A . Pengaturan Serta Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan Perasuransian Pengaturan terhadap agen asuransi dapat ditemukan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang terdapat dalam Pasal 27angka 3 yang mengatakan bahwa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tersebut dapat ditemukan 23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi Pasal 67 “bahwa agen asuransi harus memiliki sertifikasi keagenan, yang diterima dari Asosiasi”. Asosiasi tersebut adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang merupakan induk organisasi asosiasi asuransi jiwa Indonesia dibentuk tanggal 23 januari tahun 2002. AAJI merupakan asosiasi yang bekerja sama dengan AJB Bumiputera Kota Tanjungbalai dalam hal untuk melakukan pendaftaran agen asuransi, AAJI memberikan kewenangan kepada perusahaan asuransi untuk membuat aturan lebih lanjut mengenai agen yang bekerja di perusahaannya.
Perusahaan AJB Bumiputera memiliki aturan tersendiri terhadap seorang agen asuransi yang disebut dengan Perjanjian Keagenan yang dapat dilihat dilampiran terakhir. Perjanjian Keagenan merupakan suatu perjanjian keagenan yang dilakukan antara agen dengan perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 yang bukan merupakan perjanjian ketenagakerjaan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 Perjanjian Keagenan General Agency System Hybrid AJB Bumiputera 1912.
Perjanjian ini berisikan kewajiban untuk menjual produk asuransi jiwa kepada calon pemegang polis, melakukan penagihan premi pertama dari hasil penjualan produk asuransi jiwa dan menyetorkannya kepada pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 24 jam hari kerja terhitung mulai tanggal sejak premi diterima oleh agen produksi, menyerahkan seluruh dokumen yang diterima dari calon pemegang polis/ pemegang polis oleh pihak agen produksi kepada pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam hari kerja, memberitahukan kepada pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 setiap fakta atau informasi yang diketahuinya saat ini dan yang akan datang yang berhubungan dengan penerimaan pertanggungan, memberikan informasi tentang Calon Tertanggung dan/atau pemegang polis kepada pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 sesuai dengan prinsip-prinsip underwriting atau seleksi asuransi jiwa, mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan kode etik keagenan serta bertanggung jawab penuh atas semua kegiatan yang dilaksanakannya, memenuhi ketentuan perjanjian keagenan agen produksi ini dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 termasuk dan tidak terbatas pada prosedur penjualan dan pelayanan yang saat ini berlaku dan yang akan diberlakukan oleh pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dari waktu kewaktu yang berhubungan dengan pemasaran produk, memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur kepada Calon Pemegang Polis berkenaan
dengan ketentuan-ketentuan yang menyangkut hak dan kewajiban pemegang polis dan tidak terbatas pada syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus polis, menyerahkan polis asuransi jiwa beserta berkas-berkas terkait dalam rangka pelayanan kepada pemegang polis untuk dan atas nama pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, membuat laporan harian (LAPHAR) secara tertulis tentang kegiatannya kepada pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dan menyerahkan surat jaminan dari perjanjian sesuai dengan formulir yang telah ditentukan oleh pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. 70
1 . Mendapatkan provisi penutupan dan sumbangan uang jalan produksi; Perjanjian Keagenan Agen Produksi, ini dibuat berdasarkan adanya kesepakatan seseorang agen untuk mengikatkan dirinya dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, dengan mempuyai hak dalam melaksanakan perjanjian keagenan agen produksi tersebut, terdiri dari :
2 . Mendapatkan insentif produksi;
3 . Mendapatkan asuransi kecelakaan diri;
4 . Mendapatkan sumbangan-sumbangan lain yang besarnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dituangkan di dalam surat keputusan dan peraturan pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.
