• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Agen Asuransi (Studi Pada AJB Bumiputera 1912) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Agen Asuransi (Studi Pada AJB Bumiputera 1912) Chapter III V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KAJIAN MENGENAI PERUSAHAAN ASURANSI DAN AGEN ASURANSI

A. Profil Perusahaan AJB Bumiputera 1912

1. Sejarah Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan perusahaan

yang berdiri sejak tahun 1912 yang mana perusahaan ini bergerak di bidang

perekonomian yaitu asuransi. AJB Bumuputera 1912 adalah perusahaan asuransi

satu-satunya yang menganut sistem kepemilikan “Mutual” atau usaha bersama.

AJB Bumiputera 1912 didirikan dan dimiliki oleh dan untuk kepentingan anggota

melalui Badan Perwakilan Anggota (BPA) yang merupakan lembaga tertinggi di

AJB Bumiputera 1912.58

Gagasan tersebut dilontarkan di hadapan peserta Kongres Boedi Oetomo

pada tahun 1910 yang diterima secara bulat, walaupun belum dapat Sejarah berdirinya AJB Bumiputera 1912 berawal dari gerakan nasional

bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda, diawali oleh berdirinya Boedi

Uetomo pada tahun 1908 yang merupakan gabungan dari unsur-unsur Jong java,

Jong Sumatra, Jong Batak Bond, Jong Islamieten Bond, dan Jong Selebes.

Gerakan Boedi Uetomo telah melahirkan kesadaran nasional untuk meningkatkan

kesejahteraan bangsa Indonesia, maka lahir suatu gagasan dari seorang guru yang

bernama M.Ng. Dwijosewojo anggota Persatuan Guru-guru Hindia Belanda

(PGHB) untuk mendirikan asuransi jiwa bagi para guru pribumi.

58

(2)

mewujudkannya. Setelah itu baru pada Kongres pertama PGHB tanggal 12

Februari di Magelang, gagasan tersebut dapat direalisasi dengan terbentuknya

Onderlinge Levensverzeking Maatshappij PGHB atau disingkat dengan O. L. Mij.

PGHB yang dipelopori oleh M. Ng. Dwijosewojo, M. K. H. Soebroto dan M.

Admijojo yang kemudian menjadi AJB Bumiputera 1912.

O. L. Mij. PGHB didirikan dengan Akta Notaris De Hondt yang

berkedudukan di Yogyakarta dan sah menurut hukum sebagai suatu bentuk usaha

untuk melakukan perbuatan hukum perdata sebagaimana hak dan kewajiban

perseroan terbatas yang sah sebagai badan hukum berdasarkan Pasal 10

Keputusan Kerajaan Belanda tanggal 28 Maret 1870 No. 2 Stb. 64 sesuai surat

sekretaris Gubernur jenderal Hindia Belanda tanggal 6 April 1915. O. L. Mij.

PGHB didirikan dengan modal yang berasal dari bantuan pemerintah Hindia

Belanda.

O. L. Mij. PGHB sempat berubah nama menjadi O. L. Mij. Boemi Poetera,

kemudian diganti lagi dengan nama Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912

sampai sekarang. AJB Bumiputera 1912 dalam menjalankan usahanya telah

melaui empat masa yaitu :

a. Masa Penjajahan Belanda (1912-1942)

Pada masa AJB Bumiputera 1912 mendapat reaksi yang kurang baik dari

kolonial Belanda. Namun berkat kebulatan tekad para pengelola,

eksistensi perusahaan dapat dipertahankan bahkan semakin berkembang.

Hal itu diwujudkan dengan banyak berdirinya kantor cabang di Pulau

(3)

b. Masa Pejajahan jepang (1942-1945)

Pada masa penjajahan Jepang, AJB Bumiputera 1912 mengalami masa

stagnan dengan bergantinya mata uang dan banyaknya pengelola yang

bergabung serta aktif sebagai tentara PETA.

c. Masa Kemerdekaan dan Orde Lama (1945-1966)

Pada masa ini AJB Bumiputera 1912 mulai mengadakan perubahan dan

modernisasi dengan mengirimkan beberapa pengurusnya untuk belajar di

luar negeri. Pada tahun 1965 AJB Bumiputera 1912 mengalami peristiwa

senering, yang mana mata uang Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,00 (Kepres No.

27 Tahun 1965). Hal ini mengakibatkan perusahaan harus menjual

asetnya untuk membayar kewajibannya.

d. Masa Orde Baru sampai sekarang (1966-sekarang)

Peristiwa senering tahun 1965 yang mengakibatkan perusahaan menjual

asetnya untuk membayar semua kewajibannya, membuat AJB

Bumiputera 1912 mengalami kemunduran (side back) selama 25 tahun.

Upaya mengembalikan semua aset yang hilang memerlukan waktu

kurang lebih 20 tahun, akan tetapi dengan adanya kerja keras maka

pengembalian aset-aset tersebut dapat dicapai hanya dalam kurun waktu

8 Tahun.

Saat ini kantor pusat AJB Bumiputera 1912 terletak di Jakarta, tepatnya di

Wisma Bumiputera Lantai 18-21 Jalan Jendral Sudirman Kav. 75,Jakarta Pusat

12910 sedangkan Kantor Cabang yang menjadi objek penelitian ini berlokasi di

(4)

AJB Bumuputera 1912 juga mempunyai Falsafah, Visi dan Misi layaknya

perusahaan-perusahaan lain, terdiri dari :

a. Falsafah AJB Bumiputera 1912

1 )Idealisme

Memelihara nilai-nilai perjuangan dalam mengangkat derajat dan

martabat anak bangsa sesuai dengan sejarah berdirinya AJB

Bumiputera 1912 sebagai perusahaan perjuangan.

2 )Mutualisme

Mengedepankan sistem kebersamaan dalam mengelola perusahaan

dengan memberdayakan potensi Bumiputera sebagai manifestasi

perusahaan rakyat.

3 )Profesionalisme

Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan

mengutamakan tata kelola perusahaan yang baik dan berusaha

menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan.

b. Visi AJB Bumiputera 1912

Visi AJB Bumiputera 1912 adalah menjadi perusahaan asuransi jiwa

nasional yang kuat, modern dan menguntungkan, didukung dengan

adanya sumber daya manusia (SDM) yang professional dan mampu

menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

c. Misi AJB Bumiputera 1912

1 )Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas

(5)

2 )Menyediakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin

pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktifitas dan

peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

3 )Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk

mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.

2 .Deskripsi Pekerjaan

a . Kepala Cabang

Kepala cabang adalah seorang pejabat yang memimpin sebuah oeganisasi

kantor cabang. Kepala cabang berperan dalam melaksaakan

pengembangan organisasi keagenan, kegiatan operasional produksi,

operasional konservasi, operasional pengelolaan dana, kegiatan

administrasi keuangan, kehumasan, dan pelayanan kepada pemegang

polis, serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas

pelaksanaannya.

Tugas dan tanggung jawab kepala cabang:

1 )Melakukan recheck produksi kelapangan sesuai dengan batas

kewenangannya.

2 )Mengesahkan voucher titipan premi pertama dan menandatangani

SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa).

3 )Memastikan bahwa data/ informasi yang disampaikan adalah benar.

4 )Melakukan koordinasi dan mengelola organisasi perusahaan.

5 )Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

(6)

b . Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)

Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) adalah seorang pejabat

yang berperan dalam melaksanakan, membina, serta mengawasi dan

mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, dan juga memberikan

pelayanan kepada pemegang polis, Agen Koordinator, dan Agen.

Tugas dan tanggung jawab kepada unit administrasi dan keuangan.

1 )Memeriksa kebenaran dalam pengisian SPAJ dan kelengkapan

berkasnya.

2 )Menandatangani voucher dan berkas setoran titipan premi pertama.

3 )Bertanggung jawab atas pengiriman SPAJ dan kelengkapannya ke

depan Kantor Wilayah dan Departemen Pertanggungan.

4 )Memonitor penertiban polis.

5 )Menyelenggarakan sistem pembukuan dan pengawasan keuangan.

6 )Menyelenggarakan dan mengatur anggaran yang berkaitan dengan

pengeluaran dan penerimaan kas.

7 )Memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

8 )Melakukan analisa keuangan serta melampirkan data-data keuangan

perusahaan kepada kepala cabang.

9 )Memberikan saran-saran penyempurnaan sistem operasi, tata kerja,

dan analisa dibidang asuransi kepada kepala kantor cabang.

(7)

Agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan pengawasan,

pengendalian dan pembinaan terhadap agen-agen yang berada di bawah

koordinasinya.

