• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlakuan Akuntansi Aset tetap Wakaf Nazhir Thuruul Arqam BWI Sulawesi Utara

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian

3. Perkembangan BWI Sulut

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.7 Perlakuan Akuntansi Aset tetap Wakaf Nazhir Thuruul Arqam BWI Sulawesi Utara

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan perbandingan dari laporan keuangan yang diperoleh dari nazhir Thuruul Arqam dibandingkan dengan standar-standar yang ada. Maka memperoleh beberapa hasil analisis, seperti kecocokan unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan dengan standar yang digunakan.

Nazhir Thuruul Arqam sendiri, telah membuat laporan keuangan yang mereka anggap telah menggambarkan kondisi keuangannya, tetapi masih menggunakan metode tradisional, belum digunakan metode double entry bookkeeping. Laporan keuangan yang dimaksud hanya berupa 1 laporan yaitu laporan aktivitas keuangan wakaf.

Tabel 4.14

Laporan Keuangan Nazhir Thurul Arqam 31 Agustus 2019

Keterangan Total

Saldo Pemasukan 1 Januari 2018 Rp48.600.000

Kas Masuk

Pemasukan Rusunawa Rp36.000.000

Pengeluaran Operasional Rusunawa

2019 Rp20.806.000

Porsi untuk Nazhir Rp2.250.000

Total Pengeluaran Rp69.565.500

Saldo Kas 2019 Rp15.034.500

Sumber: BWI Sulawesi Utara

Penjabaran atas akun-akun di atas adalah sebagai berikut:

Db. Kas Rp36.000.000

Cr. Pendapatan Sewa Rusunawa Rp36.000.000

Untuk pengeluaran oprasional Rusunawa, jurnalnya adalah sebagai berikut:

Db. Beban Oprasional Rusunawa Rp20.806.000

Cr. Kas Rp20.806.000

Untuk pembagian dana pada nazhir, jurnalnya adalah sebagai berikut: Db. Pembagian dana untuk nazhir Rp2.250.000

Cr. Kas Rp2.250.000

Laporan di atas merupakan laporan keuangan dalam bentuk laporan aktivitas pemasukan dan pengeluaran kas. Pemasukan diperoleh setiap bulannya pada kisaran, Rp1.500.000 hingga Rp2.500.000 dari kamar yang disewakan. Untuk pengeluarannya sendiri terdiri dari pengeluaran untuk nazhir yaitu 10% dari pendapatan Rusunawa.

Setelah diperoleh semua informasi yang dibutuhkan dan data sekunder berupa laporan keuangan. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis perlakuan akuntansi dan pengakuan aset tetap. Aset tetap yang berupa wakaf produktif, hanya dikelola oleh satu orang nazhir di Thuruul Arqam, tetapi memiliki beberapa asisten yang membantunya. Proses penjabaran hasil analisis mengenai unsur kesesuaian dengan standar, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Unsur sesuai dan tidak sesuai antara kebijakan pelaporan aset wakaf di Thuruul Arqam dalam naungan BWI Sulawesi Utara dengan kebijakan dalam PSAK 16.

2. Unsur sesuai dan tidak sesuai antara kebijakan pelaporan aset wakaf di Thuruul Arqam dalam naungan BWI Sulawesi Utara dengan kebijakan dalam PSAK 109.

3. Unsur sesuai dan tidak sesuai antara kebijakan pelaporan aset wakaf di Thuruul Arqam dalam naungan BWI Sulawesi Utara dengan kebijakan dalam Undang-undang Wakaf No 41 Tahun 2004.

Laporan Keuangan BWI

Penerapan Perlakuan Akuntansi dan UU Wakaf

PSAK 16 PSAK 109 UU Wakaf Nazhir BWI 2. Pelaporan Keuangan A. Laporan Posisi Keuangan

- - -

-B. Laporan Aktivitas 1. Penyajian perubahan aset bersih

- -

-2. Penyajian perubahan aset bersih terikat permanen, temporer dan tidak terikat

- -

-3. Penyajian pendapatan

4. Penyajian wakaf diterima sebagai penambah aset neto

-

5. Penyajian keuntungan dan kerugian kegiatan investasi pengelolaan aset lain

  

C. Laporan Arus Kas

- - -

-D. Catatan Atas

Laporan Keuangan

- - -

-Sumber: BWI Sulawesi Utara Penjelasan:

2. Pelaporan Akuntansi

A. Laporan keuangan tidak dibuat oleh BWI Sulawesi Utara, hanya mencatat secara sederhana.

B. Laporan Aktivitas

1. Laporan keuangan sederhana yang dibuat oleh pihak nazhir, belum mencerminkan kesesuaian dengan banyak standar. Hal ini menyebabkan inti dari kekurangan yang dilakukan oleh nazhir adalah tidak adanya penyajian dalam laporan, sehingga membuahkan kesimpulan bahwa standar yang digunakan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam PSAK 16, PSAK 109, dan UU Wakaf.

