• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkuatan Struktur Beton

Dalam dokumen Teknologi Bahan Konstruksi bab (2) (Halaman 113-126)

BAB V PENGENDALIAN MUTU BETON

5.3. Perkuatan Struktur Beton

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perkuatan struktur beton dengan

penambahan pelat baja, gelagar baja, fibre composite dengan jenis e-glass, aramid atau carbon atau penambahan kabel eksternal untuk menambah kekuatan pelat lantai atau gelagar beton bertulang atau beton pratekan jembatan, untuk meningkatkan kapasitas struktur beton jembatan.

b) Lingkup pekerjaan ini mungkin harus terkait pada pekerjaan

perbaikan retak atau perbaikan dimensi yang sesuai dengan seksi 3.4. dan 3.5.

2) Penerbitan Detail pelaksanaan

Detail pelaksanaan perbaikan retak, yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil Pemeriksaan Lapangan sesuai dengan Seksi 1.2. dari Spesifikasi ini.

Persyaratan

1) Standar Nasional Indonesia (SNI)

SNI 07-1051-1989 : Kawat baja karbon tinggi untuk konstruksi beton prategang

SNI 07-1154-1989 : Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton, jalinan tujuh

SNI 07-1155-1989 : Kawat baja tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksi beton

AASHTO, JIS :

AASHTO M 275M-00 : Uncoated High-Strength Steel Bar for prestressed Concrete

JIS K 7112 : Plastics-Methods of Determining the Density and Relative Density on Non-celular Plastics

JIS K 6833 : General testing Methods for Adhesives

JIS K 7208 : Compressive strength for Compressive

Properties of Plastics

JIS K 6850 : Tensile strength for epoxy resin

2) Bahan

a) Perkuatan Struktur Beton dengan Penambahan Pelat Baja dan/atau Gelagar Baja

Jenis bahan yang digunakan untuk perbaikan retak dengan perkuatan pelat baja atau penambahan gelagar baja mencakup 2 (dua) tahapan yaitu pekerjaan pekerjaan perbaikan retak dengan bahan epoxy resin sesuai dengan Seksi 3.4. pekerjaan perkuatan sesuai dengan Seksi 3.6. ini.

Bahan Perekat untuk Perbaikan Retak Beton

Bahan perekat yang digunakan untuk perbaikan retak sebelum dilakukan perkuatan sesuai dengan Seksi 3.4.2 dalam spesifikasi ini.

Bahan perekat antara pelat baja atau gelagar baja dengan struktur beton Bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan pelat baja atau gelagar baja pada struktur beton harus mengikuti persyaratan sebagai berikut:

Berat Jenis (JIS K 7112) 1,13 ± 0,05

Kekuatan tekan (JIS K 7208) ≥ 60 MPa

Modulus elastisitas (JIS K 7208) (1,5 – 3,5) x

103 MPa

Kekuatan lentur (JIS K 7203) ≥ MPa

Kekuatan geser tarik (JIS K 6850) ≥ MPa

Kekerasan (JIS K 7215) ≥ 80 HdD

Viscosity ( JIS K 6838) ≥ 1500 ± 500

CPS

Jenis bahan perekat ini disyaratkan tidak boleh mengalami susut pada saat mengeras, sehingga bahan perekat tersebut harus merupakan bahan perekat dengan kandungan epoxy murni dan tidak mengandung bahan pelarut. Bahan perekat ini harus tahan terhadap air hjan, air laut, carbon monoxide atau H2SO4 dan sejenisnya.

(1) Bahan penutup

Bahan penutup yang digunakan harus sesuai dengan

persyaratan bahan penutup yang disyaratkan pada Seksi 3.4. dalam Spesifikasi ini

(2) Alat Penyuntik

Jenis alat penyuntik yang digunakan dalam perbaikan retak pada pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan pada Seksi 3.4.. pada spesifikasi ini

(3) Pelat baja

Bahan pelat baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

• Tebal pelat baja minimum 4,5 mm

• Mempunyai mutu sesuai dengan standar JIS G 3101

dengan grade minimum 42 (4) Gelagar baja

Gelagar baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan AASHTO M 270-82 dan disambungkan dengan gelagar

induk (melintang) dengan baut mutu tinggi yang sesuai dengan standar AASHTO M 164-82.