Tugas dan tanggung jawab agen koordinator :

1 )Memastikan bahwa data/informasi yang disampaikan agen adalah

benar.

2 )Menerima dan berusaha mengatasi permasalahan agen dalam

menghadapi keluhan nasabah secara langsung.

3 )Bertanggung jawab langsung kepada kepala cabang.

d . Agen

Agen adalah petugas yang mengelola pertofolio polis pada suatu wilayah

debit dengan kewajiban pokok melakukan kegiatan pengutipan premi dan

pelayanan terhadap pemegang polis.

Tugas dan tanggung jawab Agen :

1 )Mencari nasabah.

2 )Melakukan seleksi awal tentang calon pemegang polis, memastikan

bahwa data yang ditulis dalam SPAJ sesuai fakta yang sebenarnya.

3 )Memberikan penjelasan cara pengisian surat permintaan asuransi jiwa

(SAJ) kepada pemegang polis.

4 )Melengkapi SPAJ dengan dokumen-dokumen sebagai berikut :

a) Fotocopy identitas diri (KTP/SIM/Pasport).

b) Kwitansi pembayaran titipan premi pertama.

(8)

5 )Menyelesaikan SPAJ beserta kelengkapannya kepada Agen

Koordinator untuk diteliti kebenaran dan kelengkapannya.

6 )Menyetorkan uang titipan premi pertama kepada kasir beserta berkas

SPAJ.

7 )Menyelesaikan kemampuan nasabah terkait dengan keuangan.

8 )Melakukan penagihan premi kepada nasabah.

9 )Melakukan pemasaran dan pelayanan kepada nasabah.

e . Kasir

Kasir adalah suatu jabatan fungsional yang berperan dalam

melaksanakan tertib administrasi, sirkulasi dan laporan keuangan.

Tugas dan tanggung jawab Kasir :

1 )Menerima uang setoran titipan premi pertama dari agen.

2 )Membubuhkan tanggal, nomor, kas, dan paraf pada kwitansi titipan

premi pertama dan SPAJ.

3 )Menandatangani bukti setoran premi.

4 )Mencatat uang pengeluaran dan pemasukan.

5 )Setoran dan pelaporan pajak serta mengelola LBK Wilayah.

6 )Bertanggung jawab kepada KUAK.

7 )Melayani seluruh transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas.

8 )Menyetor dan mengambil uang ke bank.

9 )Mengirim laporan keuangan ke kantor pusat.

(9)

Tugas dan wewenang Staf Administrasi Portofolio dan kwitansi/premi:

1 )Mencatat kwitansi premi kepada supervisor/agen

2 )Mengecek kebenaran setoran premi agen.

3 )Mengecek premi tertunda.

4 )Mencatat tanggung jawab penagihan premi secara mingguan atau

bulanan.

5 )Mencatat perkembangan portofolio kantor operasional.

6 )Membuat surat konfirmasi kepada pemegang polis.

g . Staf Administrasi Produksi

Tugas dan wewenang Staf Administrasi Produksi:

1 )Mencatat SP/provisi dalam buku produksi dan provisi.

2 )Mengecek kebenaran/ kelengkapan SPAJ.

3 )Mencatat surat-surat ke dalam buku agenda surat keluar.

4 )Mencatat stok dan penggunaan kwitansi pertama.

5 )Mencatat perkembangan produksi secara harian.

6 )Mencatat persediaan sarana operasional (SP, bonus, dan saleskit).

7 )Melaksanakan pencatatan stok kwitansi premi.

8 )Membuat polis asuransi.

9 )Menyampaikan polis dan sertifikat yang telah diteliti kepada

pemegang polis.

h . Staf Administrasi Pelayanan Umum

Tugas dan wewenang Administrasi pelayanan Umum :

(10)

2 )Membuat laporan klaim.

3 )Pinjaman polis (dicatat dalam buku peminjaman polis).

4 )Perubahan pemulihan polis (dicatat dalam buku repuli).

5 )Melayani keluhan dan konfirmasi pemegang polis.

6 )Mencatat barang-barang inventaris milik perusahaan ke dalam buku

dan membuat laporan setiap akhir tahun.

B. Kajian Mengenai Agen

1 .Pengaturan dan Proses Menjadi Agen Asuransi

Saat ini tidak ada pengaturan tersendiri terhadap suatu Agen Asuransi.

Namun OJK mempunyai suatu perencanaan untuk menerbitkan regulasi terkait

peraturan agen asuransi atau financial planner di Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus

Djaelani, mengemukan alasan perencanaan ini agar para agen asuransi yang

semakin bertambah setiap harinya dalam hal menjual suatu produk asuransi tidak

sembarangan, dan juga menjelaskan secara tuntas. Regulasi yang direncanakan ini

hanya mengatur mengenai komisi dari pada Agen Asuransi agar tidak dibayarkan

sekaligus tapi dengan cara bertahap, ini supaya si agen tetap keep contact dengan

pemegang polis. 59

“Agen asuransi adalah orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah dan memenuhi persyaratan untuk mewakili Pengaturan Agen asuransi sudah ada di atur dalam UU Nomor 40 Tahun

2014 Tentang Perasuransian Pasal 1 angka 28 mengatakan:

59

(11)

perusahaaan asuransi atau perusahaan asuransi Syariah memasarkan produk asuransiatau produk asuransi syariah.”

Pengertian ini mengandung arti bahwa agen asuransi adalah agen yang

bergerak untuk sebuah perusahaan asuransi berdasarkan persyaratan yang sudah di

tentukan oleh perusahaan asuransi tempat agen asuransi tersebut bekerja.

Lebih lanjut lagi dapat ditemukan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi Dan Pemasaran Produk

Asuransi Pasal 45 dikatakan bahwa “Perusahaan asuransi hanya dapat

memasarkan produk asuransi melalui saluran pemasaran yang salah satunya

disebutkan agen asuransi, yang memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai agen asuransi”.

Seiring dengan tugas agen sebagai penghubung antara pihak tertanggung

dan penanggung, maka dalam hal ini agen juga dituntut untuk mengenal sebuah

produk perusahaan asuransi tempat dimana agen asuransi bekerja yang bertujuan

untuk memberikan keterangan kepada penanggung manfaat yang akan

diperolehnya dari memiliki sebuah produk asuransi berdasarkan jumlah premi

yang dibayarkan oleh tertanggung.

Agen asuransi juga dapat menjadi perantara antara pihak tertanggung

dengan penanggung untuk melakukan pembayaran premi asuransi dan juga proses

pengajuan klaim terhadap nasabah asuransi yang mengalami sebuah kerugian

sebagaimana yang dicantumkan dalam polis asuransi. Untuk menjadi seorang

agen asuransi yang melaksanakan pekerjaan sebagai penghubung antara pihak

tertanggung dan pihak penanggung, haruslah melalui prosedur yang telah

(12)

Seperti hal nya perusahaan AJB Bumiputera 1912 tempat dilaksanakannya

penelitian ini. Pihak Perusahaan memiliki persyaratan yang harus dipenuhi yaitu

sebagai berikut:

a. Diharapkan minimal telah menyelesaikan pendidikan D3 atau SMA

Pendidikan juga sebagai salah satu syarat yang dapat meyakinkan sebuah

perusahaan asuransi bahwa, pihak yang ingin mencalonkan diri menjadi

agen asuransi adalah pihak yang memiliki pendidikan yang memadai

untuk melakukan kegiatan pemasaran.