Setiap perjanjian identik dengan adanya suatu kewajiban yang sekaligus menjadi peran dari pada agen asuransi. Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 juga memiliki pengaturan sendiri yang mengatur tentang kewajiban terdapat dalam Pasal 4 Perjanjian Keagenan General Agency System
Hybrid AJB Bumiputera 1912 yaitu :
70
1 . Memasarkan jasa asuransi jiwa untuk dan atas nama Perusahaan yaitu dengan memberikan penjelasan tentang program-program asuransi jiwa yang diterbitkan oleh perusahaan, syarat-syarat polis asuransi, premi, investasi, klaim serta ketentuan lainnya yang ditetapkan perusahaan kepada calon pemegang polis/ calon tertanggung.
2 . Melakukan seleksi risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku bertemu langsung kepada calon pemegang polis/ calon tertanggung dan mengungkapkan secara cermat kepada perusahaan setiap fakta dan keadaan yang diketahuinya atau yang disampaikan kepadanya oleh calon pemegang polis/calon tertanggung/ pihak lainnya terkait dengan penerimaan risiko oleh perusahaan.
3 . Membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung dalam mengisi surat permintaaan asuransi jiwa (SPAJ) dan menyerahkan surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) yang telah ditandatangani oleh calon pemegang polis dan calon tertanggung dan/atau surat pernyataan kesehatan beserta kelengkapan data/ keterangan lainnya kepada perusahaan.
4 . Mengingatkan dan membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung untuk melakukan pembayaran uang premi pertama dan premi lanjutan dari program asuransi jiwa yang dipilihnya ke rekening yang ditetapkan oleh perusahaan.
5 . Menyerahkan polis sekaligus menjelaskan isi polis dan meminta kembali surat tanda terima polis asuransi jiwa yang sudah ditandatangani oleh pemegang polis segera seteleh diterbitkan.
6 . Mengembalikan kepada perusahaan tanda terima polis yang sudah ditandatangani oleh pemegang polis dan polis yang tidak berhasil diterima oleh pemegang polis.
7 . Bertindak secara professional menjalankan usahanya dengan penuh integritas, kejujuran dan tanggung jawab serta mengutamakan kepentingan calon pemegang polis dan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
8 . Mematuhi syarat-syarat dan ketentuan serta standar aktivitas agen yang ditetapkan oleh perusahaan.
9 . Menjaga hubungan baik dengan sesama agen, karyawan dan pemegang polis dan/atau tertanggung.
1 0 . Aktif dalam mengikuti pelatihan dan koordinasi yang diselenggarakan oleh perusahaan.
1 1 . Mencapai target dan evaluasi dan/atau perubahannya (jika ada) serta menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
1 2 . Memperpanjang masa berlaku lisensi keagenandari asosiasi yang berwenang sebelum berakhirnya masa berlaku lisensi keagenan yang dimilikinya.
1 3 . Menjalankan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)/ Know Your
Customer (KYC) terhadap calon pemegang polis/ calon tertanggung,
memastikan bahwa calon pemegang polis/ calon tertanggung telah mengisi surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) dengan lengkap dan
benar, melakukan identifikasi Transaksi Keterangan Mencurigakan (TKM) dan melaporkannya kepada Perusahaan.
1 4 . Selain ketentuan pada Perjanjian ini Agentunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan dankode etik keagenan yang diterbitkan oleh instansi pemerintah/ lembaga/asosiasi yang berwenang serta prosedur-prosedur, instruksi-instruksi dan ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan dari waktu ke waktu oleh perusahaan.
Penjelasan terhadap Pasal 4 angka 2 dan juga angka 13Perjanjian Keagenan General Agency System Hybrid AJB Bumiputera 1912 kota Tanjungbalai bahwa dalam hal ini tertanggung harus bersifat transparan terhadap segala sesuatu hal dari segi pendapatan kerja, riwayat kesehatan, dan juga pekerjaan. Hal ini guna kepentingan informasi bagi perusahaan dalam hal meminimalisir kerugian perusahaan, dan untuk menghindari dari suatu kegiatan tindak pidana pencucian uang oleh tertanggung. Penjelasan Pasal 4 Perjanjian Keagenan General Agency System Hybrid AJB Bumiputera 1912 Kota Tanjungbalai, pada polis diberikan kepada pihak tertanggung, tertanggung berhak untuk menanyakan segala sesuatu hal terkait mengenai isi polis yang merupakan hak dari tiap-tiap tertanggung untuk menerima informasi yang jelas dan tidak menyesatkan bagi pihak tertanggung.