(5) Baut Angker

Baut angker yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

• Berat jenis (JIS K 6911) 1,2 ± 0,10

g/cm3

• Kekuatan tekan (JIS K 6911) ≥ 60 MPa

• Modulus elastisitas (ASTM D 695) (1,5 –

3) x 103 MPa

• Tegangan geser tarik (JIS K 6850) ≥ 12

MPa

Baut angker yang digunakan adalah baut mutu tinggi dan anti karat

Pipa aluminium

Sebagai pipa ventilasi dan pipa suntikan untuk memasukkan bahan perekat antara pelat baja atau gelagar baja dengan pelat beton digunakan pipa aluminium dengan diameter 10 mm.

Pembersih

Thinner digunakan sebagai bahan pembersih. Cat

Pelat baja atau gelagar baja yang sudah terpasang dengan kuat harus diberi lapisan pelindung cat anti karat yang terdiri dua lapisan yaitu cat dasar dan cat akhir. Car akhir merupakan cat marine yang pada umumnya diberi warna abu-abu.

b) Perkuatan Struktur Beton dengan Bahan Fibre Composite

Bahan yang digunakan untuk jenis perkuatan yang menggunakan bahan fibre composite dengan jenis e-glass, aramid atau carbon

serta bahan epoxy khusus yang digunakan untuk melekatkan bahan fibre pada struktur beton serta menjadikan bahan fibre menjadi komposit (fibre dan epoxy khusus yang menjadi satu kesatuan). Bahan fiber ini digunakan untuk bahan perkuatan atau

pengembalian kapasitas struktur jembatan dan disesuaikan dengan ketebalan bahan serta arah serat yang akan dipasang. Sifat-sifat material bahan fiber dan epoxy yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Sifat bahan dalam kondisi kering

E-glass Aramid Carbon

Tensile Strength (Gpa) 3,24 3,1 3,79

Tensile Modulus (Gpa) 72,4 114 230

Ultimate elongation (%) 4,5 2,8 1,7

Density(g/cm3) 2,55 1,4 1,74

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – e glass Propertiy ASTM Typical test

value

Design value

Ultimate tensile strength in primary fiber direction (Mpa)

D-3039 575 460

Elongation at break (%) D-3039 2,2 2,2

Tensile Modulus (Gpa) D-3039 26,1 20,9

Ultimate tensile strength 90 degrees to primary fiber(Mpa)

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – aramid Propertiy ASTM Typical test

value

Design value

Ultimate tensile strength in primary fiber direction (Mpa)

D-3039 696,4 557,1

Elongation at break (%) D-3039 1,7 1,7

Tensile Modulus (Gpa) D-3039 40 32

Ultimate tensile strength 90 degrees to primary fiber(Mpa)

D-3039 0 0

Sifat Bahan composite (Composite gross laminate properties) – carbon Propertiy ASTM Typical test

value

Design value

Ultimate tensile strength in primary fiber direction (Mpa)

D-3039 1062 903

Elongation at break (%) D-3039 1,05 1,05

Tensile Modulus (Gpa) D-3039 102 86,9

Ultimate tensile strength 90 degrees to primary fiber(Mpa)

D-3039 0 0

Epoxy Material Properties

Property ASTM Method Typical test Value

Tensile strength ASTM D-638 72,4 Mpa

Tensile Modulus ASTM D-638 3,18 Gpa

Elongation ASTM D-638 5,0 %

Flexural Strength ASTM D-790 123,4 Mpa

3) Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan beserta sertifikat hasil pengujian dan sertifikat keaslian produk yang akan digunakan dari pabrik pembuat sesuai dengan persyaratan.