Pendidikan sebagai salah satu landasan prospek yang dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat yang akan mendengarkan

penjelasan produk bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin baik

juga pandangan bagi masyarakat terhadap agen produksi yang

melaksanakan kegiatan pemasaran tersebut.

b. Mempunyai Jiwa Bisnis (Seorang Pekerja Keras)

Jiwa bisnis disini maksudnya bahwa calon agen tersebut orang yang mau

belajar dan bimbing agar dapat melakukan pemasaran dengan baik dan

memberikan kontribusi yang sesuai dengan keinginan dari pada

perusahaan AJB Bumiputera 1912.

c. Pendidikan selama 3 hari di kelas

Pendidikan yang dilakukan disini adalah pengenalan kepada calon agen

asuransi terhadap produk-produk yang dimiliki perusahaan AJB

Bumiputera 1912 kota Tanjungbalai. Pelaksanaan training ini

(13)

kisaran, alasan pelaksanaan tersebut dilaksanakan di kantor cabang AJB

Bumiputera 1912 di kota kisaran karena efisiensi terhadap waktu dan

tempat dari calon agen yang mendaftarkan diri.

d. Ujian Lisensi

Ujian Lisensi ini dilaksanakan oleh AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa

Indonesia) yang kemudian bagi agen yang telah lulus Ujian Lisensi akan

diberikan sebuah sertifikat Agen Asuransi. Pelaksanaan Ujian Lisensi ini

tidak dilaksanakan di semua daerah, hanya dapat dilakukan di Ibu Kota

Provinsi seperti Medan, Jakarta dan lainnya.

e. Praktek selama 1 Minggu

Tujuan pelaksanaan praktek ini adalah untuk memperlihatkan kepada

Agen Asuransi yang telah lulus ujian lisensi aplikasi terhadap pendidikan

yang telah diberikan oleh pihak AJB Bumiputera 1912 kota Tanjungbalai

dengan melaksanakan kegiatan pemasaran didampingi oleh senior dari

pada agen asuransi terdahulu.

f. Menandatangani kontrak agen asuransi selama 1 tahun

Pelaksanaan perjanjian ini sebagai landasan bagi agen asuransi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk asuransi yang dimiliki AJB

Bumiputera 1912. Kontrak ini dapat diakhiri oleh pihak perusahaan

(14)

Agen juga di wajibkan untuk 2 (dua) – 3 (tiga) kali datang kekantor dan

melaksanakan prospek.60

2 .Tanggung jawab Agen Terhadap Perusahaan Asuransi dan Nasabah Agen yang telah habis masa kontraknya akan di tentukan oleh perusahaan

terhadap perpanjangan kontraknya. Agen yang produktif akan diberikan

perpanjangan kontrak selama 1 tahun. Sedangkan agen yang kurang produktif

biasanya diberikan perpanjangan kontrak selama 3 bulan sebagai bentuk toleransi

perusahaan terhadap agen asuransi dan melihat perubahan kenerja agen tersebut,

apabila agen tersebut kembali produktif maka perusahaan akan memperpanjang

masa kontrak agen tersebut selama 1 Tahun. Terhadap agen yang tidak produktif,

akan dilakukan pemutusan kontrak oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912.

Ketentuan ini adalah hal yang harus diperhatikan oleh calon tertanggung

yang ingin memiliki polis asuransi dari perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang

dipasarkan oleh agen asuransi atau paling tidaknya calon tertanggung

memperhatikan kartu lisensi yang dimiliki oleh agen asuransi bumiputera yang

diterima oleh agen pada saat melakukan ujian lisensi.

Setiap Pekerjaan apapun itu wajib memiliki tanggung jawab yang harus

dipikulnya guna kepentingan perusahaan tempat seseorang itu bekerja. Terlebih

bagi perusahaan asuransi tanggung jawab yang dipikul oleh agen asuransi

merupakan salah satu penentu keberhasilan perusahaan terkait pelaksanaan sebuah

60

(15)

kegiatan pemasaran sebuah produk asuransi yang dimiliki oleh perusahaan

asuransi.61

Agen tidak mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah atau

membatalkan perjanjian apa pun, atau menghapuskan atau menimbulkan

kewajiban atau utang atau piutang perusahaan. Agen dilarang untuk melakukan

negosiasi, mengikatkan diri ke dalam kontrak dan/atau perjanjian untuk dan atas

nama perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan tidak akan terikat kontrak dan atau

perjanjian apapun yang dibuat oleh agen diluar kewenangan yang diberikan.62

a. Kunjungan langsung. Kunjungan langsung merupakan kegiatan

mengunjungi calon nasabah tanpa membuat janji sebelumnya. Kegiatan

ini adalah kegiatan yang sangat sulit dilakukan dan hanya para agen yang

berpengalaman pada umumnya yang biasa melaksanakannya. Umumnya

kegiatan ini dilakukan para agen untuk mengisi waktu luang guna

mengasah kemahirannya dalam melakukan teknik pendekatan.

Keberhasilan Perusahaan juga merupakan hal yang dapat ditinjau dari

pemenuhan hak dari pada calon tertanggung yang dilaksanakan oleh perusahaan

melalui karyawan-karyawan (agen asuransi) yang dimiliki oleh perusahaan

asuransi dengan memberikan pelayanan terbaik supaya nasabah merasa puas dan

merasa aman dengan pelayanan yang ramah disertai dengan tanggung jawab yang

tinggi terhadap suatu pekerjaan keagenan.

Keberhasilan perusahaan ditinjau dari kepuasaan nasabah terhadap

pelaksanaan tanggung jawab agen asuransi yang terdiri dari :

61

Ketut Sendra, Panduan Sukses Menjual Asuransi, (Jakarta: PPM, 2002), hal. 80.

62

(16)

b. Pendekatan. Kegiatan agen asuransi dalam tahap awal ini adalah

melakukan kegiatan dengan menghubungi atau melakukan komunikasi

guna menciptakan aset yang akan dikelolanya. Konsep pendekatan sangat

besar peranananya dalam pemasaran sebuah produk.

c. Penyerahan Polis. Pelayanan secara aktual dimulai sejak polis

diserahkan kepada nasabah. Oleh karena itu, seorang agen asuransi harus

berani mengeluarkan biaya guna memberikan pelayanan serta menjalin

hubungan yang baik dengan nasabah.63

1 )Layani dan jawab dengan jujur semua pertanyaan serta keluhannya atas produk dan pelayanan yang kita berikan.

Berikut ini kunci keberhasilan

seorang agen agar dapat menjadi pelayanan yang bagi bagi nasabahnya

yaitu :

2 )Hindari perdebatan dengan nasabah perihal konsep asuransi, sebab mereka akan selalu bertanya karena belum memahami fungsi dan manfaat asuransi.

3 )Berikan perhatian dan pemahaman akan resiko, masa depan, cita-cita dan harapan untuk nasabah.

4 )Senantiasa bersikap optimis terhadap nasabah dan lakukan pelayanan secara pribadi seperti saudara sendiri.64

Asuransi AJB sendiri mencantumkan tanggung jawab agen kedalam

perjanjian keagenan general agency system hybrid ajb Bumiputera 1912 yang

terdapat didalam Pasal 4 sebagai kewajiban agen yg terdiri dari :

a . Memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama Perusahaan yaitu dengan

memberikan penjelasan tentang program-program asuransi jiwa yang

diterbitkan oleh Perusahaan, syarat-syarat polis asuransi, premi, investasi,

63

Ketut Sendra, Op.Cit., hal. 98.

64

(17)

klaim serta ketentuan lainnya yang ditetapkan Perusahaan kepada Calon

Pemegang Polis/ Calon Tertanggung.

Memberikan penjelasan disini memiliki maksud penyampaian informasi

membingungkan calon tertanggung atau tertanggung, hal ini dapat berupa

memberikan penjelasan baik dalam hal keuntungan bagi calon

tertanggung atau tertanggung supaya segera memiliki polis asuransi,

tetapi juga memberikan penjelasan terhadap segala kendala dari produk

yang diterima oleh calon tertanggung/ tertanggung.

Pada saat melakukan penjelasan agen juga harus mencari tahu pegolahan

informasi yang diterima konsumen melalui lima (5) tahapan menurut

William Mc Guire:

1 )Tahap Pemaparan, adalah kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar

untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen.Stimulus dapat

berbentuk iklan, kemasan, merek. Stimulus adalah input apapun yang

datang dari pemasar yang disampaikan kepada konsumen melalui

berbagai media seperti toko iklan luar ruang, televisi, radio, koran,

majalah dan lain-lain.

2 )Perhatian, Tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima

konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan

pengolahan stimulus. Maka dari itu agen harus berupaya merebut

perhatian konsumen dengan agar membaca, melihat dan

mendengarkan apa yang disampaikan oleh agen.65

65

(18)

3 )Pemahaman, adalah usaha konsumen untuk mengartikan atau

menginterpretasikan setiap penjelasan dan informasi yang diterima

oleh calon tertanggung/ tertanggung.

4 )Penerimaan, setelah melihat memperhatikan dan memahami

penjelasan maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai

penjelasan dari setiap informasi yang diberikan.

5 )Retensi, proses memindahkan informasi ke memori jangka panjang.

