BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
3. Perlokusi pada Novel Bekisar Merah
Wujud perlokusi adalah hasil atau efek ujaran terhadap pendengarnya, baik
yang nyata maupun yang diharapkan.Sebuah tuturan yang disampaikan penutur
pada dasarnya sering menimbulkan pengaruh pada pendengarnya dalam hal ini
mitratutur.Adapun contoh data yang tindak perlokusi merupakan tindak
menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur.Tindak tutur perlokusi yaitu
mengacu ke efek yang ditimbulkan penutur dengan mengatakan sesuatu, seperti
membuat jadi yakin, senang dan termotivasi.Tindak perlokusi dalam penelitian ini
meliputi perlokusi verbal dan perlokusi verbal nonverbal.
a. Perlokusi verbal
Dikatakan perlokusi verbal, jika lawan tutur menanggapi penutur dengan
menerima dan menolak maksud penutur. (menyangkal, melarang, tidak
mengizinkan, mengalihkan dan meminta maaf). Contoh perlokusi verbal tokoh
dalam Novel Bekisar Merah adalah sebagai berikut:
Data (17)
Lasi
Darsa
Lasi
:
:
:
“Nanti kita bikin selamatan, ya, Kang. Kita syukuran.”
“Ya. Bila aku sudah benar-benar pulih-asal, kembali segar
seperti sedia kala.”
“Ya, Kang.
Tuturan Darsa pada kalimat “Ya. Bila aku sudah benar-benar pulih-asal,
kembali segar seperti sedia kala.”merupakan bentuk lokusi pernyataan. Tuturan
tersebut memberitahukan bahwa Darsa setuju atas tawaran Lasi. Tuturan
tersebut juga merupakan bentuk tuturan ilokusi asertif, yang berisi pernyataan
Darsa bahwa Darsa menyatakan setuju terhadap usulan Lasi dari lokusi “Nanti
kita bikin selamatan, ya, Kang. Kita syukuran”. Tuturan tersebut juga
merupakan perlokusi verbal dari ilokusi “Nanti kita bikin selamatan, ya, Kang.
Kita syukuran” yang menunjukkan bahwa Darsa menerima maksud Lasi
dengan berkata “Ya”.
Data (18)
Pak Wiryaji
Mbok Wiryaji
Eyang Mus
:
:
:
“Nanti dulu.”
“Tidak! Kemenakanmu memang kurang ajar.
Menyesal, mengapa dulu aku menjodohkan dia
dengan anakku. Menyesal!”
“Ada apa Wiryaji? Dari rumah aku mendengar orang
berteriak-teriak?”
Tuturan Mbok Wiryaji pada kalimat “Tidak! Kemenakanmu memang
kurang ajar. Menyesal, mengapa dulu aku menjodohkan dia dengan anakku.
Menyesal!” merupakan bentuk lokusi pernyataan. Tuturan tersebut
memberitahukan bahwa Mbok Wiryaji menyesal terhadap Darsa. Tuturan
tersebut juga merupakan bentuk tuturan ilokusi ekspresif, karena tuturan Mbok
Wiryaji kepada Pak Wiryaji menyatakan sikap psikologi menyalahkan Darsa.
Tuturan tersebut juga merupakan perlokusi verbal dari ilokusi “Nanti dulu”
yang menunjukkan bahwa Mbok Wiryaji menolak maksud Pak Wiryaji dengan
berkata “Tidak”.
Data tuturan (17) dan (18) menunjukkan bahwa tuturan tersebut
merupakan tuturan lokusi yang bersifat literal. Makna tuturan pada data tuturan
(17) dan (18) tersebut sama dengan tuturan yang diucapkan oleh penutur. Data
tuturan (17) merupakan bentuk tuturan ilokusi asertif, yang berisi pernyataan
Darsa bahwa Darsa menyatakan setuju terhadap usulan Lasi.Data tuturan (18)
merupakan bentuk tuturan ilokusi ekspresif, karena tuturan Mbok Wiryaji
kepada Pak Wiryaji menyatakan sikap psikologi menyalahkan Darsa. Data
tuturan (17) dan (18) merupakan data tuturan bentuk perlokusi verbal, karena
tuturan tersebut merupakan tanggapan lawan tutur dengan menerima atau
menolak maksud penutur.
b. Perlokusi Nonverbal
Dikatakan perlokusi nonverbal jika lawan tutur menanggapi penutur
dengan gerakan seperti mengangguk, menggeleng, tertawa, senyuman dan
bunyi decakan mulut.
Data (19)
Kanjat
Lasi
Kanjat
:
:
:
“Las, aku tidak nakal.”
Lasi mengangguk dan berusaha tersenyum.
“Kamu tidak marah padaku, bukan?”(matanya mulai basah ikut
menangis)
Tindakan Lasi mengangguk dan berusaha tersenyum mengandung maksud
sebagai tuturan dalam bentuk lokusi pernyataan karena tindakan tersebut
memberitahukan bahwa Lasi mempercayai tuturan Kanjat. Tindakan Lasi
tersebut juga mengandung maksud sebagai tuturan dalam bentuk ilokusi asertif
karena tindakan Lasi bermaksud menyatakan bahwa Lasi tidak marah terhadap
Kanjat. TindakanLasi mengangguk dan tersenyum juga merupakan perlokusi
nonverbal karena tindakan Lasi mengangguk dan tersenyum menunjukkan
bahwa Lasi menerima maksud tuturan Kanjat.
