• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Konsep Tenaga Kerja

3) Perlindungan Upah

kesehatan (promotif) dan pemulihan (rehabilitatif). Iuran jaminan pemeliharaan ini ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha yang besarnya 6% dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang. Jaminan ini meliputi:

1. Perawatan rawat jalan tingkat pertama. 2. Rawat jalan tingkatlanjut

3. Rawat inap

4. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan 5. Penunjangan diagnostik

6. Pelayanan khusus 7. Pelayanan gawat darurat

(Pasal 3 Ayat (1). Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993). Dalam penyelanggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan penyelenggaraan wajib:

1. Memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setiap kerja

2. Memeberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan.

3) Perlindungan Upah

Pengupahan termasuk sebagai salah satu aspek penting dalam perlindungan pekerja/buruh;

31

Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya (Pasal 95 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003).

2. Bentuk upah

Yang dimaksud upah adalah:

Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurutsuatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh atau akan dilakukan.

3. Upah minimum

a. Upah Minimum Provinsi (UMP) berlakudi seluruh kabupaten/kota dalam satu wilayah provinsi.

b. Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK) berlaku dalam satu wilayah kabupaten/kota.

4. Upah lembur

Pengertian upah lembur adalah upah yang diberikan oleh pengusaha sebagai imbalan kepada pekerja karena telah melakukan pekerjaan atas permintaan pengusaha yang melebihi dari jam dan hari kerja (tujuh jam sehari dan empat puluh jam seminggu) atau pada hari istirahat mingguan, hari-hari besar yang telah ditetapkan pemerintah.

32

c. Penempatan (placement)TKI di Luar negeri

Menurut Pasal 1 angka 3, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri; Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.

Penempatan TKI pada pengguna perseorangan dilakukan melalui mitra usaha di negara tujuan.Mitra Usaha berbentuk badan hukum yang didirikan sesuai dengan ketentuan di negara tujuan. Untuk pengguna perseorangan, dapat mempekerjakan TKI pada pekerjaan antara lain, sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau perawat manusia lanjut usia, pengemudi, tukang kebun/taman (sektor informal).

Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 31 Undang-Undang Nomer 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, bahwa kegiatan Pra penempatan TKI di Luar Negeri meliputi :

a. pengurusan SIP; b. perekrutan dan seleksi;

c. pendidikan dan pelatihan kerja; d. pemeriksaan kesehatan dan psikologi; e. pengurusan dokumen;

33

g. pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); dan h. pemberangkatan.

Bahwa dalam Penempatan TKI tidak dapat dipisahkan dengan perlindungan hukum karena berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomer 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri meliputi perlindungan sebelum pemberangkatan (prapenempatan), pada saat penempatan, dan purna penempatan.

Lingkup dari masing-masing perlindungan tersebut dapat dijumpai dalam Pasal 8 Undang Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, yaitu:

Setiap calon TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk: a. bekerja di luar negeri;

b. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;

c. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri;

d. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.

e. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan.

34

f. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan;

g. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penampatan di luar negeri;

h. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal;

i. memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

j. Penempatan calon TKI/TKI di luar negeri diarahkan pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan. Penempatan calon TKI/TKI dilaksanakan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak azasi manusia, perlindungan hukum, pemerataan kesempatan kerja, dan ketersediaan tenaga kerja dengan mengutamakan kepentingan nasional.

Pelaksanaan penempatan TKI di luar negeri dapat dilakukan oleh: 1. Penempatan dilakukan Oleh Pemerintah

Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah, hanya dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara pengguna berbadan hukum di negara tujuan.

35

Perusahaan yang akan menjadi P3TKIS mendapatkan izin tertulis berupa Surat Izin Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (SIPPTKI), setelah memenuhi persyaratan :

a. berbentuk badan hukum perseorangan terbatas (PT),

b. memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan, sekurang kurangnya sebesar tiga miliar rupiah,

c. meyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar lima ratus juta rupiah pada bank pemerintah,

d. memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sekurang-kurangnya untuk tiga tahun berjalan,

e. memiliki unit pelatihan kerja, dan

f. memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.

Jadi, Penempatan TKI merupakan kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. Penempatan TKI pada pengguna perseorangan dilakukan melalui mitra usaha di negara tujuan dan dipekerjakan sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau perawat manusia lanjut usia, pengemudi, tukang kebun/taman (sektor informal). Lingkup dari masing-masing perlindungan tersebut dapat dijumpai dalam Pasal 8 Undang Undang-Undang Nomer 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri

36

Dokumen terkait