Salomon mengemukakan pendapatnya bahwa memori melibatkan

sebuah proses untuk mengumpulkan informasi dan menyimpannya

berulang kali sehingga suatu saat bisa digunakan kembali saat

dibutuhkan.66

Penjelasan terhadap pengolahan informasi diatas mengemukakan bahwa,

dalam hal penjelasan dan pemaparan sebuah produk asuransi yang ditawarkan

oleh agen asuransi harus bersifat menyeluruh hal ini bertujuan untuk menghindari

adanya kesalahan dalam menafsirkan atau mengartikan setiap penjelasan dan

meminimalisir sebuah kerugian bagi konsumen.

a . Melakukan seleksi risiko sesuai dengan cara bertemu secara langsung

kepada calon tertanggung atau kepada calon nasabah terkait dengan

penerimaan risiko oleh perusahaan.

b . Membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung dalammengisi surat

SPAJ dan menyerahkan yang telah ditandatangni oleh calon pemegang

66

(19)

polis dan calon tertanggung dan/atau surat pernyataan kesehatan beserta

kelengkapan data/ keterangan lainnya kepada perusahaan.

c . Mengingatkan dan membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung

untuk melakukan pembayaran premi.

d . Menyerahkan polis sekaligus menjelaskan isi polis dan meminta kembali

surat tanda terima polis asuransi jiwa yang sudah ditandatangani oleh

pemegang polis.

e . Mengembalikan kepada perusahaan tanda terima polis yang sudah

diterima.

f . Bertindak secara professional dan menjalankan usahanya dengan penuh

integritas, dan tanggung jawab serta mengutamakan kepentingan calon

pemegang polis dan perusahaan di atas kepentingan.

Hal ini juga menjadi landasan bagi calon pemegang polis untuk

menerima informasi yang selengkapnya tanpa adanya suatu hal yang

ditutupi guna kepentingan agen asuransi.

g . Mematuhi syarat-syarat dan ketentuan serrta standar aktivitas agen yang

ditetapkan oleh perusahaan.

h . Menjaga hubungan baik dengan sesama agen karyawan, dan pemegang

polis dan/atau tertanggung.

i . Aktif dalam mengikuti pelatihan dan koordinasi yang diselenggarakan

(20)

j . Memperpanjang masa berlaku lisensi keagenan dari asosiasi yang

berwenang sebelum berakhirnya masa berlaku lisensi keagenan yang

dimilikinya.

k . Menjalankan ketentuan prinsip mengenal nasabah (Know Your

Customer).Ketentuan berkaitan dengan ketentuan yang sebelumnya

menjaga hubungan baik dengan pemegang polis dan/atau tertanggung

l . Selain ketentuan pada perjanjian ini agen tunduk pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan kode etik

keagenan yang diterbitkan oleh lembaga/ asosiasi yang berwenang.

Memahami dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan memberikan

pelayanan yang sesuai kebutuhan nasabah merupakan hal yang terpenting dalam

dunia perasuransian. Tanpa pelayanan berkualitas tinggi maka agen akan

ditinggalkan pelanggannya, dan mengakibatkan tidak terpenuhinya suatu target

yang telah direncanakan perusahaan ( dengan kata lain, semakin bagus pelayanan,

semakin tinggi permintaan masyarakat untuk memiliki sebuah polis asuransi,

disertai juga dengan tercapainya target pemasaran sebuah perusahaan asuransi

tersebut). Pelayanan bagi konsumen disini bukan sekedar kemampuan

memberikan pelayanan yang ramah, tetapi pelayanan dalam ragam produk yang

dapat membantu nasabah menyelesaikan urusannya dalam hal bertransaksi dan

(21)

3 .Kode Etik Agen Asuransi dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia atau dikenal dengan nama “AAJI”

mempunyai pengaturan tersendiri terhadap suatu kode etik agen asuransi dalam

menawarkan jasa asuransi kepada masyarakat yang terdiri dari :

a. Mengikuti asuransi jiwa memberikan suatu yang tidak pasti menjadi pasti dengan diberikan jaminan perlindungan untuk hari tua dan keperluan suatu saat yang sangat diperlukan, karena itu agen tidak akan memberikan penjelasan yang bersifat dapat menyesatkan masyarakat. b. Tingkat kesadaran masyarakat ber-asuransi jiwa tidak lepas dari tingkat

kemampuan agen dalam memberikan penjelasan yang tidak bersifat bujukan atau paksaan, cara pemberian pelayanan, sikap menempatkan kepentingan masyarakat, sebelum dan selama asuransi berlaku, karena itu agen akan selalu belajar menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan, akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya serta akan menempatkan kepentingan masyarakat, khususnya kepentingan pemegang polis di atas kepentingan pribadi.

c. Perilaku agen akan sangat mempengaruhi tingkat ketahanan pemegang polis untuk mendapat manfaat asuransi jiwa. Karena itu agen tidak akan melakukan tindakan yang bersifat dapat merugikan pemegang polis maupun teman seprofesi agen.

d. Profesi agen sebagai usaha penunjang, merupakan perpanjangan tangan dan ujung tombak perusahaan asuransi jiwa, yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi sumber penghasilan bagi para agen. Karena itu agen merasa ikut memiliki, dan akan menjaga nama baik serta bertanggung jawab untuk mengembangkan perusahaan asuransi jiwa yang di ageninya.

e. Agen sebagai profesi akan menjaga nama baik profesi agar profesi agen dapat berperan serta secara aktif dalam menghimpun dana untuk keperluan pembangunan nasional.

f. Kami para agen, akan berperilaku sebagaimana butir-butir kode etik diatas, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanggung jawab kepada diri sendiri dan keluarga, tanggung jawab kepada pemerintah, tanggung jawab kepada perusahaan yang diageni dan tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Adapun kaitan agen asuransi AJB Bumiputera 1912 dengan kode etik

asosiasi asuransi jiwa Indonesia (AAJI), bahwa AAJI sebagai asosiasi yang

(22)

serta memiliki wewenang untuk membuat kode etik sesuai dengan

kewenangannya.

Adapun sanksi pelanggaran yang akan diberikan terhadap pelanggaran ini

dapat berupa sanksi teguran lisan dan/atau tertulis, penghentian sementara

aktifitas keagenan, dan mengakhiri perjanjian kerjasama secara sepihak. Tidak

hanya itu saja, AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) dapat mengenakan denda

terhadap sebuah pelanggaran kode etik yang melaksasnakan poaching dan

twisting.

Poaching adalah praktik membajak agen asuransi dari satu perusahaan lain

tanpa ada jeda waktu. Biasanya praktik ini disertai dengan twisting, yaitu

memindahkan polis nasabah dari perusahaan asuransi lama ke tempat agen yang

telah pindah perusahaan asuransi tersebut. Agen yang terbukti poaching kena

denda sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan agen yang

terbukti twisting wajib membayar kepada perusahaan asuransi jiwa yang dirugikan

sebesar 10 kali jumlah total premi untuk sisa masa pembayaran premi. Atau

minimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per polisnya.67

Denda ini bertujuan untuk melindungi kepentingan perusahaan asuransi

tempat dimana agen produksi (agen asuransi) bekerja. Hingga 19 Agustus 2016

tercatat 513.000 (lima ratus tiga belas ribu) orang jadi agen asuransi jiwa di

Republik Indonesia. Tujuan dari penerapan denda ini untuk melindungi

67

Jakarta, Kompas.com, Denda Besar Agen Meresahkan Asuransi, Senin, 13 Mei 2013, 14:41 WIB,

(23)

perusahaan dari itikad buruk dari pada calon agen asuransi yang terdiri dari

513.000 (lima ratus tiga belas ribu) orang agen asuransi.68

4 .Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Agen Asuransi

Pembinaan terhadap agen asuransi dilakukan pada saat ingin mendaftarkan

dan setelah mendaftarkan diri menjadi agen asuransi. Saat mendaftarkan diri agen

biasanya dibina selama 3 (tiga) hari mengenai produk asuransi dan persiapan

untuk melaksanakan ujian lisensi. Sedangkan pada saat setelah menjadi agen

asuransi pembinaan yang dilakukan adalah dengan cara konsultasi atau mengikuti

pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912.69

Adapun bentuk disiplin dan pengawasan ini bukan saja hanya datang

kekantor 3 (tiga) atau 2 (dua) kali dalam satu minggu tetapi juga dengan

melaksanakan prospek, sebagai bentuk pelaksanaan perjanjian keagenan yang

telah disepakati. Kegiatan pendampingan dalam hal ini dapat dilakukan untuk

meningkatkan kepercayaan diri dari pada agen asuransi yang baru dalam

pelaksanaan kewajibannya sebagai agen.

Pengawasan yang dilakukan adalah dengan memberikan arahan kepada agen

asuransi untuk datang ke kantor AJB Bumiputera 3 (tiga) atau 2 (dua) kali dalam

satu minggu sebagai bentuk disiplin lapangan dan pengawasan yang dilakukan

oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 kota Tanjungbalai.

