hirarki I mengalami peningkatan jumlah yaitu dari 4 (empat) kelurahan menjadi 5 (lima) kelurahan, sedangkan jumlah wilayah Hirarki II mengalami pengurangan jumlah dari 10 (sepuluh) kelurahan menjadi 9 (sembilan) kelurahan karena 1 (satu) kelurahan mengalami peningkatan nilai IPD sehingga masuk ke dalam wilayah Hirarki I. Jumlah kelurahan pada wilayah Hirarki III adalah tetap yaitu 19 (sembilan belas) kelurahan.

Tingkat perkembangan wilayah desa di Kota Sukabumi Tahun 2003 dan 2008 ditampilkan pada Tabel 20 sedangkan perbandingan jumlah kelurahan pada setiap hirarki tahun 2003 dan tahun 2008 ditampilkan pada Gambar 10. Indeks Perkembangan Desa (IPD) dan hirarki kelurahan tahun 2003 dan 2008 ditampilkan secara lengkap pada Lampiran 7 dan 8.

Tabel 20. Tingkat Perkembangan Wilayah Desa Tahun 2003 dan Tahun 2008

No Kelurahan

Indeks Perkembangan Desa

(IPD)

Jumlah Jenis Fasilitas

(Unit) Hirarki Wilayah 2003 2008 2003 2008 2003 2008 1 Cikole 45.81 51.79 21 21 Hirarki 1 Hirarki 1 2 Gunungparang 42.42 46.60 20 19 Hirarki 1 Hirarki 1 3 Nyomplong 30.59 42.47 20 21 Hirarki 1 Hirarki 1 4 Gunungpuyuh 33.86 34.63 19 21 Hirarki 1 Hirarki 1 5 Selabatu 26.05 33.93 20 20 Hirarki 2 Hirarki 1 6 Cipanengah 22.24 28.73 20 18 Hirarki 2 Hirarki 2 7 Kebonjati 23.88 32.31 19 20 Hirarki 2 Hirarki 2 8 Sriwidari 22.44 21.37 19 19 Hirarki 2 Hirarki 3 9 Sukakarya 19.47 26.31 19 19 Hirarki 2 Hirarki 2 10 Karamat 24.96 32.91 18 18 Hirarki 2 Hirarki 2 11 Subangjaya 23.11 20.44 18 20 Hirarki 2 Hirarki 3 12 Cikondang 20.67 24.16 17 17 Hirarki 2 Hirarki 2 13 Nanggeleng 19.95 20.70 17 19 Hirarki 2 Hirarki 3 14 Citamiang 20.96 15.21 16 15 Hirarki 2 Hirarki 3 15 Gedongpanjang 18.83 23.15 18 18 Hirarki 3 Hirarki 2 16 Karangtengah 16.74 20.45 17 17 Hirarki 3 Hirarki 3 17 Lembursitu 16.49 28.13 17 16 Hirarki 3 Hirarki 2 18 Baros 15.55 21.77 15 15 Hirarki 3 Hirarki 3 19 Limusnunggal 14.88 23.27 14 16 Hirarki 3 Hirarki 2 20 Benteng 14.12 24.11 16 19 Hirarki 3 Hirarki 2 21 Tipar 14.01 16.97 15 15 Hirarki 3 Hirarki 3 22 Jayamekar 13.79 15.18 12 14 Hirarki 3 Hirarki 3 23 Cikundul 12.57 18.96 11 14 Hirarki 3 Hirarki 3 24 Dayeuhluhur 12.47 12.31 15 13 Hirarki 3 Hirarki 3 25 Situmekar 12.31 15.78 14 15 Hirarki 3 Hirarki 3 26 Sindangsari 12.10 18.12 13 16 Hirarki 3 Hirarki 3 27 Babakan 12.09 14.16 13 15 Hirarki 3 Hirarki 3 28 Warudoyong 11.94 17.85 15 14 Hirarki 3 Hirarki 3 29 Jayaraksa 11.67 6.68 15 14 Hirarki 3 Hirarki 3 30 Sudajayahilir 10.45 17.87 14 15 Hirarki 3 Hirarki 3 31 Cibeureumhilir 9.70 11.72 15 14 Hirarki 3 Hirarki 3 32 Sindangpalay 9.43 13.70 12 15 Hirarki 3 Hirarki 3 33 Cisarua 8.17 10.67 16 15 Hirarki 3 Hirarki 3 Sumber : Hasil Analisis (2011)

Keterangan : 1. Nilai IPD Hirarki I = > 27.89 (Thn 2003) dan > 33.45 (Thn 2008)

2. Nilai IPD Hirarki II = 18.90-27.89 (Thn 2003) dan 23.10-33.45 (Thn 2008) 3. Nilai IPD Hirarki III = < 18.90 (Thn 2003) dan nilai IPD < 23.10 (Thn 2008)

Gambar 10. Grafik Perbandingan Hirarki Kelurahan Tahun 2003 dan Tahun 2008

Kelurahan Cikole, Kelurahan Gunungparang, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Gunungpuyuh dan Kelurahan Selabatu termasuk ke dalam wilayah Hirarki I. Kelurahan Selabatu mengalami peningkatan nilai Indeks Perkembangan Desa (IPD) sehingga berubah dari wilayah Hirarki II pada tahun 2003 menjadi wilayah Hirarki I pada tahun 2008 (Tabel 19). Secara umum, kelima kelurahan tersebut memiliki fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang cukup lengkap sehingga aksesibilitas baik jarak maupun kemudahan untuk mencapai fasilitas tersebut sangat baik. Kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas yang baik memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan sehingga dapat dikatakan aktivitas di wilayah ini cukup tinggi dan menunjukkan tingkat perkembangan kelurahan yang lebih tinggi sehingga dapat dijadikan pusat pelayanan bagi kelurahan-kelurahan yang ada di sekitarnya.