2. Penyajian perubahan aset bersih terikat, permanen, temporer dan tidak terikat, hal ini dapat dilihat dari pencatatan laporan aktivitas nazhir Thuruul Arqam, dimana mereka mendapatkan pemasukan berupa sewa Rusunawa yang tentu saja hal tersebut termasuk dalam perubahan aset bersih tidak terikat, karena tidak ada ketentuan dari wakif untuk menggunakan skema apa dalam pengelolaan wakafnya. Pemasukan tersebut menjadi tambahan kas atau aset lancar untuk operasional lembaga.

3. Penyajian pendapatan sebagai tambahan atas aset bersih tidak dilakukan oleh nazhir Thuruul Arqam karena tidak adanya laporan posisi keuangan menyebabkan ketidak tahuan dari hulu pendapatan akan dicantumkan dimana, dan hanya berakhir di laporan aktivitas. Dengan penjelasan tersebut tentu saja dapat disimpulkan bahwa dalam aspek penyajian pendapatan sebagai tambahan atas aset bersih tidak sesuai standar.

4. Penyajian wakaf diterima sebagai aset neto, pada prakteknya di Thuruul Arqam telah sesuai dengan apa yang ada dalam 109. Aset wakaf yang diterima dari wakif dijadikan sebagai penambah aset neto, tetapi tidak adanya pencatatan lebih lanjut setelah penerima pemasukan tersebut, membuat kesimpulan bahwa yang dilakukan belum sesuai dengan standar.

5. Penyajian keuntungan dan kerugian investasti dan pengelolaan aset lain telah sesuai dengan apa yang ada dalam PSAK 16 dan 109. Pemasukan dari penyewaan Rusunawa harus diakui sebagai keuntungan yang bukan berasal dari kegiatan penjualan karena ini adalah lembaga wakaf. Pada penyajian ini dapat dinyatakan bahawa telah sesuai dengan standar.

C. Laporan arus kas belum dibuat dalam laporan keuangan nazhir Thuruul Arqam.

D. Catatan Atas Laporan Keuangan atau CALK belum dibuat dalam laporan keuangan nazhir Thuruul Arqam.

akuntansi. Lembaga yang belum mencatatkan transaksinya tentu menyalahi standar yang ada. Nazhir Thuruul Arqam mejadi satu-satunya nazhir yang menyetorkan laporan keuangannya kepada BWI Sulawesi Utara, diantara banyaknya nazhir-nazhir di daerah lain. Meski telah menyetorkan laporan keuangannya, hal tersebut hanya sekedar pada laporan aktivitas, tanpa adanya jenis laporan lain. Pencatatan jurnalnyapun masih sangat sederhana.

Hal seperti ini tentu saja harus terus diperbaiki oleh pihak-pihak terkait. Mengingat banyaknya jumlah aset wakaf yang ada di Indonesia. Badan Wakaf Indonesia, selaku lembaga yang secara khusus mengatur tentang wakaf, harus terus mengembagkan kualitas para nazhir wakafnya tidak hanya dalam pengelolaan dana wakafnya, tetapi juga dalam pencatatan laporan keuangannya, agar dapat meningkatkan transparansi dan menjadi lembaga wakaf yang akuntable untuk dapat lebih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

91

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai hasil observasi dan wawancara diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengakuan akuntansi pada BWI Sulawesi Utara menggambarkan mengenai kesesuaian antara kebijakan yang dilakukan oleh BWI Sulawesi Utara dengan kebijakan dan standar yang ada dalam PSAK dan UU Wakaf. Dari segi pengakuan BWI telah memiliki kesesuaian dengan PSAK 16, akan tetapi hanya pada tahap memiliki unsur yang sama dengan PSAK 109 dan UU No 41 Tahun 2004. Maka hasil akhir dari kesimpulan dinyatakan tidak memiliki kesesuaian hanya terdapat kesamaan unsur karena baru memenuhi 2 dari 4 kesesuaian.