Data (20)
Lasi
Kanjat
Lasi
:
:
:
“Emak tahu bahwa kamu akan datang kemari?”
Tindakan Kanjat menggeleng
“Jadi kamu datang kemari tanpa pesan apapun untuk aku? Jadi
kamu datang kemari hanya karena ingin ketemu aku? Atau
apa?”
Tindakan Kanjat menggeleng mengandung maksud sebagai tuturan dalam
bentuk lokusi pernyataan karena tindakan tersebut memberitahukan bahwa
kedatangan Kanjat tidak diketahui ibu Lasi. Tindakan Kanjat tersebut juga
mengandung maksud sebagai tuturan dalam bentuk ilokusi asertif karena
tindakan Kanjat bermaksud menyatakan bahwa Kanjat tidak memberitahukan
kepada Ibu Lasi tentang kepergiannya ke Jakarta. Tindakan Kanjat menggeleng
juga merupakan perlokusi nonverbal karena tindakan Kanjat menggeleng
menunjukkan bahwa Kanjat menolak maksud tuturan Lasi.
Tindakan pada data (19) dan (20) merupakan bentuk perlokusi nonverbal
karena lawan tutur menanggapi penutur dengan menerima atau menolak
maksud penutur hanya dengan tindakan dan tanpa perkataan. Tindakan tersebut
jika ditinjau dari bentuk lokusi termasuk lokusi pernyataan dan jika ditinjau
dari bentuk ilokusi maka termasuk ilokusi asertif karena tanggapan tersebut
hanya menunjukkan maksud menerima dan menolak maksud mitra tutur.
c. Perlokusi verbal nonverbal
Dikatakan perlokusi verbal nonverbal jika lawan tutur menanggapi penutur
dengan ucapan verbal yang disertai gerakan nonverbal. Misalnya berbicara
sambil tertawa, berbicara sambil berjalan atau tindakan tindakan yang diminta.
Contoh dari tindak tutur perlokusi verbal nonverbal oleh penutur tokoh dalam
Novel Bekisar Merah adalah sebagai berikut:
Data (21)
Lasi
Pak Han
Lasi
:
:
:
“Karena bagaimana juga Kanjat tahu aku masih istri Darsa.”
“Selamat sore, aku Pak Han.” (sambil tersenyum)
“Selamat sore, Pak. Mari masuk.”
Tuturan Pak Han pada kalimat “Selamat sore, aku Pak Han.” (sambil
tersenyum) merupakan bentuk lokusi pernyataan. Tuturan tersebut
memberitahukan nama Pak Han kepada Lasi, yang bermaksud agar Lasi
memberikan perhatian. Tuturan tersebut juga merupakan bentuk tuturan ilokusi
deklaratif karena isi tuturan sesuai dengan kenyataan (memperkenalkan
diri).Tuturan tersebut juga merupakan perlokusi verbal nonverbal karena
tuturan disertai tindakan tersenyum menunjukkan bahwa Pak Han ingin Lasi
menerima maksud kedatangannya.
Data (22)
Mbok Wiryaji
Lasi
:
:
“Bagaimana suamimu?”
“Kata dokter, Kang Darsa harus dibawa ke rumah
sakit besar karena dia masih terus ngompol. Mak,
kata dokter biayanya besar sekali. Bisa ratusan
ribu.” (sambil menangis terisak) Kita harus
Mbok Wiryaji :
bagaimana, Mak?”
Tindakan Mbok Wiryaji diam
Tuturan Lasi pada kalimat “Kata dokter, Kang Darsa harus dibawa ke
rumah sakit besar karena dia masih terus ngompol. Mak, kata dokter biayanya
besar sekali.Bisa ratusan ribu.” (sambil menangis terisak) Kita harus
bagaimana, Mak?”merupakan bentuk lokusi pernyataan. Tuturan Lasi kepada
Ibu Lasi memberitahukan biaya pengobatan Darsa, yang bermaksud agar Ibu
Lasi memberikan perhatian. Tuturan tersebut juga merupakan bentuk tuturan
ilokusi deklaratif karena isi tuturan sesuai dengan kenyataan (tuturan Lasi
kepada emak dihubungkan dengan kenyataan yang ada yaitu biaya yang
mahal). Tuturan tersebut juga merupakan perlokusi verbal nonverbal karena
tuturan disertai tindakan menangis yang menunjukkan bahwa Lasi ingin
menolak maksud pertanyaan ibunya.
Data tuturan (21) dan (22) merupakan bentuk lokusi pernyataan yang
hanya bermaksud memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur. Data (21) dan
(22) bersifat literal, karena menunjukkan makna yang sesungguhnya. Data (21)
dan (22) juga merupakan ilokusi deklaratif. Data tuturan (21) berisi tuturan
sesuai dengan kenyataan (memperkenalkan diri). Data tuturan (22) berisi
tuturan sesuai dengan kenyataan (tuturan Lasi kepada emak dihubungkan
dengan kenyataan yang ada yaitu biaya yang mahal). Data (21) dan (22) juga
merupakan bentuk perlokusi verbal nonverbal karena tuturan disertai dengan
tindakan. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan ucapan yang dituturkan.
Dalam dokumen
TINDAK TUTUR TOKOH DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI
(Halaman 67-73)