• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pa sal 6 2

(1) VI wajib membe rikan perlindungan da ri : a. bahaya dan ris iko tem pat kerj a ;

b. perundun ga n dan pelecehan seksual. (2) VI wajib member ikan jaminan dalam ben t u k:

a. jaminan kes eha tan :

b. jaminan atas kecelakaan kerja ; c. santunan kema tia n ;

d. bantu an psikologis ; e. bantuan hukum.

(3) Perl in dungan berupa jaminan kese.hatan, jamin an alas kecelaka an kerj a dan santu nan kematian sebagaimana dim aksud pada ayat (2) hurufa, b dan c dilaksanakan sesuai dengan sistemjarnina n na s ional.

(4 ) Bantuan psikologis sebagaima na dimak sud pacta ayat (2) hurufd, berupa pemberian bantu an konsultasi dan terapi ps iko logi s.

(5) Bantuan hu kum sebagai mana dimaks u d pada ayat (2 ) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksana an tuga snya .

BABXVII CUTI

Bagian Ke s a tu Umum

Pasal63

(I ) Cuti diberikan oleh Pejabat Berwenang.

(2 ) Pejabat Berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat/pimpinan di lingkungan VI untuk memberikan cu ti.

{3} Cuti ba g; Pegawai UI yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dan VI diberikan oleh Pimpina n VI kecuali cu ti di luar tanggungan Negara.

Ba gian Kedua Jenis Cuti

Pasal 64

Cuti terdiri atas:

a. cuti tahunan; h. cuti besar;

c. cu ti sakit;

d. cuti mela hi rkan ;

e. cuti kare n a alasan pen ting;

f. cuti bersama;

g. cuti di luar tanggungan negara atau VI;

h. cuti studi dan penelitian (sabbaticalleafJe) khusus untuk Dosen Tetap.

Ba gian Ketiga

Tata Cara Pengajuan Cuti dan Aturan Urnum Cuti

Pasal65

(1) Pegawai VI mengajukan pennohonan cuti ke pada atasan langsung.

(2) Ata s a n dapat menyetujui atau menolak cu ti, baik jumlah cuti secara keselu ruhan maupu n sebagian.

(3) Pengajuan cuti waj ib diajukan sebelu m pelaksanaan cuti atau paling lambat 5 (lima) hari kaJender setelah tanggal awaJ cu ti.

(4) Cuti yang telah diset uj u i dapa t diba talkan ole h Pegawai VI dengan mengajukan pennohonan pembatalan cuti kepada atasan langsu ng.

(5) Cu ti yang sed a ng dij alan kan dapat ditangguhka n ole h atasa n dengan cara men gajukan su rat pennohonan penangguhan kepada Direktur SDM/M an aj er Umum Fakultas/Program Pendidikan Vokas i /Sekolah yang disetujui ole h atasan langsung.

(6) Cuti sak it, cuti ala san penting, cuti me1ahirkan yang diambil tidak ak an mengurangijumlah cu ti tahunan.

(7) Pegawai VI yang tela h mengambil cuti bes ar tid ak diperkenankan mengambil cu ti tahunan pada tahun ya n g sarna .

(8) Pegawai VI yang sedang menjalani cu ti tahunan , cu ti bes ar, atau cu ti alasan penting dapa t dipanggil ke mbali bekerja apabi la terdapat kepentin gan dinas yang mendesak.

Bagian Keempat CutiTahunan

Pasal 66

(l) Cuti tahu n a n diberikan maksimal 12 (dua belas) hari kerja.

(2) Cuti ta huna n tidak diberikan ke pad a CPNS dan Calon Pega wai Tetap Non PNS yang ma sa kerjanya kur an g dari 1 (s a tu) tahun.

(3) Permin ta an cu t i tahunan dapa t dib erikan un tuk palin g kurang 1 [aatu ] ha r i kerja.

(4 ) Cuti tahunan tidak diberikan jika di tah un yang sarna sedang mengambil cuti besar.

(5) Cuti tahun an dapat diambil secara penuh atau dipecah-pecah minimal 3 (tiga )hari darijumlah cuti yang terstsa.

(6 ) Cuti tahun a n yang sudah diambil terpecah-pecah , srsa cu ti nya dapat diambil tanpa hams memenuhi syarat ketentu an mini m al pe n gambila n cuti.

(7) Hak atas cuti tahun an yang tidak digunak a n dal am tah un yang bersangkutan , dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerj a termasu k cuti tah unan dalam tahun be rjala n .

(8) Hak atas cu ti tah u nan yang tid ak digunakan 2 (dua) tah u n atau lebih bertu rut -turut, da p at digunakan dalam tahun berikutnya un tuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerj a termasuk hak atas cuti ta hun an dalam tah un berjalan .

(9 ) Cutitahunan dapat ditangguh kan pelaks a n aann ya oleh atasan langs ung paling lama 1 (s atu) tahun apabila kepe n tin ga n dina s men desak.

Pasa167

(1) Pegawai VI yang menj al an kan cuti tahunan tid ak mendapatkan tunjangan transpor dan uangmakan selama masa cuti.

(2) Selama ma s a cuti tahunan yang diizinkan tidak berdampak pada penilaian kinerja Pegawai VI.

(3) Pega wa i 01 yang melebihi batas cuti tahunan seeara sengaja atau tidak sengaja akan diperlakukan sebagai Pegawai VIyang mangkir.

Ba gian Kelima Cu ti Bes ar

Pasal 68

(1) Pegawai UI dapa t mengajukan cuti besar ap abila paling singka t telah bekerja sela ma 5 (lima) tahu n terakhir.