2. Pengukuran aset pada BWI Sulawesi Utara juga hanya berada dalam tahap tidak sesuai dengan standar yang ada. PSAK 109 tidak didapati suatu relevansi sehingga tidak perlu untuk dijadikan perbandingan. Kemudian tidak adanya kesesuaian penuh dengan UU Wakaf, hanya terdapat 1 unsur yang sesuai dengan peraturan yang ada.

3. Pada sisi penyajian, terdapat ketidak sesuaian dari 2 standar yang ada yaitu PSAK 16 dan PSAK 109. Untuk UU Wakaf sendiri tidak ditemukan relevansi untuk dapat dilakukan analisis.

4. Pengungkapan aset tetap yang dilakukan oleh BWI Sulawesi Utara tidak terdapat kesesuaian pada standar yang ada pada PSAK 16. Hanya ada kesesuaian dalam PSAK 109 dimana dalam laporan aktivitas terdapat perlakuan akuntansi yang mengungkapkan bagian atas nazhir yaitu sebesar 10% dari pemasukan Rusunawa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pengelolaan wakaf pada aset tetap masih jauh dari kata baik dengan melihat implementasinya dalam laporan keuangannya. Tetapi mengingat awamnya para nazhir dan pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Sulawesi Utara dalam memahami dan melaksanakan

nilai perolehan bangunan dan penggunaan harga sekarang (current value) untuk tanahnya, tetapi pencatatan yang masih minim membuat pelaporannya masih belum memenuhi standar. Laporan yang telah dibuat hanya berupa laporan aktivitas. Setelah dibandingkan dengan peraturan dan standar yang ada, yaitu PSAK 16, PSAK 109, dan Undang-undang 41 Tahun 2004. Maka disimpulkan bahwa. Perlakuan akuntansi aset tetap wakaf dalam lembaga Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara masih jauh dari kata baik, dan perlu ditingkatkan.

5.2 Saran

Setelah menganalisis permasalahan yang ada mengenai Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Wakaf pada Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara seharusnya dalam melakukan perlakuan akuntansi berpedoman terhadap standar akuntansi yang berlaku baik itu PSAK 16, PSAK 109, akan lebih baik lagi jika berpedoman pada PSAK 1 mengenai penyajian laporan keuangan yang baik dengan demikan setiap laporan keuangan dari aset wakaf yang ada dalam BWI Sulawesi Utara akan tersturktur dalam pengelolaan dan perkembangan wakaf di Sulawesi Utara, karena BWI dari setiap Provinsi merupakan lembaga resmi independen yang diamanati langsung oleh negara dalam mengelolah masalah perwakafan di daerah.

2. Aset tetap wakaf dari tiap-tiap nazhir di bawah naungan Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara seharusnya melaporakn kinerja pertanggungjawaban lembaga wakaf yang dikelola dengan rutin setiap tahunnya agar dari pihak Badan Wakaf Indonesia Sulawesi Utara mengetahui perkembanganya dan dilakukan evaluasi.

3. Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara seharunya meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan aset wakaf dari setiap nazhir-nazhir yang ada dibawah kepengurusannya, dengan tujuan dari

setiap nazhir melakukan laporan tahunannya menganai hasil kinerja dalam bentuk laporan akitivitas, laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara.

4. Badan Wakaf Indonesia selaku regulator dapat menerapkan suatu bentuk pelatihan untuk lebih meningkatkan kualitas para nazhirnya dalam berbagai asepk, salah satunya dalam pelaporan keuangan lembaga wakaf. Melihat banyaknya dana yang dapat dikelola oleh nazhir, tentu harus adanya transparansi mengenai pemasukan dan pengeluarannya. Dalam hal ini menggunakan suatu sistem akuntansi yang sesuai dengan standar yang dapat menjadi urgensi yang harus ditangani oleh pihak terkait.

Secara keseluruhan dengan adanya kesimpulan dan saran di atas harapannya semoga kedepannya Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara bisa lebih baik lagi dalam mengelola aset wakaf di Provinsi Sulawesi Utara. Karena dalam mengelola aset wakaf dengan baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai tujuan dari Badan Wakaf Indonesia.