B . Problematika yang Dapat Timbul Terkait Dengan Peran Agen
Asuransi dan Dampaknya Kepada konsumen
Perkembangan ekonomi Indonesia melalui perusahaan asuransi semakin meningkat seiring dengan munculnya pemikiran dalam masyarakat mengenai suatu ketidakpastian mengenai aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Kesadaran
akan resiko yang akan terjadi itulah yang membawa masyarakat untuk terlibat dalam asuransi.
Perkembangan usaha perasuransian di suatu negara mengikuti perkembangan ekonomi masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita masyarakat, makin mampu masyarakat memiliki harta kekayaan dan makin dibutuhkan pula perlindungan keselamatannya dari ancaman bahaya. Karena pendapatan masyarakat meningkat, dengan demikian kemampuan membayar premi semain meningkat, dengan demikian, usaha perasuransian juga berkembang.71
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah, yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen. Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.72
71
Rovita Ayuningtyas, “Perlindungan Konsumen Asuransi Pasca Terbuntuknya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan”, (Magister Kenotariatan Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, hal. 3.
72
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit., hal. 34.
Oleh karena hal tersebut maka perusahaan asuransi harus lebih lagi untuk memberikan informasi yang lebih jelas terhadap sebuah produk asuransi yang dimiliki perusahaan asuransi atau agen asuransi. Agen Asuransi Berdasarkan Pasal 1 angka (28) memberikan pengertian:
“Agen Asuransi adalah orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah dan memenuhi persyaratan untuk mewakili perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah memasarkan produk asuransi atau produk asuransi syariah”.
Agen dalam melaksanakan pekerjaannya juga memiliki problematika yang berkaitan dengan perannya dan berdampak kepada konsumen, hal ini terdiri dari :
1 .Problematika dalam Pembayaran Premi Asuransi
Pembayaran premi merupakan salah satu unsur pemenuhan perjanjian asuransi, dimana pihak tertanggung melakukan pembayaran sejumlah uang (premi) kepada penanggung. Pembayaran premi sering juga menjadi suatu permasalahan yang sering timbul dalam dunia perasuransian dalam hal pelaksanaannya. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan dua cara: a . Auto Debet, dan;
b . melalui agen asuransi.
Bagi seorang tertanggung yang tidak banyak memiliki waktu luang biasanya akan memilih Auto Debet sebagai bentuk pembayaran preminya, sementara bagi orang yang memiliki waktu luang dan mempercayai agen asuransi akan lebih memilih untuk melakukan pembayaran melalui agen asuransi. Dampak pelaksanaan pembayaran premi kepada konsumen melaui dua tahapan ini juga berbeda, pelaksanaan pembayaran premi melalui auto debet dilaksanakan melalui bank, yang mana pembayaran ini pada suatu bank tertentu akan dikenakan biaya administrasi dan tidak mempererat kekerabatan antara pihak agen dan juga tertanggung.
Sedangkan melalui agen asuransi pembayaran premi tidak dikenakan biaya, dan pembayaran premi melalui perantaraan seorang agen asuransi juga semakin meningkatkan kekerabatan. Namun hal ini juga memiliki titik kelemahan dimana kecenderungan terjadinya suatu kelalaian atau juga pidana yang mengakibatkan premi yang dibayarkan oleh tertanggung melalui perantara agen tidak disetorkan ke perusahaan oleh karena hilang, atau dipergunakan guna kepentingan pribadi, hal ini akan merugikan tertanggung yang telah membayarkan premi polis asuransi.