(2) Cuti bes ar da p at diberikan maksima l selama 3 (tiga) bulan kalender seeara berturut-turut.

(3) Pegawai UI dapat kembali mengajukan cu tl bes ar setelah 6 (enam) tahun berikutnya dari pelaksanaan cuti besar seb elu m nya.

Pasal 69

(l) Pegawai VI yang sed an g mengambil cuti bes ar tetap mendapatkan gaji secara penuh , tetapi tidak mendapatkan tunjangan makan dan transpor.

(2) Pengurangan tu njangan ins entif utama diberlaku kan selama menj alani cuti besar.

(3) Pegawai VI seIama ma sa cu ti tidak mem en garuhi penilaian kinerja.

Bagian Keenam Cuti Sakit

Pasal70

(1) Setiap Pegawai VI yang menderita sakit berhak atas cu ti sakit.

(2) Pegawai UI wajib memberikan informasi cu ti karena sakit kepada atasannya.

(3) Pegawai UI yang sakit 1(sa tu ) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(4) Pegawai VI yang sakit I (satu) han sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, de n gan ketentuan bahwa Pega wa i UI yang bersangkutan harus mengajukan pennin taan seeara tertulis kepada Pejabat yang Be rwenang Memberikan Cuti dengan melampi rkan su ral kete rangan dokter .

(5) Cu ti saki t diberikan selama mak s imal 1 (satu) tahun dan dapat dipe rpa nj ang maksimal 6 (enam ] bulan denga n menyertakan su ral keteran gan dokte r pemeri n tah. Jika setelah 1 (s atu) ta hun 6 (enam] bu lan Pegawai VI yang bersangkutan bel um sem buh , maka akan dilakukan kernbali pen gujian kesehatan oleh dok ter yang ditunjuk ole h Menteri Ke s ehatan atau Pimpin an VI.

(6) Ap abila berd a s arka n ha sil pengujian ke seh a tan se b aga im ana dimaksud pa d a ayat (4 ) Pega wai VI belum sembuh dari penyakitnya, Pegawai VI yang bersangku tan diberhentikan den gan horma t dari Jabatannya kare n a sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan atau peraturan VI.

(7) Pegawai VI wanita yang mengalami keguguran dengan surat ke te rangan dokter kandungan atau bidan berh ak mendapatkancu ti sakit palinglama

1 % (satu setengah) bulan ka le n d er.

(8) Pegawai UI yang mengalami kecela kaan dalam dan oleh menjalankan tugas kewajibarmya berhak mendapatkan cu ti sakit sampai Pegawai VI yang bersangkutan dinyatakan sembuh.

Pa sal 71

(1) Pegawai VI yang menjalankan cuti sak it tidak men dapatkan tunjangan transpor dan uang makan selama masa cuti.

(2) Sanksi disiplin tidak diterapkan untu k Pegawai VI selama masa cuti sa kit.

Pa s a! 72

Pegawa i VI yang terbuk ti secara sengaja menyalahgunakan cuti sak it akan dikenakan sanksi disipl in da n pengurangan nila i kin erj a.

Ba gian Ketujuh Cu ti Melahirkan

Pa sal 73

(1) Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahir an anak ketiga , Pegawai VI berhak atas cu ti melahirkan.

(2) Cuti me!ahirka n diberikan maksimal se1ama 3 (tiga) bulan kalender.

(3) Untuk kelahiran ana k keempat dan seterusnya ke pada Pegawai VI dibcrikan cuti besar.

(4) Pega wa i VI wajib melampirkan surat keterangan dokter atau bidan saat mengaj ukan cuti bersal in.

Pasal 74

(1) Pegawai VI yang sedang men gambil cuti melahirka n mend apa tkan gaj i secara penuh , teta pi tid a k diberika n tunjan gan maka n dan uan g transpor.

(2 ) Pegawai VI se1ama ma sa cu ti ber salin tidak memengaruhi pen ila ia n kinerj a.

Bagian Kedelapan Cuti Karen a Alasan Pentin g

Pasal 75

Cuti karena alasan penting meliputi keluarga inti sakit keras atau meninggal

dunia, melangsungkan perkawinan dan alasan penting la in n ya yang diatur sesuai peraruran pemerintah.

Pa s a I 76

(1) Lamanya cuti karena alasan pentin g ditentukan oleh pejabat yang

berwenang mem berikan cuti untuk paling lama 1 (satu) bulan.

(2) Cuti karena alasan pen ting hanya dapatdiberikan pa ling lama selama 12 (d ua belas) hari kerja bagi Pegawai UI yang akan melangsungkan pernikahan un tuk pertama kali.

(3 ) Pegawa i UI Laki-Laki yang istrinya melahirkanjoperasi caesar dapat dibe rikan cu ti karena alasan penting dengan melarnpirkan surat keteran gan raw at inap dari Unit Pelayan an Kesehatan .

(4 ) Pegawai UI wajib mengajukan permoh on an cu ti karena alasan penting kepada atasan langsung.

Pasal 77

(I) Pe gawai UI yang me njalankan cu ti kare n a alasan penting tidak mendapatkan uang trans por dan makan selama ma sa cu ti .

(2) Sanksi disiplin tidak diterapkan untu k Pegawai UJ selarna masa cuti kare na alasan pen tin g.

Pasal 78

Pegawai VI yan g terbu kti secara sengaJa menya lahgunakan cuti karen a

Dokumen terkait