• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PENEMUAN VARIETAS TANAMAN SEBAGAI HAK

D. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pemulia dan Petani di

1. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pemulia (Breeder’s

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dilihat bahwa UU PVT disusun sebagai usaha meningkatkan minat dan peran serta perorangan maupun badan hukum untuk melakukan kegiatan pemuliaan tanaman dalam rangka menghasilkan varietas unggul baru.108

UU PVT memberikan penghargaan yang lebih besar kepada pemulia atas hasil yang dicapainya melalui kegiatan pemuliaan. Penghargaan yang berupa perlindungan terhadap hak untuk menikmati manfaat ekonomi ini tidak terdapat dalam ketentuan Undang-Undang sebelum UU PVT.

Penghargaan dan perlindungan hukum yang terdapat dalam UU PVT meliputi pemberian perlindungan hukum terhadap hak moral dan hak ekonomi pemulia secara ekslusif dan hal ini diatur melalui ketentuan Pasal 4, 6, 8 dan 42 UU PVT.

Akan tetapi, UU PVT tidak mengatur mengenai batasan dari petani kecil yang dapat memperoleh hak istimewa petani (farmer’s privilege). Padahal penggolongan terhadap petani yang dapat memiliki hak istimewa petani (farmer’s privilege) juga dapat menjadi salah satu bentuk perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada pemulia. Ketentuan mengenai penggolongan petani ini dapat melindungi hak pemulia untuk memperoleh royalti saat varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)akan digunakan kembali untuk musim tanam berikutnya.

108

Penggolongandari petani yang memiliki hak istimewa petani ini seharunya didasarkan pada luas lahan pertanian yang dimilikinya atau yang diterimanya dengan varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), atau berdasarkan hasil produksi dari lahan yang ditanami varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Penggolongan terhadap petani ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi petani kecil, dan dapat melindungi hak pemulia untuk mendapatkan royalti dari petani skala besar atau pengusaha agroindustri di dalam penggunaan varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Tidak diaturnya kategori petani kecil yang memiliki hak istimewa petani

(farmer’s privilege) di dalam UU PVT akan sangat merugikan pemulia, k arena

dengan tidak terdapatnya penggolongan dan definisi yang jelas mengenai petani kecil, maka petani yang memiliki lahan pertanian luas termasuk pengusaha agroindustri dapat turut serta menikmati hak istimewa petani(farmer’s privilege) tersebut.

Hak istimewa petani (farmer’s privilege) pada akhirnya merupakan bentuk perlindungan yang diberikan kepada petani kecil agar dapat menggunakan kemabli benih dari varietas tanaman yang dilindungi untuk ditanam kembali pada musin tanam berikutnya. Namun, apabila tidak terdapat ketentuan yang mengatur mengenai penggolongan petani ini, memungkinkan petani skala besar atau pengusaha agroindustri untuk serta menikmati hak istimewa yang sama dan akan merugikan hak dari pemulia.

Kategori petani yang dapat memiliki hak istimewa (farmer’s privilege) ini dapat dibedakan atau dikategorikan berdasarkan luas lahan yang dikelolanya. Sebagai contoh negara yang telah membuat ketentuan terkait mengenai pembatasan terhadap petani yang memperoleh hak istimewa adalah Bolivia. Ketentuan mengenai farmer’s

rights and own use dalam Pasal 36 ayat 1 Bolivia Regulations on Protection of Plant Varietas mengatur mengenai penggolongan petani yang dapat memiliki hak istimewa (farmer’s privilege) sebagai berikut :

The right of the breeder shall not be infringed by those who reserves as seed or sow for their own use the product obtained in their own holdings..This exception shall be extended only to producers with an agricultural holding equal to or less than 200 hectares which may be cultived, where in the following maximum parameters are permissible : 100 hectarres for soya, wheat, maize, sorghum, sunflower or cotton, 50 hectarres for rice and 20 hectares for other species..

Ketentuan dalam Pasal 36 ayat 1 Bolivia Regulations on Protection of Plant

Varietas di atas menyatakan bahwa hak pemulia tidak dilanggar oleh mereka yang

menyimpan benih atau menyemaikannya untuk keperluan mereka sendiri yang diperoleh dari hasil lahannya sendiri. Pengecualian hak pemulia ini hanya berlaku untuk lahan pertanian yang luasnya sama atau kurang dari 200 hektar yang dapat ditanami, dimana ukuran makmsimal yang diperbolehkan untuk kedelai, gandum, jagung, sereal, bunga matahari atau kapas seluas 100 hektar, untuk padi 50hektar dan 20 hektar untuk jenis tanaman lainnya (terjemahan bebas dari penulis).

Ketentuan di atas memberikan contoh tentang pembatasan lahan pertanian yanga memiliki hak untuk dapat menanam kembali benih dari varietas yang dilindungi oleh hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Ketentuan yang

mengatur dengan tegas dan jelas terkait mengenai kategori dari petani yang mendapat hak istimewa petani (farmer’ privilege) ini dapat memberikan jaminan kepastian hukum kepada kedua belah pihak (pemulia dan petani).

Mengenai pembayaran royalti kepada pemulia, maka kewajiban untuk membayar royalti tersebut hanya dibebankan kepada petani skala besar atau pengusaha argoindustri. Sebagai contoh adalah UE (Uni Eropah) yang telah melaksanakan ketentuanini di dalam peraturan PVT-nya, petani sekala kecil tidak membayar royalti, sedangkan petani skala besar membayar royalti yang sesuai, untuk penggunaan kembali benih, di dalam praktiknya sekitar 50 persein dari royalti biasanya.109

Pengaturan tentang kategori petani yang dapat memiliki hak istimewa petani

(farmer’s privilege) ini akan dapat memberikan perlindungan hukum kepada pemulia

dari penggunaan hak istimewa petani ini oleh petani skala besar ataupun pengusaha agroindustri.

UU PVT sendiri pada dasarnya perlu mencantumkan ketentuan terkait penggolongan petani yang mendapat hak istimewa untuk penanaman kembali benih dari varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk musim tanam berikutnya. Namun, pembatasan kategori petani yang dapat menikmati hak istimewa petani ini tidak dimaksudkan untuk menghambat praktik-praktik petani lainnya yang tercakup di dalam hak petani (farmer’s rights) seperti hak

109

Huib Ghijsen, “Plant Variety Proteciton in a Developing and Demanding World” Biotechnology and Development Monitor. No.36. http://www.biotech.monitor.nl/3602.htm. diakses tanggal 22 Juni 2010

untuk tukar menukar dan menjual benih/bahan propagasi dari hasil tanamannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa UU PVT perlu untuk memasukan ketentuan mengenai kategori petani kecil yang dapat memiliki hak istimewa (farmer’s privilege). Kategori petani kecil ini dapa dibuat berdasarkan luas lahan yang digunakan untuk bercocok tanam varietas yang dilindungi hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) atau berdasarkan hasil produksi dari lahan yang ditanami varietas tanaman yang memiliki hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

2. Perlindungan Terhadap Hak Petani (Farmer’s Rights) Sebagai Upaya

Dokumen terkait