2 .Pemenuhan target oleh agen
Agen dalam pelaksanaan pemasaran memiliki target yang harus dipenuhi untuk memenuhi kewajibannya terhadap perusahaan, dan juga untuk meningkatkan nilai komisi yang diterimanya.
Keinginan agen yang melaksanakan pemasaran secara cepat guna memenuhi target pencapaian sering mengakibatkan dampak negatif bagi konsumen. Dampak tersebut adalah penjelasan terhadap suatu produk yang tidak lengkap atau sebagian, hal ini tentu akan mengakibatkan tertanggung dikemudian hari akan merasa dirugikan apabila penjelasan yang diberikan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tertanggung.
3 .Agen asuransi yang menemukan pekerjaan baru
Agen asuransi ini akan mengakibatkan pelayanan kepada konsumen asuransi yang telah memiliki polis pada saat masih menjadi agen asuransi tidak memperoleh pelayanan dengan baik. Perilaku agen seperti ini akan merugikan tertanggung yang telah memiliki polis.
Agen yang tidak produktif juga dalam hal ini dapat berperilaku sama, dimana agen tersebut tidak lagi datang untuk memberikan pelayanan kepada konsumen asuransi.
4 .Agen asuransi yang memiliki nasabah yang berbeda daerah
Bagi tertanggung (pemegang polis) yang baru memiliki polis tentu akan merasa tidak nyaman akan hal ini, terlebih kurangnya komunikasi dikarenakan beda daerah, hal ini akan semakin rumit lagi apabila semakin banyaknya nasabah dari agen tersebut.
Kewajiban agen memenuhi tanggung jawabnyadalam halKnow Your
Customerjuga dalam hal ini akan semakin kecil, dan semakin memperbesar
kemungkinan kurang terbukanya baik agen atau pun calon tertanggung yang ingin memiliki polis dalam hal menjelaskan produk asuransi dan juga mengetahui riwayat kesehatannya.73
1 .Sebelum menerima atau membuka pintu bagi asuransi, penting bagi calon nasabah untuk terlebih dahulu memikirkan secara matang tujuan dari keberadaan uang yang dimiliki. Sebab pada prinsipnya, pada saat keberadaan finansial calon nasabah masih dalam keadaan tidak menentukan, Bambang Rudijanto, Chief Agency Director PT AJ Sequins Life, membagi-bagikan tips guna mengatasi keresahan tersebut, di mana masyarakat utamanya calon nasabah atau calon tertanggung, tidak perlu lagi mengalami ragam bentuk kegelisahan serupa dan perencanaan keuangan dimasa depan pun bisa berjalan dengan lancar. Berikut tips menghadapi agen asuransi:
73
Hasil Wawancara dengan Bapak Haojahan SUM pada PT. Prudential Life Assurance Indonesia, tanggal 13/1/2017.
maka mustahil dalam satu kesempatan bisa mendapatkan semuanya. Oleh sebab itu, penting kemudian untuk memikirkannya secara matang guna menentukan tujuan uang tersebut.
Biasanya calon nasabah atau calon tertanggung ingin memiliki polis asuransi karena telah melihat manfaat asuransi yang telah diperoleh orang disekitar lingkungannya, dan hal ini berakibat pada hilangnya fokus bagi calon nasabah untuk melakukan pertimbangan yang matang dan berakibat pada penyesalan. Faktor lingkungan atau para nasabah yang telah memiliki polis asuransi sering menjadi perhatian bagi masyarakat yang belum memiliki polis, ketika terjadi apa yang telah disepakati dalam kontrak asuransi.
2 .Pastikan untuk bersikap kritis saat menjalin interaksi dengan agen asuransi. Calon nasabah harus menanyakan secara mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan terkait mengenai produk yang ditawarkan. Sikap kritis ini bertujuan untuk menghindarkan tertanggung dari segala kerugian yang akan diterimanya setelah memiliki polis asuransi.
