• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 541/3150/SJ Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat, memerintahkan Kepala Desa dan Lurah untuk:

1. Menyampaikan informasi tentang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) kepada penerima KPS.

2. Membentuk dan atau mengaktifkan kembali Pos Pengaduan Masyarakat (POSDUMAS) sebagai posko pengaduan KPS.

3. Berkoordinasi dengan petugas PT. Pos Indonesia dalam. a. Mendistribusikan KPS

b. Menyusun daftar KPS tidak terkirim (retur) berdasarkan laporan petugas PT. Pos Indonesia; dan

c. Menghimbau masyarakat untuk mengirimkan sms konfirmasi penerima KPS (tracking system) ke nomor 0857 7111 700 dan tulis : Nomor KPS#Nama Kepala Rumah Tangga.

4. Menghimbau agar rumah tangga penerima KPS yang mampu/kaya untuk mengembalikan KPS ke Posko Pengaduan atau Kantor Desa dan Kelurahan.

5. Melaksanakan Musyawarah Desa (Musdes)/Musyawarah Kelurahan (Muskel) untuk pemutakhiran data penerima KPS dengan :

a. Menetapkan Rumah tangga yang akan diganti

b. Melakukan verifikasi jumlah Rumah Tangga yang dapat diganti (retur dan Rumah Tangga yang akan diganti); dan

c. Menetapkan nama Rumah Tangga pengganti (tidak boleh melebihi pagu jumlah KPS).

6. Mengirimkan rekapitulasi (jumlah) Rumah Tangga pengganti dan Rumah Tangga yang diganti serta KPS yang dinyatakan tidak berlaku dan diserahkan kepada Camat.

7. Memperoleh blangko Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin (SK-RTM) dari Kecamatan sesuai dengan jumlah rekapitulasi rumah tangga pengganti.

8. Menerbitkan SK-RTM yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan Lurah.

9. Menyampaikan SK-RTM kepada rumah tangga pengganti; dan 10. Menangani pengaduan masyarakat dengan:

a. Menyelesaikan pengaduan masyarakat; dan

b. Apabila pengaduan tersebut tidak dapat terselesaikan di Desa dan Kelurahan, maka diteruskan kepada Forum Penganganan Pengaduan Masyarakat di Kecamatan.

I.6.4.2 Indikator Penerima Program BLSM

Dalam suatu kebijakan pemerintah, sebelum pencapaiaan sasaran, tentu akan ditetapkan beberapa tolok ukur atau indikator dalam pelaksanaanya. Sehingga tingkat keberhasilan dapat diukur melalui media yang telah dipersiapkan. Demikian pula halnya dengan program BLSM yang telah berlangsung, pasti memiliki indikator-indikator yang telah ditetapkan.

Terdapat 14 Indikator kemisikinan yang layak menerima BLSM yaitu: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah atau bambu atau kayu

murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu atau rumbia atau kayu berkualitas rendah dan tembok tanpa diplester.

4. Fasilitas tempat buang air besar dan sumber penerangan rumah tangga tidak punya/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tidak terlindung atau sungai atau air hujan.

6. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar atau arang atau minyak tanah.

7. Hanya mengkonsumsi daging atau susu atau ayam satu kali dalam seminggu.

8. Hanya membeli satu set pakaian baru dalam setahun.

9. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali dalam sehari. 10.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas atau

poliklinik.

11.Sumber penghasilan kepala rumah tangga seperti, petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000 per bulan.

12.Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah atau tidak tamat SD atau hanya SD.

13.Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan harga minimal Rp. 500.000 seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.

(Sumber : Badan Pusat Statistik 2008)24

Jika minimal sembilan variabel tersebut dipenuhi, maka suatu rumah tangga tersebut dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Sehingga untuk

24

mendapatkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sudah sangat layak.

Sedangkan Rumah tangga yang tidak layak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah :

a. Rumah tangga yang tidak memenuhi 9 atau lebih dari 13 indikator dari ciri rumah tangga miskin.

b. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan/Veteran c. Penduduk yang tidak bertinggal tetap d. Karyawan BUMN

e. Ada anggota keluarga yang memiliki aset kendaraan bermotor, banyak hewan ternak, sawah/kebun, kapal motor, handphone, atau barang berharga lainnya. Sumber (BPS, 2008).

I.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.25

25

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1995, hlm. 37.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian, yaitu :

1. Persepsi merupakan proses penginderaan, penilaian dan pemberian arti oleh individu terhadap suatu respon terhadap stimulus yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam diri individu maupun dari luar. Persepsi yang dimaksud merupakan persepsi masyarakat terhadap proses pelaksanaan program BLSM, dimana proses pelaksanaan tersebut dilakukan oleh Pemerintahan Desa sesuai dengan ketetapan mekanisme pelaksanaannya.

2. Pelaksanan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) merupakan suatu proses penerapan atau penyampaian kelapangan suatu program pemerintah dalam mengantisipasi pasca kenaikan harga BBM, untuk meningkatkan daya beli masyarakat terkhusus bagi masyarakat miskin dan masyarakat rentan kemiskinan berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhi dalam proses penerapan atau penyampaian tersebut kepada masyarakat.

3. Persepsi Masyarakat terhadap pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) merupakan suatu respon atau tanggapan masyarakat serta menilai keberhasilan proses-proses dari pelaksanaan program BLSM berdasarkan variable-variabel yang mempengaruhi pelaksanaannya di dalam masyarakat Desa Suka Rende.

I.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.

Dokumen terkait