Kelurahan Cikole, Kelurahan Gunungparang dan Kelurahan Selabatu terletak di Kecamatan Cikole yang merupakan wilayah kecamatan Hirarki I sebagai pusat Kota Sukabumi. Kelurahan Selabatu mengalami peningkatan perkembangan wilayah dengan adanya penambahan fasilitas pendidikan (taman kanak-kanak serta akademi/perguruan tinggi). Kelurahan Gunungpuyuh termasuk

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Hirarki I Hirarki II Hirarki III

2003 4 10 19 2008 5 9 19 4 10 19 5 9 19 Jum la h K e lur a ha n

Perbandingan Hirarki Kelurahan Tahun 2003 dan 2008

30.30 %

57.57 %

27.27 %

57.57 %

ke dalam Kecamatan Gunungpuyuh yang merupakan wilayah kecamatan Hirarki II sebagai pusat BWK II dan memiliki akses berupa jalan arteri sehingga memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas di wilayah Hirarki I yang cukup baik. Kelurahan Nyomplong termasuk ke dalam Kecamatan Warudoyong yang merupakan kecamatan wilayah Hirarki III namun kelengkapan fasilitas, aksesibilitas yang baik dan kedekatan dengan pusat kota menjadikan Kelurahan Nyomplong termasuk ke dalam kelurahan Hirarki I.

Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Hirarki II berjumlah 9 (sembilan) kelurahan. Pada tahun 2008, terdapat penurunan jumlah wilayah Hirarki II yaitu dari 10 (sepuluh) kelurahan menjadi 9 (sembilan) kelurahan (Gambar 11). Terdapat 5 (lima) kelurahan yang tetap berada pada wilayah Hirarki II yaitu Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Kebonjati, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Karamat dan Kelurahan Cikondang. Selain itu terdapat 4 (empat) kelurahan yang mengalami peningkatan nilai IPD sehingga berubah dari wilayah Hirarki III ke Hirarki II yaitu Kelurahan Gedongpanjang, Kelurahan Lembursitu, Kelurahan Limusnunggal dan Kelurahan Benteng. Wilayah yang terdapat pada Hirarki II ini memiliki nilai IPD lebih rendah dari wilayah Hirarki I karena jumlah fasilitas lebih sedikit dibandingkan wilayah-wilayah yang berada pada Hirarki I sehingga jarak terhadap fasilitas juga menjadi lebih tinggi. Kelurahan Kebonjati walaupun merupakan bagian dari Kecamatan Cikole (kecamatan Hirarki I), termasuk ke dalam kelurahan Hirarki II karena fungsi utama Kelurahan Kebonjati adalah perumahan dan permukiman sehingga jumlah jenis fasilitas lebih sedikit dibandingkan dengan kelurahan lain di Kecamatan Cikole yaitu Kelurahan Cikole, Kelurahan Gunungparang dan Kelurahan Selabatu yang termasuk ke dalam wilayah Hirarki I.

Kelurahan Karamat termasuk ke dalam Kecamatan Gunungpuyuh sedangkan Kelurahan Cikondang dan Kelurahan Gedongpanjang termasuk ke dalam Kecamatan Citamiang yang merupakan kecamatan Wilayah Hirarki II. Kelurahan Gedongpanjang mengalami kenaikan nilai IPD dan naik dari wilayah Hirarki III menjadi Hirarki II karena mengalami penambahan jumlah jenis fasilitas berupa fasilitas pendidikan (taman kanak-kanak) sehingga aksesibilitas terhadap fasilitas ini menjadi lebih baik. Kondisi umum wilayah pada Hirarki II

tidak memiliki fasilitas pendidikan berupa sekolah menengah umum/kejuruan dan akademi/perguruan tinggi serta fasilitas penunjang kesehatan (apotik) namun karena memiliki kedekatan dengan wilayah di Hirarki I, memudahkan masyarakat untuk mengakses fasilitas yang tidak dimilikinya.

Pada tahun 2008, terdapat 19 (sembilan belas) kelurahan yang termasuk wilayah hirarki III. Sebanyak 15 (lima belas) kelurahan tetap berada pada wilayah Hirarki III dan terdapat 4 (empat) kelurahan yang mengalami penurunan nilai IPD yang berasal dari wilayah Hirarki II sehingga masuk ke dalam wilayah Hirarki III yaitu Kelurahan Subangjaya, Kelurahan Nanggeleng, Kelurahan Sriwedari dan Kelurahan Citamiang. Wilayah pada Hirarki III memiliki nilai IPD lebih jecil dibandingkan wilayah lainnya karena memiliki jumlah fasilitas yang lebih sedikit sehingga berimplikasi pada aksesibilitas terutama jarak tempuh terhadap fasilitas baik fasilitas pendidikan, kesehatan maupun ekonomi yang lebih jauh. Oleh karena itu, aktivitas masyarakat di wilayah ini relatif lebih rendah dari wilayah lainnya. Secara spasial, peta sebaran hirarki desa/kelurahan tahun 2003 dan tahun 2008 ditampilkan pada Lampiran 9 dan 10.