3 .Calon nasabah harus jujur. Begitu pula, pastikan bahwa agen asuransi yang dihadapi juga berlaku jujur. Sebab, hanya dengan kejujuran jalinan interaksi positif dan konstruktif bisa terjaga, bahkan bisa berlanjut di masa depan, atau minimalnya hingga mengarah pada keputusan membeli produk asuransi. Berlaku jujur dan bersifat kritis akan memancing orang lain untuk turut serta berlaku jujur.
Perilaku ini sangat dibutuhkan terlebih untuk melaksanakan kewajiban agen dalam hal melakukan seleksi resiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan seleksi resiko sering dilakukan suatu permasalahan serius yang dapat juga berdampak langsung kepada perusahaan dan terkadang terjadi pada sebagian agen. Seperti hal pelaksanaan pengecekan kesehatan bagi umur calon nasabah diatas 40 tahun yang tidak memberitahukan penyakit yang dideritanya pada saat pembuatan sebuah polis asuransi. Sifat jujur dan terbuka antara pihak pemegang polis pada saat memberikan informasi yang jelas merupakan suatu hal yang sering disalahgunakan oleh para nasabah atau calon nasabah.
4 .Bagi calon nasabah, penting juga untuk tidak hanya terpaku pada agen asuransi. Calon nasabah juga bisa menjalin hubungan langsung dengan perusahaan asuransi yang dipilih.
Ketergantungan kepada agen asuransi sewaktu-waktu dapat menjadi permasalahan. Misalnya dalam hal pembayaran premi selalu melalui agen, ketika suatu waktu hilangnya uang nasabah (uang premi), dengan terpaksa agen wajib mengganti sejumlah uang yang telah diterimanya dari nasabah untuk disetorkan kepada perusahaan dan hal ini berakibat langsung terhadap pemotongan dari komisi yang telah diperoleh oleh agen asuransi dari perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Pada umumnya hal seperti ini akan menjatuhkan semangat agen dalam memberikan pelayanan. 5 .Pilihlah agen yang tepat. Pastikan bahwa calon agen asuransi yang dihadapi
mempertimbangkan kemampuan finansial secara jujur dan memiliki alasan yang solid mengenai profesi yang digelutinya. Hal ini tidak lantas berniat untuk memojokkan posisi mereka sebagai agen asuransi, tetapi semata-mata untuk menilai tingkat keyakinan agen tersebut dalam menjalankan profesinya sebagai seorang agen.74
C . Perlindungan Hukum Kepada Konsumen Terkait Dengan
Problematika Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan Perasuransian. 1 .Perlindungan Oleh Perusahaan AJB Bumiputera
Pada dasarnya kontrak dibuat untuk saling menguntungkan dan bukan untuk saling merugikan salah satu pihak. Undang-undang memungkinkan pihak yang dirugikan untuk membatalkan kontrak, selayaknya wanprestasi-wanprestasi kecil atau tidak essensial tidak dijadikan alasan untuk membatalkan kontrak, melainkan hanya pemenuhan kontrak baik yang disertai tuntutan ganti rugi ataupun tidak. Penting untuk dipertimbangkan karena dalam kasus-kasus tertentu pihak yang wanprestasi dapat mengalami kerugian besar jika kontrak dibatalkan.