68

Detik.com, 513.000 Orang Jadii Agen Asuransi Jiwa di RI, Jumat 19 Agustus 2016, 13:40 WIB, http://m.detik.com/finance/moneter/3278904/51300-orang -jadi-agen-asuransi-jiwa-di-ri?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C6071518522 diakses tanggal 21 Desember 2016, 04.37 WIB

69

(24)

BAB IV

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KEGIATAN PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH AGEN

A . Pengaturan Serta Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan Perasuransian

Pengaturan terhadap agen asuransi dapat ditemukan dalam Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang terdapat dalam Pasal 27angka

3 yang mengatakan bahwa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tersebut dapat ditemukan

23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi

Pasal 67 “bahwa agen asuransi harus memiliki sertifikasi keagenan, yang diterima

dari Asosiasi”. Asosiasi tersebut adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)

yang merupakan induk organisasi asosiasi asuransi jiwa Indonesia dibentuk

tanggal 23 januari tahun 2002. AAJI merupakan asosiasi yang bekerja sama

dengan AJB Bumiputera Kota Tanjungbalai dalam hal untuk melakukan

pendaftaran agen asuransi, AAJI memberikan kewenangan kepada perusahaan

asuransi untuk membuat aturan lebih lanjut mengenai agen yang bekerja di

perusahaannya.

Perusahaan AJB Bumiputera memiliki aturan tersendiri terhadap seorang

agen asuransi yang disebut dengan Perjanjian Keagenan yang dapat dilihat

dilampiran terakhir. Perjanjian Keagenan merupakan suatu perjanjian keagenan

yang dilakukan antara agen dengan perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912 yang bukan merupakan perjanjian ketenagakerjaan sebagaimana

yang tercantum dalam Pasal 1 Perjanjian Keagenan General Agency System

(25)

Perjanjian ini berisikan kewajiban untuk menjual produk asuransi jiwa

kepada calon pemegang polis, melakukan penagihan premi pertama dari hasil

penjualan produk asuransi jiwa dan menyetorkannya kepada pihak Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dalam waktu selambat-lambatnya

1 x 24 jam hari kerja terhitung mulai tanggal sejak premi diterima oleh agen

produksi, menyerahkan seluruh dokumen yang diterima dari calon pemegang

polis/ pemegang polis oleh pihak agen produksi kepada pihak perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dalam waktu selambat-lambatnya

2 x 24 jam hari kerja, memberitahukan kepada pihak perusahaan Asuransi Jiwa

Bersama (AJB) Bumiputera 1912 setiap fakta atau informasi yang diketahuinya

saat ini dan yang akan datang yang berhubungan dengan penerimaan

pertanggungan, memberikan informasi tentang Calon Tertanggung dan/atau

pemegang polis kepada pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912 sesuai dengan prinsip-prinsip underwriting atau seleksi asuransi

jiwa, mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik

Indonesia dan kode etik keagenan serta bertanggung jawab penuh atas semua

kegiatan yang dilaksanakannya, memenuhi ketentuan perjanjian keagenan agen

produksi ini dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 termasuk dan tidak terbatas pada

prosedur penjualan dan pelayanan yang saat ini berlaku dan yang akan

diberlakukan oleh pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dari

waktu kewaktu yang berhubungan dengan pemasaran produk, memberikan

(26)

dengan ketentuan-ketentuan yang menyangkut hak dan kewajiban pemegang polis

dan tidak terbatas pada syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus polis,

menyerahkan polis asuransi jiwa beserta berkas-berkas terkait dalam rangka

pelayanan kepada pemegang polis untuk dan atas nama pihak Asuransi Jiwa

Bersama (AJB) Bumiputera 1912, membuat laporan harian (LAPHAR) secara

tertulis tentang kegiatannya kepada pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912 dan menyerahkan surat jaminan dari perjanjian sesuai dengan

formulir yang telah ditentukan oleh pihak Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912. 70

1 . Mendapatkan provisi penutupan dan sumbangan uang jalan produksi; Perjanjian Keagenan Agen Produksi, ini dibuat berdasarkan adanya

kesepakatan seseorang agen untuk mengikatkan dirinya dengan Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, dengan mempuyai hak dalam

melaksanakan perjanjian keagenan agen produksi tersebut, terdiri dari :

2 . Mendapatkan insentif produksi;

3 . Mendapatkan asuransi kecelakaan diri;

4 . Mendapatkan sumbangan-sumbangan lain yang besarnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dituangkan di dalam surat keputusan dan peraturan pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

Setiap perjanjian identik dengan adanya suatu kewajiban yang sekaligus

menjadi peran dari pada agen asuransi. Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912 juga memiliki pengaturan sendiri yang mengatur tentang

kewajiban terdapat dalam Pasal 4 Perjanjian Keagenan General Agency System

Hybrid AJB Bumiputera 1912 yaitu :

70

(27)

1 . Memasarkan jasa asuransi jiwa untuk dan atas nama Perusahaan yaitu dengan memberikan penjelasan tentang program-program asuransi jiwa yang diterbitkan oleh perusahaan, syarat-syarat polis asuransi, premi, investasi, klaim serta ketentuan lainnya yang ditetapkan perusahaan kepada calon pemegang polis/ calon tertanggung.

2 . Melakukan seleksi risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku bertemu langsung kepada calon pemegang polis/ calon tertanggung dan mengungkapkan secara cermat kepada perusahaan setiap fakta dan keadaan yang diketahuinya atau yang disampaikan kepadanya oleh calon pemegang polis/calon tertanggung/ pihak lainnya terkait dengan penerimaan risiko oleh perusahaan.

3 . Membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung dalam mengisi surat permintaaan asuransi jiwa (SPAJ) dan menyerahkan surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) yang telah ditandatangani oleh calon pemegang polis dan calon tertanggung dan/atau surat pernyataan kesehatan beserta kelengkapan data/ keterangan lainnya kepada perusahaan.

4 . Mengingatkan dan membantu calon pemegang polis/ calon tertanggung untuk melakukan pembayaran uang premi pertama dan premi lanjutan dari program asuransi jiwa yang dipilihnya ke rekening yang ditetapkan oleh perusahaan.

5 . Menyerahkan polis sekaligus menjelaskan isi polis dan meminta kembali surat tanda terima polis asuransi jiwa yang sudah ditandatangani oleh pemegang polis segera seteleh diterbitkan.

6 . Mengembalikan kepada perusahaan tanda terima polis yang sudah ditandatangani oleh pemegang polis dan polis yang tidak berhasil diterima oleh pemegang polis.

7 . Bertindak secara professional menjalankan usahanya dengan penuh integritas, kejujuran dan tanggung jawab serta mengutamakan kepentingan calon pemegang polis dan perusahaan di atas kepentingan pribadi.

8 . Mematuhi syarat-syarat dan ketentuan serta standar aktivitas agen yang ditetapkan oleh perusahaan.

9 . Menjaga hubungan baik dengan sesama agen, karyawan dan pemegang polis dan/atau tertanggung.

1 0 . Aktif dalam mengikuti pelatihan dan koordinasi yang diselenggarakan oleh perusahaan.

1 1 . Mencapai target dan evaluasi dan/atau perubahannya (jika ada) serta menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

1 2 . Memperpanjang masa berlaku lisensi keagenandari asosiasi yang berwenang sebelum berakhirnya masa berlaku lisensi keagenan yang dimilikinya.

1 3 . Menjalankan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)/ Know Your

Customer (KYC) terhadap calon pemegang polis/ calon tertanggung,

(28)

benar, melakukan identifikasi Transaksi Keterangan Mencurigakan (TKM) dan melaporkannya kepada Perusahaan.

1 4 . Selain ketentuan pada Perjanjian ini Agentunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan dankode etik keagenan yang diterbitkan oleh instansi pemerintah/ lembaga/asosiasi yang berwenang serta prosedur-prosedur, instruksi-instruksi dan ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan dari waktu ke waktu oleh perusahaan.

Penjelasan terhadap Pasal 4 angka 2 dan juga angka 13Perjanjian

Keagenan General Agency System Hybrid AJB Bumiputera 1912 kota

Tanjungbalai bahwa dalam hal ini tertanggung harus bersifat transparan

terhadap segala sesuatu hal dari segi pendapatan kerja, riwayat kesehatan,

dan juga pekerjaan. Hal ini guna kepentingan informasi bagi perusahaan

dalam hal meminimalisir kerugian perusahaan, dan untuk menghindari

dari suatu kegiatan tindak pidana pencucian uang oleh tertanggung.

Penjelasan Pasal 4 Perjanjian Keagenan General Agency System Hybrid

AJB Bumiputera 1912 Kota Tanjungbalai, pada polis diberikan kepada

pihak tertanggung, tertanggung berhak untuk menanyakan segala sesuatu

hal terkait mengenai isi polis yang merupakan hak dari tiap-tiap

tertanggung untuk menerima informasi yang jelas dan tidak menyesatkan

bagi pihak tertanggung.

