• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh PT.Trans Dana Profitri Brandan Kepada Karyawan Ditinjau dari isi Perjanjian dengan PT. Trans

MEKANISME PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN TERHADAP KARYAWAN PT. TRANS DANA PROFITRI BRANDAN

A. Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh PT.Trans Dana Profitri Brandan Kepada Karyawan Ditinjau dari isi Perjanjian dengan PT. Trans

Dana Profitri Brandan

Perlindungan Hukum merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masing-masing individu. Perlindungan sendiri dapat diartikan sebagai upaya atau usaha yang dilakukan untuk membuat seseorang merasa nyaman, tentram, aman. Sedangkan hukum sendiri dapat diartikan sebagai sarana atau instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum sehingga hubungan yang adil, aman, sentosa dapat terlaksana. Hukum disini haruslah dapat memberikan perlindungan hukum bagi warga negaranya. F.H van Der Burg dan kawan-kawan mengatakan bahwa kemungkinan untuk memberikan perlindungan hukum adalah penting ketika pemerintah bermaksud untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu terhadap sesuatu, yang oleh karena tindakan atau kelalaiannya itu melanggar (hak) orang-orang atau kelompok tertentu.40

Perlindungan hukum bagi rakyat ini merupakan konsep universal dalam artian konsep ini dianut dan diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri sebagai

40

negara hukum, namun seperti yang disebutkan Paulus E. Lotulung, masing-masing negara tersebut mempunyai cara & mekanismenya sendiri tentang bagaimana mewujudkan perlindungan hukum tersebut dan juga sampai sejauh mana perlindungan hukum itu diberikan oleh pemerintah.41

Perlindungan hukum selalau terkait dengan peran dan fungsi hukum sebagai pengatur dan pelindung masyarakat. Menurut Bronislaw Malinowski, bahwa hukum tidak hanya berperHan di dalam keadaan-keadaan yang penuh kekerasan dan pertentangan, akan tetapi bahwa hukum juga berperan pada aktivitas sehari-hari.42

Hukum menentukan kepentingan-kepentingan masyarakat yang dapat ditingkatkan menjadi hak-hak hukum yang dapat dipaksakan pemenuhannya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum itu adalah perlindungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat penegak hukum dan juga bisa berarti perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap sesuatu atau juga bisa dikatakan bahwa perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalamrangka menegakkan peraturan hukum. Dimana perlindungan hukum merupakan

41

Ibid

42

Alexander, Perlindungan Hukum terhadap Pekerja/Buruh dalam PKWT , Samarinda, 2013, hal.16

gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.

Perlindungan hukum ini bisa juga dilaksanakan dalam hal melindungi masyarakat terhadap sikap tindak atau perbuatan hukum pemerintah yang memungkinkan lahirnya kerugian bagi masyarakat atau badan hukum. Sehubungan dengan perbuatan hukum pemerintah tersebut yang dapat terjadi baik dalam bidang publik maupun perdata, maka perlindungan hukum akibat dari perbuatan pemerintah juga ada yang terdapat dalam bidang perdata maupun publik.

Perlindungan Hukum dalam Bidang Perdata.Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya memerlukan kebebasan bertindak dan mempunyai kedudukan istimewa dibandingkan dengan rakyat biasa. Oleh karenanya persoalan menggugat pemerintah di muka hakim ini tidaklah sama dengan menggugat rakyat biasa. Hukum perdata memberikan perlindungan yang sama baik kepada pemerintah maupun seseorang atau badan hukum perdata.

Perlindungan Hukum dalam Bidang Publik Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan-tindakan yang berdasar sifatnya menimbulkan akibat hukum. Karakteristik paling penting dari tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah adalah keputusan-keputusan atau ketetapan-ketetapan pemerintah yang bersifat sepihak. Menurut Sjachran Basah dijelaskan bahwa perlindungan terhadap warga negara diverikan bilamana sikap tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian

terhadapnya, sedangkan perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum baik tertulis atau asam umum tidak tertulis.43

Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan dimaksuddiselenggarakan dalam bentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

PT. TDP merupakan pendekatan manajemen yang memberikan kewenangan pada pihak ketiga untuk bertanggung jawab terhadap proses atau jasa yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan sendiri. Yang berarti bahwa ini adalah istilah baru untuk konsep lama yaitu untuk mengadakan suatu kesepakatan dalam kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan eksternal.

