• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlengkapan Pertunjukan

Dalam dokumen Disetujui oleh Pembimbing I, (Halaman 66-71)

BAB III: STRUKTUR PERTUNJUKAN TATAK NANTAMPUK

3.3 Pertunjukan Tatak Nantampuk Mas

3.3.3 Perlengkapan Pertunjukan

Sebelum dimulainya pertunjukan tatak Nantampuk Mas, ada beberapa perlengkapan yang perlu dipersiapkan. Kostum, tata rias, dan alat musik yang digunakan harus dipersiapkan secara maksimal, agar nantinya dapat menghasilkan pertunjukan yang baik, serta menambah daya tarik pertunjukannya.

3.3.3.1Kostum

Kostum atau busana dalam tari merupakan salah satu perlengkapan pertunjukan yang harus diperhatikan. Kostum haruslah menunjang tema suatau tarian. Umumnya kostum pada tarian tradisional bergungsi untuk memperjelas peranan suatu sajian tari dan mencerminkan identitas (ciri khas) suatu daerah sekaligus menunjukkan dari mana taran tersebut berasal.

52

Persiapan kostum yang digunakan sangat diperlukan oleh penari dan pemusik untuk mendukung pertunjukan yang mereka sajikan di lapangan. Dari hasil pengamatan di lapangan yang penulis lakukan dan wawancara dengan ibu Romasta Uli, selaku pengelola dan penari juga di sanggar Nina Nola sekarang ini untuk kostum tatak Nantampuk Massanggar memiliki lumayan banyak kostum, jadi tiap pertunjukan pemilihan pemakaian kostum disesuaikan berdasarkan kesepakatan bersama. Namun, untuk tetap menunjukan ciri khas warna Pakpak yang pada dasarnya berwarna hitam, sanggar Nina Nola selalu menggunakan kostum yang berwarna hitam tetapi dikreasikan dengan pemakaian kostum yang berwarna merah, kuning, dan sebagainya sehingga tampak lebih indah dan banyak warna.

Berdasarkan pengamatan lapangan yang penulis dapatkan, terdapat 8 perlengkapan yang dipergunakan seorang penari yang selengkapnya dideskripsikan sebagai berikut.

1. Baju Api-api, adalah baju tradisional Pakpak yang dipakai khusus untuk perempuan, berlengan panjang, berwarna hitam yang dihiasi dengan corak-corak berwarna emas, namun kini juga sudah banyak memakai warna lain untuk menambah variasi saat penyajian.

2. Abit atau rok yang dipakai saat menari adalah Oles Perdabaitak, warna dasarnya hitam dengan corak garis-garis berwarna biru dan abu-abu. Oles Perdabaitak ini dipakai dengan cara di gulung mengelilingi pinggang hingga terbentuk menjadi rok.

53

3. Saong, yaitu tengkuluk atau tudung yang merupakan hiasan kepala yang dibentuk seperti kerucut menggunakan ulos atau kain khas Pakpak yang disebut sori-sori.

4. Tali abak atau ikat pinggang, biasanya terbuat dari bahan kulit, kaleng maupun besi yang di ikatkan di pinggang untuk menambah keindahan pada saat menari.

5. Cimata atau kalung, biasanya terbuat dari besi yang di pakai dileher untuk menambah keindahan pada saat menari.

6. Lepa-lepa atau anting, adalah bagian telinga diberi hiasan berupa anting. Biasanya bentuk anting yang dikenakan adalah bentuk bunga.

7. Baka Selampis merupakan wadah yang terbuat dari anyaman yang dipakai untuk menyimpan beras maupun sirih yang akan di sajikan pada saat menari.

Ketujuh unsur kostum dan asesori bagi penari Nantampuk Mas itu dapat dilihat tampilan visualnya pada gambar-gambar berikut ini:

54

Gambar 3.2 :

Kostum dan Properti Penari (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

Baju api-api( baju atasan)

Cimata(kalung)

Tali Abak(ikat pinggang)

Abit Oles Perdabaitak

( rok atau bawahan)

Baka Selampis

(wadah tempat sirih atau beras)

Sori-sori ( topi atau tengkuluk)

55 3.3.3.2 Tata Rias

Tata rias merupakan unsur yang dapat menunjang sebuah tarian menjadi kuat. Tata rias lebih ditekankan pada rias wajah ( make up) dan rias rambut seorang penari. Tata rias bukan hanya sekedar menjadikan seorang penari menjadi cantik atau tampan, tapi tata rias juga dapat membantu mewujudkan ekspresi penari sesuai dengan peran yang dibawakannya, sehingga tema tari yang disajikan akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh penonton.

Persiapan tata rias yang digunakan juga sangat diperlukan oleh penari dan pemusik untuk mendukung pertunjukan yang mereka sajikan di lapangan. Begitu pula pada pertunjukan tatak Nantampuk Masini, dalam persiapannya penari harus memperhatikan tata rias mereka. Menurut informasi dari ibu Romasta Uli, penata rias bagi penari biasanya dilakukan oleh ibu Romasta Uli sendiri sebagai pengelola sekaligus pelatih tari, karena penari yang mayoritas masih siswa SMP dan SMA belum bisa untuk make up sendiri.

Tata rias ini terbagi 2, yaitu sebagai berikut.

a. Tata rias wajah atau make-up, biasanya dalam keseragamannya, warna

make-upnya disesuaikan dengan kecocokan warna pakaian yang dikenakannya. Dalam tata rias wajah yang digunakan ada foundation / alas bedak, bedak, eye shadow, shading, blush on, celak, bulu mata palsu,

lipstick.

Foundation yang digunakan penari adalah foundation yang bisa tahan lama. Bergerak banyak dan terkena sinar matahari akan menghasilkan keringat yang berlebihan, agar polesan make-up tidak luntur makanya menggunakan foundation yang tahan lama. Bedak yang dipilih untuk

56

digunakan biasanya warna bedak yang masuk dengan warna kulit. Eye shadow yang digunakan biasanya ada 3 tingkatan warna, pada tingkat pertama warna yang dipilih adalah warna yang serupa dengan warna pakaian yang dikenakan. Misalnya, jika pakaian yang digunakan adalah warna merah, maka warna eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna merah. Jika warna pakaian yang digunakan warna kuning, maka eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna kuning pula, begitu seterusnya.Pada eye shadow tingkat kedua biasanya menggunakan warna gelap, sepertihitam dan coklat, posisi ini dibuat di bagian sudut mata agar nampak pertegasan padamata. Tingkat ke-3 atau paling atas di buat warna putih. Setelah 3 tingkatan tersebut ditempelkan bulu mata palsu agar terlihat lebih indah. Shading yang digunakan untuk penegasan pada hidung, dan blush on digunakan untik penegasan pada bagian pipi. Sedangkan celak digunakan untukpenegasan pada alis mata. Begitu juga pada bibir, dalam penegasannya digunakan lipstick yang berwarna merah. b. Tata rias rambut, pada penataan rambut, masing-masing penari mengikat rambutnya menjadi satu. Setelah diikat lalu dipasangkan topi atau tengkuluk yang di sebut sori-sori.

Dalam dokumen Disetujui oleh Pembimbing I, (Halaman 66-71)

Dokumen terkait