B . Problematika yang Dapat Timbul Terkait Dengan Peran Agen

Asuransi dan Dampaknya Kepada konsumen

Perkembangan ekonomi Indonesia melalui perusahaan asuransi semakin

meningkat seiring dengan munculnya pemikiran dalam masyarakat mengenai

(29)

akan resiko yang akan terjadi itulah yang membawa masyarakat untuk terlibat

dalam asuransi.

Perkembangan usaha perasuransian di suatu negara mengikuti

perkembangan ekonomi masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan per

kapita masyarakat, makin mampu masyarakat memiliki harta kekayaan dan makin

dibutuhkan pula perlindungan keselamatannya dari ancaman bahaya. Karena

pendapatan masyarakat meningkat, dengan demikian kemampuan membayar

premi semain meningkat, dengan demikian, usaha perasuransian juga

berkembang.71

Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran

konsumen akan haknya masih rendah, yang disebabkan oleh rendahnya

pendidikan konsumen. Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut dapat

mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang

dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas

bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui

kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan

konsumen.72

71

Rovita Ayuningtyas, “Perlindungan Konsumen Asuransi Pasca Terbuntuknya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan”, (Magister Kenotariatan Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, hal. 3.

72

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit., hal. 34.

Oleh karena hal tersebut maka perusahaan asuransi harus lebih lagi untuk

memberikan informasi yang lebih jelas terhadap sebuah produk asuransi yang

dimiliki perusahaan asuransi atau agen asuransi. Agen Asuransi Berdasarkan

(30)

“Agen Asuransi adalah orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah dan memenuhi persyaratan untuk mewakili perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah memasarkan produk asuransi atau produk asuransi syariah”.

Agen dalam melaksanakan pekerjaannya juga memiliki problematika yang

berkaitan dengan perannya dan berdampak kepada konsumen, hal ini terdiri dari :

1 .Problematika dalam Pembayaran Premi Asuransi

Pembayaran premi merupakan salah satu unsur pemenuhan perjanjian

asuransi, dimana pihak tertanggung melakukan pembayaran sejumlah uang

(premi) kepada penanggung. Pembayaran premi sering juga menjadi suatu

permasalahan yang sering timbul dalam dunia perasuransian dalam hal

pelaksanaannya. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan dua cara:

a . Auto Debet, dan;

b . melalui agen asuransi.

Bagi seorang tertanggung yang tidak banyak memiliki waktu luang biasanya

akan memilih Auto Debet sebagai bentuk pembayaran preminya, sementara

bagi orang yang memiliki waktu luang dan mempercayai agen asuransi akan

lebih memilih untuk melakukan pembayaran melalui agen asuransi. Dampak

pelaksanaan pembayaran premi kepada konsumen melaui dua tahapan ini

juga berbeda, pelaksanaan pembayaran premi melalui auto debet

dilaksanakan melalui bank, yang mana pembayaran ini pada suatu bank

tertentu akan dikenakan biaya administrasi dan tidak mempererat

(31)

Sedangkan melalui agen asuransi pembayaran premi tidak dikenakan biaya,

dan pembayaran premi melalui perantaraan seorang agen asuransi juga

semakin meningkatkan kekerabatan. Namun hal ini juga memiliki titik

kelemahan dimana kecenderungan terjadinya suatu kelalaian atau juga

pidana yang mengakibatkan premi yang dibayarkan oleh tertanggung

melalui perantara agen tidak disetorkan ke perusahaan oleh karena hilang,

atau dipergunakan guna kepentingan pribadi, hal ini akan merugikan

tertanggung yang telah membayarkan premi polis asuransi.

2 .Pemenuhan target oleh agen

Agen dalam pelaksanaan pemasaran memiliki target yang harus dipenuhi

untuk memenuhi kewajibannya terhadap perusahaan, dan juga untuk

meningkatkan nilai komisi yang diterimanya.

Keinginan agen yang melaksanakan pemasaran secara cepat guna memenuhi

target pencapaian sering mengakibatkan dampak negatif bagi konsumen.

Dampak tersebut adalah penjelasan terhadap suatu produk yang tidak

lengkap atau sebagian, hal ini tentu akan mengakibatkan tertanggung

dikemudian hari akan merasa dirugikan apabila penjelasan yang diberikan

tersebut tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tertanggung.

3 .Agen asuransi yang menemukan pekerjaan baru

Agen asuransi ini akan mengakibatkan pelayanan kepada konsumen

asuransi yang telah memiliki polis pada saat masih menjadi agen asuransi

tidak memperoleh pelayanan dengan baik. Perilaku agen seperti ini akan

(32)

Agen yang tidak produktif juga dalam hal ini dapat berperilaku sama,

dimana agen tersebut tidak lagi datang untuk memberikan pelayanan kepada

konsumen asuransi.

4 .Agen asuransi yang memiliki nasabah yang berbeda daerah

Bagi tertanggung (pemegang polis) yang baru memiliki polis tentu akan

merasa tidak nyaman akan hal ini, terlebih kurangnya komunikasi

dikarenakan beda daerah, hal ini akan semakin rumit lagi apabila semakin

banyaknya nasabah dari agen tersebut.

Kewajiban agen memenuhi tanggung jawabnyadalam halKnow Your

Customerjuga dalam hal ini akan semakin kecil, dan semakin memperbesar

kemungkinan kurang terbukanya baik agen atau pun calon tertanggung yang

ingin memiliki polis dalam hal menjelaskan produk asuransi dan juga

mengetahui riwayat kesehatannya.73

1 .Sebelum menerima atau membuka pintu bagi asuransi, penting bagi calon

nasabah untuk terlebih dahulu memikirkan secara matang tujuan dari

keberadaan uang yang dimiliki. Sebab pada prinsipnya, pada saat

keberadaan finansial calon nasabah masih dalam keadaan tidak menentukan, Bambang Rudijanto, Chief Agency Director PT AJ Sequins Life,

membagi-bagikan tips guna mengatasi keresahan tersebut, di mana masyarakat utamanya

calon nasabah atau calon tertanggung, tidak perlu lagi mengalami ragam bentuk

kegelisahan serupa dan perencanaan keuangan dimasa depan pun bisa berjalan

dengan lancar. Berikut tips menghadapi agen asuransi:

73

(33)

maka mustahil dalam satu kesempatan bisa mendapatkan semuanya. Oleh

sebab itu, penting kemudian untuk memikirkannya secara matang guna

menentukan tujuan uang tersebut.

Biasanya calon nasabah atau calon tertanggung ingin memiliki polis

asuransi karena telah melihat manfaat asuransi yang telah diperoleh orang

disekitar lingkungannya, dan hal ini berakibat pada hilangnya fokus bagi

calon nasabah untuk melakukan pertimbangan yang matang dan berakibat

pada penyesalan. Faktor lingkungan atau para nasabah yang telah memiliki

polis asuransi sering menjadi perhatian bagi masyarakat yang belum

memiliki polis, ketika terjadi apa yang telah disepakati dalam kontrak

asuransi.

2 .Pastikan untuk bersikap kritis saat menjalin interaksi dengan agen asuransi.

Calon nasabah harus menanyakan secara mendalam mengenai informasi

yang dibutuhkan terkait mengenai produk yang ditawarkan. Sikap kritis ini

bertujuan untuk menghindarkan tertanggung dari segala kerugian yang akan

diterimanya setelah memiliki polis asuransi.

3 .Calon nasabah harus jujur. Begitu pula, pastikan bahwa agen asuransi yang

dihadapi juga berlaku jujur. Sebab, hanya dengan kejujuran jalinan interaksi

positif dan konstruktif bisa terjaga, bahkan bisa berlanjut di masa depan,

atau minimalnya hingga mengarah pada keputusan membeli produk

asuransi. Berlaku jujur dan bersifat kritis akan memancing orang lain untuk

(34)

Perilaku ini sangat dibutuhkan terlebih untuk melaksanakan kewajiban agen

dalam hal melakukan seleksi resiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pelaksanaan seleksi resiko sering dilakukan suatu permasalahan serius yang

dapat juga berdampak langsung kepada perusahaan dan terkadang terjadi

pada sebagian agen. Seperti hal pelaksanaan pengecekan kesehatan bagi

umur calon nasabah diatas 40 tahun yang tidak memberitahukan penyakit

yang dideritanya pada saat pembuatan sebuah polis asuransi. Sifat jujur dan

terbuka antara pihak pemegang polis pada saat memberikan informasi yang

jelas merupakan suatu hal yang sering disalahgunakan oleh para nasabah

atau calon nasabah.