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis sebelum pelaksanaan pekerjaan perbaikan retak dan penambahan pelat atau gelagar baja beserta peralatan yang digunakan, dan jadwal pelaksanaannya.

4) Kondisi Tempat Kerja

a) Penyedia Jasa harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap

kondisi tempat kerja, agar selalu dalam keadaan siap dalam setiap tahapan pelaksanaan, dan aman terhadap gangguan terhadap lingkungan serta bahan yang akan digunakan

b) Penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan keamanan

keselamatan kerja untuk pekerjaan yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Pelaksanaan

1) Perkuatan dengan Pelat Baja dan/atau Gelagar Baja

a). Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan retak dengan perkuatan adalah sebagai berikut:

(1) Pompa : alat pemompa ini digunakan untuk memasukkan

cairan perekat ke dalam alat penyuntik bahan perekat.

(2) Mesin Gurinda dan sikat kawat : adalah alat yang

digunakan untuk membersihkan kotoran dan bekas beton yang tidak sempurna dan bekas penutup yang harus dibersihkan kembali.

(3) Mesin pemotong plat baja atau gelagar baja : adalah alat untuk memotong pelat baja atau gelagar baja guna menyesuaikan dimensi atau panjang yang harus dipasang.

b). Pelaksanaan

(1) Tahapan pekerjaan

Pekerjaan perkuatan dengan pelat baja atau gelagar baja ini dimulai dengan pekerjaan perbaikan retak struktur baja yang akan diperkuat, dan cara pelaksanaan perbaikan retak sesuai dengan Seksi 3.4.dari spesifikasi ini.

(2) Perekatan Pelat Baja

(a) Pelat baja yang dipakau adalah pelat baja yang sesuai

dengan jenis bahan yang disyaratkan pada Pasal 3.6.2 , dengan dimensi dan diberi lubang untuk angker serta lubang ventilasi dengan bor dimana lokasi ditentukan sesuai dengan gambar rencana.

(b) Permukaan struktur beton yang telah selesai diperbaiki

retaknya dengan bahan perekat kemudian dibersihkan terhadap bekas beton yang tidak sempurna dan karat-karat yang ditimbulkan oleh besi tulangan dengan mesin gurinda sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

(c) Beri tanda pada tempat dimana baut-baut angker akan

ditempatkan pada struktur beton, kemudian struktur beton dibor pada tempat-tempat yang sudah diberi tanda. Gunakan baut paku tembok (remseet), lengkap dengan fisher dan jenis baut yang sesuai dengan persyaratn.

(d) Bersihkan permukaan pelat baja yang akan dilekatkan

kemudian dibersihkan kembali dengan thinner untuk bagian yang akan menempel pada struktur beton.

(e) Kemudian pelat baja ditempatkan dengan posisi ± 5 mm

dari permukaan struktur beton dan selanjutnya kencangkan baut angker yang dipasang pada lokasi yang telah ditentukan tersebut di atas.

(f) Gunakan bahan penutup untuk menutup celah-celah

yang ada antara pelat baja dengan struktur beton, sambungan pelat baja, daerah antara pelat baja dengan pipa penyuntik dan pipa udara.

(g) M

(h) elalui lubang yang sudah diberi pipa-pipa penyuntik

pada pelat baja, kemudian pompakan bahan perekat sampai penuh yaitu dengan terlihat adanya cairan yang keluar dari pipa udara.

(i) Setelah selesai pekerjaan penyuntikan bahan perekat,

kemudian dapat dimulai pekerjaan pengecatan

permukaan pelat baja sesuai dengan gambar rencana dengan bahan seperti pada Pasal 3.4.

(3) Penambahan Gelagar

(a) Bersihkan permukaan gelagar yang akan direkatkan dari

karat dan kotoran sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, kemudiaa bagian yang akan direkatkan pada struktur beton dibersihkan kembali dengan thinner.

(b) Tempatkan gelagar tambahan tersebut pada lokasi yang

telah ditentukan sesuai gambar rencana dan berilah jarak sekitar 10 mm antara permukaan struktur beton dengan permukaan gelagar baja yang akan direkatkan.