PT. TDP dalam hal ini mengalami kemungkinan bahwa mereka akan kehilangan kendali di masa yang akan datang, dimana dalam beberapa hal kendali tersebut diserahkan kepada perusahaan lain, yang motif utamanya adalah maksimalisasi sendiri.

PT. TDP juga menggunakan Sumber Daya Manusia untuk mengacu pada kebutuhan penyediaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Untuk contoh diatas perusahaan manufaktur akan bekerja sama dengan perusahaan outsourcing (vendor) yang memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan tenaga penjual. Kompensasi kepada vendor berupa management fee sesuai kesepakatan.

43

yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong-royongsebagaimana dimaksud dalam jiwa dan semangat Pancasilan dan Undang-Undang Dasar1945. Oleh karena itu perusahaan memikul tanggung jawab utama dan secaramoral perusahaan ini mempunyai kewajiban untuk meningkatkanperlindungan dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Di samping itu, sudah sewajarnya kalautenaga kerja turut berperan aktif di dalamnya.

Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan olehsetiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja padaperusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan danpeningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk BPJS Kesehatan yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifatdasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagaimana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945.

BPJS Kesehatan merupakan jaminan sebagai upayapenanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaankesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapatmelaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikitdan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknyadiupayakan penanggulangan kemampuan karyawan melalui program

jaminan sosial. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat, dengan risiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepadamereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatankesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja.

Adapun syarat-syarat keselamatan kerja antara lain :

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d) Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e) Memberikan pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja g) Memperoleh penerangan yang cukp dan sesuai h) Menyelanggarakan suhu dan lembab udara yang baik i) Memeliharaan kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

Syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut diatas menandakan bahwa setiap perusahaan wajib untuk memperhatikan keselamatan kerja bagi setiap pekerjanya.

Jenis-Jenis Perlindungan KerjaSecara teoritis dikenal ada tiga jenis perlindungan kerja yaitu sebagai berikut :

1. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosialdisebut juga dengan kesehatan kerja.

2. Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjagaagar pekerja/buruh terhindar dari bahaya kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebutsebagai keselamatan kerja.

3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya disebut dengan jaminan sosial.44

Ketiga jenis perlindungan di atas akan di uraikan sebagai berikut :

1. Perlindungan Sosial atau Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja sebagaimana telah dikemukakan di atas termasuk jenis perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai kesehatan

44

Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007, hal.78

kerja ini berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, yaitu aturan-aturan yang bermaksud mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan pengusaha untuk memperlakukan pekerja/buruh ”semaunya” tanpa memperhatik norma-norma yang berlaku, dengantidak memandang pekerja/buruh sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai hak asasi. Karena sifatnya yang hendak mengadakan ”pembatasan” ketentuan-ketentuan perlindungan sosial dalam UU No. 13 Tahun 2003, Bab X Pasal 68 dan seterusnya bersifat ”memaksa”, bukan mengatur. Akibat adanya sifat memaksa dalam ketentuan perlindunga sosial UU No. 13 Tahun 2003 ini, pembentuk undang-undang memandangperlu untuk menjelaskan bahwa ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan sosial ini merupakan ”hukum umum”(Publiek-rechtelijk) dengan sanksi pidana. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut :45

1) Aturan-aturan yang termuat di dalamnya bukan bermaksud melindungi kepentingan seorang saja, melainkan bersifat aturan bermasyarakat.

2) Pekerja/buruhIndonesia umumnya belum mempunyai pengertian atau kemampuan untuk melindungi hak-haknya sendiri.