4 .Bagi calon nasabah, penting juga untuk tidak hanya terpaku pada agen

asuransi. Calon nasabah juga bisa menjalin hubungan langsung dengan

perusahaan asuransi yang dipilih.

Ketergantungan kepada agen asuransi sewaktu-waktu dapat menjadi

permasalahan. Misalnya dalam hal pembayaran premi selalu melalui agen,

ketika suatu waktu hilangnya uang nasabah (uang premi), dengan terpaksa

agen wajib mengganti sejumlah uang yang telah diterimanya dari nasabah

untuk disetorkan kepada perusahaan dan hal ini berakibat langsung terhadap

pemotongan dari komisi yang telah diperoleh oleh agen asuransi dari

perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Pada umumnya hal

seperti ini akan menjatuhkan semangat agen dalam memberikan pelayanan.

5 .Pilihlah agen yang tepat. Pastikan bahwa calon agen asuransi yang dihadapi

(35)

mempertimbangkan kemampuan finansial secara jujur dan memiliki alasan

yang solid mengenai profesi yang digelutinya. Hal ini tidak lantas berniat

untuk memojokkan posisi mereka sebagai agen asuransi, tetapi semata-mata

untuk menilai tingkat keyakinan agen tersebut dalam menjalankan

profesinya sebagai seorang agen.74

C . Perlindungan Hukum Kepada Konsumen Terkait Dengan

Problematika Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan Perasuransian.

1 .Perlindungan Oleh Perusahaan AJB Bumiputera

Pada dasarnya kontrak dibuat untuk saling menguntungkan dan bukan untuk

saling merugikan salah satu pihak. Undang-undang memungkinkan pihak yang

dirugikan untuk membatalkan kontrak, selayaknya wanprestasi-wanprestasi kecil

atau tidak essensial tidak dijadikan alasan untuk membatalkan kontrak, melainkan

hanya pemenuhan kontrak baik yang disertai tuntutan ganti rugi ataupun tidak.

Penting untuk dipertimbangkan karena dalam kasus-kasus tertentu pihak yang

wanprestasi dapat mengalami kerugian besar jika kontrak dibatalkan.

Untuk melindungi konsumen (tertanggung) dari sebuah kerugian yang besar

akibat pembatalan kontrak maka dalam hal ini harus dilakukan upaya lain yaitu :

pelaksanaan Re-check produksi kepada perusahaan asuransi. Pelaksanaan re-check

produksi dapat dilakukan terhadap Wanprestasi atau tidak dipenuhinya janji baik

karena di sengaja maupun tidak disengaja. Tujuan pelaksanaan recheck produksi

74

(36)

untuk melakukan peninjauan kembali terhadap ketentuan yang telah disepakati

pada awal perjanjian antara agen (sebagai pemasaran) dengan tertanggung.75

a . Tahap Pemanggilan

Penyimpangan yang terjadi terhadap Perjanjian Keagenan ini berdasarkan

penelitian dilapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak

perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 yaitu Kepala Cabang

Kota Tanjungbalai Bapak Gestofer Situmeang penyelesaian dilakukan dalam 4

tahap, yaitu:

Dalam tahap ini Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera

1912 Tanjungbalai melakukan pemanggilan terhadap Agen Produksi

untuk menyelesaikan penyimpangan yang terjadi dengan cara

kekeluargaan yaitu musyawarah untuk mencapat mufakat. Misalnya

apabila agen baik agen produksi tidak melaksanakan isi perjanjian

tersebut seperti penggelapan dana milik Perusahaan Asuransi Jiwa

Bersama Bumiputera 1912 maka Agen baik Agen harus mengembalikan

uang yang telah digelapkannya tersebut atau apabila agen tidak

mengindahkan kebutuhan yang telah disepakati antara pihak tertanggung

dan agen asuransi diawal perjanjian pada saat melaksanakan prospek

sebuah produk asuransi kepada pihak tertanggung oleh Agen asuransi

dan mengakibatkan sebuah kerugian materil, maka pihak agen harus

menggantikan kerugian yang telah dialami pihak tertanggung kepada

Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kota

75

(37)

Tanjungbalai. Apabila Penyelesaian kekeluargaan ini dengan cara

musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka penyelesaiannya

dilakukan tahap berikutnya yaitu Tahap Peringatan.

b . Tahap Peringatan

Tahap peringatan ini, terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu : Surat

Peringatan Pertama secara tertulis apabila tidak diindahkan maka

dilanjutkan dengan Surat Peringatan kedua dan apabila tidak juga

diindahkan oleh pihak Agen Produksi maka diberikan Surat Peringatan

Ketiga yang isinya Pemberhentian Agen Produksi. Surat Peringatan ini

dikeluarkan oleh Kantor Wilayah yang berpusat di kota Jakarta,

Pemberian Surat Peringatan Ketiga ini berkaitan pada tahap

pemberhentian secara sepihak oleh Pihak Perusahaan Asuransi Jiwa

Bersama Bumiputera 1912.

c . Tahap Pemberhentian Secara Sepihak

Tahap pemberhentian secara sepihak ini berkaitan dengan pengakhiran

dan pembatalan perjanjian oleh Pihak Kesatu atau Pihak Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dalam bentuk sebagai berikut, yaitu:

1 )Lisensi Keagenan baik Agen Koordinator, Agen Produksi maupun

Agen Debit dibatalkan, diputuskan atau dicabut oleh Kantor wilayah

yang berpusat di Jakarta untuk agen produksi harus dikembalikan

kepada pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

(38)

2 )Semua dokumen, sarana prasaranan penjualan dan atribut milik pihak

kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi jiwa Bersama (AJB)

Bumiputera 1912 yang dipergunakan oleh Pihak Agen Produksi harus

dikembalikan kepada pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi

Jiwa Bersama Bumiputera 1912;

3 )Pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

Bumiputera 1912 mengiklankan melalui media masa atau

mengirimkan pemberitahuan kepada lembaga pemerintah dan atau

lembaga non pemerintah, asosiasi asuransi jiwa Indonesia, pemegang

polis dan khalayak ramai bahwa pihak kedua (Agen) tidak lagi terikat

perjanjian keagenan dengan pihak kesatu yaitu pihak perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, karenanya pihak agen

produksi tidak berhak untuk melakukan kegiatan pemasaran asuransi

jiwa atas nama pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa

Bersama Bumiputera 1912

d . Tahap Ganti Rugi

Tahap ganti rugi ini, pihak kesatu yaitu pihak perusahaan Asuransi Jiwa

bersama Bumiputera 1912 selain melakukan pemberhentian secara

sepihak juga membebankan kepada pihak agen produksi untuk

melaksanakan dan menyelesaikan hutang piutang yang menjadi tanggung

jawabnya selambat-lambatnya 2 x 24 jam hari kerja.

Berdasarkan urang-uraian diatas, penyelesaian yang dilakukan oleh pihak

(39)

1912 dilakukan berdasarkan apa yang telah digariskan dan dituangkan dalam

perjanjian yang telah disepakati oleh pihak agen produksi. Selain itu pihak

perusahaan Asuransi jiwa Bersama Bumiputera 1912 dalam penyimpangan yang

terkait dengan perkara pidana telah menyerahkan kepada pihak Pengadilan negeri

yang wilayah hukumnya dimana perjanjian itu dibuat dalam hal ini Pengadilan

Negeri Tanjungbalai, namun sampai saat ini penyelesaian yang dilakukan oleh

pihak Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 hanya sebatas pada

penyelesaian dengan cara kekeluargaan atau musyawarah untuk mencapai

mufakat.

Terhadap tertanggung yang berbeda daerah dengan Agen yang

menanganinya, tidak perlu khawatir. Sistem kerja yang dilakukan oleh agen

asuransi adalah terorganisir. Pihak tertanggung dapat menikmati pelayanan yang

diberikan melalui kantor AJB Bumiputera 1912 terdekat tidak harus di daerah

agen berada (Kota Tanjungbalai).

2 .Perlindungan Konsumen Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian

Terkait mengenai problem Pemenuhan target oleh agen, apabila agen yang

ingin mengejar target dengan sengaja memberikan informasi secara singkat yang

mengakibatkan pemegang polis salah memiliki salah pengertian (menyesatkan),

maka agen dapat dikenakan Pasal 75 UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian:

(40)

(lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”

Memberikan informasi yang menyesatkan dapat berupa informasi yang

singkat dan tidak menyeluruh yang berakibat timbulnya penafsiran oleh berbeda

nasabah berdasarkan penjelasan dari agen asuransi.