(c) Pasang baut mutu tinggi pada lokasi yang telah

(d) Tempatkan pipa pengisi bahan perekat dan pipa udara sesuai dengan gambar rencana.

(e) Tutuplah delah antara gelagar dan struktur beton dan di

sekitar pipa pengisi serta pipa udara dengan bahan penutup (seal).

(f) Pompakan cairan bahan perekat yang sesuai dengan

persyaratan pada Pasal 3.4.2 melalui pipa pengisi hingga penuh dan jika pada pipa udara sudah terlihat keluarnya cairan bahan perekat, maka dapat dianggap bahwa bagian yang harus terisi bahan perekat sudah penuh.

(g) Kemudian lakukan pekerjaan pengecatan gelagar

dengan cat sesuai Pasal 3.4.2.

2) Perkuatan dengan Bahan Fiber

a). Persiapan permukaan

(1) Semua jenis lapis permukaan atau pelindung permukaan

struktur beton yang akan diperkuat dengan bahan fiber harus dibersihkan sampai permukaan beton yang kuat. Apabila pada permukaan beton atau selimut beton

mengelupas, atau terjadi karat, gompal dan atau retak, maka permukaan atau struktur beton tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan seksi 3.4 dan seksi 3.5.

(2) Pastikan semua kondisi permukaan struktur beton telah

diperbaiki, dan jika diperlukan mungkin adanya perbaikan atau penambahan baja tulangan terlebih dahulu.

(3) Bagian-bagian ujung struktur beton yang tajam harus

dibulatkan terlebih dahulu dengan jari-jari minimum 2 cm.

(1) Batas temperatur pencampuran bahan epoxy harus berada

pada batasan antara 10o – 38o C.

(2) Bahan epoxy harus dicampur dengan komposisi atau

proporsi yang telah ditetapkan dari pabrik pembuat selama 3 – 5 menit dengan mesin pengaduk kecepatan rendah

(3) Bahan epoxy tersebut tidak boleh melebihi batasan waktu

pencampuran sesuai dengan petunjuk dari parik pembuat.

(4) Semua persyaratan pencampuran baik untuk bahan epoxy

resin maupun serat fiber harus akurat sesuai dengan petunjuk pada setiap petunjuk yang tertulis pada setiap bungkusan.

c) Pemasangan fiber composite

(1) Semua permukaan struktur beton yang akan diperkuat dan

yang telah bersih serta dengan dimensi yang disyaratkan diberi lapisan epoxy dengan menggunakan kwas

(2) Kemudian serat fiber yang dilaburi dengan epoxy

dipasangkan pada struktur beton dengan menggunakan rol untuk menekan sesuai dengan arah serat yang disyaratkan dalam perancangan.

(3) Fiber yang dipasang tersebut harus sedemikian melekat

pada struktur beton sampai terjadinya kesatuan (tidak boleh adanya rongga antara bahan fiber dengan struktur beton), dan dipasang sesuai dengan arah serat yang disyaratkan.

(4) Untuk bagian sambungan bahan composite fiber tersebut

harus dilakukan overlap antara lapis awal dan lapis berikutnya pada arah serat yang disyaratkan sebesar 150 mm dan 75 mm untuk arah serat yang lain.

(5) Setelah selesai pemasangan lapis pertama, semua rongga udara harus dikeluarkan dengan menekan permukaan fiber dengan menggunakan tangan sehingga seragam, dan menghasilkan permukaan akhir yang disyaratkan.

d) Curing

(1) Waktu curing bahan fiber composite tersebut adalah 49 –

72 jam dan tergantung pada batas temperatur udara pada waktu pemasangan

(2) Temperatur curing harus dijaga sedemikian dalam batasan

yang disyaratkan.