Untuk melindungi konsumen (tertanggung) dari sebuah kerugian yang besar akibat pembatalan kontrak maka dalam hal ini harus dilakukan upaya lain yaitu : pelaksanaan Re-check produksi kepada perusahaan asuransi. Pelaksanaan re-check produksi dapat dilakukan terhadap Wanprestasi atau tidak dipenuhinya janji baik karena di sengaja maupun tidak disengaja. Tujuan pelaksanaan recheck produksi
74
untuk melakukan peninjauan kembali terhadap ketentuan yang telah disepakati pada awal perjanjian antara agen (sebagai pemasaran) dengan tertanggung.75
a . Tahap Pemanggilan
Penyimpangan yang terjadi terhadap Perjanjian Keagenan ini berdasarkan penelitian dilapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 yaitu Kepala Cabang Kota Tanjungbalai Bapak Gestofer Situmeang penyelesaian dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
Dalam tahap ini Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Tanjungbalai melakukan pemanggilan terhadap Agen Produksi untuk menyelesaikan penyimpangan yang terjadi dengan cara kekeluargaan yaitu musyawarah untuk mencapat mufakat. Misalnya apabila agen baik agen produksi tidak melaksanakan isi perjanjian tersebut seperti penggelapan dana milik Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 maka Agen baik Agen harus mengembalikan uang yang telah digelapkannya tersebut atau apabila agen tidak mengindahkan kebutuhan yang telah disepakati antara pihak tertanggung dan agen asuransi diawal perjanjian pada saat melaksanakan prospek sebuah produk asuransi kepada pihak tertanggung oleh Agen asuransi dan mengakibatkan sebuah kerugian materil, maka pihak agen harus menggantikan kerugian yang telah dialami pihak tertanggung kepada Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kota
75
Tanjungbalai. Apabila Penyelesaian kekeluargaan ini dengan cara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka penyelesaiannya dilakukan tahap berikutnya yaitu Tahap Peringatan.
b . Tahap Peringatan
Tahap peringatan ini, terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu : Surat Peringatan Pertama secara tertulis apabila tidak diindahkan maka dilanjutkan dengan Surat Peringatan kedua dan apabila tidak juga diindahkan oleh pihak Agen Produksi maka diberikan Surat Peringatan Ketiga yang isinya Pemberhentian Agen Produksi. Surat Peringatan ini dikeluarkan oleh Kantor Wilayah yang berpusat di kota Jakarta, Pemberian Surat Peringatan Ketiga ini berkaitan pada tahap pemberhentian secara sepihak oleh Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912.
c . Tahap Pemberhentian Secara Sepihak
Tahap pemberhentian secara sepihak ini berkaitan dengan pengakhiran dan pembatalan perjanjian oleh Pihak Kesatu atau Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dalam bentuk sebagai berikut, yaitu: 1 )Lisensi Keagenan baik Agen Koordinator, Agen Produksi maupun
Agen Debit dibatalkan, diputuskan atau dicabut oleh Kantor wilayah yang berpusat di Jakarta untuk agen produksi harus dikembalikan kepada pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912;
2 )Semua dokumen, sarana prasaranan penjualan dan atribut milik pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 yang dipergunakan oleh Pihak Agen Produksi harus dikembalikan kepada pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912;
3 )Pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 mengiklankan melalui media masa atau mengirimkan pemberitahuan kepada lembaga pemerintah dan atau lembaga non pemerintah, asosiasi asuransi jiwa Indonesia, pemegang polis dan khalayak ramai bahwa pihak kedua (Agen) tidak lagi terikat perjanjian keagenan dengan pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, karenanya pihak agen produksi tidak berhak untuk melakukan kegiatan pemasaran asuransi jiwa atas nama pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
d . Tahap Ganti Rugi
Tahap ganti rugi ini, pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa bersama Bumiputera 1912 selain melakukan pemberhentian secara sepihak juga membebankan kepada pihak agen produksi untuk melaksanakan dan menyelesaikan hutang piutang yang menjadi tanggung jawabnya selambat-lambatnya 2 x 24 jam hari kerja.
Berdasarkan urang-uraian diatas, penyelesaian yang dilakukan oleh pihak kesatu yaitu dalam hal ini pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
1912 dilakukan berdasarkan apa yang telah digariskan dan dituangkan dalam perjanjian yang telah disepakati oleh pihak agen produksi. Selain itu pihak perusahaan Asuransi jiwa Bersama Bumiputera 1912 dalam penyimpangan yang terkait dengan perkara pidana telah menyerahkan kepada pihak Pengadilan negeri yang wilayah hukumnya dimana perjanjian itu dibuat dalam hal ini Pengadilan