Jadi, jelasnya kesehatan kerja bermaksud melindungi atau menjaga pekerja/buruh dari kejadian/keadaan hubungan kerja yang merugikan kesehatan dan kesusilaannyadalam hal pekerja/buruh melakukan pekerjaannya. Adanya penekanan ”dalam suatuhubungan kerja”

45

menunjukkan bahwa semua tenaga kerja yang tidak melakukanhubungan kerja dengan pengusaha tidak mendapatkan perlindungan sosial sebagaimanaditentukan dalam Bab X UU No 13 Tahun 2003

2. Perlindungan Teknis Atau Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerja/buruh agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Berbeda dengan perlindungan kerja lain yang umumnya ditentukan untuk kepentingan pekerja/buruh saja, keselamatan kerja ini tidak hanya memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh, tetapi kepada pengusaha dan pemerintah.

1) Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga pekerja/buruh dapat memusatkan perhatian pda pekerjaannya semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja.

2) Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam perusahaannya akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan sosial. 3) Bagi pemerintah dan masyarakat, dengan adanya dan ditaatinya

untuk mensejahterakan masyrakat akan tercapai dengan meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas.46

Dasar pembicaraan masalah keselamatan kerja ini sampai sekarang adalah UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Namun, sebagian besar peraturan pelaksanaan undang-undang ini belum ada sehingga beberapa peraturan warisan Hindia Belanda masih dijadikan pedoman dalam pelaksanaan keselamatan kerja di perusahaan. Peraturanwarisan Hindia Belanda itu dalah sebagai berikut :

1) Veiligheid sreglement, S 1910 No.406 yang telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan S 1931 No.168 yang kemudian setelah Indonesia merdeka diberlakukan dengan Peraturan Pemerintah No.208 Tahun 1974. Peraturan ini menatur tentang keselamatan dan keamanan di dalam pabrik atau tempat bekerja.

2) Stoom Ordonantie, S 1931 No. 225, lebih dikenal dengan peraturan Uap 1930.

3) Loodwit Ordonantie, 1931 No.509 yaitu peraturan tentang pencegahan pemakaian timah putih kering.47

46

Ibid, hal.84

47

3. Perlindungan ekonomis atau Jaminan Sosial Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program BPJS Kesehatan berdasarkanfunded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbataspada masyarakat pekerja di sektor formal.

BPJS Kesehatan yang diatur dalam Undang–Undang Nomor.40 Tahun 2004 adalah :Merupakan hak setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari majikan. Pada hakikatnya program jaminan soisal tenaga kerja dimaksud untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga yang sebagian yang hilang.

Disamping itu program BPJS Kesehatan mempunyai beberapa aspek antara lain : Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya dan merupakan penghargaan kepada tenaga kerja mendidik kemandirian pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasihan orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi risiko–risiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua dan lainnya.

Perlindungan pekerja ini dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia,

perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerjaitu. Dengan demikian maka perlindungan pekerja ini menurut Kartasapoetra, G dan Rience Indraningsih akan mencakup :

a. Norma Keselataman Kerja

Norma keselamatan kerja ini meliputi kesempatan kerja bahan dan prosespengerjaannya, keadaan tempat kerja yang bertalia dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja, bahan, dan proses pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.

b. Norma Kesehatan Kerja dan Higiene Kesehatan Perusahaan

Meliputi pemeliharan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja yang sakit. Mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi hygiene kesehatan perusahaan dan kesehatan pekerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat bekerja atau penyakitumum serta menetapkan syarat kesehatanbagi perumahan pekerja.

c. Norma Kerja Yang meliputi perlindungan tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing-masing yang diakui oleh pemerintah, kewjiban sosial kemasyarakatan dan sebagainya guna memeliharakegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja

yang tinggi sertamenjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral.

d. Kepada tenaga kerja yang mendapatkan kecelakaan dan atau menderita sakitakibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rahabilitai akibat kecelakaan dan ahli waris berhak mendapat ganti rugi apabila pekerja atau buruh itu meninggal dunia.

Jadi, Perlindungan hukum juga dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap sesuatu atau juga bisa dikatakan bahwa perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum.

Menurut hasil penelitian di PT. Trans Dana Profitri Brandan, ada sebanyak 75 (Tujuh Puluh Lima) karyawan yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan.

B. Tanggung Jawab PT. Trans Dana Profitri Brandan apabila terjadi