Chaerunnisa Ira.(15 September 2013). Perpustakaan UNS (2013).Akuntansi Manajemen Pengembangan Tanah Wakaf Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Semarang. Surakarta. http://perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ekowanza Muhammad. (2013) Perlakuan Akuntansi zakat, Infak dan Sedekah pada

Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumatera Selatan Menurut Psak Nomor 109. Dari http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/1350.pdf

Dikutip dari http://siwak.kemenag.go.id/ tanggal 21 Juni 2019

Dodik S, Wasilah A, dkk. 2019. Akuntansi dan Manajemen Wakaf. Jakarta Selatan : Peneribit Salemba Empat

Fahimsah Elly Syuroya. (2016) Analisis Pengakuan, Pengukuran, Penyajian Dan Pengungkapan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Psak 16 (Studi Kasus Pada Pabrik Gula (Pg) Lestari Kertosono Nganjuk), Skripsi (tidak di publikasikan) Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fitriyah, Alim M. Nizarul , Zuhdi Rahmat, 2008. Analisis Perlakuan Akuntansi Pada Lembaga Amil Zakat Berdasarkan Psak No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Study Kasus Pada Baitul Maal Hidayatullah Surabaya) Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo. Jurnal Infestasi Vol. 4, No. 1, Juni 2008: 75 –94

Gunawan, Faizal.2015. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Psak No.16 Pada Glory Futsal Sukowono. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Jember.

Hasan Salim. 2018. Journal of Islam and Plurality Volume 3 (2), Pengelolaan Tanah Wakaf Masjid Kota Manado.

Mahasin, Moh Yazid. 2017. Perlakuan akuntansi dan pelaporan aset wakaf pada BadanWAkaf Indonesia Kota Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Diperoleh tanggal 28 Desember 2019 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/9612/1/13520051.pdf

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 tentang Aset Tetap.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tentang Akuntansi Organisasi Nirlaba.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 tentang Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah.

Rokhmah, Fadiana Nur (2016). Implementasi PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no. 16 tentang aset tetap pada Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Skripsi Fakulatas Ekonomi UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang. Diperoleh tanggal 28 Maret 2020 dari

http://etheses.uin malang.ac.id.

Ririn Katatrina (2011). Evaluasi Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tetap Berdasarkan Pada PSAK No.16 (Revisi 2011) Setelah Konvergensu IFRS. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan, Malang.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Trina, Zulfa Ika 2017. Analisis Perlakuan Akuntansi Dan Deplesi Aset Biologis Berdasarkan IAS 41 Pada Perusahaan Perternakan (Studi Kasus pada CV. Milkindo Berka Abadi Kepanjen). Diperoleh tanggal 9 November 2019 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/6967/1/13520038.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. (2012). Undang-undang wakaf 2015. Sumatera Utara.

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/41TAHUN2004UU.htm

Wijaya Intan.2015. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 4 (2), Pengelolaan dan pelaporan aset wakaf pada lembaga wakaf di indonesia.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/16526/1591 9

Winata Fauzan Adzim (2015). Analisis Penyususan Laporan Keuangan Asset Wakaf di Badan Wakaf Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi ( tidak dipublikasikan )

Narasumber : Bapak Yusuf Otoluwa

Jabatan : Ketua Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Waktu Wawancara : Selasa, 17 Desember jam 09.30 WITA

Peneliti :Bagimana Perkembangan wakaf di Provinsi Sulawesi Utara Pak ?

Informan :Untuk Pengembangan perwakafan di Provinsi Sulawesi Utara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan walaupun tidak begitu signifikan baik dari sisi penataan administrasi/ keuangan dan pelaporan serta manajemen pengelolaan perwakafan.

Peneliti :Apa saja aset wakaf yang ada di BWI Provinsi Sulawesi Utara ?

Informan :Mengenai aset wakaf yang ada di Provinsi lebih banyak dalam bentuk tanah yang di serahkan oleh wakif kepada Nazhir terus di kembangkan oleh BWI menjadi wakaf produktif di berbagai dearah/kota seperti membentuk Rusunawa, kebun, perternakan dll.

Peneliti :Standar apakah yang di pakai sebagai acuan dalam pengelolaan aset tetap wakaf di BWI Provinsi Sulawesi Utara?