(3) Bahan fiber composite yang telah mengeras harus

mempunyai ketebalan yang merata dan saling mengikat antar lapisan tanpa menunjukkan adanya jebakan udara.

e) Pekerjaan Akhir

(1) Setelah selesai semua proses pelaksanaan pada permukaan

struktur beton yang diperkuat atau dikembalikan

kapasitasnya, maka apabila disyaratkan maka permukaan tersebut dapat dilapisi kembali dengan plesteran dengan bahan khusus setelah 2 – 3 jam setelah selesai pemasangan bahan fiber composite dilaksanakan dan curing dapat dilaksanakan setelah 24 jam plesteran selesai dipasangkan

(2) Selain itu permukaan fiber composite yang telah selesai

curing dapat juga diberi lapisan cat setelah permukaan kering dengan cara mengusapkan jari tangan pada lapisan dan jari tidak merasa basah atau lengket.

3) Perkuatan Strktur Beton dengan Eksternal Stressing

a) Pekerjaan Persiapan

(1) Pekerjaan persiapan pada perkuatan atau pengembalian

kapasitas dengan cara eksternal stressing adalah pekerjaan pengembalian kondisi struktur beton yang mengalami kerusakan seperti retak, gompal, pengelupasan, keropos dan lain sebagainya.

(2) Semua struktur beton yang akan ditingkatkan kapasitasnya

harus dipastikan telah berada dalam kondisi tidak ada kerusakan beton terlebih dahulu, sebelum dilakukan perkuatan dengan eksternal stressing

b) Pelaksanaan

(1) Persiapan angkur harus dilaksanakan dan pada lokasi dan

posisi serta elevasi yang telah ditetapkan sesuai gambar rencana

(2) Pemasangan kabel eksternal stressing dan penarikan sesuai

dengan persyaratan pada Seksi 3.2.

(3) Gaya penarikan kabel dan jumlah kabel yang dipasang

harus sesuai dengan gambar rencana, dan dipastikan bahwa semua gaya dapat terbagi dengan baik pada gelagar, sehingga gelagar dapat bekerja sama dengan baik dalam peningkatan kapasitas yang harus dipikulnya.

(4) Setelah kabel prategang yang selesai dipasang, maka kabel

harus diberi pelindung dengan lapisan HDPE.

(5) Apabila diperlukan grouting, maka bahan grouting dan cara

pelaksanaan grouting harus sesuai dengan Seksi 3.2.

(6) Semua profil baja yang digunakan dan menjadi bagian dari

sistem perkuatan tersebut harus diberi lapisan pelindung anti karat.

DAFTAR PUSTAKA

Heniz Frick, 1981, Ilmu Konstruski Bahan Bangunan Kayu, Kanisius, Yogyakarta.

Hidayat, D & Suparmin Sarino. 1979. “Petunjuk Praktek Bahan Bangunan I”. Direktorat Menengah Kejuruan.

Jackson N., 1978, Civil Engineering Materials, English Language Book Society and Mac Millan, Hongkong.

John Stefford & Gay Mc. Murdo, 1983, Teknologi Kerja Kayu, Erlangga, Jakarta. Kardiyono, Tjokrodimuljo, 2005, Bahan Bangunan, Andi, Yogyakarta.

Singh G. 1979, Materials of Construction, Standard Book Service, Delhi. Tri Muliono, 2003, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta.

Wuryati Samekto, 1998. “Pengetahuan Bahan Bangunan I”. Diktat. Yogyakarta : FPTK –IKIP.

________________, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

---. 1981. “Standar Industri Indonesia. Cara Uji Butiran Pipih dan Panjang dalam Agregat Kasar untuk Beton. SII. 0456-81”. Departemen Perindustrian.

---.1990. “Standar Nasional Indonesia (SNI). Agregat Kasar untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipih dan Panjang. SNI 03-1765-1990”.

---.1990, Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku, Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota, jakarta

---. “Standar Nasional Indonesia. Semen Portland”. ---. “Standar Nasional Indonesia. Kapur”.

Dalam dokumen Teknologi Bahan Konstruksi bab (2) (Halaman 113-126)

Dokumen terkait