Problematika dalam Pembayaran Premi Asuransi, bagi agen asuransi yang

memanfaatkan kepercayaan tertanggung dalam membayarkan premi melalui

perantaraan agen asuransi dengan tidak membayarkan uang premi kepada

perusahaan maka dapat dikenakan Pasal 76UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian :

“Setiap Orang yang menggelapkan Premi atau Kontribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (5) dan Pasal 29 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”

Tindak Pidana penggelapan premi asuransi sebagaimana dirumuskan dalam

Pasal 28 ayat (5) dan Pasal 29 ayat (4) UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang

perasuransian tidak dapat dilepaskan dari rumusan Pasal 372 KUHP atau dalam

beberapa kasus dapat juga diatur dalam Pasal 378 KUHP. Hal ini dikarenakan

dalam Undang-undang Asuransi tidak menentukan lebih jauh apa yang dimaksud

dengan bagian inti “menggelapkan” tersebut.76

76

Chairul Huda, dkk., Tindak Pidana Dalam Bisnis Asuransi, (Jakarta :Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia, 2006), hal. 93.

Sedangkan Pasal 372 KUHP menentukan :

(41)

Berdasarkan dua ketentuan tersebut bagian inti atau unsur-unsur tindak

pidana penggelapan premi asuransi adalah :

1) Dengan sengaja dan melawan hukum;

2) Memiliki premi asuransi yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain;

3) Yang ada padanya bukan karena kejahatan.

Dengan demikian, ketika seseorang didakwa melakukan tindak pidana penggelapan premi asuransi, pada hakekatnya Penuntut Umum harus dapat membuktikan keseluruhan bestanddeelen atau unsur tersebut.77

3 .Penyelesaian Sengketa Melalui BMAI (keputusan badan mediasi dan

arbitrase asuransi Indonesia Nomor :001/SK-BMAI/09.2014)Syarat Sengketa:

a. Para Pihak adalah : 1 )Pemohon:

a )Nasabah yang mempunyai hubungan perjanjian asuransi dengan anggota;

b )Seseorang yang mempunyai kepentingan finansial atas manfaat perjanjian asuransi;

c )Seseorang yang atas dirinya dibuat atau dimaksudkan untuk dibuat perjanjian asuransi;

d )Seseorang yang memiliki hak untuk menerima manfaat dari suatu klaim asuransi yang timbul karena perjanjian, undang-undang atau subrogasi.

2 )Termohon:

Anggota/Perusahaan Asuransi adalah termohon dalam sengketa yang diajukan ke BMAI oleh pemohon. Anggota BMAI terdiri dari semua anggota asosiasi perusahan asuransi Indonesia, yaitu Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI) serta semua perusahaan reasuransi.

3 )Mediator:

Mediator BMAI adalah mediator yang memiliki pengalaman dalam menyelesaikan sengketa-sengketa asuransi. menurut peraturan BMAI, mediator akan:

a )Menangani penyelesaian sengketa melalui mediasi(Pasal 8); b )Melakukan investigasi (Pasal 9);

c )Mengadakan musyawarah lanjutan sebelum diadakan investigasi (Pasal 10);

d )Meminta penghentian investigasi (Pasal 11);

77

(42)

e )Mencatat semua persyaratan penyelesaian yang dicapai oleh kedua belah pihak (Pasal 14);

f ) Meminta melanjutkan proses penyelesaian ke tingkat ajudikasi kepada Ketua BMAI (Pasal 14).

b. Semua bentuk keluhan atau keberatan (sengketa) dari pihak yang mempunyai kepentingan atas suatu jaminan polis (pemohon) berkaitan dengan tuntutan ganti rugi atau manfaat asuransi

c. Lingkup sengketa yang diajukan harus berada dalam yuridiksi BMAI; d. Anggota atau termohon tidak dapat menyelesaikan sengketa secara

langsung sesuai tuntutan pemohon dalam jangka waktu 30 hari sejak disampaikan keberatan kepada termohon;

e. Jumlah tuntutan ganti rugi atau manfaat polis tidak lebih Rp.500 juta untuk asuransi kerugian/umum dan Rp.300 juta untuk asuransi jiwa atau asuransi jaminan sosial;78

4 .Perlindungan hukum bagi konsumen (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen Pasal 4 berisi tentang hak-hak konsumen di Indonesia.Hak-hak

tersebut diantaranya adalah :

a. Hak Konsumen atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapat barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan danupaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

h. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi//penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Perlindungan konsumen juga diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen. Kewajiban pelaku usaha tersebut diantaranya:

78

(43)

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Ketentuan ini memperjelas, bahwa apapun target dan tujuan agen asuransi

tidaklah boleh mengabaikan atau bahkan memberikan informasi sebagian, yang

dapat mengakibatkan ketidakjelasan dan menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Perlindungan hukum bagi konsumen yang merasa dirugikan oleh pelaku

usaha dan ingin mendapatkan ganti kerugian juga diatur dalam Undang-Undang

Perlindungan Konsumen ini. Perlindungan hukum tersebut diatur dalam Pasal 19

tentang tanggung jawab pelaku usaha yang berbunyi :

a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

b. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

(44)

e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Perlindungan hukum terhadap konsumen juga ditemukan dalam Pasal 45

tentang penyelesaian sengketa yang berbunyi :

a. Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.

b. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

c. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

d. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.

Perlindungan terhadap konsumen diberikan UUPK ini lebih ditegaskan

dengan adanya pemberian sanksi administratif yang terdapat pada Pasal 60 UUPK

yang berbunyi:

a. Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi administratif pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 26.

b. Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah).

c. Tata cara penetapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.

Sanksi pidana juga berlaku selain sanksi administratif, yang ada pada Pasal

62 UUPK terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi tanggung jawabnya

sebagaimana yang sudah ditentukan dalam UUPK yang berbunyi:

(45)

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).

b. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana dengan paling banyak Rp. 5000.000.000,-(lima ratus juta rupiah).

c. Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.

Ketentuan Peraturan Perundang-undangan untuk melindungi konsumen

sudah tercantum secara tegas dan jelas terlebih lagi sebagaimana yang tercantum

dalam Pasal 62 Undang-Undang Perlindungan Konsumen huruf a, dapat dijadikan

landasan hukum pelaksanaan proses persidangan. Pasal ini mencantumkan dengan

jelas terhadap pemberian keterangan yang seolah-olah memiliki standar tertentu

agar konsumen mau memiliki sebuah polis asuransi yang ditawarkan oleh pihak

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari penjabaran dalam bab-babnya

sebelumnya adalah:

1 .Pengaturan terhadap agen asuransi dapat ditemukan dalam UU Nomor 40

tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 1 ayat (28), Pasal 27, Pasal 28,

Pasal 31, Pasal 71 ayat (2) huruf e, Pasal 83 ayat 2.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Terhadap Agen asuransi dapat ditemukan pada Pasal 1 angka (3), Pasal 9

angka (1), angka (2) dan angka (3), Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13 angka (1),

Pasal 15, Pasal 16, Pasal 19, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 29, Pasal 45,

Pasal 46.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015 Tentang

Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi Pengaturan terhadap agen

asuransi terdapat pada Pasal 27 angka (2), Pasal 45 angka (1) huruf b, Pasal

48.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor /POJK 05/2015Perizinan Usaha

Dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,

Perusahaan Reasuransi, Dan Perusahaan Reasuransi Syariahdapat

ditemukan pengaturan mengenai agen asuransi yang terdapat pada Pasal 1

angka (33), Pasal 67, Pasal 68, Pasal 69 angka (1), Pasal 69 angka (3) huruf

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam era globalisasi saat ini, informasi menjadi komoditi strategis, sehingga investasi sistem informasi dilakukan dengan harapan pekerja memanfaatkan teknologi untuk

orang adalah alat kontrol untuk mengatur temperatur atau suhu, sehingga perubahan temperatur atau suhu akan berubah secara otomatis berdasarkan jumlah banyaknya individu yang

Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan Program Pemagangan Mahasiswa pada Dunia Industri Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta Tahun Anggaran 2013 dari PIHAK

Kucingan adalah usaha yang biasanya bertempat dipinggir jalan dengan modal tempat dagangan gerobak plus tempat duduk dan biasanya cuman diterangi dengan

Atas rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “ Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Upaya

The result of this research are to get the effective learning process in the class the teacher use cooperative learning model when he teach vocabulary and the writer

Puji syukur tak terhingga penulis haturkan dari hati yang paling dalam untuk Allah Sang Penyayang kehidupan sebab dalam penyelenggaraan-Nya yang ilahi telah memungkinkan