Informan :Standar yang di pakai di BWI Provinsi Sulawesi Utara adalah UU. Wakaf no 41 tahun 2004 tentang pengelolaan perwakafan dan pembagian tugas. Mengenai standar akuntansi untuk saat ini belum ada standar khusus yang mengatur tentang wakaf, jadi kami masih mengikuti

kesesuaian dengan laporan zakat yang mengacu pada PSAK 109. Namun Nazhir belum mengetahui banyak mengenai hal tersebut jadi hanya melakukan pelaporan tradisional

Peneliti : apa saja aset wakaf yang ada di BWI Provinsi Sulawesi Utara pak?

Informan : Aset wakaf yang ada di Provinsi beberapa berupa tanah, namun ada tanah wakaf yang dikelola menjadi Rusunawa.

Peneliti : Selain aset wakaf berupa tanah ada apa lagi pak?

Informan :Selain tanah dek di BWI itu sendiri ada yang dikembangkan oleh nadzir menjadi Rusunawa.

Peneliti :Pak apakah dari setiap nazhir yang menangani setiap asetnya BWI melakukan pelaporan perkembagan asetnya pak?

Informan :Nazhir di daerah/kota yang melakukan laporan mengenai asetnya, nazhir yang berada di Kota Manado, mereka melaporkan laporan keuangannya secara tradisional, hanya berupa pemasukan dan pengeluaran.

Peneliti : jadi pak yang mengelola aset wakaf itu adalah nazhir seperti aset wakaf di kota manado?

Informan :Mengenai itu dek ia, Aset wakaf dikelola oleh nazhir mengelolanya secara khusus dengan bantuan masyarakat sekitar, karena aset wakaf diperuntukkan untuk kesejahteraan umat. Nazhir juga diberikan pelatihan untuk mengelola aset wakaf.

Peneliti :Bagaimana Perlakuan Akuntansi pada BWI Provinsi Sulawesi Utara?

masih belum sepenuhnya sesuai dengan aturan PSAK yang berlaku. BWI Sulawesi Utara masih lebih fokus dalam pendataan tanah wakaf di berbagai daerah/kota.

Peneliti :Bagaimana Pelaporan akuntansi pada BWI Provinsi Sulawesi Utara?

Informan :Untuk Pelaporannya di BWI Provinsi Sulawesi Utara hanya melaporakan laporan Operasional saja Kepada Pusat dan untuk pelaporan yang dari BWI Kota ke Provinsi hanya bersifat pendataan Tanah wakaf saja dan kegiatan yang di lakukan BWI Kota. Mengenai laporan keuangan Secara lengkap mohon maaf belum ada karena BWI provinsi Sulawesi Utara ini masih baru dan masih lebih fokus kepada pendataan tanah-tanah wakaf.

Peneliti :Apakah setiap aset wakaf di BWI Provinsi Sulawesi Utara sudah melakukan pelaporan akuntansi?

Informan :Untuk para Nazhir di daerah/Kota ada sebagian yang melakukan pelaporan seperti aset wakaf yang ada di Kota Manado mereka melakukan pelaporan akuntansi tapi masih bersifat tradisional saja seperti pemasukan dan pengeluaran, lalu di serahkan langsung kepada BWI Provinsi. Karena tugas dari BWI Kota Manado sebagai memberikan sosialisasis, mengelola dan mengembangkan tanah wakaf. Kalau mengenai perkembangan wakaf produktif tersebut langsung di serahkan kepada BWI Provinsi

Peneliti :Bagaimana Perlakuan aset tetap wakaf di BWI Provinsi Sulawesi Utara?

Informan :Aset tetap tetap di BWI sini adalah Tanah Wakaf yang sering di berikan oleh wakif, karena umumnya begitu, jadi aset tetapnya diakui secara terus menerus karena dinila dapat memberikan manfaat apalagi ini adalah tanah wakaf jadi sangat berguna bagi kemaslahatan umat. Nilai perolehan berasal dari sumbangan dan seluruh biaya sehingga aset tetap tersebut bisa di gunakan untuk umat.

Peneliti :Bagaimana peran wakaf tersebut di dalam kepengurusan nazhir tanah wakaf Thuruul Argam?

Informan :Karena wakaf merupakan salah satu amal jariyah yang harus di kelola oleh setiap nazhir untuk kemaslahatan umat dan masyarakat secara bersama-sama. Jadi harta benda yang diwakafkan oleh wakif dan dikelola oleh nazhir yang ada di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado ini di kelola oleh nazhir mesjid Thurul Arqam yang di tunjuk langsung oleh Ketua BWI Provinsi. Dan kami para Nazhir di ajarkan untuk mengelolah dan mengembangkan wakaf.

Peneliti :Apa saja aset wakaf yang ada di dalam laporan keuangan Nadzir tanah wakaf Thuruul Arqam?

Informan :Untuk saat ini aset wakaf yang di terima oleh nazhir dalam bentuk tanah dan di bangun Rusunawa

Peneliti :Aset-aset wakaf tersebut masuk dalam laporan keuangan dibagian mana?

Informan :Mengenai ini kami dari nazhir tanah wakaf Thuruul Arqam bila di hunbungkan dengan kaidah akuntansi atau laporan

tradisional. Seperti Aset-aset wakaf tersebut yaa kami masukan ke dalam laporan keuangan tahunan jadi setiap pengeluaran dan pemasukan selama satu tahun.

Peneliti :Bagaimana pelaporan nazhir tanah wakaf Thuruul Arqam kepada BWI Provinsi Sulawesi utara ?

Informan :Kami membuat laporan keuangan seperti pembayaran uang nginap setiap tahun yang di buat laporan sederhana oleh anak saya, terus langsung di berikan kepada BWI Provinsi karena BWI ini yang menangani langsung perkembangan rusunawa Thuruul Arqam

Peneliti :Pak apa Tujuan didirikannya Tanah Wakaf Thuruul Arqam yang lebih khususnya di bangun Rusunawa ?

Informan :Tujuannya adalah yang terpenting membantu warga yang kurang mampu yang berada di daerah sini, seperti warga yang mata pencahariannya sebagai penjual di pasar dan tidak memiliki rumah jadi kami dari Tanah wakaf Thuruul Arqam membantu dengan menyediakan rusunawa dengan harga yang di bilang cukup murah.

Narasumber : Ibu Fitriyanti H. Bulotio

Jabatan : Sekertaris Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Waktu Wawancara : Rabu,18 Desember jam 10.30 WITA

Peneliti : Ibu bagaimana aset tetap berupa rusunawa yang ada di

BWI ?

Informan : Nilai perolehan aset tetap berupa Rusunawa berasal dari sumbangan umat, jadi selama masih dapat digunakan, aset tersebut akan terus diakui. Karena aset ini cukup berdampak untuk masyarakat disekitar area tanah wakaf.

Peneliti : Bangaimana pengukuran nilai aset tetap wakaf di BWI?

Informan : Aset wakaf yang diberikan oleh wakif merupakan tanah wakaf, karena umumnya berbentuk demikian maka asetnya akan terus diakui karena telah tercatat. Kemudian untuk pengkuan atas aset tetap berupa rusunawa akan terus diakui selama memiliki manfaat yang dapat diberikan.

Peneliti : Ibu bagaimana misalkan harga perolehan aset tetap yang di BWI?

Informan : Aset yang dibangun ataupun yang diperoleh dari pewakaf dicatat sesuai dengan harga aset saat itu, dan untuk bangunan seperti Rusunawa dicatat sesuai dengan dana yang dikeluarkan untuk membangun Rusunawa itu. Dana tersebut adalah dana yang diperoleh dari para waqif ataupun dana dari BWI Pusat. Untuk pembangunan Rusunawa sendiri menghabiskan dana sekitar Rp323.305.000

standar, fokus BWI saat ini adalah untuk mendata dan mengolah perwakafan yang ada di provinsi, karena masih banyak aset wakaf yang belum terdata

Penelitia : terus ibu apakah dari setiap nazhir melakukan penyusutan dan umur ekonomis dari setiap aset wakaf?

Informan : Seperti yang tadi sudah saya jelaskan mengenai kesiapan SDM yang ada dan fokus BWI saat ini, belum dapat diberlakukan hal seperti itu. Karena hal tersebut membutuhkan SDM yang paham dibidangnya, dan BWI Provinsi Sulawesi Utara belum memiliki hal tersebut.

Narasumber : Bapak Ali sholihin dan Ibu Ulfa Tadore

Jabatan : Nazhir Rusunawa Thurul Arqam dan Kementrian Agama